Tumgik
nawangrizky · 5 months
Text
Happy Ending
Hei,
Hampir di setiap dongeng, menikah jadi akhir cerita bahagia. Nawang kecil dan remaja sempat berpikir begitu, semua yang menikah mendapatkan happy endingnya. Nawang dewasa menyadari bahwa dongeng nggak memasukkan kisah pascamenikah karena barangkali nggak semuanya happy setelah itu. Sisanya ternyata masih berupa puzzle berisi upaya-upaya ingin bahagia.
Kayak kita.
Tumblr media
Waktu memutuskan untuk menikah sama kamu, dengan kesadaran penuh aku menyadari bahwa kamu sepaket dengan segala yang menyertaimu: Dito yang rendah hati, suka menolong, empati yang kadang gak tau diri, keinginan belanja yang tinggi, bahasa cintamu, ego, amarah, sedih, trauma-trauma, kesukaan dan ketidaksukaanmu, rahasia, juga dimensi-dimensi duniamu yang beberapa masih misteri. Memilih kamu karena kamu adalah Dito yang aku kenal, hon, tidak sulit. Yang sulit adalah meyakinkan diriku sendiri bahwa pada perjalanan yang menungguku setelah menikah, aku akan baik-baik saja. Yang akhirnya membuatku yakin adalah bahwa kalaupun dalam perjalanannya aku menemukan halang rintang, atau bahkan babak belur, aku punya teman dan aku senang itu kamu. Seseorang yang kuyakini bisa kuandalkan dalam setiap fase hidupku nanti.
Yang aku nggak pernah tahu, kamu juga pasti melalui proses berpikir dan menimbang-nimbang. Barangkali Nawang yang sepaket dengan mood swing, overthinking, gemar ngelamun dan ngebatin ini bukan pilihan yang mudah. Barangkali banyak pilihan-pilihan lain yang lebih mudah dan menjanjikan, lebih paham jadi temanmu, lebih pantas jadi pasanganmu, lebih bisa membuatmu bahagia. Aku nggak pernah tahu, nggak akan pernah, mungkin, apa kamu sayang aku kayak aku sayang kamu, apa kamu kagum sama aku kayak aku kagum sama kamu, apa kamu terima aku kayak aku terima kamu.
But here we are, enam tahun pacaran, hampir dua tahun menikah, dan hampir sebulan jadi orang tua buat bayi koala paling gemas, Kai. Sejauh ini baik-baik saja melalui segala halang rintang, lebam-lebam dikit, tapi aman.
Aku nggak tahu kamu gimana, tapi waktu menikah, aku berencana menjadikan ini selama-lamanya. Dan selama-lamanya adalah waktu yang panjang, hon.
Bisa nggak ya, kita baik-baik aja?
Bisa nggak ya, kita masih jadi temen akrab, jadi pacar yang mesra, jadi suami istri yang rukun, jadi orang tua yang baik? Bisa nggak ya, kita jadi manusia yang bahagia atas diri kita sendiri, dan berbagi kebahagiaannya bersama-sama sebagai keluarga?
Entahlah.
Tapi hidup emang gitu, isinya puzzle-puzzle berisi upaya kita sebagai individu yang berusaha bahagia dan baik-baik saja. Semoga apa pun jalannya nanti, kita selalu ingat alasan kita memilih satu sama lain. Semoga bagaimana pun ujiannya nanti, kita selalu memilih satu sama lain sekali lagi, setiap kali.
14 Desember 2023, @nawangrizky
Untuk perjalanan hidup jadi orang dewasa yang ternyata rumit dan runyem, aku masih bersyukur rekanku kamu, semoga kamu juga.
Cheers!  
6 notes · View notes
nawangrizky · 5 months
Text
Kebun Bunga dan Lorong Panjang (1)
Rambut gelap dan panjang perempuan itu dicepol asal. Ada jepit besar warna biru yang membuatnya tetap tergelung meski anak-anak rambut berjatuhan di sisi telinganya. Pandangannya terlempar ke luar jendela. Banyak kabut di sana. Di jendela dan di matanya.
Tumblr media
Sudah beberapa hari ini ia tergesa-gesa mengajakku bertemu, tapi agendaku tak punya sela. Hari ini saat kubisa, ia tidak tampak seingin itu. Barangkali karena keinginannya cerita sudah reda, barangkali karena sudah terlampau kebas lukanya.
“Nggak ngopi?” tanyaku. Di depannya ada green tea, pilihan yang sungguh terlalu sehat bagi orang masokis berpenyakit magg seperti perempuan ini. 
“Busui,” jawabnya sekilas. Ia tersenyum ke arahku, minta dimaklumi.
“Busui kok banyak pikiran, harusnya bahagia,” komentarku. Aku duduk di depannya dan baru menyadari bahwa ia lebih berantakan dari yang kelihatan. Make up tipis-tipis tak menyamarkan bengkak di matanya, tampak tak ada upaya berusaha menyamarkannya juga. Wajahnya kelihatan kelelahan. Entah karena begadang, entah karena terlalu banyak menguras air mata.
Ia menghela napas, “Iya, ibu macam apa, di antara sekian banyak hal yang mestinya kusyukuri, aku malah membebani kepalaku sendiri?”
