naminamiaa

[naminamiaa]

Dear Kama

Ini Ibun, sayang. Terima kasih sudah hadir di hidup ibun dan yanda. Terima kasih sudah menjadi kebahagiaan bagi kami, menjadi penyempurna keluarga kecil ini.

Suatu hari, kalau Kama liat tulisan ini, ibun sungguh sangat sayang sama Kama. Terus jadi anak yang baik ya, yang sholeh.. Doakan ibun dan yanda semoga bisa menjadi orang tua yang baik untuk Kama, membersamai Kama sampai tua nanti.

[naminamiaa]

Tentang Kama

Bismillahirrahmanirrahim..

Namanya Kama, Muhammad Labda Nabastala Kama tepatnya. Anak kami yang pertama, lahir tanggal 22 Agustus 2024.. Ibun, sebutan untuk ibumu, sudah ontraksi tidak selesai dari kamis jam 2 dini hari, akhirnya jam 3 ibun dan ayahmu yanda memutuskan untuk pergi ke bidan. Alhamdulillah setelah melewati proses panjang, akhirnya kamu lahir di jam 7.45

[naminamiaa]

Ada banyak ketakutan setelah mengambil keputusan ini. Ya, karna ini hal yang diluar dari kebiasaan dan jauh dari lingkungan sebelumnya.

Tapi, semoga semua niat baik karna Alloh ini senantiasa Alloh jaga, Alloh tuntun, dan Alloh selamatkan.

Untuk segalanya, aku titip padaMu Rabb

[naminamiaa]

PRku Masih Banyak

Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir

Hari ini banyak sekali notifikasi yang masuk. Mulai dari pekerjaan yang harus diselesaikan, pertanyaan mengenai revisian, sampai permasalahan yang sedang terjadi antar anak2. Mumet sekali

Seperti biasa, manusia yang menghadapi segala sesuatu dengan panik ini bingung, harus menyelesaikan yang mana dulu. Sedang saat itu laptop tidak juga bisa bersahabat. Akhirnya rungsing.

Beralih untuk mengerjakan pekerjaan rumah sejenak, memasak nasi dengan bumbu liwet, tetapi suami bilang "Janga ah dimasak biasa saja". Karna memang kemarin aku sudah memasak nasi liwet juga. Aku pikir karna menurutku enak dan makanku menjadi berselera, makanya ku recook. Tapi rasanya seolah ditepis saat itu juga. Akhirnya, meneteslah air mata di pipi. Padahal suami sudah mempersilakannya kembali dengan meralat permintaannya tadi. Suami pun bertanya, "Kenapa? Sudah dulu kerjanya kalau memang pusing. Nanti lagi saja, jadi marah-marah kan" Seolah dia tahu apa yang sedang aku rasakan.

Akhirnya nasi tetap ku masak dengan bumbu liwet dan aku kembali dengan pekerjaanku. Notifikasi tidak berhenti begitu saja, sembari membalas satu persatu pesan yang masuk aku juga tetap menyelesaikan pekerjaanku saat itu.

Melihat piring-piring kotor bekas sahur semalam, kemudian suami bergegas membersihkannya. Ya, istrinya sedang kalut seperti itu mana mungkin akan memegang pekerjaan lain di waktu yang bersamaan. Ia kemudian beranjak mandi lalu sholat dan meninggalkanku di ruang tamu sendirian.

Mungkin ketika ia selesai dengan segala urusannya, melihatku yang memasang muka masam dengan badan yang tergeletak begitu saja di lantai jiwa act of service nya meronta-ronta. Dia kemudian menghampiri dan menawarkan "Sayang, mau dihug?" Rasanya ingin nangis sejadi-jadinya. Tapi ku tahan karna itu akan membuat emosiku semakin kacau. Akhirnya aku mengangguk.

Lalu ia bertanya "Buntu ya?"

"Ngga, udah bisa" Dengan suara berat aku menjawabnya.

Seketika aku teringat postingan salah satu temanku semalam. Bahwasanya pasangan itu merupakan rezeki dari Alloh. Mungkin itulah rezeki yang Alloh maksud. MasyaAlloh, alhamdulillah aku mendapat pasangan yang luar biasa dari Alloh. Ia yang baik tutur katanya, lembut perlakuannya, dan sungguh wujud dari doa-doa yang selama ini aku panjatkan.

Entah belajar dari mana, kenapa dia bisa memanage emosinya serapi itu, mengertikan perempuannya seciamik itu. Menjadi peredam bagiku, menjadi air kala api berkobar dalam diriku. Hamdan wa syukron lillah, Alloh.

[naminamiaa]

Berjalan dua tahun, dan masih tetap merasa seperti ini 🙃

Apa sudah seharusnya aku sudahi saja?

Gatau apa yang mendasari kesakitan kemarin. Ngerasa banget bukan di zona yang seharusnya, bukan di tempat yang seharusnya, banyak bgt toxic peoplenya. Rasanya kerja selalu ga dihargai, ga pernah dapet apresiasi, ga dapet pengakuan, karna capek aja gitu ngerjain a b c tapi kaya gada apa2nya di mata orang.

Sampe mikir, untuk apa sih itu semua? Untuk mencari perhatian? Untuk mencari pamor? Untuk mencari pengakuan dari manusia? Ga usah! Dah fokus aja sama tujuan kamu, ga dapet dukungan? Apresiasi? Gpp kan tujuannya bukan itu. Udah ya, sekarang mulai berjalan lagi, berjejak lagi 😊

[naminamiaa]

Dia, suamiku

Hari ini dia menjemputku dengan keadaan panik. 2kali dia datang ke kelasku. Pertama, dia bertanya mengenai kondisiku dan setelah itu dia berlalu. Kedua, dia datang dengan sigap dan membawa makan untuk aku yang sedari tadi kelaparan.

