Tumgik
nikenlaraas-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Perkenalkan, dua sosok yang sangat sangat berpengaruh dalam kehidupan saya.
Jika orang bilang, beliaulah kawan berproses saya yang terbaik. Tidak hanya itu, beliau sekaligus merangkap menjadi sahabat, partner bercerita, tempat mencari dan berbagi ilmu, dan teladan bagi saya.
Om (kiri), merupakan suami dari adik ibu saya. Sedangkan pakdhe merupakan suami dari sepupu om saya tersebut. Bisa dibayangkan, tiada hubungan darah di antara kami bertiga. Saya sudah kenal om sejak saya berumur 5 tahun, sedangkan dengan pakdhe sekitar umur 10 tahun. Apakah sudah sedekat itu? Tentu belum.
Ketika saya SMP, saya pindah dan tinggal bersama om bulek. Tentu, hidup saya sedikit banyak berubah. Suasana, interaksi, gaya hidup dan kehidupan sosial saya cukup mendapat intervensi kala itu. Meskipun om bukanlah sosok yang asing bagi saya, tetap aneh rasanya tidak tinggal bersama dengan Bapak Ibu.
Dengan tinggalnya saya bersama om bulek, saya mengikuti bagaimana pola hidup beliau. Termasuk silahturahmi ke Pakdhe saya tersebut. Entah sudah berapa kali saya berkunjung ke rumah beliau. Banyaknya interaksi antara kami bertiga lambat laun mempersempit jarak di antara kami. Membuka jalan menuju evolusi, evolusi diri saya terutama
Saya tidak akan menjelaskan secara detail proses apa yang saya alami. Tapi bagi mereka yang sudah mengenal saya semenjak kecil hingga sekarang, tau betul transformasi yang lalui. Semakin saya besar, entahlah, banyak keajaiban yang terjadi dalam hidup saya. Yang tidak dapat dinalar, tapi benar benar terjadi. Logika saya menuntut hal-hal rasional dan penuh alasan, sesuatu yang kemudian saya hiraukan.
Banyaknya keajaiban yang saya alami seolah selaras dengan semakin dekatnya kami bertiga, yang jelas-jelas memiliki latar belakang yang berbeda. Semenjak keajaiban saya saat memasuki bangku SMP, kami menjadi semakin dekat. Pertanyaan-pertanyaan yang selalu saya lontarkan setiap merenung dan berdoa, perlahan terjawab sudah. Jawaban hati yang butuh kepastian, segera mendapatkan konfirmasi.
Saya adalah anak yang mudah penasaran terhadap semua hal dan gemar mengaitkan fakta yang saya peroleh. Bersyukurlah saya, beliaulah yang membantu saya mencari jawaban dan memahaminya. Beliau bagi ilmu yang dimiliki, beliau jabarkan pengalaman yang beliau lalui dan beliau bimbing saya agar semakin mudah bagi saya untuk mengerti bagaimana dunia bekerja. Tetapi, manusia tidak pernah merasa cukup. Betul saja, semakin saya mendalami ilmu-ilmu, semakin saya merasa bodoh. Kecil saya, dibandingkan dengan ilmu Allah yang tak kunjung habis.
Mengapa mengapa mengapa.
Apakah benar?
Bagaimana bisa terjadi ?
Pertanyaan itu yang menjadi hobi saya sejak dahulu hingga sekarang. Saya menggali tanpa peduli. Saya bertanya dengan apa adanya. Begitu terus, hingga tanpa sadar sudah jauh ternyata saya  melangkah. Hampir setiap minggu saya telfonan dengan pakde selama berjam-jam dan berbincang dengan om setiap harinya. Membahas tanpa arah, tapi selalu dapet intinya. Lucu yak
Semakin saya besar, beliau memberi ilmu sesuai dengan tataran di mana saya berada. Beliau menyibak sistem alam sehingga apa yang saya lihat tentang dunia tidak lagi sama. Menggelar berbagai macam perspektif agar mudah bagi saya menempatkan diri. Beliau mengajarkan tentang waktu, suatu misteri yang hingga kini menjadi ambisi untuk saya pelajari. Maka dari itu, saya suka dengan mereka yang in time (beda ya dengan on time).
