Tumgik
nanacuy · 4 years
Text
Tumblr media
Ibu & Kue Lebaran
Buku indie
Ini satu dari banyak buku yg kubeli krn mencari alasan kenapa aku pengen nangis. Bahkan sampai nanya ke temen kerja, "eh aku pengen nangis nih, tp ngga tau gimana biar nangisnya sampe puas". Alhasil nyarilah buku2 renungan dan ini salah satu buku diantara banyak buku yg kebeli.n
Ceritanya ringan.. ringan banget malah. Dan setelah baca buku ini, rasa pengen nagisnya jadi makin pengen meski blm bisa nangis.. jadi buku ini jadi permulaan jd makin pengen nangis, setelah lama ngga baca buku..
Semoga bisa memberi sedikit review 😄
3 notes · View notes
nanacuy · 4 years
Text
Tumblr media
Langit-langit
Bedakah antara langit-langit dengan langit. Anggaplah suatu yg sama. Di atas yang menaungi. Berpenyangga. Yang tak bisa berdiri sendiri. Butuh sokongan. Diperkuat dari bawah, dari pondasinya. Kala kita melihat langit atau langit-langit kuat pasti ada pondasi yang kuat. Ingin langit nya kuat, bangunlah pondasi nya yang kuat.
0 notes
nanacuy · 4 years
Text
Tumblr media
Hasil sebuah keinginan
Kala malam yang entah terasa berat mengerjakan yang sebenarnya untuk dikerjakan karena ingin menciptakan sebuah hasil akibat dari melihat keindahan permainan yang dipadukan dengan pemikiran dan kreatifitas, meski belum ada yang spesial saat ini, ini, nanti kala waktu mengiyakan
#twist
0 notes
nanacuy · 4 years
Text
Renungan Pribadi Soal Takwa
Disclaimer: ini bukan tulisan edukasi tentang konsep takwa. Ini sepenuhnya refleksi pribadi saya. Tidak disarankan untuk menjadikannya referensi. Mohon diproses dengan pikiran sendiri, tidak ditelan bulat-bulat. Jika tergelitik, silakan lakukan penelitian dan perenungan sendiri.
* * *
Pasti kita udah sering denger terminologi “takwa”.
Kalau ditanya apa itu takwa, kebanyakan orang akan menjawab: “Menaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya.”
Saya ngga pernah puas dengan definisi itu. Maaf ya, izinkan saya jujur secara brutal, definisi itu normatif dan ngga inspiring. Ngga menggugah selera untuk bersemangat mendapatkannya. (Pahami bahwa saya bukan bilang takwa itu ngga menarik, tapi pemaknaan/penafsiran kita atas konsep takwa yang belum memuaskan).
Iya, menurut saya, kalau sesuatu itu penting menurut sunnatullah (atau hukum alam, versi bahasa universalnya), maka secara alamiah pasti kita akan tertarik ke arah sana. Maka, saya curiga, jangan-jangan ada definisi yang lebih dalam, lebih menggugah, lebih membuka kesadaran daripada yang diajarkan di sekolah-sekolah.
Misalnya, siapa sih orang waras, berakal yang dalam hidupnya ngga pernah bertanya “Kenapa aku ada?”, “Untuk apa aku ada?”, “Apa yang penciptaku inginkan dengan menciptakan aku ke alam ini?”. Saya percaya ini pertanyaan yang universal, yang kalaupun ngga diajarkan di sekolah, secara alamiah kita akan mempertanyakan ini, cepat atau lambat.
Pertanyaan-pertanyaan itu penting. Mereka akan mendorong kita mencari Tuhan, memahami diri kita, mencari petunjuk dari Sang Pencipta–yang semua jawabannya sudah dipersiapkan oleh Allah untuk kita temukan. Karena itu, Allah sudah tanamkan stimulusnya berupa rasa penasaran yang instingtif. Kita tertarik untuk mengenali pencipta kita secara alamiah.
Nah, takwa itu disebutkan di berbagai ayat Al-Quran, menjadi tujuan dari berbagai perintah–yang salah satunya puasa di bulan Ramadhan, maka pastinya penting. Kalau penting, pastinya insting alamiah kita akan bereaksi secara positif (tergugah, terinspirasi) jika kita memahaminya dengan cara yang seharusnya.
Temuan Saya Akan Makna Takwa
Singkat cerita, saya menemukan definisi takwa yang memuaskan bagi hati saya. Saya menemukannya dalam tafsir Al-Quran “The Message of the Quran” karya Muhammad Asad. Definisinya:
Kesadaran akan kemahahadiran-Nya dan keinginan seseorang untuk membentuk eksistensinya berdasarkan kesadaran ini.
