Pemburu senja. Pendengar cerita. Kadang menulis cerita.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Memaknai Tawakal
Musibah bisa menimpa siapa saja dan kapan saja tanpa terkecuali.
Ketika menghadapi kenyataan bahwa pesawat yang seharusnya membawa kamu ke tujuan ternyata sudah tidak bisa dikejar. Kira-kira apa yang akan kamu lakukan jika menghadapi situasi seperti itu?
Marah ? Menyesal ? Menangis ? Beli tiket baru untuk penerbangan selanjutnya ? Atau mengurungkan niat untuk pergi ?
Jawabannya, adalah tawakal. Bener, tawakal adalah cara paling ampuh menghadapi berbagai situasi yang sulit dan membingungkan.
Sedikit berbagi cerita,
Jadwal penerbanganku ke BTH pukul 10.00, dan boarding time pukul 9.30. Posisiku pukul 9.17 masih di bus bandara. Sampai bandara tepat pukul 9.38 dan langsung menuju counter check in untuk cetak boarding pass. Sesampainya di gate tujuan, petugas bandara tidak membolehkanku masuk pesawat dengan alasan waktu boarding sudah habis dan untuk mencapai pesawat perlu perjalanan 15 menit dengan bus di dalam bandara.
Tidak, aku merasa masih bisa mengejar pesawat, boarding pass sudah di tangan, pasti pihak maskapai akan menunggu penumpang yang masih berada di area bandara, pikirku. Aku berusaha tenang dan menjelaskan dengan cara yang santun ke petugas ground handling. Hasilnya aku tetap tidak bisa ikut penerbangan tersebut dan diminta menghubungi CS untuk dapat ikut penerbangan selanjutnya.
Aku ikuti sarannya.
Sesampainya di counter CS, aku menceritakan kronologinya dengan sedikit panik dan keringat bercucuran. Aku beruntung dipertemukan dengan CS CGK (terminal 1B) yang baik hati dan simpatik. Dia betul-betul memahami posisiku yang harus terbang hari itu juga dan harus sampai sebelum jam 5 sore karena masih harus melanjutkan perjalanan laut 1,5 jam lamanya. Dia berjanji akan membantuku untuk mendapatkan tiket penerbangan selanjutnya. Dan aku diminta untuk menunggu di ruang tunggu, dia memberikan batas hingga pukul 12.
Pukul 12 aku kembali mendatangi counter CS. Namun jawabannya nihil, tiket sold. Hanya ada tiket penerbangan esok hari, paling pagi pukul 6. Dan itu tidak mungkin menjadi pilihanku.
Aku diam dan berpikir.
Cukup lama aku berdiri dan diam di depan counter CS. Aku melihat orang lalu lalang, ada yang berlari, ada juga yang marah-marah ke CS karena ketinggalan pesawat dan harus beli tiket untuk ikut penerbangan selanjutnya.
Rasanya, aku tidak punya cukup energi untuk sekedar mengeluh, marah bahkan mengumpat saat itu. Bagiku, itu bukan jalan keluar terbaik.
Aku teringat satu hal, ada Allah yang Maha Kuasa. Aku segera bergegas menuju musholla bandara. Berharap, setelah menghadapNya, ada kabar baik.
Selesai sholat ada petugas CS yang menghampiriku. Ternyata dia mencariku kemana mana. Aku berusaha tenang dan menyambut kedatangannya dengan senyuman. Dia membalas senyumku dan memberikan tiket beserta paspor milikku.
Dia mengatakan waktu boarding sebentar lagi, aku diminta untuk bergegas menuju gate. Dia meminta no.HP dan TTD di tiketku yang sudah 'hangus'. Lalu dia mengulurkan tangan dan berpesan padaku, "hati-hati" dengan senyuman yang merekah.
Aku merasa doaku terkabul dengan begitu cepat. Baru saja aku memohon untuk diberikan kemudahan, ternyata belum semenit Allah sudah mengabulkan permohonanku.
Alhamdulillah, tidak henti-hentinya aku mengucapkannya dalam hati. Tidak ada balasan yang pantas untuk CS sebaik dia, selain doa "semoga kebaikan dan kemudahan senantiasa ia dapatkan dalam hidupnya". Ia rela mengambil resiko memohon pada atasannya agar aku bisa mendapatkan tiket penerbangan selanjutnya di hari itu juga, dan "free" tanpa biaya tambahan, meskipun jika dilihat di sistem sudah tidak ada penerbangan yang tersedia, sungguh sebuah keajaiban.