*
Ada badai di rumahnya. Turbulence. Cuaca yang kemudian membuka matanya. Ia tak sebahagia yang ia dan orang-orang kira. Ternyata dalam rumah tangganya, ia sendirian dalam perjalanan di kebun penuh bunga. Suaminya ternyata mengambil jalan yang berbeda: lorong panjang tanpa cahaya.
"Malam itu, aku menghabiskan jam-jam panjang untuk menyibak satu-satu monster yang ia sembunyikan. Tentang betapa ia peduli dan perhatian pada seseorang, dan betapa rasa itu bersambut, betapa ia merasa bersalah pada orang lain dan memelas minta waktu untuk menyampaikan maafnya sendiri, betapa, katanya, aku tak bisa menyelamatkan dia dari dirinya sendiri, betapa ia ingin pergi dari sini, betapa ia merasa lelah, tapi merasa tak ada yang peduli padanya, dan upaya-upayanya untuk mencari bahagia dalam kegelapan di sana." Perempuan itu menarik napas, berat sekali. "Segala yang ternyata tak ia temukan di rumah, tak ia temukan di aku. Ia ternyata punya kehidupan lain di luar aku dan duniaku."
"Kau tahu, saat itu tanganku gemetaran seperti orang gila. Sialnya, tanganku tahu ke mana harus mencari, seperti dipandu. Satu-satu segalanya kusaksikan dan tersimpan. Sialnya lagi, yang pantas kubombardir dengan semua kegilaan ini sedang tertidur nyenyak di sampingku. Damai dan kelihatan baik-baik saja." 
Air mata menggenang di mata kirinya, tapi lekas-lekas ia telan lagi. "Aku menyimpannya sendirian, Ki, diam-diam. Aku berpura-pura masih di kebun bunga, padahal sejak tahu, aku mengikutinya ke lorong itu."
"Kemudian mataku terbuka lagi. Dengan lagak tak tahu apa-apa, aku memperhatikan segala gerak-geriknya, kata-katanya, tatapan matanya, upayanya sembunyi-sembunyi. Hal-hal yang sebelumnya kupikir cukup kupahami, sekarang memberi arti yang berbeda. Sejak itu, dalam setiap peluk dan ciumnya, aku mencicipi juga rasa bersalah."
"Aku jadi tak yakin lagi, jangan-jangan ia di lorong inilah dirinya yang asli. Jangan-jangan dirinya yang selama ini kukenallah yang sebenarnya cuma pura-pura."
*
Aku mengenal keduanya bertahun-tahun lalu. Pasangan ini tidak sempurna, aku tahu, tapi aku selalu yakin mereka tumbuh bersama. Berproses bersama. Yang baru sekarang kutahu, barangkali langkah mereka memang searah, hanya tidak seiring sejalan, ternyata ritmenya tidak seirama. 
"Bertahun-tahun aku mengenalnya, satu hal yang kuyakin pasti. Ia punya dinding tinggi menjaga privasinya. Selama ini aku percaya padanya, sepenuh hati dan jiwa, tak pernah sekalipun aku mengintervensi atau sekadar ingin tahu. Aku percaya padanya tanpa ragu." Suaranya bergetar, "Jadi begitu masuk ke lorong yang ia sembunyikan itu, meskipun merasa tersakiti, aku juga merasa sudah menyakitinya."
"Jangan," sanggahku. "Kamu tetap harus sadar bahwa dalam ceritamu tadi, dia villain-nya."
Ia menarik tangisnya, "Aku merasa berkontribusi menjadikannya begitu. Apa aku terlalu tak acuh, sampai tak sadar ia menggali lorong gelap sepanjang ini, selama ini, diam-diam? Apa aku terlalu banyak bicara, apa aku tak bisa dipercaya, hingga ia tak bisa cerita apa-apa? Aku merasa gagal jadi temannya, bagaimana aku punya muka mengaku aku istrinya?"
"Barangkali karena aku terlalu bodoh atau terlalu menyayanginya, bahkan ketika dia menyakitiku, aku berusaha memahaminya."
Perempuan itu menatapku, air mata jatuh di pipi kirinya.
[bersambung]
5 notes · View notes
nawangrizky · 6 months
Text
Cinta Papa
Halo sayang,
Biar kumulai tulisan ini dengan sebuah cerita.
Sebuah hari di perjalanan kami menuju kencan makan malam, jika aku tidak salah mengingat. Di Jalan Lurah menuju pertigaan Gandawijaya yang sedang macet, laki-laki yang saat itu masih jadi pacarku tiba-tiba bicara banyak soal isi pikiran dan hatinya. Sesuatu yang jarang ia lakukan. Aku tak ingat awal percakapannya, yang kuingat ia bilang bahwa saat ini ia bekerja keras agar anak-anaknya nanti tidak mengalami kesulitan seperti yang dulu ia alami.
Termasuk keputusan memilihku menjadi ibu bagi anak-anaknya nanti.
Karena, katanya, ia yakin anak-anaknya akan bahagia jika punya ibu seperti aku.
