muslimah pembelajar 📚✍️ hamba Allah
Last active 3 hours ago
Don't wanna be here? Send us removal request.
Note
Ada ga sih satu momen yang bikin cara pandang mu terhadap kehidupan menjadi berubah?
Ada. Banyak. Saya selalu menekankan khususnya kepada diri sendiri bahwa "manusia itu adalah makhluk pembelajar". Implikasi dari 'penekanan' itu adalah bahwa menjadi baik dari waktu ke waktu adalah proses/perjalanan yang tiada ujung. Sehingga lebih memudahkan saya untuk menerima setiap takdir/hasil/capaian 'buruk' yang menimpa saya.
Bahwa kesalahan, ketidakidealan pada setiap proses itu merupakan hal yang wajar dan bahkan pasti terjadi. Yang terpenting dari itu semua adalah adanya kemauan untuk menerima kekurangan itu dan menjadikannya 'milestone' untuk menjadi insan yang lebih baik. Sama halnya konsep 'connecting the dots'-nya steve jobs. Okelah, mungkin 'tidak berarti' saat ini, namun pasti ada hikmah yang berguna di kemudian hari.
Misalnya satu momen, saya ketika dulu 'terpaksa' meninggalkan pekerjaan yang dilihat dari sudut pandang manapun sangat 'berprevilege"; beasiswa studi LN, jabatan di masa mendatang, dsb. Ada penyesalan di awal, namun jika tidak seperti itu, mungkin Allah tidak pertemukan dengan pekerjaan saat ini yang lebih sesuai value dan tujuan hidup saya.
Yah intinya kalau ditanya ada, pokoknya ada banyak bgt. Allah itu baik bgt ke kita. Sesuatu yang kita anggap buruk, bisa jadi baik buat kita, pun sebaliknya (QS. 2:216). Intinya terhadap semua yang menimpa kita, prinsip utama adalah husnudzan. Selanjutnya, keridhoan yang dibarengi jiddiyah (kesunggguhan) dan tadhiyah (berkorban); kesabaran, air mata, ketidaknyamanan, dsb.
Wallahua'lam.
37 notes
·
View notes
Text
Mengawali nya dengan bangun lalu bersyukur karena telah Allah 'undang' untuk bertemu kepadaNya saat Allah turun ke bumi..
Lalu, mengambil air mandi, mengganti pakaian dengan pakaian terbaik (yang berbeda dengan pakaian tidur tadi, karena ditakutkan najis akibat satu dua hal yang kita tidak sadari saat tidur), memakai wewangian lalu menggelar sajadah
Mengawalinya dengan sholat taubat, memohon ampun atas dosa di pagi, siang, sore, malam hari sebelumnya, membaca sayyidul istighfar saat bersujud—memohon ampun.
Lanjut sholat tahajjud lalu ditutup dengan sholat hajat.
Sujud lama, memohon apa yang sedang dimohonkan hingga tangis terurai
Begitu tenang, masyaAllah!
Pada Sepertiga Malam Terakhir
Sebuah kebaikan memang lebih mulia jika dilakukan tanpa diketahui orang lain. Amal-amal ibadah, terutama yang sunnah, menjadi lebih bernilai bagi kita jika dapat dikerjakan tanpa sepengetahuan orang lain. Beribadah, bermunajat, mengadu, berdzikir, membaca ayat-ayat-Nya. Sendirian, dalam kesunyian. Mengakui kealpaan, memohon ampun, dan menyerahkan seluruh urusan kepada-Nya.
Itu sebabnya Allah SWT memerintahkan kita untuk menghidupkan sepertiga malam terakhir, waktu yang paling sunyi dengan memperbanyak ibadah sunnah dan doa. Dalam kesunyian inilah, Rasulullah SAW memberi isyarat bahwa doa seorang Muslim kepada saudaranya, di waktu yang tersembunyi dari pengetahuan orang lain, cenderung lebih mustajab dan lebih mudah diterima oleh Allah SWT.