Saat itu aku menyadari satu hal, bahwa orang dengan profesi apapun berkesempatan menjadi manusia mulia di hadapan-Nya dengan membantu orang lain memenuhi hajatnya. Dan CS itu adalah salah satu manusia mulia itu. Ia Aku ingat namanya, Tania Yuli. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang berlipat atas upaya kebaikannya. Aamiin.
Satu hal yang aku yakini, dan harus kita imani bersama, bahwa innama'al 'usri yusro, bersama kesulitan ada kemudahan. Yakin! Semua yang terjadi menimpa kita adalah ketetapan-Nya, berasal dari-Nya dan pasrahkanlah pada-Nya.
Jadi, jika kamu menghadapi posisi yang sama sepertiku, coba tenanglah dan berkatalah yang baik serta santun, dan tawakal pada-Nya.
27112019 - Di perjalanan menuju Pulau Karimun
4 notes
·
View notes
Text
Kuliah Persiapan Nikah (Salim A Fillah)
Ngomongin NIKAH itu bukan tentang galau tapi tentang Ibadah tentang Langkah Membangun Peradaban, jadi perlu persiapan yg panjang dan matang.
Kuliah WhatsApp : #NIKAH
1. Dalam isyarat Nabi tentang Nikah, ialah sunnah teranjur nan memuliakan. Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati.
2. Maka sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya.
3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat hadir bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan.
4. Persiapan hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.”
5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul Maram menambahkan makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah.
6. Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh.
7. Jika kesiapan diukur dengan “Ba’ah”, maka persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup.
8. Izinkan saya membagi Persiapan dalam 5 ranah: a. Ruhiyah, b. ‘Ilmiyah, c. Jasadiyah (Fisik), d. Maaliyah (Finansial), e. Ijtima’iyah (Sosial)
9. Persiapan perlu start awal. Salim nikah usia 20 th, tapi karena persiapannya dimulai umur 15 th, maka tak bisa disebut tergesa.
10. Sebaliknya, ada orang yang Nikah-nya umur 30 th, tapi persiapan penuh kesadaran baru dimulai umur 29,5 th. Itu namanya tergesa-gesa.
11. Kita mulai dari yang pertama; Persiapan Ruhiyah. Ialah nan paling mendasar. Segala persiapan lainnya berpijak pada yang satu ini.
12. Persiapan Ruhiyah (Spiritual) ada pada soal menata diri menerima ujian & tanggungjawab hidup nan lebih berlipat, berkelindan.
13. (QS Ali Imran 14): Sebelum nikah ujian kita linear: pasangan hidup. Begitu berjejalin: pasangan, anak, harta, gengsi, investasi.
14. Sebelum Nikah, grafik hidup kita analog dengan amplitudo kecil. Setelah menikah, ia digital variatif; kalau bukan NIKMAT, ya MUSIBAH.
15. Maka termakna jua dalam Persiapan Ruhiyah terkait adalah kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu.
16. SABAR & SYUKUR itu semisal tentang pasangan; ia keinsyafan bahwa tak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki lebih & kurangnya.
17. Khadijah itu lembut, penyabar, penuh pengertian, & dukung penuh perjuangan. Tapi tak semua lelaki mampu beristeri jauh lebih tua.
18. ‘Aisyah: cantik, cerdas, lincah, imut. Tapi tak semua lelaki siap dengan kobar cemburunya nan sampai banting piring di depan tamu
19. Persiapan Ruhiyah adalah mengubah ekspektasi menjadi obsesi. Dari harapan akan apa nan diperoleh, menuju nan apa akan dibaktikan.
20. Jika masih terbayang sbb: lapar ada yang masakin, capek ada yang mijitin, baju kotor dicuciin. Itu ekspektasi. Bersiaplah kecewa.
21. Ekspektasi macam itu lebih tepat dipuaskan oleh tukang masak, tukang pijit, & tukang cuci;) Ber-obsesilah dalam Nikah. “Apa obsesimu?”
22. Obsesi sebagai Persiapan Ruhiyah semisal: Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk mensurgakan keluargamu?
23. Usai itu, di antara persiapan Ruhiyah adalah menata ketundukan pada segala ketentuanNya dalam rumah tangga & masalah-masalahnya.
24. Lalu persiapan ‘Ilmiyah-Tsaqafiyah (Pengetahuan) Nikah, meliput banyak hal semisal Fiqh, Komunikasi Pasangan, Parenting, Manajemen, dll
25. Bukan Ustadz-pun, tiap muslim harus sampai pada batas minimal ilmu syar’i nan dibutuhkan dalam berhidup, berinteraksi, berkeluarga
26. Lalu tentang komunikasi pasangan; seringnya masalah rumahtangga bukan krn ada maksud jahat,melainkan maksud baik nan kurang ilmu Nikah
27. Sungguh harus diilmui bahwa lelaki & perempuan diciptakan berbeda dengan segala kekhasannya, untuk saling memahami & bersinergi.
