" Anak adalah peniru ulung "
---
Assalamualaikum soleha, ini bunda.
Alhamdulillah, anak baik bunda sekarang sudah berusia (hampir) 16 bulan ya.
Sudah bisa berpikir sendiri dan punya keinginan sendiri.
Sudah mampu dan suka baca buku sendiri dan menceritakan isi bukunya, atau minta dibacakan buku sama ayah dan bunda.
Sudah bisa berbicara beberapa kata dan bisa diajak komunikasi.
Lalu, sudah bisa jalan sendiri ya, walaupun masih ragu ragu.
---
Anak soleha, tau nggak?
Bunda selalu waspada kalau main sama kakak Hui, soalnya takut kalau kebiasaan bunda yang tidak baik, ditiru oleh anak bunda. Bunda sekarang selalu berusaha sabar dan mawas diri kalau bersikap, karena ada sepasang mata kecil yang memperhatikan dan mengamati sikap dan perilaku bunda dan ayah.
Mata siapa?
Dua bola mata kecil kakak.
Jadi, kalau berbicara bunda selalu berusaha berbicara dengan kata yang baik, nada yang sopan dan topik yang bermanfaat. Jadi, kalau kakak besar nanti, kakak bisa berbicara dengan baik dan penuh adab, tidak memakai kata kasar dan nada tinggi.
Semisal kalau kaget, kita bilang "Astaghfirullah " bersama - sama.
Kalau bersyukur, otomatis mengucap " Alhamdulillah ". Masuk rumah baca " Assalamualaikum "
Dan tidak lupa doa makan dan doa tidur. (Dengan gerakan kedua tangan menengadah sambil baca doa).
Alhamdulillah, kakak sekarang udah mengerti konsep doa, bahkan ketika melihat orang berdoa dalam buku, kakak juga ikut berdoa, walaupun belum jelas baca doa apa. 🤣
Bunda bersyukur banget, kakak juga sudah paham konsep sholat, walaupun kakak baru ngerti takbir dan sujud, gapapa sayang. Bunda senang karena kakak mengerti bahwa sholat itu sesuatu yang menyenangkan. (Dulu waktu kecil, bunda ga kayak gitu, loh. Jadi bunda malas sholat, astaghfirullah!).
Alhamdulillah, kakak merasa seperti itu karena melihat bunda dan ayah.
Bunda bersyukur sekali sama Allah karena Allah menitipkan hadiah terindah untuk bunda.
Kakak juga senang membaca Al Quran bersama bunda, walaupun kakak maunya cepat cepat balik halaman (kayak baca buku bantal kakak) ☺️
Insya Allah, bunda jadi semangat untuk tilawah terus dekat kakak.
Kakak anak baik soleha bunda,
Terima kasih ya sudah mau jadi anak bunda dan ayah.
We love you, sayang.
0 notes
Barakallah Fii Umrik, Sayang ❣️
Assalamualaikum, nak.
Udah lama ya bunda tidak menulis disini.
Semua tulisan bunda berhenti saat kamu masih dalam perut bunda, soalnya bunda waktu itu sedang tidak sehat dan kembali ke kampung untuk beristirahat.
Eh, sekarang kamu udah setahun aja ya, nak.
Waktu berlalu cepat sekali, rasanya baru kemarin anak bunda masih di kandungan bunda. Menendang setiap mau sholat subuh untuk mengingatkan bunda sholat. Atau bergerak aktif setiap jam sepuluh malam, membuat bunda selalu bersyukur setiap mau tidur, soalnya anak bunda tetap sehat dan aktif di dalam perut meskipun bunda lagi kurang sehat.
Terus, tiba - tiba, setahun yang lalu, 15 Desember 2021. Bunda ingat lagi berusaha tidur siang setelah sholat dzuhur soalnya bunda kangen ayah yang sedang berjuang di Jakarta. Awalnya bunda sedang sendirian loh di rumah oma karena oma sedang pergi pengajian. Ternyata ada Tante Aici di rumah.