Ibnu Athaillah rahimahullah membahas hal ini dengan lebih mendalam. Katanya, "Kebanggaanmu bila orang lain melihat kelebihanmu adalah bukti ketidakjujuranmu dalam beribadah. Maka kosongkanlah pandangan orang lain terhadap dirimu. Cukup bagimu pandangan Allah terhadap dirimu. Tidak perlu kamu tampil di hadapan mereka agar engkau terlihat di mata mereka."
Mengalphakan diri pada pandangan manusia memang bukan sesuatu yang mudah dijalani. Ada sekian ribu penyesalan dan usaha yang terus silih berganti. Itulah kenapa, pada sepertiga malam adalah waktu yang istimewa. Allah sediakan bagi sesiapa yang ingin hanya mencari 'pandangan'-Nya.
Tidak heran jika para generasi-generasi emas, senantiasa 'mengistimewakan' waktu yang mulia ini di dalam ikhtiar-ikhtiar besar yang mereka ingin wujudkan. Sebab pada saat itulah, hati mereka tersucikan kembali dari pengharapan-pengharapan lain selain keridhoan-Nya.
Maka, coba deh. Jika hari-hari yang kamu jalani mulai hilang arah, hati senantiasa 'haus' akan penerimaan-penerimaan duniawi, mulai mengkalkulasi untung rugi untuk berbuat baik, barangkali pada sepertiga malam yang terakhir itulah kamu akan menemukan sosok yang kamu rindu dulu :)
112 notes
·
View notes
Text
Yahya Ibn Abi Kathir رحمه الله said:
It used to be said,
People have never honoured themselves with anything better than the obedience of Allah and they have never dishonoured themselves with anything worse than disobedience to Allāh.
[Ibn Abī Al-Dunyā,Muḥāsabatu Al-Nafs]
108 notes
·
View notes
Text
Pada pengharapan yang ditujukan kepada yang bukan semestinya, siapkan ruang untuk kecewa. Dunia ini tabiatnya memang sering mengecewakan, karena keinginan manusia tidak ada batasan. Mungkin satu pengharapan sudah tercapai, tapi disaat itu juga akan menuntut sesuqtu yang lebih. Begitu seterusnya. Maka kunci dalam menyikapinya adalah secukupnya. Tidak perlu berlebihan.
162 notes
·
View notes
Text
Sudahkah watakmu seteduh itu??
Kadang kita terlalu mudah kagum pada kepribadian seseorang. Cara ia berbicara begitu tenang, cara ia tersenyum begitu meyakinkan, cara ia memperlakukan orang lain seolah tanpa cela. Kita lupa bahwa semua itu hanyalah wajah yang sengaja dipoles untuk dunia. Kita lupa bahwa hidup bukan dijalani di panggung, tetapi di balik layar, di ruang-ruang kecil di mana topeng mulai retak dan sifat asli perlahan muncul.
Kepribadian adalah apa yang ingin mereka tunjukkan. Watak adalah siapa mereka sebenarnya. Dan hidup, entah suka atau tidak, selalu lebih banyak bersentuhan dengan watak. Sebab watak muncul di saat-saat yang paling jujur. Ketika marah, ketika kecewa, ketika lelah, ketika tak ada penonton.
Itulah sebabnya kita sering terkejut. Orang yang dulu kita kagumi, perlahan terasa melelahkan ketika kita mulai melihat wataknya. Dan mungkin, orang yang dulu kita pandang biasa saja, ternyata lebih teduh untuk kita jalani hari-hari, karena wataknya lebih tenang daripada penampilannya.
Maka belajarlah untuk tidak mudah terpikat oleh kepribadian yang rapi. Lihatlah cara seseorang bersikap pada hal-hal kecil, cara mereka memaafkan, cara mereka sabar pada yang lemah, cara mereka tetap jujur ketika tidak ada yang melihat. Di sanalah watak berbicara lebih lantang daripada semua kata-kata indah.