28. Contoh beda hadapi masalah & tekanan; Wanita: berbagi, didengarkan, dimengerti. Lelaki: menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi Nikah
29. Bayangkan jika perbedaan itu dibawa dalam sikap dengan asumsi: “Aku mencintaimu seperti aku ingin dicintai” Konflik pasti meraja.
30. ->Suami pulang dgn masalah berat disambut isteri yg memaksa ingin tahu & dengar problemnya, padahal ia ingin sendiri & bersolusi.
31. Lihatlah Khadijah saat Muhammad pulang dr Hira’ dengan panik & resah. Dia tak bertanya, dia sediakan ruang sendiri & kontemplasi.
32. Sebaliknya-> Isteri yg sdg ingin didengar lalu curhat ke suami, suami malah tawarkan solusi. Padahal dia hanya ingin dimengerti.
33. Isteri: “Mas aku capek, rumah berantakan bla-bla-bla.” Suami: “OK, kita cari pembantu. “ Istri: “O, jadi aku dianggap pembantu?!.” Suami: “Lho?! “
34. BEDA lagi: Suami single tasking, bisa marah kalau isterinya nan multitasking memintanya kerjakan beberapa hal berrangkai-rangkai.
35. BEDA lagi: Isteri sering berkalimat tak langsung nan tak difahami suami. Istri:” Mas, Salma belum dijemput, aku masih harus masak!”
36. -> Jawab suami: “Oh, kalau gitu biar nanti Salma pulang sendiri” Dijamin para isteri gondok, sebab maksudnya: “Tolong jemput Salma!”
37. BEDA. Bagi suami masalah hrs disederhanakan (Spiral ke dalam). Bagi isteri, tiap detail & keterkaitan sgt penting (Spiral keluar)
38. Dan banyak lagi BEDA yang jk tak diilmui potensial jd masalah serius.
39. Next: Parenting. Waktu kita sempit; belum puas belajar jd suami/isteri, tiba-tiba sdh jd ayah/ibu. Maka segeralah belajar jd Ortu
40. Anak adl karunia yg hiasi hidup, amanah (lahir dalam fitrah, kembalikan ke Allah dalam fitrah), pahala, sekaligus fitnah (ujian).
41. Maka mengilmui hingga detail-detail kecil soal parenting adalah niscaya. Hadits: renggutan kasar pd bayi membekas di jiwa.
42. Uji kecil buat calon ibu & ayah: “Apa yang anda lakukan saat anak lari-larian di depan rumah lalu GABRUSS, jatuh berdebam?”
43. LAZIM: “Sudah dibilang, jangan lari-lari! Tuh, jatuh kan!” -> Anak belajar utk menganggap dirinya selalu bersalah dalam hidupnya.
44. LAZIM: “iih, batunya nakal ya Nak! Sini Ibu balaskan!” -> Anak belajar salahkan keadaan sekitar utk excuse dr kurangnya ikhtiyar.
45. LAZIM: “Hm, nggak apa-apa, nggak sakit, cuma kayak gitu!” -> Ketakpekaan. Hati-hati dibalas saat kita sdh tua & sakit-sakitan;P
46. Alangkah bahaya tiap huruf dari lisan bg masa depan anak kita. Latihlah dia agar lempang (tanpa dusta & tipu) dlm taqwa (QS 4: 9)
47. Kita masuk persiapan Jasadiyah (Fisik) untuk . Ini jua perkara penting sebab terkait dengan keamanan, kenyamanan, & ketenagaan.
48. Awal-awal, periksa & konsultasilah ke dokter atas termungkinnya sgl penyakit tubuh, lebih-lebih nan terkait kesehatan reproduksi
49. Pernikahan itu utuh di segala sisi diri, maka menjalani terapi & rawatan tertentu untuk membaikkan fisik adalah jua hal yang utama.
50. Fisik kita & pasangan bertanggungjawab lahirkan generasi penerus yang lebih baik. Maka perbaiki daya & staminanya sejak sekarang.