Kalimat itu tercetus dengan lancar. Ditambah sapuan tatapan sebentar ke arahku. Tidak ada senyum gombal atau bercanda. Ia serius seperti sedang bicara sesuatu yang semua orang sudah tahu. Padahal aku tidak. Itu pertama kalinya ia bicara soal anak-anak, itu pertama kalinya ia bicara soal aku yang punya potensi jadi ibu (dan istrinya, berarti). Beruntung hanya ada sorot lampu jalan dan kendaraan remang-remang sehingga aku bisa menyembunyikan efek butterfly in my belly pada wajahku. Ia tidak pernah semanis itu.
Seingatku, baru beberapa minggu kemudian laki-laki itu tiba-tiba memintaku menyiapkan hal-hal yang kami perlukan untuk menikah. Di kesempatan yang berbeda, di akhir kencan makan malam kami di bebek slamet. Seingatku aku tak banyak bicara dan berekspresi juga waktu ia mengajakku menikah, siapa yang menyangka ajakan makan bebek goreng berakhir dengan sodoran segepok uang serta perintah agar aku membuat daftar, mulai tanggal baik, seserahan, jumlah undangan, hingga printilan pelaminan. Aku masih bengong sampai ia mengantarku pulang, juga setelah ganti baju dan cuci muka, bahkan setelah terbaring di kasurku menatap langit-langit. Hingga tiba-tiba ia mengirimiku kabar sudah tiba di rumah dan pesan berisi tautan Youtube, lagu John Mayer - You’re Gonna Live Forever in Me dan sepenggal kalimat bahwa ia cinta aku.
Jika kelak kamu bertanya-tanya bagaimana mama dan papamu bisa menikah, begitulah. Tak ada candle light dinner, bunga mawar, atau sematan cincin berlian. Hanya ajakan makan bebek goreng di restoran yang tidak fancy, dindingnya hijau dan rontok di beberapa bagian, ada lilin, tapi untuk mengusir lalat, dan bukan cincin berlian yang ia sodorkan, tapi uang segepok. Dalam artian sebenarnya. Seperti ia habis merampok bank atau apa. Hasil menabung dan usahanya selama ini. Tak ada janji-janji kampanye akan membahagiakanku selamanya, yang ada hanya perintah agar aku menyiapkan apa-apa yang perlu.
Si paling romantis, emang.
Tapi, bahagia, Nak, tidak pernah senyata itu.
Begitulah papamu, dia tidak pernah panjang lebar mengucap janji. Mencetuskan kalimat manis pun menunggu setahun sekali. Jika kelak kau mewarisi bahasa cintaku, lalu kau tak paham kenapa papamu tak pernah bermanis-manis bicara, kau tatap saja matanya. Laki-laki itu pandai menyembunyikan emosi, tapi matanya tak pandai berbohong. Yang kutahu pasti, usaha dan perjuangannya untuk membuktikan apa-apa yang baginya penting lebih lantang dari segalanya. Kita hanya perlu yakin dan percaya, ia mencintai kita dengan usaha yang tak pernah surut.
Tumblr media
Aku selalu membayangkan di tangannya ada banyak bola yang perlu ia jaga: waktu yang terbatas, pekerjaannya yang padat, lelahnya, cita-citanya, keinginannya belanja, dan beban tanggung jawab. Namun, di atas segalanya, ia selalu punya ruang untuk menggenggam tanganku, memastikan aku bahagia dan baik-baik saja. Aku yakin, ia juga akan selalu punya ruang untukmu, Nak, menjadikanmu nomor satu apa pun keadaannya.
Aku melihatnya sendiri, bukti pernyataannya pada awal ceritaku ini. Ia selalu menemaniku kontrol ke dokter demi melihat perkembanganmu. Meski lelah, ia selalu punya waktu untuk menyapa dan mengajakmu bicara, gembira saat ia kautendang kencang. Ia menguras tabungannya agar kami punya rumah sendiri, yang toiletnya duduk dan tak punya tangga, demi aku nyaman membawamu yang makin hari makin besar. Katanya, tubuhnya juga membesar demi aku tidak insecure menatap tubuhku yang juga makin besar. Tiap malam ia bertanya apa yang belum kami punya, hal-hal yang kamu perlukan. Ia yang memilih sendiri bajumu. Ia yang mencari car seat dan stroller terbaik buatmu. Membelanjakan uang hasil kerja kerasnya untukmu, makhluk yang ia cintai sepenuh hati, selalu membuat mata cokelatnya berbinar-binar bahagia.
Mata yang kuyakin akan kauwarisi.
Semoga cinta dan bahagia kami juga ya, Nak.
10 November 2023, @nawangrizky
Semalam, saat tak henti mengajakmu mengobrol dan menciumimu yang masih di perutku, ia bertanya apa aku akan cemburu jika kelak ada kamu. Jawabannya pasti, tapi aku senang ia menyayangimu melebihi sayangnya padaku karena kamu adalah dunia kami selanjutnya.
Tapi barangkali, kelak akan ada hari-hari ketika aku perlu mengingatkanmu bahwa sebelum jadi papamu, dia pacarku dan suamiku lebih dulu.
See you soon, sayang. Mama papa loves you already.
6 notes · View notes
nawangrizky · 6 months
Text
Kasih Mama
Halo sayang,
Kamu adalah kado dari Tuhan, sepenggal doa yang dikabulkan.