Sedangkan om, menjadi alasan mengapa kami bertiga menjadi dekat. Yang tanpanya dan musibah yang kami alami, tidak mungkin kami berada dalam keadaan yang tidak dinanya ini. Om menjadi sosok yang memacu saya untuk bergerak lebih, yang mengingatkan dan yang menyayangi sekaligus. Kata pakdhe, kami berdua berbeda, tapi saling melengkapi satu sama lain. sehingga informasi yang kami dapatkan utuh.
“Orang yang mendapatkan keajaiban adalah orang yang berperilaku sesuai mutmainah. Orang berperilaku demikian karena orang tersebut berilmu.”
Pada titik ini saya sadar, seorang Bapak tidak hanya berdasarkan ikatan biologis. Saya menemukan sosok Bapak-bapak saya yang lain, yang insyaAllah selalu mengarahkan dan menguatkan
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Text
When your life gets hard...
Ketika ngerasa masalah tak kunjung usai dan justru datang terus menerus, ketika ngerasa lelah di sepanjang perjalanan hidup, dan ketika bingung mau ke cerita ke siapa,
Coba geh ke rumah sakit.
Yap, rumah sakit. Meskipun kita nggak sakit, coba geh untuk meluangkan beberapa jam buat stay di sana. Saya merekomendasi untuk datang ke rumah sakit pusat seperti Sardjito di saat jam-jam kritis, sekitar pukul 7-11 siang. 
Ngapain? just stay. dan coba amati sekitar.
Menurut saya pribadi, cara itu cukup ampuh untuk membuat saya lebih sabar, lebih menerima, dan lebih bersyukur tentunya. Tidak hanya itu, kondisi dan pengalaman saya selama di sana menuntut saya untuk lebih peka dan care terhadap lingkungan. 
kalau boleh saya cerita, semua itu berawal dari rutinitas saya mengantar orang tua saya yang ke rumah sakit. Berbagai rumah sakit besar sudah saya rasakan, dan di tiap tempat tersebut, saya selalu mendapatkan hikmah yang Allah titipkan melalui peristiwa-peristiwa sederhana. 
Sebagai contoh, seperti mengantre. Dalam sistem Rumah sakit sebesar sardjito, nomor antrean bak lotre yang sangat berharga. Tidak sedikit orang yang sedari subuh rela datang demi mendapatkan nomor antrean yang lebih awal. Entah saya, jam berapa mereka berangkat dari rumah. Belum lagi mereka yang menginap di penampungan rumah sakit, demi mendapatkan pelayanan yang lebih dini. Sebegitu butuhnya mereka. Tapi apa yang terjadi?