Atau sederhananya, takwa adalah “kesadaran akan hadirnya Allah”.
Buat saya, definisi ini lebih memuaskan daripada yang selama ini saya terima. Coba kita tempatkan kedua definisi takwa dalam konteks perintah puasa Ramadhan.
Dalam definisi takwa pertama, kita diwajibkan berpuasa dengan tujuan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dalam definisi takwa kedua, kita diwajibkan berpuasa dengan tujuan agar kita selalu sadar akan kehadiran Allah.
Kita tempatkan juga kedua definisi takwa itu dalam konteks ayat permulaan Al-Baqarah.
Dalam definisi pertama, Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, yang menginfakkan sebagian rezeki yang Allah berikan.
Dalam definisi kedua, Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang sadar akan kehadiran Allah. Yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, yang menginfakkan sebagian rezeki yang Allah berikan.
Gimana?
Apa lebih bisa dipahami? Apa lebih membuka kesadaran? Apa lebih menggugah? Kalau buat saya, iya banget.
Contoh Implementasi Pemaknaan Takwa
Ketika berpuasa, kita bisa aja minum atau ngemil di siang hari, selama ngga ada manusia yang liat. Tapi yang menahan diri kita apa? Kesadaran akan hadirnya Allah, yang mungkin ngga begitu kita ingat kalau kita ngga puasa.
Ketika berbuka, kita seneng banget tuh, kita berdoa sebelum berbuka, “Ya Allah, terimalah puasaku dan segala amal ibadahku hari ini”. Lagi-lagi, kita distimulasi untuk menghadirkan kesadaran bahwa apa yang kita lakukan ini disaksikan oleh Allah.
Dari situ, sebenarnya kita bisa lihat bahwa menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya (khususnya shaum Ramadhan) adalah jalan menuju kesadaran akan kehadiran Allah.
Dengan syarat, ketaatan dalam perintah dan larangan-Nya dilakukan dengan benar ya: kalau shalat khusyu’, kalau puasa ikhlas (mindful, aware, niat dari dalam hati), kalau sedekah bukan untuk ngebuang recehan.
Nah, kesadaran akan kehadiran Allah juga akan memperkuat kemampuan seseorang untuk menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya (”Oke, mau menghadap Allah nih, masa’ aku shalat pake baju bekas bobo?”). Jadi, saya pikir ini seperti continuous feedback loop.
Tips Mengasah Kesadaran Akan Kehadiran Allah
Oke, meskipun ini perenungan pribadi, karena ini dipublikasikan maka saya tetap harus bertanggung jawab menutupnya dengan baik.
“Mengasah kesadaran akan kehadiran Allah” adalah closing yang berat, tapi paling engga saya bisa bagikan beberapa usaha saya untuk melatihnya.
Pertama, bangun mental model hubungan antara kita dan Allah yang lebih personal. Alih-alih berpikir bahwa kita cuma satu makhluk yang ngga signifikan dan mungkin ngga Allah pedulikan karena Dia “sibuk” dengan alam semesta dan manusia lain yang istimewa, ingat bahwa Allah juga Maha Dekat, Maha Tahu, Maha Mendengar, Maha Menyayangi, Maha Memperhatikan sehingga kamu bisa berkomunikasi secara personal dengan Allah.
Dia tidak seperti manusia yang kalau banyak kerjaan pusing dan skip, Dia menunggu kamu untuk datang kepada-Nya. Berkomunikasi, berterima kasih, meminta maaf, berharap, menangis.
Ingat juga bahwa Dia available setiap waktu, ngga cuma di waktu shalat–misalnya. Lagi kerja, lagi ngasuh anak, lagi beberes rumah; lagi senang, lagi marah, lagi sedih; kamu bisa berkomunikasi dengan Allah tentang hal seremeh apapun.
Kedua, pahami bacaan dan doa-doa dalam ibadah. Iya, misalnya bacaan shalat, coba dipahami. Caranya jangan cuma baca artinya secara keseluruhan, tapi pelajari kata per kata.
“Rabbi”–wahai Tuhanku, “ighfirli”–ampuni dosaku, “warhamni”–sayangi aku, “wajburni”–cukupilah aku, “warfa’ni”–tinggikan derajatku, “warzuqni”–berilah aku rezeki, “wahdini”–berilah aku petunjuk, “wa’afini”–sehatkan aku, “wa’fu’anni”–maafkanlah aku.