Hari ini, aku belum makan nasi sampai sore hari. Pagi hanya sarapan mie instan dan siang suamiku lupa menyimpan lunch box ku untuk diisi makan di sekolah. Tapi aku sengaja tidak menyuruhnya untuk menyimpan kembali, karena melihat menu hari ini kurang berselera.

Sehabis ashar tiba2 perutku perih, badanku rasanya kaku, gemetar tangan dan akhirnya sedikit muntah. Sudah ku atasi dengan mengemut permen dan mencoba memakan nasi yang ada di kelas, ternyata nasinya sudah basi. Akhirnya aku malah lari ke kamar mandi.

Setelah aku kirimi pesan untuk membeli makan, ternyata handphone suami kehabisan data. Akhirnya selepas ia bertugas langsung menghampiriku dengan rasa panik dibawakannya makanan pesananku.

Betapa beruntungnya aku, memiliki lelaki yang cintanya luar biasa. Jika teringat rasa cinta dan kasih sayangnya ia, doa mana yang engkau kabul wahai Rabb, amalan apa yang engkau terima sehingga engkau memberikan ia untukku.

[naminamiaa]

Aku, mencintaimu jua

[naminamiaa]

Terima kasih atas segala cinta kasih

[naminamiaa]

Ingin selesai di kamu.

[naminamiaa]

Hari Pertama

Season hari ini ditutup dengan obrolan luar biasa, insight luar biasa pula. Sedang merasa lemah dan butuh charge spirit sekali untuk memilih satu pilihan. Alloh mengantarkan ku bertemu beliau-beliau. Berbagai alasan yang berkecamuk dalam kepala mendapatkan arahnya. Ketika merasa lelah dan hilang arah, ingin disudahi dan pergi. Ada orang-orang yang ingin DNA nya pun terinfeksi kebaikan ini. Bahkan beliau ingin mati karena itu.

MasyaAlloh

[naminamiaa]

Bergejolaknya hari itu

Tidak tahu apa yang dirasakan, mati rasa

Ingin marah tapi rasanya sudah lebih dari marah

Ingin menangis sudah tak bisa karna polanya selalu berulang

Beberapa saat terhenti, tidak merasakan apapun

Sampai akhirnya tetap tumpah juga

Menangis di depan lelaki yang aku membutuhkan sosok itu.

Hari itu ditutup dengan perjalanan yang baik.

[naminamiaa]

Ada hal-hal yang di luar kendaliku. Aku sulit memahami apa yang Alloh mau sebenernya. Keyakinanku hanya pada Alloh tidak akan membiarkan hambanya, siapapun itu terlantar dan merasa sendiri.

[naminamiaa]

Ya Alloh, aku titipkan hatiku padaMu. Jatuh cintakanlah aku pada dia yang sudah engkau tuliskan sebagai jodohku.

Aku tidak memiliki kriteria apapun, karna aku bingung aku maunya apa. Aku bingung lelaki seperti apa yang cocok bersanding dengan aku.

Aku hanya minta, dia yang sama denganku perjuangannya menujuMu. Begitupun keluarganya.

Aku tidak mampu memilih, maka pilihkan untukku yang terbaik menurutMu

[naminamiaa]

Hari ini bapak nganterin aku ke sekolah, setelah itu bapak harus nganter lagi ibu ke rs buat kontrol.

Sehat-sehat bapak dan ibu

[naminamiaa]

10.10.22

Jika 10.10.19 baru mengijakkan kaki di rumah setelah merayakan kelulusan 4 tahun menjadi mahasiswa. Kini, di tanggal yang sama sedang meratapi nasib menjadi anak yang tidak memberikan dunia sebanyak adikknya.

Mungkin hartaku, rezekiku berupa dunia hanya sebegininya. Tapi bukan berarti kasih sayang dan perjuanganku dianggap tidak ada. Tapi tak apa, aku menerimanya. Karna benar adanya.

[naminamiaa]

Tidak semua hal bisa selaras dengan apa yang dimaknai oleh kita, dengan apa yang dimaksudkan oleh kita, dengan apa yang dirasakan oleh kita.

Perihal berbeda memaknai sesuatu, barangkali wajar. Karena kita berbeda kepala. Berniat untuk A dimaknai B, merasakan A disoroti C. Yaa, interaksi adalah salah satu ujian yang Alloh kasih juga. Ujian kesabaran, keikhlasan, kejujuran.

Di depan orang yang tidak tepat, kita akan selalu merasa bersalah, merasa kurang. Sedangkan ketika kita bersama orang yang tepat, kita akan terus merasa didukung.

Hati-hati dalam memilih ya.

[naminamiaa]

Sebuah Pilihan

"Kalau ibu dihadapkan pada dua pilihan seperti yang dialami Laila di film Laila majnun (Indonesia) apa yang akan ibu lakukan?

Umur yang memang sudah seharusnya menikah, tiba2 dapat kabar kalau diterima sebagai asdos di luar negeri. Impian yang selama ini didoakan menghampiri.

Tidak lama kemudian datang lelaki mapan dengan segala pencapaian yang ada, menjadi menolong beban keluarga..

"Mana yang akan ibu pilih?"

"Jika lelaki mapan itu tidak baik, tidak akan ibu pilih" Jawab Ibu

Selesai pada kata "baik"