Mereka berbagi. Mereka yang memiliki nomor antrean lebih, rela memberikannya kepada mereka yang butuh. Bahkan, tidak jarang yang rela memberikan nomornya yang lebih awal kepada manula-manula yang baru saja datang. Dan uniknya, semua itu berjalan secara simultan dan berkelanjutan. Mereka yang mendapatkan kebaikan mendapat nomor kecil, akan berbagi kepada yang lain. Di sela-sela itu, tak jarang terbangun sebuah relasi yang berawal dari percapan ringan yang secara terus menerus menjadi saling berbagi pengalaman dan cerita. Dan cerita mereka, akan mengajari kita secara tidak langsung (jika anda sadari). Banyak dari mereka, yang memiliki kasus yang sama, atau bahkan lebih berat, tapi sekali lagi, mereka mengajarkan kita untuk lebih kuat. Di akhir percakapan, pasti teriring semangat, doa, dan senyum. Entahlah, itu yang membuat saya bahagia
Dari kisah-kisah tersebut, banyak yang membuat saya terketuk. Ini salah satunya : Suatu hari, saat saya sedang di unit radiologi, saya bersebelan dengan seorang ibu-ibu yang sudah cukup tua. Beliau dari Sragen, memeriksakan suaminya yang kini menderita kanker hati stadium 3 dan serangkaian komplikasi lainnya. Beliau cerita bahwa hampir tiap minggu beliau bolak-balik jogjakarta-sragen demi pengobatan suaminya. Beliau hanya memiliki 3 anak, yang sulung bekerja sebagai abri, sedangkan sisanya bekerja srabutan. Kau tau? suami yang dirawatnya dengan sabar tersebut, ternyata dulunya satu-satunya pria yang gemar menyiksaya, yang setiap hari mencerca dan memakinya bahkan dalam keadaan sakit sekalipun. Tapi apa yang beliau lakukan? Bertahan. demi anaknya. Dan berkat doa dan kesabaran beliau, anak sulungnya benar-benar berhasil. tetapi tidak dengan kedua anak lainnya, yang dahulunya bersikap acuh tak acuh. Dengan masa lalu yang sedemikian rupa, dengan suami yang terus menyakiti, ibu tersebut tetap merawat dengan sukarela dan sabar.
Masih banyak kisah lain yang mungkin lain kali akan saya ceritakan, tapi tidak sekarang :))
Apabila kalian merasa selalu kurang, dan selalu merasa kalianlah yang ada pada titik terendah, cobalah pergi ke instalasi rehabilitasi medis. Kalian akan melihat, betapa banyaknya ibu-ibu berbondong-bondong mengantre dan menunggu untuk berkesempatan menerapi anaknya. Banyak dari mereka yang mendapatkan kecacatan fisik, kecacatan motorik, dan kecacatan mental, bahkan sedari bayi. Mereka harus dengan telaten setiap beberapa kali seminggu untuk fisioterapi, padahal rumah mereka begitu jauhnya. Bayangkan, kurang sabar apa. dan kita, sebagai manusia normal, saya rasa akan cukup malu untuk tidak bersyukur. Bagaimana tidak, di dalam keterbatasan mereka, ibu maupun anaknya masih bisa tersenyum, masih bisa berkata “alhamdulillah” atau “untung saja”, masih bisa memberi semangat dan memperkuat satu samalain. sedangkan kita, tetap sambat sepanjang waktu
bagi kalian yang menyia-nyiakan hidup untuk hal yang tidak bermanfaat, cobalah untuk ke poli onkologi atau poli lainnya. Kalian akan menemui, betapa banyak mereka yang bergantung ingin hidup, yang masih memiliki cita-cita dan amanah untuk diselesaikan. Betapa banyak dari mereka yang sebisa mungkin bertahan dalam progresifitas penyakit yang kian menggila. Sekali lagi, kita patut bersyukur dan patut pula kita menghargai pemberian Allah
Hal-hal kecil seperti ikut mengarahkan, saling merekomendasi, menunggu pintu lift, berbagi bekal dan saling mendahulukan, membuat saya merasa beruntung dan rasa ingin melakukan hal yang sama. Ketika kita merasa dipermudah oleh Allah melalui suatu perantara, maka tanpa sadar pula, kita menjadi perantara Allah untuk mempermudah urusan orang lain.
Mungkin menurut kalian, ini lebay atau berlebihan. tapi menurut saya, ini yang membuat saya terus terinspirasi untuk jadi pribadi yang lebih baik
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Text
Love Yourself
Sekilas, keliatan egois yekan?
Tapi saya rasa pikiran dangkal tersebut hanyalah bagi mereka yang menilai sesuatu dari permukaannya saja. Tanpa paham maksud dan persepsi di belakangnya.