51. Perbaiki pola asup, tata gizi seimbang. Allah akan mintai tg jawab jajan sembarangan jika ia jadi sebab jeleknya kualitas penerus
52. Bangun kebiasaan olahraga ilmiah; tak asal gerak tapi membugarkan, menyehatkan, melatih ketahanan. Tugas fisik berlipat 3 setelah
53. Jadi, target persiapan fisik itu 3 tingkatan; a.PRIMER: sehat & aman penyakit, b.SEKUNDER: bugar & tangkas, c.TERSIER: beauty & charm;)
54. Selanjutnya, persiapan Maliyah (finansial), ini yang paling sering menghantui & membuat ragu sepertinya. Padahal ia sederhana.
55. Yang tepat bicara persiapan Maliyah ini sebenarnya Ust. @ahmadgozali, izinkan Salim lancang singgung sedikit dgn ilmu nan dangkal
56. Konsep awal; tugas suami adalah menafkahi, BUKAN mencari nafkah. Nah, bekerja itu keutamaan & penegasan kepemimpinan suami.
57. Ingat & catat: Persiapan finansial sama sekali TIDAK bicara tentang berapa banyak uang, rumah, & kendaraan yang harus anda punya.
58. Persiapan finansial bicara tentang kapabilitas hasilkan nafkah, wujudnya upaya untuk itu, & kemampuan kelola sejumlah apapun ia.
59. Maka memulai pernikahan, BUKAN soal apa anda sudah punya tabungan, rumah, & kendaraan. Ia soal kompetensi & kehendak baik menafkahi.
60. ‘Ali ibn Abi Thalib memulai bukan dari nol, melainkan minus: rumah, perabot, dll dari sumbangan kawan dihitung hutang oleh Nabi.
61. Tetapi ‘Ali menunjukkan diri sebagai calon suami kompeten; dia mandiri, siap bekerja jadi kuli air dengan upah segenggam kurma.
62. Maka sesudah kompetensi & kehendak menafkahi yang wujud dalam aksi bekerja -apapun ia-, iman menuntun: itu buat kaya (QS 24: 32)
63. Agak malu, Salim juga minus saat nikah; hutang yang terrencanakan terbayar dalam 2 tahun menurut proyeksi hasil kerja saat itu.
64. Tetapi Allah Maha Kaya, dan menjadi pintu pengetuknya. Hadirnya isteri menjadi penyemangat; hutang itu selesai dalam 2 bulan.
65. Buatlah proyeksi nafkah secara ilmiah & executable, JANGAN masukkan pertolongan Allah dlm hitungan, tapi siaplah dgn kejutanNya;)
66. Kemapanan itu tidak abadi. Saya memilih di usia 20 saat belum mapan agar tersiapkan isteri untuk hadapi lapang maupun sempitnya;)
67. Bahkan ketidakmapanan yang disikapi positif menurut penelitian Linda J. Waite (Psikolog UCLA), signifikan memperkuat ikatan cinta
68. Ketidakmapanan nan dinamis menurut penelitian Karolinska Institute Swedia, menguatkan jantung, meningkatkan angka harapan hidup.
69. Karolinska Institute: kemapanan lemahkan daya tahan jantung thd serangan. Di Swedia, biasanya yang kena infark langsung wafat PNS
70. Persiapan yang sering terabai ialah nan kelima ini: Ijtima’iyah (Sosial). Pernikahan adalah peristiwa yg kompleks secara sosial.
71. Sebuah pernikahan yang utuh punya visi & misi kemasyarakatan untuk menjadi pilar kebajikan di tengah kemajemukan suatu lingkungan.
72. Untuk itu, mereka yang akan menikah hendaknya mengasah keterampilan sosialnya jauh-jauh hari, sekaligus sebagai bagian pendewasaan.
73. Membiasakan mengkomunikasikan prinsip-prinsip nan diyakini terkait pernikahan & kehidupan kepada Ortu bisa jadi bagian dari latihan.
-Salim A Fillah-
2K notes
·
View notes
Text
Hari ini, berjalan denganmu tak semenyenangkan dahulu. Ada rasa yang harus ditahan, ada kata yang tak harus terucap, ada banyak hal yang tak bisa dibagi.
Pertemanan memang unik. Semakin bertambah usia, semakin sedikit orang-orang yang dekat dengan kita. Tapi semakin banyak orang yang hanya selewatan kenal atau bertegur sapa. Sulit menemukan kembali sosok teman yang bisa bebas bertukar cerita, berbagi mimpi dan cita-cita.
Bukan menyalahkan keadaan. Hanya saja sudut pandang kita yang harus diubah. Prioritas hidup setiap orang berbeda dan meningkat seiring waktu. Mungkin teman kita bahkan kita sendiri pun demikian. Masing-masing dari kita punya hal yang harus diupayakan.