Bisa pelajari juga akar katanya, misal “ighfirli” dari kata “ghafara”, yang artinya “mengampuni”, asal maknanya “menutup”. Wah ini bisa didalami lebih jauh lagi, silakan cari sendiri ya.
Sedikit belajar Bahasa Arab, biar setiap kita mengucapkan doa dalam shalat, hati kita tahu betul kita sedang berkomunikasi apa dengan Allah.  Biar setiap beristighfar, bertasbih, bertahmid, hati kita benar-benar mean it.
Ketiga, sering-sering mikirin what this life is all about. Bayangin setelah membaca ini kamu terkena serangan jantung lalu meninggal, kamu ngerasa siap apa engga? Kalau engga, kenapa? Karena ngga ada amal yang bisa dibanggakan? Kalau gitu itu PR kamu, segera bikin amal yang bisa kamu banggakan saat dihisab nanti.
Atau karena banyak dosa? PR kamu adalah taubat + mengubur dosa-dosa dengan amal baik yang banyak.
Kalau ingat bahwa kita belum siap dihitung amal dan dosanya di hadapan Allah, kita jadi bisa melihat apakah karir, bisnis, investasi yang kita upayakan itu adalah sarana mempersiapkan diri atau menjadi distraksi dari apa yang benar-benar penting.
Coba bikin daftar yang harus kamu siapkan agar jika suatu hari kamu terbaring di rumah sakit, sadar ga lama lagi kamu akan mati, hati kamu ngerasa tenang dan siap menghadap Allah, seperti yang dideskripsikan di Al-Fajr:
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.”
Misalnya, jika profil kamu adalah seorang ayah dan suami:
1. Sedekah rutin untuk anak yatim (misalnya ini amal andalan kamu) 2. Istri dan anak yang siap ditinggalkan secara mental dan bertekad untuk menyusul saya di surga (melanjutkan berbagai amal sholeh sepeninggal kamu) 3. Rumah untuk anak dan istri biar mereka punya tempat bernaung 4. Passive income untuk menafkahi keluarga meski saya ngga ada, biar mereka ngga susah dan menyusahkan orang lain (3 dan 4 sekilas materialistis, tapi tujuannya bernilai amal sholeh)
Itu daftar simplistik dan contoh aja.
Poinnya adalah sering-sering melatih diri kita mengingat apa yang paling esensial dalam hidup (yaitu siap ketika sudah saatnya kita menghadap Allah) dan mengkalibrasi terus menerus kesibukan kita supaya selalu dalam kerangka membuat Allah ridha sama kita.
So, mari kita membangun, mengasah, dan menjaga kesadaran kita akan ke-Maha-Hadiran Allah.
Wallahu’alam.
2K notes · View notes
nanacuy · 5 years
Photo
Tumblr media
Teman Imaji
Buku Indie
Buku dari anak kota hujan.. yang aku bacanya mudeng 90% isi buat 5% nya mudeng yang dimudeng-mudengin.. 5% nya isi nya kayak puisi atau apa ya nyebutnya :D
Baca nya nyenengin, real konflik kehidupan konflik kehidupan yang pernah ditemui
Fiksi rekomen niih :D
0 notes
nanacuy · 7 years
Photo
Tumblr media
Seperti langit
Buku Indie
Buku yang benar-benar seperti langit Pas baca, bisa bikin seneng tapi juga bisa murung karena jleb maksudnya Kayak langit, kadang cerah kadang mendung 🙃
Buku yang pas juga dibaca diusia sekitaran ini, Seperti dengerin temen cerita, yang dibalik ceritanya
Di dalamnya ada kalimat yang semoga bisa kau baca ya Jo hehe
Bagus banget ini buku, recomended book
0 notes
nanacuy · 7 years
Photo
Tumblr media
Come and go
. . .
0 notes
nanacuy · 7 years
Text
Jangan terlalu bangga kalau sekarang kamu berhasil hijrah, karena yang sulit adalah istiqamah dan menjaga hidayah.
— Taufik Aulia
2K notes · View notes
nanacuy · 7 years
Quote
Allah, sebab naik dan turunnya hidup adalah kehendak-Mu, pun sedih dan bahagia juga dipergulirkan bergantian oleh-Mu, maka pintaku hanya satu, tetapkanlah hatiku agar mudah berserah dan berpasrah kepada-Mu.
(via novieocktavia)
227 notes · View notes
nanacuy · 7 years
Note
Cina?
