naufahanif-blog
naufahanif-blog
Hanif, Naufa
6 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
naufahanif-blog · 7 years ago
Text
بسم الله الر حمن الر حيم
Alhamdulillahiladzi bini’matihi tatimush shalihat
Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya, sempurnalah seluruh kebaikan-Nya. Syukur senantiasa kita ikhtiarkan untuk limpah curahkan pada-Nya atas segala nikmat yang Allah anugerahkan pada kita, makhluk-Nya, berupa nikmat Iman, nikmat Islam, dan nikmat berkesempatan untuk berhimpun dengan orang-orang shaleh.
Shalawat dan salam marilah senantiasa juga kita panjatkan pada uswatun hasanah kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kita harapkan untuk dapat berhimpun kembali dalam surga-Nya. Aamiin yaa Rabbal’alamin.
Berbicara soal kontribusi apa yang bisa saya beri untuk agama, bangsa dan negara di masa yang akan datang, ada baiknya kita buka dengan salah satu ayat Al Qur’an yang menjadi landasan kita dalam memajukan suatu bangsa, yang dalam hal ini yaitu negara kita tercinta, Indonesia.
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ  مِّنَ السَّمَآءِ وَالْاَرْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا  كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Dalam ayat diatas disebutkan, jelas sekali Allah firmankan, eksplisit, Dia PASTI akan turunkan keberkahan-Nya pada suatu penduduk negeri, tak hanya datang dari bumi, namun juga akan datang juga nikmat itu turun dari langit berupa berbagai macam kebaikan. Namun, hadiah itu tidak Allah berikan cuma-cuma bagi suatu negara. Tentu, ada syarat yang harus sama-sama kita tunaikan terlebih dahulu, sebagai prasyarat tercapainya keberkahan yang akan Allah berikan. Apa itu?
Mari kita lihat ke pembuka ayat tersebut, ada dua variabel yang terkandung di dalamnya, yang pertama yaitu penduduk negeri (x) dan yang kedua yaitu beriman (y1) dan bertaqwa (y2). Ini artinya dalam proses menuju lahirnya keberkahan yang akan Allah datangkan perlu diperhatikan kedua variabel tersebut. Kedua variabel tadi tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Maka, coba kita definisikan terlebih dahulu masing-masing variabel. Variabel pertama, penduduk negeri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penduduk memiliki arti, orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negeri, pulau, dan lain sebagainya). Dari uraian singkat definisi tersebut dapat kita simpulkan, bahwa penduduk berarti tidak sendirian. Tidak person per person. Tidak pula munfarid/mufrod, melainkan berjama’ah. Mengetahui hal tersebut, maka perlu dan mutlak adanya keshalihan berjamaah, masyarakat yang beriman dan bertaqwa hanya kepada Allah ta'ala.
Maka kemudian timbullah pertanyaan, sudahkah nikmat dan keberkahan yang datang dari bumi dan langit kita rasakan bersama di tanah Indonesia tercinta? Sudahkah negara kita yang gemah ripah loh jinawi ini merasakan betul kesejukan, ketentraman, kenyamanan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia? Dan sudahkah umat Islam di Indonesia menampilkan wajah teladan rahmatan lil 'alamin ketika duduk menduduki kursi kepemimpinan?
Rasanya pertanyaan-pertanyaan tersebut belum bisa kita jawab dengan tegas dan meyakinkan, SUDAH. karena pada kenyataannya, masih juga belum kita rasakan keberkahan itu, belum juga kita rasakan kesejukan, ketentraman, kenyamanan dan kesejahteraan, juga masih belum kita lihat perwajahan umat Islam yang berada di kursi kursi kepemimpinan menampilkan wajah rahmatan lil 'alamin penuh keteladanan.
Salah satu dari sekian banyak pekerjaan rumah negeri ini yaitu pendidikan dan risetnya. Teringat apa yang telah saya dapat di bangku kuliah pada mata kuliah Metodologi Penelitian yang disampaikan oleh Prof. Edy, bahwasanya, kondisi riset di Indonesia masih betul betul memprihatinkan. Bisa dilihat dari gambar 1, betapa mirisnya kondisi bangsa kita yang masih berada di kiri bawah. artinya, jumlah anggaran yang dianggarkan pemerintah untuk kepentingan riset masih sangat minim. disamping itu, jumlah saintis atau ilmuwan di Indonesia juga masih sangat sedikit. Coba kita lihat negara tetangga kita, seperti Malaysia yang sedikit lebih tinggi daripada Indonesia dari segi anggaran dan jumlah saintis, juga Singapura yang jauh meninggalkan kita dari kedua segi tersebut.