Dan jangan lupa, lihat juga ke dalam dirimu sendiri. Sudahkah watakmu seteduh kepribadian yang kau pamerkan? Sebab pada akhirnya, dunia ini tidak diingat dari siapa kita di depan orang banyak, tetapi siapa kita saat hanya tinggal diri sendiri.
189 notes
·
View notes
Text

The best career for a woman is to be the best educator for her children—shaping hearts, building minds, guiding souls. So, dear sisters, be passionate about studying your religion. Let your knowledge be light in your home, and your character a role model your children admire.
489 notes
·
View notes
Text
The Dreamer
Akan ada waktu yang hadapnya tiada jeda antara nyata dan maya. Seindah dan seberkah Allah menyiapkannya, tugas kita ialah berfikir dan merenung. Tentang kebermanfaatan dan bergulirnya kebaikan atas apa yang Allah beri; nikmat.
Semoga engkau menjadi salah satunya, pemimpi. Yang tulus ikhlas bersanding dengan ilmu, untuk menciptakan kebermanfaatan dan kemuliaan atas dasar iman dan memperbaiki umat. Semoga sesuai dengan kefitrahannya. Dan di kembalikan sesuai dengan sebaik baik amal; surga sebagai tujuannya.
—dr., M. Ag., Sp. A, al-H... (insyaAllah)
2 notes
·
View notes
Text
🌻Surely Allah Does Not Break His Promise🌻:
If Allah guides you towards Islam and towards His remembering, it's a sign that Allah loves you. If you are guided towards Allah you are only guided by His Mercy And Compassion. For Allah wants for you better than that which you want for yourself. Allah wouldn't let your precious tears fall for no reason. Allah does not burden a soul beyond its capacity. Allah promises us ease alongside every difficulty. So Don't Lose Hope Now. Keep on holding on to the rope of Allah. Especially in times of difficulty, be assured that Allah's promise of help, guidance, and reward will be fulfilled. What's yours will be yours. No need to rush. No need to feel anxious. All good things take time, and Allah knows best and for He is the best of planners.
•| Allah promises us believers forgiveness, guidance, security, and a great reward (Paradise) for those who believe and do good deeds. He also promises to answer prayers, remember those who remember Him, and increase blessings for those who are grateful. Additionally, Allah promises to establish believers on earth and strengthen their religion, replacing fear with security.
Trust in His wisdom and have faith in His timing. Patience is a virtue that brings immense rewards, and when you leave your affairs in Allah's hands, you will find peace and contentment. Allah won't leave you empty. You mean too much to the Most Merciful. Embrace each moment with gratitude and trust that Allah is guiding you on the perfect path. Continue in righteous living, strive to fulfill your own commitments, as Allah fulfills His.
🌻Surah Ali 'Imran🌻:
Our Lord! You will certainly gather all humanity for the ˹promised˺ Day—about which there is no doubt. Surely Allah does not break His promise.” ~{3:9}.
12 notes
·
View notes
Note
Kk, sudah punya calon?
Sudah, di Lauhul Mahfuz. Masih Allah rahasiakan
0 notes
Note
Assalamu'alaikum ukhti Nadya Gifari, kalau boleh tau kriteria dan value ikhwan spt apa yg anti jadikan sebagai patokan mencari suami?
Wa'alaikumussalam,
Rahasia hehe ahsannya dibahas saat ta'aruf, dan belum akan ta'aruf
0 notes
Note
siap menikah di umur berapa kak?