Selayaknya frasa “safety first”, saya rasa “love yourself” juga patut untuk dipertimbangkan. Di sini saya tidak mengacu pada narsisme ataupun keegoisan diri, melainkan lebih mencintai diri kita sendiri untuk memacu kita melakukan tindakan-tindakan yang bermanfaat, entah bagi internal kita maupun bagi orang lain.
Sebelum saya bercerita lebih lanjut. Perlu saya tekankan, bahwa saya bukan sisi sok putih yang berlaga menggurui, melainkan hanya sedikit berbagi mengenai apa yang saya pikirkan dan rasakan. Tidak ada salahnya bukan untuk sekedar menulis? Intinya, melalui media ini kita saling belajar, okay?
Kembali lagi, mengapa saya bisa berkata love yourself begitu pentingnya?
Ada pepatah mengatakan, Apabila engkau ingin mengenali Tuhanmu, kenalilah dulu dirimu. Secara implisit, untuk kita bisa tahu siapa Tuhan, mengapa kita dilahirkan, dan apa hakikat kita hidup, kita harus mengetahui dahulu SIAPA KITA. Kita harus tahu apa potensi dan kekurangan kita, harus paham betul bagaimana sistem internal kita bekerja dan bagaimana cara untuk mengatasi setiap masalah dan pergolakan batin. Dengan demikian, kita mampu menempatkan diri dan berpikir solutif di setiap situasi.
Setelah kita tahu siapa kita, kita perlu mencintai diri kita sendiri. Saya memang bukan tipe bucin, bahkan belum pernah pacaran sekalipun. Tapi dalam mencintai, ada rasa menerima dan berusaha untuk memberikan yang terbaik. Sehingga, ketika kita mencintai diri kita, secara otomatis kita akan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Dengan demikian, kita akan selalu memastikan bahwa yang kita pikirkan dan lakukan harus memberikan manfaat. Ini menjadi suatu auto energi yang cukup baik menurut saya, dimana kita akan terpacu untuk selalu berbuat baik (apabila dalam perpspektif yang saya maksudkan)
Because I love myself,
I won’t let myself to be bad, I won’t waste my time for something that never affect me positively and I won’t keep myself in the point where I don’t have any progress or target.
Because I love myself,
I will treat people as well as I can, I will help as long as I may, and I will ensure I never hurt them. I will live better and better...
Setidaknya itu yang selalu saya ingat, untuk meminimalisir kekhilafan dan kesalahan saya--yang saya pun yakin, ada begitu banyaknya.
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Quote
Iya, Rindu, tapi mengapa terus Meragu?
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Text
Nothing
Hey 22! gak kerasa udah mau umur segitu aja
Gimana kabar IPK? udah sesuai ekspektasi orang tua?
Udah berapa banyak prestasi? apa masih aja ngejar?
Negara mana aja yang udah didatengin? Apa masih di situ-situ aja?
Udah sampe mana bisnisnya? Apa masih ngandelin duit orang tua?
Udah bermanfaat bagi umat? Apa masih mikir-mikir idealis tanpa gerak?
Yaelah, pantes hidup lu hambar
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Text
Tiru Meniru
Saya menyadari bahwa orang tua berperan penting dalam pola pikir seorang anak. Maaf, tidak hanya orang tua, melainkan lingkungannya. Namun demikian, orang tualah yang dinilai paling dekat dengan anaknya.
Tidak berbicara mengenai watak, tapi bagaimana seorang anak berproses. Dan untuk membuat sebuah karakter, membutuhkan proses yang cukup lama. Menurut penelitian, untuk membuat sebuah “habit” diperlukan paling tidak 4 bulan secara berturut-turut, apalagi sebuah karakter.
Dalam berproses, faktor lingkungan sangat berperan penting, termasuk individu-individu yang ditemui oleh si anak. Secara tidak langsung, kebiasaan, gaya hidup, pola berpikir, tindak tanduk bahkan feedback orang di sekitar anak berpeluang untuk membangun karakter anak. Hal ini yang biasanya tidak disadari atau tidak digubris oleh orang-orang tersebut.