Tumblr media
    Gambar 1. Grafik hubungan antara jumlah anggaran dari GDP yang dianggarkan untuk riset dan pengembangan (sumbu x) dengan jumlah saintis yang ada dalam suatu negara (sumbu y)
 Ditambah lagi, data yang telah dirilis oleh website resmi Scimago Journal and Country Rank menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat 11 dari 33 negara di Asia dengan jumlah publikasi 54146 buah. Masih dibawah Singapura (241361), Malaysia (214883) dan Thailand (139682) untuk regional Asia Tenggara (ASEAN), dan jauh dibawah China yang memimpin di peringkat pertama dengan jumlah publikasi mencapai lebih dari 4 juta dokumen.
Tumblr media
Gambar 2. Peringkat negara dengan jumlah dokumen yang terpublikasi dari website resmi Scimago Journal and Country Rank dalam regional Asia.
Tumblr media
Gambar 3. Peringkat negara dengan jumlah dokumen yang terpublikasi dari website resmi Scimago Journal and Country Rank tingkat dunia
Sedangkan dalam percaturan dunia, Indonesia bertengger di peringkat 55 dari 239 negara, dibawah negara-negara Eropa, Asia, Amerika, dan Afrika, seperti Kroasia (48/87037), Slovenia (49/78751), Kolombia (50/71966), Tunisia (51/67698), Nigeria (52/67008), Bulgaria (53/64425) dan Slovenia (54/62428). Kemudian dari data tersebut dirangkum jadi satu dalam satu infografis berikut
Tumblr media
  Gambar 4. Infografis Muramnya Wajah Riset Indonesia
Dibalik karut marutnya kondisi riset bangsa ini, berhembus angin melegakan. Angin itu membawa kabar bahagia berupa peningkatan anggaran yang dialokasikan untuk riset tahun 2018 ini senilai Rp. 1,29 triliun, meningkat 22% dibanding tahun 2017 lalu senilai Rp. 1,08 triliun oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (KemristekDikti) (sumber:http://www.mediaindonesia.com/news/read/141169/peningkatan-dana-riset-diapresiasi-pemerintah-diminta-dorong-inovasi/2018-01-17)
 Maka, berangkat dari permasalahan diatas, ditambah secercah harapan yang datang dari KemristekDikti tersebut, saya memberanikan diri untuk ikut berkontribusi dalam hal riset dan pengembangannya untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Sembari menelaah Firman Allah berikut ini
Allah SWT berfirman:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً  ۗ  قَالُوْۤا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ  وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ  قَالَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30)
 Allah telah utus manusia untuk menjadi khalifah fil ardh (pemimpin di bumi). Bukan perkara kecil amanah yang Allah berikan ini. Konsekuensi logisnya, tentu berimplikasi pada misi kemanusiaan dan perdamaian yang harus diemban oleh tiap individu. Maka, setiap manusia memiliki tugas untuk menggali, mengembangkan, dan merawat segala apa yang telah Allah anugerahkan pada kita.
Di sisi lain, output dari riset yang diharapkan ialah lahirnya ilmu pengetahuan atau temuan teknologi terbarukan yang berfungsi untuk mensejahterakan umat manusia, atau minimal dapat membawa manfaat bagi penggunanya. Namun, kemudian polemik muncul lagi ke permukaan. Apakah benar setiap pengetahuan atau teori yang lahir telah membawa pada kebermanfaatan umat? Sudahkah ilmu dan teknologi yang semakin maju nan canggih mensejahterakan umat manusia? Lagi lagi, rasanya belum sepenuhnya ilmu itu kita anggap sebagai suatu temuan yang membawa manfaat benar-benar bagi umat. Nyatanya, teknologi yang dikembangkan sekarang contohnya nuklir, justru digunakan untuk menakut-nakuti umat, padahal seharusnya teknologi nuklir tersebut sangat potensial untuk dikembangkan ke dalam berbagai peruntukannya seperti medis, dan lain sebagainya. Ada lagi contoh yang kerap kita jumpai, gadget dan sosial media yang sehari hari kita nikmati ini dampaknya justru menjauhkan kita dari kehidupan sosial, badan memang dalam satu forum, namun jiwa dan perhatian terfokus pada gadget masing-masing. Miris nan Ironis melihat fenomena seperti ini.