Stay positive :)
28092019
0 notes
Text
"Penyeru" Nirunabi akan Selalu Ada
Hari ini, tepatnya tadi malam, mataku terbelalak, dadaku sesak, jantungku berdetak cepat, ketika membaca sebuah pesan singkat.
"Allah SWT lebih sayang beliau, dibanding kita, temannya di dunia".
Memori otakku seperti ter-replay otomatis. Begitu singkat aku mengenalnya, tetapi sungguh mendalam kesan dan nasihat yang diberikannya.
Pertengahan tahun lalu, tepatnya akhir Mei 2018, aku yang kala itu hobi mencari kegiatan di akhir pekan, diajak bergabung dalam sebuah komunitas yang memiliki visi "membuat pesantren tahfidz Quran" di lingkungan marjinal. Teman yang mengajakku bergabung, masih dalam satu lingkaran organisasi pergerakan denganku. Dia lalu memperkenalkan aku dengan seniornya, yang ternyata masih satu lingkaran organisasi juga.
Beliau, seniorku, adalah founder sesungguhnya komunitas NiruNabi, yang saat ini sudah menjadi yayasan besar. Sebuah nama, sebuah harapan. Tujuan didirikannya NiruNabi adalah mengajak kaum muslimin, khususnya di lingkungan marjinal, untuk mencontoh (dalam bahasa Jawa meniru) Nabi Muhammad SAW, beserta Sunnahnya. Menjadikan Nabi Muhammad sebagai panutan dan idola yang sebenarnya, sehingga kecintaan kita pada Nabi Muhammad dapat terefleksikan dalam setiap jengkal aktivitas kita.
Sebuah tujuan yang begitu mulia, menjadi bekal bagi kami dalam membangun yayasan.
Aku yang kala itu merasa sangat tidak layak untuk bergabung, "dibuat berpikir" olehnya.
Beliau mengatakan bahwa "Bukan mereka yang membutuhkan kita, tetapi kitalah yang membutuhkan mereka. Kita butuh mereka agar kita bisa belajar, bersyukur dan ikhlas. Ketika kita ingin menolong mereka, posisikan bahwa kita lah yang membutuhkan mereka, mereka adalah kesempatan untuk kita dapat berbuat baik. Jangan pernah merasa bahwa mereka membutuhkan mereka. Sombong itu namanya."
Malam itu, dan di setiap pertemuan kami, beliau selalu mengingatkan hal itu. Kalimat itu secara alamiah melekat di otakku sampai saat ini. Aku yang bukan apa apa, bukan siapa siapa, bahkan tidak ada istimewanya, merasa beruntung bisa mengenal beliau, cukup dekat. Bahkan beberapa kali aku sempat bertemu secara pribadi dengan beliau, sekedar bertemu, bertukar cerita, dan mendengar nasihat dan petuah yang menyejukkan.
Meskipun terkadang, bahkan seringkali, kalimat-kalimat yang beliau ucapkan tidak mudah dimengerti oleh kami, terutama aku. Mungkin karena ilmu dan amalku belum setinggi dan sebanyak beliau.
Aku yang cukup sering berkomunikasi dengan beliau kala itu, dibuat penasaran. Aku mulai menelusuri jejak beliau di dunia maya. Hasilnya "nihil". Aku tidak menemukan jejak digital beliau. Bahkan satu lembar foto beliau pun tidak ditemukan di google.
Seiring waktu, satu per satu latar belakang beliau diungkapkan. Tapi aku merasa belum kenal beliau. Bahkan beliau sakit pun, kami tidak tahu. Baru tadi malam kami tahu, sudah 4 tahun beliau sakit.
Ya Allah, begitu besar kekuatan yang Kau berikan padanya, hingga begitu kuat beliau menyimpan rasa sakitnya, memeluk erat kecintaannya pada Nabi, mengumpulkan kekuatan, hingga tak terlihat lemah sedikitpun.
Empat hari yang lalu, temanku yang cukup dekat dengannya, mengirim pesan singkat,
"Minta do'anya ya. Al utstadz lagi sakit serius., Kirimkan fatihah dalam safarmu, semoga Allah beri kekuatan dan kemudahan. Semoga pertolongan Allah untuknya didekatkan.."
Takdir Allah memanggil namanya tadi malam, tepat pukul 19.30 beliau meninggalkan bumi ini, meninggalkan keluarganya, dan kami semua, yang pernah menjadi saksi perjalanan hidupnya di dunia.
Satu nasehat yang selalu ku ingat dari beliau, "Tekuni apa yang menjadi kompetensi dan passion kamu. Kalau kamu suka ekonomi makro, jadilah spesialis ekonomi makro. Bangun personal branding kamu. Jadilah pakar di bidang itu. Agar masing-masing dari kita punya peran."