Sekedar berkata, “tidak boleh” atau “jangan, nanti ndak...”, “nanti jatuh lhoo”, “kamu mau nanti sakit” ternyata cukup berarti. Anak-anak yang terlalu banyak dilarang dan dikekang, akan kesulitan dalam mengambil keputusan, terlalu takut untuk bertindak dan cenderung menyimpan aspirasinya. Karena apa ? Karena mereka tidak pernah diberi kesempatan untuk mencoba. Jadi jangan pernah salahkan ketika besarnya, mereka menjadi orang-orang yang berdiam diri dan takut gagal. Mereka tidak dibiasakan untul mencoba, apalagi untuk gagal. Benar, Pengalaman adalah guru terbaik. 
Suatu hari saya kuliah, dan ada kata-kata dari dosen saya yang cukup berkesan, beliau berkata,”kalau diberi contoh yang benar terus, kita tidak pernah tahu mengapa itu benar. Terkadang kita harus melihat kesalahan untuk mengetahui kebenaran.”
Tolong jangan dilihat unsur negatifnya. Dari situ, saya melihat bahwasannya kita juga perlu tahu dunia yang lain, dunia yang gelap. Jangan terlalu berfanatik terhadap suatu hal, karena ketika kita terlalu berambisi dan terlalu mencintai suatu hal, kita bisa menganggap semua itu benar. Jadi, menurut saya, patut seorang anak atau kita sendiri mengetahui sisi gelap dari sesuatu. Mengapa banyak anak yang merokok dan narkoba pada usia dini ? Karena mereka penasaran dan ingin coba-coba tanpa mengetahui efek dibaliknya. Parahnya, tidak ada pendampingan dari kita yang dinilai lebih mengerti. Jadi sangat perlu mereka tahu bagaimana itu rokok, bagaimana kekerasan seksual, bagaimana perilaku yang negatif, dll. Simplenya, agar mereka tidak penasaran. Jika semakin dilarang, semakin tinggi rasa penasarannya.
Hal yang besar terbangun dari hal-hal yang kecil. Yang mungkin saking kecilnya, hingga terabaikan. Dalam waktu yang lama, akan membentuk sesuatu yang besar. Begitu pula gaya hidup dan kebiasaan. Perlu bagi kita yang lebih dewasa untuk konsisten, ya gampangnya menepati janji kita kepada anak kecil. Mereka juga mengingat dan berharap lhoo. Orang tua yang terkesan plinplan akan membuat anak bingung mana yang harus dipercayai, dan lama-lama hilang pulalah rasa percayanya. 
Buat kita seterbuka mungkin dengan anak, dan jangan pernah memarahi. Anak yang takut dimarahi, akan  cenderung menyimpan dan enggan untuk bercerita. Di sinilah titik kita bisa kehilangan kontrol. Mereka cenderung menutupi segalanya agar terlihat baik-baik saja, tentu dengan cara mereka sendiri. Anak yang sering mendapatkan kekerasan verbal, psikis maupun fisik, akan cenderung menutup diri di rumah. Sebaliknya, bisa juga mencari onar, untuk membuktikan eksistensinya.
Biarkan mereka berusaha, biarkan mereka belajar, biarkan mereka memiliki waktu untuk merenung dan introspeksi, biarkan mereka untuk mengeksplor kemampuannya, dan jangan pernahmenuntut mereka untuk menjadi yang kita ingin. Dengarkan mereka, don’t judge them please, biarkan mereka menjelaskan terlebih dahulu. Mereka yang menjalani hidup, kita sebagai yang lebih tua hanya bisa mengarahkan dan mendampingi. Mereka meniru kita.
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Selamat Pagi! Sudah bersyukur beloom? Have a nice day!