Maka, tak heran salah satu ilmuwan masyhur jaman perang dunia, Albert Einstein berkata, "Mengapa ilmu yang sangat indah, yang mampu menghemat kerja dan membuat hidup ini mudah hanya membawa kebahagiaan yang sedikit bagi manusia."
Dari fakta inilah yang mengantarkan kita pada suatu pertanyaan lagi, apakah dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, agama tidak lagi urgen?
Tentu amatlah sombong apabila kita menjawab dengan agama tidak boleh mencampuri urusan iptek, atau dengan perkataan jangan campuri urusan dunia dengan agama. Bodoh! Astaghfirullahal'adzim. Teramatlah bodoh dan sombong apabila kita berani bersikap demikian.
Di poin inilah mari kita kembali ke pembuka tulisan ini yaitu janji Allah ta'ala yang akan turunkan keberkahan bagi penduduk suatu negeri yang BERIMAN dan BERTAQWA. yaa hanya dua itu saja yang Allah ta'ala akan turunkan berkah dari langir dan bumi. Di luar itu? jangan harap. jangan pernah mengkhayal.
Lantas bagaimana letak titik temunya?
Riset merupakan salah satu kegiatan dan tugas kita sebagai khalifah fil ardh untuk melahirkan dan memakmurkan kesejahteraan umat manusia seluruhnya, tak terbatas umat Islam saja, melainkan seluruhnya. Dari produk riset itulah yang yang harus dibingkai dan terwarnai oleh nilai nilai ke-Islam-an, sehingga tidak bebas nilai. Harus bernilai agama. Mengutip dari apa yang disampaikan Dr. Ayoeb Amin, beliau berkata bahwa urgensi agama disandingkan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu sebagai sumber moral (standard of morality), petunjuk kebenaran, sumber informasi metafisika, dan pembimbing manusia ke arah yang lurus.
Oleh karena itu, saya, Naufa Hanif, memiliki visi besar untuk menjadi seorang saintis muslim negarawan terbaik (The Best Moslem Scientist Statesmen). Dan visi besar itu saya turunkan ke dalam berbagai program yang salah satunya yaitu berhimpun dengan sahabat-sahabat yang memiliki visi besar bersama untuk kemajuan Islam di Indonesia, dan hal itu saya yakin, insya Allah bisa sedikit demi sedikit merajut mimpi dan asa itu dengan bergabung bersama Beastudi Bakti Nusa. Bersama kita berhimpun dan berkolaborasi dalam kebaikan, bersama kita kembalikan hakikat ilmu pendidikan, yaitu bermanfaat bagi umat manusia dan memenuhi hak kemanusiaannya, dan bersama kita rawat bangsa ini, bangsa Indonesia dari rongrongan dan gangguan bangsa atau entitas lain yang hendak mengacaukan kedamaian bangsa ini.
Bismillah, semoga Allah senantisa memberi kita kekuatan dan keistiqomahan dalam jalan panjang perjuangan ini.
Tertanda,
Pembelajar Muda
Naufa Hanif
0 notes
naufahanif-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
#HOSTjokroaminoto #gurubangsa #terinspirasimenginspirasi
0 notes
naufahanif-blog · 8 years ago
Quote
Jika mata, telinga, lisan, tangan, kaki, dan anggota tubuh lain tak difungsikan untuk menghambakan diri pada Allah, lantas apa beda kita dengan hewan yang tak berakal?
innaufative
0 notes
naufahanif-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Maka, tetaplah fokus pada apa yang dibenarkan oleh-Nya
Semoga istiqomah dalam jalan kebenaran dan ketaatan.
0 notes
naufahanif-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
teruslaah berlari, kejar!
0 notes
naufahanif-blog · 9 years ago
Quote
salah dan masalah merupakan lompatan anugrah yang Allah berikan untuk membentuk diri seseorang lebih terasah. Hamasah!!!
0 notes