Kamu perlu tahu dan yakin itu sehingga apa pun yang terjadi nanti, kamu akan selalu percaya bahwa ada rasa syukur sebesar dunia di dada kami atas adamu. Hadirmu kami rayakan. Kami akan selalu punya cinta sebesar semesta untukmu. Apa pun keadaannya, bagaimana pun situasinya.
Berbagi tubuh denganmu adalah perjalanan, Nak. Perempuan yang akan banyak-banyak bicara padamu ini punya banyak ketakutan dan kekhawatiran. Iya, bahkan ketika pertama kali aku lihat ada garis dua di testpack itu. Takut berharap, khawatir Tuhan cuma bercanda. Garis yang awalnya samar-samar itu kuulangi lagi keesokan harinya, lalu keesokan harinya, lalu tandamu makin nyata.
Kuceritakan pada papamu,
Tumblr media
pada Mbak Tya dan Rian, pada Mamah dan Wulan, pada Ibu dan Bapak. Mereka menyambutmu dengan sukacita. Air mata bahagia, bahkan. Kemudian aku percaya, Tuhan mengabulkan doaku dan mereka dengan menghadirkan kamu di hidup kami semua.
Terima kasih karena telah memilih kami, Nak.
Aku tak pernah tahu rencana Tuhan, tapi kamu hadir tepat saat aku menyerah punya ambisi pada hal yang mengikatku selama satu dekade. Saat itu yang kutahu hanya aku ingin berhenti. Ingin punya waktu untukku dan kepalaku karena tempat itu sudah terlalu sumpek dan mencekik. Aku ingin percaya bahwa Tuhan punya rencana, entah apa, dorongan ini tak akan sebegini kuat tanpa kehendak-Nya, jadi kulepaskan saja, percaya saja.
Kemudian Tuhan menghadirkan kamu.
Rencana-Nya paling sempurna. Ia memberiku ruang berkontemplasi, bedanya kamu tumbuh, punya detak jantung, dan bisa kuajak bicara. Sejak hari pertama, kamu mengajakku pulang pada diri dan tubuhku sendiri. Persis seperti mauku.
Aku belajar mengenali banyak hal. Sibuk menduga-duga mana hasrat makan yang maunya kamu, mana yang nafsuku saja. Sibuk bertanya mana yang paling membuatmu nyaman: tidur telentang atau hadap kiri dan kanan. Belajar banyak hal dari perubahan tubuhku hingga perkembanganmu. Merayakan setiap kilo kenaikan berat badanku, lipatan dagu dan leherku, serta stretch mark yang makin hari makin kentara menghiasi tubuhku. Ritme jalanku yang melambat, mudah lelah, atau malam-malam saat aku tak nyaman tidur setelah coba segala posisi, segala gerakan dan tendangan-tendangan itu juga kunikmati saja. Ada hari-hari saat aku berdoa aku ingin punya anak dan segala-gala yang kurasakan ini adalah konsekuensinya.
Termasuk aura, yang kata orang-orang jelas dan nyata berbinar, karena keberadaanmu di tubuhku. Satu-satunya yang tak melilhatnya cuma aku. Tapi ya percaya saja, mamamu ini memang cantik dari sananya.
Dee Lestari bilang, sebenarnya tidak hanya aku yang mengandungmu, tetapi aku juga sedang berada dalam kandungan, di rahim yang lebih besar lagi. Karena pada akhir perjalanan ini, bukan hanya kau yang lahir, aku pun akan lahir baru. Aku mempersembahkan segala udara, makanan, minuman agar kau bertumbuh dari seukuran anggur hingga jadi sebesar labu, tapi kamu membalasnya dengan menganugerahiku gelar jadi ibu.
Katanya, sebelum hadir di dunia, kita diberi tahu tentang segala hal yang akan terjadi di bumi nanti. Entahlah apa yang kau lihat di surga sebelum kamu menyepakati dan bersedia ditempatkan di rahimku.
Terima kasih karena telah memilihku, Nak.
7 November 2023, @nawangrizky
Sedang menikmati momen-momen perutku berubah kotak dan keras seperti dahi atau kadang  bergelombang karena dengkul atau sikutmu. Terima kasih sudah ada dan bertumbuh dengan baik, Nak. Sehat dan sempurna ya. Sebentar lagi kita ketemu.
Can’t wait to see you, mama papa loves you already.
10 notes · View notes
nawangrizky · 9 months
Text
Minggu, Braga.
Minggu, Braga, pukul sepuluh malam. Aku, kamu, banana split, dan lava cake. Serta telepon yang entah kenapa erat sekali kau genggam.
Tumblr media
Menyala lagu-lagu yang mungkin disenandungkan ayahmu. Jika ia ada di sini, aku yang akan menemaninya menikmati lagu-lagu itu, karena aku yakin kau tidak. Kurasa saat itu ada dunia di genggamanmu yang lebih penting dari segala yang nyata.
Aku tak yakin kamu menyadari warna atau aroma suasana Minggu malam di Braga itu. Aku tak yakin kamu tahu berapa banyak manusia di sana, berapa banyak yang menikmati lagunya, berapa banyak yang terpenjara telepon genggamnya.