Uopo, aku jowo 😆
0 notes
nanacuy · 7 years
Photo
Tumblr media
Menata Kala Buku Indie Buku indie pertama yang kubaca, saking udah lamanya sampe lupa ngeshare pengalaman baca 😅 Bukunya bagus, suka lah pokoknya Selain cerita kehidupan, dilengkapi sama dasarnya juga *red: firman & hadist Seru baca buku ini, banyak makna nya Karena isinya juga Sekumpulan Makna Suka syekali.. Recomended indie book niih
0 notes
nanacuy · 7 years
Photo
Tumblr media
Ngga ketemu bintang langit. Lampu bumi, bintangin aja #latepost (at Bukit Bintang Wonosari Jogja)
0 notes
nanacuy · 7 years
Photo
Tumblr media
Buku indie Done... Yah udah kelar aja nih baca buku jenis gini Ada buku lain sebenernya, tapi belom beli 😆, belom nemu yang punya buku jenis ginian lagi hahaa Kalo beli semua ya lumayan Kan asik kalo sharing buku hehee Dapet banyak nasihat dari buku-buku ini Banyak yang dirasain saat dan abis baca buku-buku ini Keren lah isinya Pernah, pas baca salah satu buku dideket sepupu dan pas ketawa-ketawa bacanya, he said "ngapain dek?" "Lagi baca ini lucu" dan masih ketawa-ketiwi "Buku kok diketawain, hahaa" Saking jleb sama kalimat nya 😂 Suka juga sama buku-bukunya karena mesti dan mesti, lagi dan lagi diingetin sama Allah swt, berasa adem bacanya 😊 Jadi inget, pas baca salah satu buku dideket mamah, mamah bilang "kalo bisa baca bukunya yang ngingetin sama Allah". "Oke mam" Dalem hati, "yes mam, insyaAllah jadi makin sayang sama Allah" Ya kebetulan juga usia para penulisnya ngga jauh-jauh dari yang baca ini, jadi gaya bahasan dan bahasanya gampang dimengerti hoho Intinya sih, baca buku ini mungkin bisa dibilang termasuk alur hidup *apaansihNa* Ndelalah kok pas gitu waktu nya, waktu apanya? Waktu bacanya *pie-pie*. Ya ngga ada yang kebetulan juga sih sebenernya, karena apa yang terjadi itu ada alasan dibaliknya. Belum tau juga alesannya apaan, nanti, Allah bakal nunjukin satu-satu. Tungguin aja.
0 notes
nanacuy · 7 years
Photo
Tumblr media
Teka-Teki Rasa
Buku indie
Ini buku ketiga himsa yang kebaca. Ini karya pertama, tapi karena ngga tau, jadi lah yang terakhir kebaca, karena pas baca ringkasan buku-buku lainnya, wah kelihatan bagus dan langsung comot aja hehe
Bagus ceritanya, hidup gitu. Kalo si himsa ngga bilang kalo itu fiksi, aku udah anggep itu true story yang dimodifikasi dikit 🙄
Bikin senyum-senyum sendiri, nangis baper wkwk, sampe ketawa ngga jelas 😆
Yah bagus lah pokoknya 😁
0 notes
nanacuy · 7 years
Photo
Tumblr media
still waiting for my name to be called . . .
0 notes
nanacuy · 7 years
Photo
Tumblr media
Cinta yang Baru
Buku Indie
Buku kedua Ahimsa Azaleav yang ku baca setelah Ephemera, Bagus isinya, seneng bacanya karena slalu diingatkan akan Allah. Suka. Hampir semua buku indie yang kubaca berkaitan dengan sisi lain dari nikmat Allah sih dan ini salah satunya :D
Beberapa kutipan yang suka
… itu proses PENDEWASAAN tiada akhir, yang isinya seni mengalah, seni tidak ngotot kalau punya pendapat, seni menerka kode, seni menerima dan masih buaanyak lagi.
… itu proses yang menawarkan kebahagiaan, namun tetap tak bisa disepelekan, tanpa persiapan menujunya, apalagi hanya berbekal galau.
Wohoooo
Baguslah pokoknya, silahkan bagi yang minat baca 🤗
1 note · View note
nanacuy · 7 years
Photo
Tumblr media
Sushi
Hand made by . Saya . @saraskiranaputri . @amirafa11 owner of @meeraell.co . @derian_putra . @anindityadp
At Sasa’s home
Varian isi 1. Wortel 2. Tuna 3. Keju 4. Timun 5. Daging 6. Keju 7. Crabstick
Kombinasi sesuai selera penikmat Yang pasti insyaAllah halal
Selamat membuat bagi yang ingin membuat :)
1 note · View note