Beliau sudah hijrah, dari dunia yang fana.
Beliau adalah penyeru yang aku maksud dalam cerita ini.
Raga beliau mungkin sudah tiada. Tetapi jiwa dan ajaran-ajarannya akan selalu ada. Penyeru Nirunabi akan selalu ada.
Selamat jalan Ustadz, guru kehidupan.
Semoga Husnul khatimah.
Jumat, 13 September 2019/13 Muharram 1441 H.
1 note
·
View note
Text
Menghadapi Penolakan
Jika kamu menawarkan sesuatu pada seseorang, tetapi orang tersebut menolak, bukan berarti orang tersebut menolak apa yang kita tawarkan.
Bisa jadi apa yang kita tawarkan tidak sesuai dengan visinya atau prinsipnya.
Berpikirlah bahwa suatu saat akan ada orang yang menerima apa yang kamu tawarkan, di hari itu juga atau di hari-hari lain.
0 notes
Text
Jika Anak Bertanya tentang Allah
Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH . Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya…
Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?” Tanya 2: “Bu, bentuk Allahitu seperti apa?” Tanya 3: “Bu, kenapa kita gak bisa lihat Allah? Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana? Tanya 5: “Bu, kenapa kita harus nyembah Allah?”
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?
Jawablah :
“Nak, Allah itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Tanya 2: “Bu, bentuk Allah itu seperti apa?”
Jangan jawab begini :
“Bentuk Allah itu seperti anu ..ini..atau itu….” karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.
Jawablah begini :
“Adek tahu ‘kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing,..semuanya.. nah, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
فَاطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ أَزۡوَٲجً۬اۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١١)
[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)
Tanya 3: “Bu, kenapa kita gak bisa lihat Allah?
Jangan jawab begini :
Karena Allah itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Jawaban bahwa Allah itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. [Al-Hadid (57) : 3]
Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Allah dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Allah itu nyata senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.
Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) “barang” dan “sesuatu” yang ditujukan pada Allah. Bukankah sudah jelas dalil Surat Asy-Syura di atas bahwa Allah itu laysa kamitslihi syai’un; Allah itu bukan sesuatu; tidak sama dengan sesuatu; melainkan Pencipta segala sesuatu.
Meskipun segala sesuatu berasal dari Zat-Sifat-Asma (Nama)-dan Af’al (Perbuatan) Allah, tetapi Diri Pribadi Allah itu tidak ber-Zat, tidak ber-Sifat, tidak ber-Asma, tidak ber-Af’al. Diri Pribadi Allah itu tidak ada yang tahu, bahkan Nabi Muhammad Saw. sekali pun. Hanya Allah yang tahu Diri Pribadi-Nya Sendiri dan tidak akan terungkap sampai akhir zaman di dunia dan di akhirat.
[Muhammad melihat Jibril] ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu Yang Meliputinya. Penglihatannya [Muhammad] tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampaui-Nya. (Q.S. An-Najm: 16-17) {ini tafsir dari seorang arif billah, bukan dari saya pribadi. Allahua’lam}
Jawablah begini :
“Mengapa kita tidak bisa melihat Allah?”
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris )
“Adik bisakah nampak matahari yang terang itu langsung? Tidak ‘kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah,melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi,Bagimana kita mau melihat Pencipta matahari itu. Iya ‘kan?!”
Atau bisa juga beri jawaban :
Adek, lihat langit yang luas dan ‘besar’ itu ‘kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit ‘kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita salat. Allah Mahabesar.
Bisa juga dengan simulasi sederhana seperti pernah saya ungkap di postingan “Melihat Tuhan”.
Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek ‘kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari Sobat setelah itu?
Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. “Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara.”
Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana ?“
Jangan jawab begini :
“Nak, Allah itu ada di atas..di langit..atau di surga atau di Arsy.” Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Lalu jika Allah ada di langit, apakah di bumi Allah tidak ada? Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Allah…berarti prinsip Allahu Akbar itu bohong? [baca juga Ukuran Allahu Akbar]
Dia bersemayam di atas ’Arsy. <— Ayat ini adalah ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang wajib dibelokkan tafsirnya. Kalau dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal makna denotatif dan konotatif, nah.. ayat mutasyabihat ini tergolong makna yang konotatif.
Juga jangan jawab begini :
“Nak, Allah itu ada di mana-mana.”
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Allah itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.
Jawablah begini :
“Nak, Allah itu dekat dengan kita. Allah itu selalu ada di hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Allah selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada.”