Aku tak yakin kamu tahu aku memperhatikanmu sejak tadi. Melahirkan berbagai macam pertanyaan di kepalaku sendiri: Apa ada yang mendesak di sana? Apa datang ke sini membuatmu mengorbankan sesuatu? Apa mestinya tadi kita di rumah saja? Apa quality time ini cuma aku yang mau?
Jika aku memintamu berhenti, kembali ke sini, menikmati lagu yang kita tak tahu apa judulnya, makan es krim dan kue, lalu mengobrol tentang apa saja selain duniamu yang maya, apa aku terlalu memaksa?
"Enak?" Kamu tiba-tiba bertanya. Barangkali akhirnya menyadari aku diam terlalu lama.
Aku cuma mengangguk. Kepalaku masih sibuk.
"Ngantuk ya?" tanyamu lagi, maklum.
Ada dua-tiga pertanyaan yang kucetuskan supaya kau kembali bersamaku, tapi tak pernah ada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Mereka mati sebelum tiba di telingamu, ditepis fokusmu yang bukan di tempat itu, yang sedang tidak bersamaku.
Aku tersenyum saja, maklum.
16 Juli 2023, @nawangrizky
3 notes · View notes
nawangrizky · 1 year
Photo
Tumblr media
Untuk Nawang,
Malam sudah larut, tapi kau setia terjaga. Dalam remang kamar tidurmu kau mengingat sebuah mimpi: tentang kau yang bangun pagi untuk menyiram tanaman di halaman: ada pohon mangga yang mulai berbunga, tanaman anggur yang merambat terjalin sebagai atap di atas kebun mungil tempat tanaman obat berjajar rapi. Sweater rajut kebesaran yang kaukenakan kena tanah saat kau berjongkok di depan pohon tomat yang kautanam karena suka wangi daunnya, tapi kau tak peduli. Kau suka halaman itu, lengkap dengan segala cacing dan kupu-kupunya.
Kau masuk rumah sederhana bercat kuning itu lagi saat jari-jemarimu mulai terasa beku. Kau mencari-cari lelaki yang darahnya sehangat siang. Kau menemukannya masih bergelung di balik selimut warna biru. Kau membuka jendela. Jendela yang katanya akan ia bangun sejuta agar cahaya menyentuh lelap tidurmu itu menyapa lelaki itu lebih dulu. Kau terduduk di sampingnya, mencuri sekecup-dua kecup suhu tubuhnya. Dan lelaki itu membuka mata karena dibangunkan perempuan rasa embun pagi, perempuan yang hidup di mimpinya semalam, kemarin, dan hari-hari sebelumnya saat takdir kalian masih misteri.
Dalam remang kamar tidurmu kau menyadari. Mimpimu tak pernah sulit dan terlalu tinggi. Tak ada bayangan akan keliling dunia atau jadi bos di gedung berlantai lima puluh dua. Kau cuma punya halaman dengan pohon buah dan tanaman obat, rumah sederhana bercat kuning dengan sejuta jendela, juga lelaki yang setia mencintaimu. Kelak rumah itu akan punya anak-anak yang gemar lari-lari dan mendengar dongengmu, anak-anak dengan nama yang kau dan lelaki itu sepakati, anak-anak yang kau dan lelaki itu sebut buah hati.
Malam sudah larut dan kau tersenyum. Dalam remang kamar tidurmu kau bahagia bermimpi dengan mata terbuka.
📷: @ditobudiman https://www.instagram.com/p/CoHGfn-LDAG/?igshid=NGJjMDIxMWI=
8 notes · View notes
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
Menikah, katanya, adalah tentang memilih masalah.
Kalimat itu kubaca bertahun-tahun lalu, saat belum punya pikiran tentang menikah, saat belum punya pacar malah. Kalimat itu diikuti dengan penjelasan bahwa saat memilih pasangan, sebenarnya kita sedang memilih masalah. Menikah tidak menjadikan manusia otomatis setia, bertanggung jawab, rajin bekerja, romantis, cinta keluarga, dan sifat-sifat lain yang kita harapkan ada. Jadi jangan berharap menikah akan menjadi solusi untuk segala kebiasaan buruk pasangan kita.
Pernah suatu kali, aku yang sedang overthinking mengeluhkan kekhawatiran dan keraguan atas segala tanggung jawab, beban, dan ekspektasi pernikahan. Kamu menjawabku ringan bahwa tak akan ada yang berubah dari segala yang ada saat ini. Kalimat sederhana yang membuat beban tak kasat mata di pundakku terangkat sempurna. Yang saat itu baru kusadari adalah bahwa di atas segalanya, yang paling penting adalah dengan siapa aku bersama: kamu, masalah yang secara sadar kupilih. Yang dengan keentenganmu itu membuatku yakin bahwa aku, yang juga adalah masalahmu di masa depan, diterima apa adanya.