Di saat Allah memperkenankan; saat sudah matang ilmunya
0 notes
Text
Assalamualaikum manteman, mohon izin meminta rekomendasi buku adab penghafal al-Qur'an atau motivasi menghafal yak! Semoga kita semua bisa jadi penjaga Kitabullah ituu
0 notes
Text
Sudah lama sekalii, tidak menulis yang panjang sesuai dengan apa yang sedang dihadapi—nyatanya adalah sebuah penghindaran atas benturan kegalauan yang terjadi akhir-akhir ini. Mundur ukmppd, memperbaiki nilai stase dan kesibukan mengurusi akreditasi klinik. Aku takut apabila tulisan ku nantinya hanyalah bentuk curhatan tanpa ada manfaat yang bisa diambil pembacanya.
Tahun 2025, bulan Februari; dipertemukan dengan tidak sengaja dengan salah satu orang yang dahulu ada dalam satu organisasi kedokteran, sebenarnya kami sudah mengenal sejak Desember 2023, tapi aku baru 'melihatnya' saat itu—aku merasa banyak sekali manfaat yang aku serap darinya, yaitu..
Jatuh cinta kepada Al-Qur'an.
Bukan kali pertama sebenarnya jatuh cinta pada al-Qur'an ini, sudah berkali kali. Apalagi sejak kecil sudah diperdengarkan qori qori ternama masjidil haram. Dan kehidupan ku sejak kecil insyaAllah tidak jauh dari al-Qur'an karena Mama, Tante, Mbah, dan semua orang perempuan di keluarga ku adalah seorang qoriah.
Tapi, jatuh cinta dengan al-Qur'an kali ini membuatku jatuh hati sedalam dalamnya, karena membuat ku ingin sekali mempelajarinya—walaupun aku bukan seorang hafidzah.
Jujur, aku begitu malu. Malu rasanya. Kemana saja 25tahun aku hidup dan tidak menjadikanku sebagai penjaga al-Qur'an itu?
Mengenalnya adalah anugerah dan juga ujian, mengetahui betapa ia dekat dengan al-Qur'an. Aku begitu iri rasanya. Ingin sekali, kalau pun bukan aku yang seperti dia, setidaknya semoga anak anakku nanti akan ku-pertumbuhkan seperti dia.
Akan aku mulai perjalanan ini, di tengah gemelut ukmppd, menyelesaikan studi pengantar ilmu al-Qur'an dan kitab adab At Tibyan, akan kumulai dengan bismillah, mencari dan mengejar keridhaan Allah;
Starting juz 30
Mohon berkenan mendoakan teman teman sekalian. Ataupun kalau ada tips/saran menghafal, mohon sematkan di kolom komentar atau direct massage.
6 notes
·
View notes
Text
"Nurut sama Allah, patuhi aturan Allah, pahamilah dek, semua yang terjadi itu terbaik menurut Allah"
1 note
·
View note
Text
Diingatkan kembali, ghirah menyebarkan agama Islam
Kakek Buyut
"Selain seorang qori beliau juga menyebarkan agama Islam di daerah Surabaya ke barat nduk"
"Beliau adalah kyai keturunan Arab yang menyebarkan agama lewat gerakan Nahdlotul Ulama, kyai - kyai zaman lampau memang berbeda nduk, wong etanan (Jawa Timur) iku terkenal etos tinggi"
Begitu akhir cerita mbah Putri dan mbah Kung dalam mengenang Kakek Buyut kami. Selalu kami dengarkan selepas acara silaturahmi atau sungkem keluarga Bani Atmaja.
Seorang kakek buyut kami, salah satu tonggak pemerkasa Nahdlotul Ulama daerah Surabaya. Kokoh kaki juga pendirian yang hebat dalam menyebarkan ilmu fiqih, lewat cara dakwah yang begitu sederhana, dengan media apa adanya, dengan cara yang dibuat masyarakat mudah menerima Islam terlebih dahulu.
Seorang kakek buyut kami, seorang qori yang selalu mengajarkan seni membaca Al-Qur'an; ilmu qiroat, dari tiap masjid ke masjid yang lain, termasuk menjadikan mbak Putri kami sebagai qori yang terkenal di daerah Nganjuk. Mbah pernah bercerita, ketika kecil, mbah Putri pernah dibawa ke semua masjid di Surabaya untuk mengikuti dan menjadi pengajar qiroat, padahal saat itu usia mbah Putri masih 10 tahun, sampai-sampai untuk naik turun mobil harus diangkat.