“Qalbun mukmin baitullah”, ‘Hati seorang mukmin itu istana Allah.” (Hadis)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.(Q.S. Al-Hadiid: 4)
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 115)
Allah sering lho bicara sama kita.. misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan,..nah, itulah bisikan Allah untukmu, Sayang.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al-Baqarah: 213)
Tanya 5: “Bu, kenapa kita harus nyembah Allah?”
Jangan jawab begini :
“Karena kalau kamu tidak menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke surga.”
Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Allah bahkan menjadi benih syirik halus (khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka,”Masak sama Allah kayak dagang aja! Yang namanya Allah itu berarti butuh penyembahan! Allah kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, surga; kalau gak diturutin, neraka!!”
“Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya.” (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)
Jawablah begini :
“Nak, kita menyembah Allah sebagai wujud bersyukur karena Allah telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi.. kalau mesti bayar, ‘kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.
Kalau Adek gak nyembah Allah, Adek yang rugi, bukan Allah. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam. (Q.S. Al-Ankabut: 6)
Katakan juga pada anak:
“Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Allah, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?! (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
“Kenapa, Bu ?”
“Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal
Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Allah tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Allah selalu ada untuk kamu. Nanti, Allah juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu.”
Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Allah. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).
Wallahua’lam.
Sumber : Jika Anak Bertanya tentang Tuhan | Muxlimo’s
Being a mom is a big deal, preparation is a must. Karena nasib peradaban ini dipercayakan pada tangan para ibu.
Go follow @SuperbMother | superbmother.tumblr.com
5K notes
·
View notes
Photo

From you I learned that survive and being patient is the key to find out exit way. . Thank you for being a good friend. . #officemate #afterwork #qualitytime #farewall #lifebalance (di Kemang Village) https://www.instagram.com/p/BytnvVEl4JI__05NeYOq2BKEBp_RWHoN51Ejj00/?igshid=13zrhtpz2rbb7
0 notes
Photo

Mudik kemana? Pertanyaan ini sering muncul menjelang libur lebaran. Dan rata-rata orang menjawab "mudik ke kampung halaman/kelahiran/mertua/rumah ortu." Tapi pertanyaan sederhana ini tidak mampu dijawab oleh sebagian orang di suatu kampung di utara ibukota, kampung akuarium. Teringat ketika yayasan kami @niru_nabi menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat disana pada pertengahan Ramadhan, saya sempat ngobrol santai dengan seorang Ibu, istri nelayan, "Mudik gak Bu tahun ini?" "Gak mudik mbak, saya takut kalo pulang kampung lama, pas balik lagi kesini rumah saya sudah hilang." "Lho, kok bisa hilang? Emang siapa yang ngambil Bu?" "Maksudnya hilang digusur mbak, rumah yang kami tempati disini hanya Huntara, saya aja gak tau bisa tinggal disini sampai kapan. Gak ada yang pasti mbak. Makanya kalo mau mudik kita digilir, supaya ada yg nunggu rumah disini. Supaya kalo ada yang gusur, ada yang melawan." 😭 Sesaat setelah mendengar jawaban dari Ibu itu (lupa namanya 🙏) saya terdiam. Berpikir dan menyusun kata-kata yang tepat untuk memberikan sedikit hiburan.. ---------- Di saat para perantau ibukota bisa tenang kembali ke kampung halaman, merayakan lebaran, menyambung silaturahmi dengan keluarga, sementara masih ada mereka yang mudik dengan hati tak tenang, cemas, bahkan mengurungkan niatnya untuk mudik demi mempertahankan tempat tinggalnya, sekaligus sumber penghidupannya. Bersyukurlah kita yang bisa mudik dengan tenang dan bahagia. Maksimalkan moment mudik ini dengan menyambung pertemanan, persaudaraan, menghilangkan perselisihan, berbakti kepada orang tua, berbagi dengan mereka yang berhak. Dan tetap mendoakan saudara-saudara kita yang mengalami kesulitan, semoga diberi kekuatan dan kemampuan untuk keluar dari kesulitannya. Nasihat untuk diri sendiri. Alhamdulillah, wallahu 'a'lam bisshawaab. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H. Mohon maaf atas segala kesalahan dan hilaf 🙏 (di Kampung Akuarium) https://www.instagram.com/p/BySAabgg4PCMmc1RYzgj894eYaSV3phPL_-m7E0/?igshid=1bxqmnp78r70a