Menikah ternyata juga adalah tentang dua orang yang tidak berhenti berusaha saling menerima.
https://www.instagram.com/p/CfSpIxDPa0T/?igshid=NGJjMDIxMWI=
6 notes · View notes
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
Merah seragam bolamu sekarang jadi warna tiap Seninku. Selasa adalah tentang camilan malam dan kita yang sampai larut sibuk memilih mau nonton film apa. Paginya aku mengingatkanmu bahwa ini baru hari Rabu, bukan batik yang mestinya kau kenakan hari ini, melainkan rompi biru atau seragam cokelat dengan celana jeans atau chino yang selalu sengaja kau padankan warnanya. Kamis adalah tentang kita yang sudah bermimpi kencan di mana Sabtu nanti: makan enak, nonton film, atau tersesat di toko pakaian dan lautan diskon sekali lagi. Jumat adalah saat yang tepat untuk jatuh cinta, setidaknya karena kau berdandan dan wangi sekali. Kemudian Sabtu, hari ketika mimpi kencan kadang jadi nyata, kadang berakhir seperti Selasa.
Namun, kutemukan Minggu di sela-sela Senin sampai Sabtu. Ciuman ringan di kepala atau lengan, rayuan manis demi punggung dan kakimu kuolesi hot cream yang kemudian membakar tanganku, hangat tanganmu yang menjadi obat sakit perutku, atau lebar senyumanmu tiap aku menyiapkan teh hangat adalah Minggu. Matamu yang bicara lantang tentang sayangmu buatku adalah Minggu.
Pelukanmu yang menjadi tempat liburan favoritku adalah Minggu.
https://www.instagram.com/p/CeARwsWv4Xp/?igshid=NGJjMDIxMWI=
3 notes · View notes
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
“Kalau perempuan paling tidak suka dengan laki-laki yang kasar dan pemalas, menurutmu laki-laki paling tidak suka dengan perempuan yang bagaimana?” tanyaku sore itu. “Demanding,” kamu menjawab tanpa ragu. Aku tertawa, “Aku nggak banyak nuntut kan?” Kau memundurkan kepala, dahimu berkerut, “Kamu nggak sadar dulu kamu demanding banget, ha?” tanyamu. Aku tertawa.
Kisah cinta yang belakangan tampak romantis dan uwu-uwu ini melalui cukup banyak drama dan gonjang-ganjing di awal ceritanya. Aku yang punya trust issue sering rewel minta dikabari. Kamu yang tidak multitasking males dicereweti. Ya gitu, aku dituduh demanding, kamu kutuduh tak peduli. Kawan kita bahkan pernah mengusulkan bahwa kita mestinya putus dulu untuk tahu seberapa berharganya kita bagi satu sama lain. Meski usulan itu kita pertimbangkan, entah karena dendam atau karena pembuktian pada entah apa, usulan itu tak pernah terjadi. Cinta yang keras kepala ini ternyata menemukan jalan, ternyata tahu bagaimana caranya bertahan.
Kita bertransformasi: Aku yang dulu suka cerewet minta dikabari, sekarang tidak lagi. "Itu kan karena treatment aku," kau berbangga. Namun, kamu yang dulu cuek dan kelihatan tidak peduli juga sekarang tidak lagi. "Nah itu karena treatment aku," kubilang. Kita berdua tertawa. Kita tahu betul bahwa ini berlaku timbal balik: aku belajar percaya dan kamu belajar peka. Kemudian kita mendewasa bersama, dari dua orang yang sering bersikeras dengan ego sendiri, jadi dua orang yang masih bersikeras dengan ego, kadang, tapi tiap malem bilang sayang. ❤️
@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2212 https://www.instagram.com/p/CYopc8KPk-b/?utm_medium=tumblr
5 notes · View notes
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
Aku pernah ditanya suatu hari, apa nggak takut nyesel bebucinan sebegini? Sosial media sekarang sudah seperti jendela, tempat kita merasa bisa lihat segala kehidupan orang yang entah siapa. Bagaimana jika ceritanya tak berakhir baik seperti yang diinginkan, sedangkan orang-orang sudah kadung menyaksikan?
Pertanyaan itu kuterima, kutelisik, apa pernah ada kekhawatiran akan penyesalan suatu hari karena apa yang kurasakan saat ini? Surprisingly, enggak. Aku menulis apa pun yang kurasakan dan ingin kuingat. Dipikir-pikir, kalaupun suatu hari aku menyesal, ya kuhapus saja, aku tak punya kekhawatiran itu akan memalukan. Manusia kan belajar dan bertumbuh. Yang terjadi kemarin adalah segala yang membuatku jadi aku yang sekarang. Tapi ya nggak apa-apa. Apa pun yang kutulis adalah perasaan yang nyata, ya kurayakan dengan merangkainya jadi kata-kata.
Kemarin aku bertanya padamu, "Kamu kan punya kekhawatiran pada orang-orang yang bucin bego. Aku kan bucin ya, apa ga apa-apa?" Kamu tertawa, "Gak apa-apa," katamu. "Gak apa-apa selama bucinnya ke kamu, ya?" Sambil menaikkan alis, kamu mengangguk. ❤️
@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2211 https://www.instagram.com/nawangrizky/p/CYnIoT-PuAW/?utm_medium=tumblr
2 notes · View notes
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
Ada sebuah waktu berhenti dalam ingatanku. Radix, 2015. Kamu yang baru pulang dari Jakarta mendatangiku yang baru pulang kerja. Kita naik angkot berdua dari Padalarang sampai di Cibabat. Hari itu pertama kali kuperhatikan bagaimana lututmu bertabrakan dengan milikku di angkot yang sesak dan sempit itu.