Bunda awalnya tertidur setelah mendengarkan wawancara di youtube, sengaja biar rasanya ada yang nemenin bunda pas tidur.
Tiba - tiba, perut bunda berbunyi dan rasanya bunda ngompol. Bunda tidak berpikir aneh - aneh waktu itu, karena ibu hamil tua biasanya sering ngompol.
Tapi kok tidak berhenti - berhenti ya?
Bunda telpon oma untuk konsultasi, lalu keluar deh cairan berwarna hijau.
Wah, ini sih bukan ompol, tapi ketuban!
Oma yang sedang rapat di kantor, buru - buru minta izin mau antar bunda ke RS. Bunda juga langsung siap - siap untuk melahirkan. Entah kenapa, hari itu bunda kepikiran untuk menyiapkan segala keperluan untuk persiapan melahirkan. Apa kamu mau memberikan tanda ya nak?
Setelah siap, bunda mengabarkan ayah dan berbicara dengan tante Aici kalau ketuban bunda pecah. Tante Aici yang bantu bunda untuk menelpon om Ido, sedangkan ayah menelpon oma.
Setelah itu, oma pulang dan nungguin om Ido untuk berangkat ke RS. Bunda makan dulu sambil video call ayah.
Di perjalanan ke RS, om Ido bawa mobil kencang sekali sambil menekan klakson agar diberi jalan.
Saat di gerbang RS, mobil om Ido tepat di belakang mobil oma dan opa, jadi kita sama sama turun deh depan IGD. Istimewa loh nak, kita ditunggu sama dokternya. Soalnya itu teman bunda, hehehe.
Di perjalanan, kamu kurang banyak bergerak jadi bunda agak cemas. Akhirnya, diperiksa deh sama tante dokter di RS. Di USG beratnya masih 2800 gram padahal sebelumnya udah 2900 gram jadi bunda agak sedih, karena bunda doanya kamu lahirnya diatas 3000 gram. Tapi bunda berpikir " Nggak apa - apa deh, yanh penting lahirnya sehat. "
Sembari menunggu lahiran, air ketuban kamu keluar terus nak, jadi tante dokter periksa perut bunda lagi.
Ternyata, kamu udah ngasih sinyal ke tante dokternya kalau kamu udah susah bernapas dalam perut bunda karena ketuban bunda udah tidak bagus.
Tante dokternya akhirnya memutuskan untuk menjemput kamu dengan cara operasi. Bunda setuju asalkan anak bunda lahir dengan selamat. Bunda akhirnya dioperasi tapi bunda tidur soalnya takut sakit hehehehe.
Jadi, bunda nggak denger deh kalau kamu udah lahir dan nangis kencang sekali sampai terdengar ke luar ruang operasi.
Setelah bangun, bunda ternyata masih di ruang operasi. Bunda tanya sama tante perawatnya, kamu lahirnya selamat kah? Beratnya berapa?
Tante perawat bilang kamu lahir selamat dengan berat 3200 gram.
Alhamdulillah, doa bunda dan ayah dikabulkan Allah.
Terus, bunda nanya lagi, " Anaknya ada rambut nggak? "
Ada! Alhamdulillah.
Kabar sedihnya, kamu dirawat bukan di ruangan bersama bunda, tapi bersama teman - teman bayi lain di ruang NICU, soalnya kata dokter, kamu ada kemungkinan infeksi paru akibat meminum cairan ketuban.
Alhasil, malam pertama habis operasi (kamu lahir pukul 19.30 WIB) bunda tidak bisa tidur bahkan sampai ditinggal tidur oma loh! Terus bunda telpon ayah jam 2 pagi, soalnya ayah sudah bangun dan sedang bersiap siap untuk berangkat ke Padang.
Bunda sedih, mau lihat kamu tapi belum bisa. Kamu disana nangis nggak ya? Lapar nggak ya? Pikiran itu berputar terus di kepala bunda.