Seorang kakek buyut kami, yang menyebarkan agama di tengah zaman yang masih belia, di tengah tidak ada permasalahan angkara antar pendakwah, tidak ada kemerosotan zaman, yang dinilai adalah sucinya aqidah dan lurusnya cara beribadah juga pandangan agama yang masih bersih akan jajahan ''western worldview"
Kukira, cerita-cerita itu hanya akan menjadi cerita yang terus diulang-ulang ketika lebaran, tiada nilai yang bisa dipetik, hanya mendengarkan saja. Tapi, kami salah besar, begitu kuat saat ini bagiku untuk menyadari dinamika masalah umat yang terjadi saat ini. Ketika banyak mempermasalahkan golongan agama, agama diperjualbelikan, sholawat dibuat maksiat, perpecahan di antara manhaj, perasaan acuh pada saudara sendiri, juga salah satu golongan kelompok agama yang merasa menjadi poros. Padahal nahdlotul ulama masa lampau, bukanlah demikian.
Padahal, lihatlah bagaimana para Ulama, para Kyai, para pewaris Nabi. Bagaimana perjuangan juga tetes keringat beliau-beliau dalam meneggakkan aqidah, mengenalkan agama dan tata ibadah. Bayangkan bagaimana perasaan beliau-beliau ketika mengetahui apa yang terjadi di zaman ini. Bukan kah semua adalah satu kesatuan, satu, umat Islam. Tidak untuk dipermasalahkan, tapi untuk didamaikan. Tidak untuk satu golongan tapi untuk semua. Tidak untuk unsur keakuan, tapi untuk sesama. Ambil yang baik, buang yang buruk. Sampai saat ini pun, kami tertekad bahwa semua adalah baik, kami berasal dari keluarga NU yang sangat kental, tapi Islam itu satu. Sampai kapan akan dikotak-kotakan?
Sebagaimana apa yang kami dapatkan, perjuangan seorang kakek buyut kami, jerih payah kakek buyut kami, kesatuan umat yang diperjuangkan kakek buyut kami.
Semoga kami selaku cucu juga canggah dapat meneruskan panji keimanan, menelurusi keilmuan, menjadi generasi pembawa perubahan, mencintai ilmu dan mengamalkan iman.
Begitulah kami menyadarinya, cerita singkat dari kakek buyut kami,
Kyai Haji Abdul Ghofur, Nganjuk Jawa Timur bersama dzuriyah yang semoga Allah jaga selalu.
Next books to buy
3 notes
·
View notes
Text
Doaku, semoga Allah selalu menjagamu. Atas keterjagaan dari niat buruk atau hal-hal di luar kendali. Maka, tertulis salah satu doa di rangkain dzikir sore;
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan ciptaan-Nya.”
...dengan kalimat kalimat Allah..., maka Al Qur'an dan dzikir adalah dua hal penjaganya.
Soal kekaguman ini, biarkan Allah yang atur. Mendoakan, sangat berpasrah. Biar Allah yang menentukan, pun biar Allah yang menjaga. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk tiap hambaNya, karena Allah yang menciptakan segalanya.
Masih banyak mimpi di depan mata, ada beberapa harus diselesaikan seorang diri, tapi ada banyak yg bisa diselesaikan bersama; akan kah bersamamu?
5 notes
·
View notes
Text

If you live by the Qur'an & Hadith, you will become a stranger to most people-even to your own family. You will seem boring to your friends and gatherings. You will be considered illogical, & old-fashioned etc etc. But that's okay. You are not trying to fit in here anyway. You're building your home in Jannah, and you'll be known there, In Shaa Allah. So, Glad tidings to the strangers!!
66 notes
·
View notes