Aku lapar, tapi kau ingin potong rambut. Kau mempersilakanku pesan duluan dan menunggumu di KFC saja. Kubilang aku mau ikut kamu, bahkan bila itu artinya makan malamku tertunda. Kau mengalah, kemudian membiarkanku menunggumu.
Malam itu waktu bergerak lambat. Sementara kau dipijat dan dipotong rambutnya, aku menunggumu sembari menulis. Samar-samar sebuah lagu diputar di radio: I woke up in tears with you by my side. A breath of relief, and I realized no, we're not promised tomorrow. So I'm gonna love you like I'm gonna lose you. I'm gonna hold you like I'm saying goodbye. Wherever we're standing, I won't take you for granted 'Cause we'll never know when, when we'll run out of time. So I'm gonna love you like I'm gonna lose you. 🎶
Iya, saat itu, kuputuskan akan mencintai seperti itu: memilihmu hari ini dan berusaha untuk melakukannya tiap hari. Sebenar-benarnya, sejelas-jelasnya.
@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2210 https://www.instagram.com/p/CYki7gov9lP/?utm_medium=tumblr
0 notes
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
“Hubungan harus dibangun oleh dua hal: rasa sayang dan kesediaan,” katamu. Aku menyela, “Aku pernah bertanya padamu suatu kali, lebih mudah yang mana: menjadi baik atau bertanggung jawab? Kau bilang lebih mudah bertanggung jawab,” ujarku sambil mengangkat bahu. Matamu mendongak untuk menjawab, “Kalau hubungan mau panjang, dua-duanya harus jalan beriringan. Tapi di atas itu semua, yang paling penting tetap kesadaran.”
“Cinta bisa bodoh dan kerelaan bisa buta kalau tidak diiringi kesadaran. Sadar seberapa kadar sayang yang kita miliki, sadar seberapa mampu kita untuk dapat bersedia tanggung jawab,” katamu lagi. Aku mengangguk sepakat. “Jika sadar pada dua hal itu, kita nggak akan ngeluh karena sadar bahwa cinta bisa redup dan tumbuh; bahwa kesediaan bisa terbatas oleh keadaan. Makanya menurutku,” mata cokelatmu yang serius sekali itu menatapku, “keputusan untuk hidup bersama sebaiknya tidak diambil saat kita sedang cinta-cintanya. Jangan sampai keputusan itu diambil saat sedang emosional, mestinya ya keputusan logis pakai logika.”
Ada pertanyaan di benakku yang rasanya terlalu memalukan untuk dicetuskan. Tapi sebelum aku berani bertanya, kamu memberi jawaban, “Keputusanku untuk akhirnya memilih kamu kusadari betul-betul,” katamu lagi, “makanya aku harap kamu juga sadar soal keputusanmu milih aku.”
Sorot tatapanmu kubalas senyum.
Ah, sayang, bucinku tidak cuma sadar, tapi juga sengaja.
@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2209 https://www.instagram.com/p/CYjgxBmPkje/?utm_medium=tumblr
2 notes · View notes
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
Jika ada tempat yang akan selalu rindu kudatangi berkali-kali, jawabannya pasti rumah. Tempat di mana bisa kutemukan bapak, ibu, mbak tya, dan rian. Tapi seperti yang Pidi Baiq katakan, ternyata itu bukan perihal geografis, lebih jauh, ia melibatkan perasaan. Home is where your heart is, katanya, jadi entah sejak kapan, kamu masuk sebagai definisi rumah dalam kamus hidupku.
Jemarimu adalah tumpukan jemuran yang baru diangkat ibu: wangi matahari, hangat, tempat jemariku riang tersesat di antaranya. Matamu adalah teh bapak di meja makan yang disiapkan ibu tiap bapak pulang kerja, sengaja kucuri berkali-kali karena hangat dan manis sekali. Bahumu adalah tangga-tangga rumahku yang tak lelah kudaki tiap hari untuk bisa rebah di kamarku yang tinggi seperti menara. Dadamu ranjang, dekapmu guling dan selimut, tempatku tak habis melamun hingga ketiduran. Senyum dan tawamu adalah suara cekrek penanak nasi, kepul asap dari panci berisi sop, desis gorengan kepala ayam dan tahu, dan ulekan sambal buatan ibu yang kunanti di hari hujan yang panjang dan melelahkan. Gabungan yang entah kenapa dibayangkan saja pun menyembuhkan. Adamu adalah kakak dan adikku yang jadi suara dan nyala bagi rumah yang dinding dan atapnya dibangun bapak ibu penuh cinta.
Kamu adalah rumah yang tak kusangka akan kurindukan. Tempat yang jika kugenggam, aku merasa tak kekurangan apa-apa.
@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2208 https://www.instagram.com/p/CYg9g5ovLTf/?utm_medium=tumblr
7 notes · View notes
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
Baik aku maupun kamu menyadari bahwa hubungan yang awalnya cuma kita berdua ini, kelak akan menyebar lebih luas dan melibatkan lebih banyak orang lagi: keluarga, teman-teman, lingkungan. Belakangan ini aku merasa takjub betapa banyak orang yang sayang kita, betapa kita diberkahi, betapa kita tak boleh lupa dan tak habis bersyukur soal ini.