Besok paginya, setelah ayah sampai di RS, ayah langsung lihat kamu untuk pertama kalinya dan kata ayah, kamu langsung tenang pas ayah datang dan megang tangan ayah! (Curang ya, bunda aja belum lihat kamu nak.)
Sorenya, bunda ke ruangan kamu bersama ayah. Bunda gendong anak bunda sambil berusaha ngasih susu, tapi belum ada yang keluar. Katanya normal seperti itu jadi bunda tidak terlalu khawatir. Bunda foto dan video kan kamu soalnya kunjungan di NICU tidak boleh terlalu lama dan terlalu sering.
Setiap hari bunda berkunjung ke NICU sama ayah, sekaligus berusaha agar bisa kasih susu buat kamu, nak. Akhirnya kesampaian juga di hari ketiga, walaupun jumlahnya belum banyak dan masih kurang buat perut kamu hehehehe.
Di hari keempat, bunda sudah boleh pulang! Tapi, kamu masih harus dirawat hingga hari keenam. Jadi kita LDR deh, dulu beda ruangan sekarang beda bangunan. Bunda sedih tapi setiap hari ayah mengantarkan susu buat kamu, nak.
Harusnya kamu dirawat hingga hari ketujuh, tapi di sore hari keenam, bunda diberitahu oleh tante perawat kalau kamu sudah boleh pulang.
Alhamdulillah.
Ayah dan oma langsung buru buru menjemput kamu ke RS.
Dan, di hari keenam, resmi deh ayah dan bunda mengasuh kamu, tidak LDR lagi!
***
Sekarang, setelah setahun.
Anaknya sudah jadi anak yang lincah.
Yang dulu kemana mana digendong atau didorong pakai baby stroller, sekarang sudah bisa merangkak sendiri dari depan pintu hingga kamar mandi belakang. Bahkan sudah bisa berdiri pegangan. Apa sebentar lagi akan berlari ya?
Terus, udah bisa diajak bicara!
Dulu, lihat senyumnya aja udah bikin bahagia, eh sekarang udah bisa bercanda, tertawa bahkan bisa bertepuk tangan dan dadah!
Yang dulu tidurnya di sofa bayi, sekarang setengah badan aja udah nggak muat lagi.
Tiang ayunan untuk tidur aja udah beralih fungsi jadi jemuran handuk.
Yang dulu mandi harus pakai air hangat dan diatas perlak, sekarang bisa mandi pakai air dingin sambil berdiri kayak orang dewasa.
Terus, udah bisa makan nasi kayak ayah dan bunda ✨️✨️
Ternyata, bayi itu pertumbuhan dan perkembangan dalam satu tahun begitu cepat, begitu pesat sampai rasanya bunda berkedip sebentar eh kok anaknya tiba - tiba sudah besar saja?!
***
Sayang, barakallah fii umrik ya.
Bidadari syurga yang cerdas dan bermoral, anak Ayah dan Bunda.
Semoga kamu sehat selalu, menjadi anak soleha seperti namanya.
Bisa bersama dan mengingatkan ayah dan bunda untuk menjadi keluarga penghapal dan pengamal Al Quran dan Hadist.
Terima kasih nak, sudah membersamai ayah dan bunda dalam perjalanan kami menjadi orang tua.
Maaf ya, kalau ayah dan bunda kadang masih luput dan larut dalam kesalahan kami untuk mengasuh kamu.
Terima kasih juga, sudah mengajarkan kami untuk menjadi lebih dewasa dan menghargai jerih payah orang tua kami di masa lampau untuk membesarkan kami.
Semoga, ayah dan bunda, nanti bisa mengasuh kamu sesuai perkembangan zaman saat ini dengan Ridho Allah dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang.
Doa kami selalu untukmu, nak.
We love you, sayang.
- To be continued.
(15 Desember 2022. Huicil, 365 hari)
3 notes
·
View notes