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Link
Allah SWT berfirman: بَلٰى ۙ مَنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهٗۤ اَجْرُهٗ عِنْدَ رَبِّهٖ ۖ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ "Tidak! Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS. Al-Baqarah: Ayat 112) Masih sedih dan masih takut? Mungkin kita masih kurang berserah diri :)) Allah selalu memberikan rencana yang terbaik
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Quote
Lebih baik mundur daripada mengganggu kebahagiaan orang lain. Setiap orang berhak untuk bahagia. Find your own happiness.
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Text
Mereka yang Datang dan Mereka yang Pergi
Mereka yang datang hanya untuk pergi.
Terus buat apa datang kalau kemudian kita yang ditinggalkan?
Saya termasuk orang-orang yang percaya bahwa semakin banyak event atau kegiatan yang saya ikuti, semakin banyak pula relasi yang saya dapatkan. Saya senang bertemu orang-orang baru dan sangat senang belajar dari masing-masing individu. Seperti sejatinya manusia, saya selalu menginginkan bahwa relasi yang saya jalin dengan orang lain akan bertahan dalam jangka waktu yang lama. 
Saya nggak pengen relasi saya hanya sebatas teman kerja ataupun “sebatas tahu”. Hanya say hai tanpa tahu bagaimana kehidupannya, tanpa tahu bagaimana dia. Makanya, saya sangat bersyukur dan seneng aja bisa liat dan memiliki sekumpulan orang yang bisa mempertahankan pertemanan mereka.
Tetapi, Tuhan memiliki perspektive lain.
Tuhan juga menciptakan orang-orang yang hanya “numpang lewat”di kehidupan kita. Yang mungkin dengan pertemuan singkat, mampu membuka mata kita tentang sisi-sisi lain kehidupan yang belum kita jamah.
Mungkin orang yang numpang lewat itu, membuat kita belajar.
Belajar membaca situasi dan memposisikan diri. Belajar mengandai apabila kita di posisi orang lain. Belajar introspeksi diri melalui pengalaman yang ia ceritakan. Belajar menghargai sebuah pertemuan.
dan belajar menghadapi perpisahan.
Mungkin pula, Tuhan mempertemukan kita dengan seseorang untuk membuat kita saling mengisi kekurangan satu sama lain. Membimbing kita ataupun sekedar memberikan contoh yang sederhana. Atau... kita dipertemukan untuk bisa saling mendengar dan memberikan manfaat. Memberikan energi baru untuk memulai, apapun itu. 
Setiap awal pasti ada akhir, begitulah dunia berjalan seimbang.
Saya yakin setiap pertemuan memiliki makna. Mengapa pada waktu ini dan dalam situasi ini saya bertemu seseorang, pasti ada maksud dan tujuannya. Mengapa saya merasakan bahagia, sedih, jengkel, kesal, ataupun takut, pasti memiliki hikmah di dalamnya, bagi saya maupun bagi dia.
“Ketika Tuhan mempertemukan saya dan Fulan, pasti saat itu, Fulan lah yang terbaik bagi saya ataupun sebaliknya. Ketika Tuhan memisahkan saya dan Fulan, Tuhan memberikan manusia yang lebih baik daripada Fulan sesuai saat yang tepat.“
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Tunggu kuy! Serang punya cerita 😁
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Text
Tanpa Alasan
Pernah nggak kalian ngerasa perubahan mood yang drastis?
Semula yang ceria dan bahagia, tiba-tiba jadi pendiam atau ingin menangis tanpa alasan
Semula yang ngerasa terpuruk dan pengen nyerah aja, tiba-tiba bangkit dan lupa sama rasa sakit serta bebannya
Saya termasuk golongan orang-orang yang cukup sering mengalami hal tersebut. Saya mudah sekali berubah secara tiba-tiba, apalagi jika terdapat great influence. Meskipun sering tidak saya tunjukkan dan lebih senang memendam sendiri, terkadang hal tersebut dirasakan oleh orang-orang terdekat saya. Sebenarnya lumayan berat, mengingat saya cukup ekspresif dan gatal untuk bercerita hehe, makanya terkadang menjadi tidak terkendali.