Tapi pikiran itu kemudian mengingatkanku pada film Sex and The City, saat ketakutan Mr. Big atas komitmen tiba tepat di hari Carrie membutuhkannya. Padahal Carrie berkali-kali meyakinkan, ini tentang kita berdua. Ceritanya happy ending, tentu saja. Meski fiksi, aku ingin percaya cinta akan menemukan jalannya.
Itu film dramatis yang membuatku menyadari, bahwa sebelum segalanya, yang mesti kita rawat dan jaga lebih dulu adalah kita sebagai individu. Jangan lupa untuk saling sayang dan saling peduli. Aku meyakini, apa-apa yang di luar kita ini akan hijau dan asri jika segala yang kita punya terpelihara penuh cinta.
@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2207 https://www.instagram.com/p/CYb04s-v9TG/?utm_medium=tumblr
1 note · View note
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
Jika ada satu hal yang paling kusuka dari kamu, itu adalah kemampuanmu jadi teman diskusi yang menyenangkan buatku. Kurasa itu poin yang kausuka dariku juga. Waktu kita bertemu pertama kali, kita bicara panjang lebar dari patah hati sampai Tuhan dan agama. Di pertemuan berikutnya kita mengobrol soal kokologi hingga puisi. Kamu penyimak dan pembaca yang baik untuk segala suara dan kata-kata yang kusampaikan dan aku penggemar segala cerita dan emosi yang berani kautumpahkan.
Kau pernah marah besar suatu kali karena aku serampangan berpendapat padahal tak tahu apa-apa. Saat badaimu reda, kubilang dengan lantang aku tak suka nadamu bicara. Di lain hari kau mengeluhkan pertanyaan bodohku, hari berikutnya giliranku menertawakan komentar tak bermutumu. Meski begitu, pada akhirnya kita cuma dua orang yang senang saling bicara dan berbagi cerita. Kamu sobat berdebat dahsyat sekaligus rekan diskusi ringan dan remah-remah. Kita akan bicara segalanya: dari kenakalan di masa muda hingga pesan ustaz di pengajian tentang surga dan neraka. Kelak obrolan kita mungkin cuma terdengar seperti radio yang mengulang-ulang kisah pengalaman dan kenangan. Yang disampaikan dengan semangat, padahal juga sudah samar-samar diingat.
Bahkan jika kelak hari itu tiba, aku yakin kita tetap jadi penyimak dan penggemar cerita satu sama lain. Meski mungkin nada tinggi, kalimat tegas, sering skip dan lupa, kadang ngegas, menguap, bahkan ketiduran, tak bisa dihindarkan. Tak apa, selama denganmu, jadi tua dan klise bagiku tetap seru.❤️
@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2206 https://www.instagram.com/p/CYY_GA4l99K/?utm_medium=tumblr
6 notes · View notes
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
Cinta yang tepat akan membawa kita pada perasaan-perasaan yang baik. Asumsi itu yang kuimani saat mengenalmu pertama kali, asumsi yang kini terbukti. Kamu tidak menawarkan cinta seperti api yang menggebu atau dingin yang menggigit. Kamu tidak pula menjanjikan cinta yang dalam atau tinggi. Kamu adalah dekap yang dekat, kamu adalah sejuk dan hangat, kamu adalah sesuatu yang sederhana sekaligus nyaman yang tak henti kucari.
Kemarin, kawanku berkomentar, foto-foto kita tak memberikan kesan apa pun selain kesan bahwa kita sangat bahagia, saling jatuh cinta, dan sekadar ingin bersama.
Kurasa itu kesan yang timbul atas perasaan-perasaan baik kita. Perasaan yang lahir dan tumbuh atas hubungan yang kita bangun berdua. Persis seperti apa yang aku inginkan, tepat seperti apa yang kita harapkan, dan itu menyenangkan! ❤️
#30haribercerita https://www.instagram.com/p/CYWQFyUl9hZ/?utm_medium=tumblr
3 notes · View notes
nawangrizky · 2 years
Photo
Tumblr media
Manusia punya banyak topeng, katamu. Situasi menentukan peran mana yang dijalani, peran menentukan topeng mana yang dikenakan. Topengmu kebanyakan berwajah datar, tempat sembunyi banyak ekspresi dan emosi. Topengmu juga punya mata yang pandai menilai dan siap menghakimi. Itu topeng yang paling banyak kaukenakan, topeng yang paling banyak dikenali.
Meskipun begitu, dari segala topengmu yang kau izinkan untuk dunia saksikan, di depanku kau bersedia jadi tembus pandang.
Kau mungkin bukan laki-laki paling lucu, tapi sekecil apa pun usahamu untuk membuatku tertawa tak pernah keliru. Kau mungkin bukan laki-laki paling ramah, tapi tulus dan murah hatimu tak akan pernah bisa dibantah. Barangkali subjektif memang. Tapi, Sayang, apa pun rupa dan warna topengmu, bagiku kau indah karena kacamataku cinta, sudah.
#30haribercerita https://www.instagram.com/p/CYSWrGaPk2N/?utm_medium=tumblr
4 notes · View notes