Untuk sebagian orang, mungkin mereka menganggap “ah lebay””itu mah mood moodan namanya” atau “ajegile, udah dewasa masih aja labil”. Tapi dari situ pula, saya bisa memastikan bahwa saya masih manusia. Ternyata masih punya hati yang rapuh dan lemah. Berkali-kali ketika saya jatuh, saya meyakini diri bahwa saya sedang “lalai” dari janji dan perintah-Nya, sehingga apa yang saya alami merupakan sanksi yang harus saya terima.
Bukan berusaha untuk bijak teman-teman. Perubahan emosi yang sering saya alami ini memicu saya untuk berfikir
“Inikah cara Allah untuk mengingatkan, agar hambanya ini tidak berlebihan dalam suatu keadaan ?” 
Tidak berlebihan dalam berbahagia dan tertawa terbahak-bahak, agar tidak lupa jalan untuk kembali.
Tidak berlebihan dalam bersedih, agar bisa hambanya  kembali menjalani hidup.
Dari situ, saya menyadari lagi bahwa “Allah sangat mudah dalam membolak-balik perasaan manusia” , entah apapun penyebabnya dan bagaimanapun prosesnya. Bahkan bisa saja TANPA ALASAN, apabila Allah menghendaki ya kan ? Manusia cerdas, kuat dan mampu. Tapi di hadapan Tuhannya, dia tidak lebih dari boneka. Dijatuhkanlah dia, dia jatuh. Diberikanlah dia kekuatan, dia bangkit. Sederhana.
Pernah suatu siang, saya beraktivitas seperti biasa. Anehnya, sepanjang hari itu intonasi suara saya selalu tinggi. Demi apapun, saya tidak bermaksud demikian. Saya tidak marah dan saya tidak memiliki alasan untuk marah pula. Lama kelamaan, saya gundah. Ada yang tidak beres. Kemudian, sholatlah saya. Di sela-sela doa, bisa-bisanya saya menangis sesenggukan. Saya sujud, dengan maksud menutupi suara tangis. Justru semakin menjadi-jadi saya. Pelan-pelan, tanpa saya sadari, saya membuka diri. Saya mengadu sehabis-habisnya seperti anak mengadu pada ibunya, saya bercerita mengenai hal yang tidak bisa saya ceritakan kepada orang lain, ataupun orang tua saya. Saya meluapkan segala emosi dan uneg-uneg saya. Hingga pada akhirnya, saya mengakui segala dosa yang saya perbuat sambil menangis sesenggukan. 
Setelah itu, saya lega. Saya kembali stabil dan bersikap seperti biasa. 
“Ketika ada Allah, yang siap menerima segala keluhmu, resahmu, lelahmu mengapa harus bingung sendiri mencari sandaran keluh? Ketika Allah senantiasa menjaga aibmu, mengangkat bebanmu bahkan memberi jalan untukmu memecahkan masalah, mengapa harus menggantungkan diri pada manusia yang belum tentu menerimamu?”
Ketika kita menemui sesuatu TANPA ALASAN, saya yakin, bahwa Allah ikut andil di dalamnya
0 notes
nikenlaraas-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Hai! Saya Niken Laras
Setelah sekian lama, saya akhirnya balik ke tumblr lagi! Dulu jaman SMA sebenernya udah pernah punya, tapi udah mulai acak-acakan dan nggak keurus lagi hehehe Udah sejak lama pengen balik nulis dan ngepost lagi, tapi belum nemu waktu yang pas. Sempet nggak percaya diri juga buat muncul di sosmed. Tapi lama kelamaan greget juga ni tangan pengen nulis Ni tumblr isinya cuma cerita sama opini saya aja, termasuk hal-hal yang saya suka. Jadi buat temen-temen yang ngerasa kurang pas, bisa banget ngasih aspirasinya lho yaaa
Have a nice day!
0 notes