0 notes
Photo

Sedekah bukan hanya sebatas harta. Setiap pintu kebaikan adalah sedekah. Sedekah itu beraneka ragam. Setiap tahlil dan takbir adalah sedekah. Setiap tasbih dan tahmid adalah sedekah. Amar ma'ruf nahi munkarmu adalah sedekah. Buka WA, kirimlah ucapan baik dan setiap kalimat baik adalah sedekah. Senyummu adalah sedekah. 2 rakaat dhuha menyamai 360 sedekah. Menahan diri untuk berbuat buruk, itu adalah sedekah. Menyingkirkan gangguan dari jalan, Ucapkan salam, Beri makan burung atau binatang, atau manusia, Muliakanlah tamu melebihi 3 hari, dan itu sedekah. Berusaha menolong dan membantu baik materi maupun non materi, dan itu sedekah. Menuntut ilmu, ajarkan, dan sebarkan, itu sedekah. Seteguk air untuk orang haus adalah sedekah. Yang terpenting adalah ikhlas dan mengharap pahala. Milik Allah lah segala puji dan karunia. Karib kerabat lebih utama untuk mendapat kebaikan kita (dua orang tua, suami/istri, dan anak-anak). Mereka yang paling utama, lalu yang terdekat, kemudian terdekat. -Sepenggal ceramah Dr. Nawal al-Ied https://www.instagram.com/p/Bx47_8rgMZg-h_3SMqzTeOG36xXGuxcZElhwho0/?igshid=gect7bneslt1
0 notes
Photo

Mehmed II telah membuktikan kebenaran lisan Nabi Muhammad SAW dengan ditaklukannya Konstantinopel pada 1453 M. Itu semua tidak terlepas dari peran dan perjuangan seorang Ibu yang luar biasa. Sang Ibu telah berhasil menanamkan kecintaan Mehmed II kepada Rasulullah sejak ia kecil melalui kisah-kisah perjuangan Nabi Muhammad beserta para sahabat-sahabatnya dalam membela agama. Beberapa kali Kota Konstantinopel yang merupakan ibukota Romawi Timur dicoba untuk ditaklukan, namun kemenangan dan bukti kebenaran lisan Rasulullah itu jatuh ke tangan Mehmed II yang diberi gelar Muhammad Al-Fatih. Ialah sebaik-baik pemimpin dan pasukannya merupakan sebaik-baik pasukan. Kemenangan itu tidak terlepas dari peran seorang Ibu yang sangat luar biasa dalam mencetak karakter anaknya. Masih banyak kisah-kisah lain yang membuktikan kehebatan perempuan di balik kesuksesan seorang laki-laki. Kecerdasan dan kebaikan akhlak seorang anak bergantung pada peran ibunya. Kebaikan generasi masa depan juga ada di tangan perempuan. Maka jadilah perempuan taat dan hebat dimanapun berada. Jadilah bermanfaat untuk sebanyak-banyak orang. #selfreminder Meski terkadang perempuan terlihat lemah karena mudah terbawa perasaan, tetapi itulah kelebihan yang Allah berikan. Tak perlu banyak kata untuk diungkapkan, naluri seorang perempuan akan langsung merasakannya, meskipun harus ia pendam. Muslimah Keren - Hana H https://www.instagram.com/p/BxawvybgCG1Xh6UZUsdHt6NzYVUBz408vC8XKg0/?igshid=2vr852ay6c3x
0 notes
Photo

Kemuliaan orang berilmu Orang berilmu diibaratkan seperti bulan purnama di tengah gugusan bintang-bintang. Ia bersinar terang melebihi sinar bintang-bintang lainnya. Orang berilmu menyinari kehidupan di sekitarnya. Kemakmuran dapat diraih dengan ilmu. Ilmu dan agama adalah 2 hal yg tak dapat dipisahkan. Agama adalah intelektualitas, tidak ada dalam agama yg tidak berhubungan dengan intelektualitas. Mengapa Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur dan tidak sekaligus? Yang demikian itu agar Qur'an itu tertanam dalam lubuk hati manusia yang sangat kokoh. Dan hendaknya membaca Qur'an dengan perlahan lahan. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah adalah surat Al-Alaq ayat 1-5, memerintahkan kita untuk IQRO! BACALAH! (Ayat 1). Membaca dalam hal ini bukan hanya membaca Kalam, tetapi juga alam semesta beserta cipataan-Nya. Wahyu selanjutnya adalah surat Al Qalam. Ayat pertama surat ini memerintahkan kita untuk menulis. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan. Dalam Quran dan buku-buku umum lainnya, aktivitas ilmiah berawal dari membaca dan outcomenya adalah tulisan. Hal ini dipertegas dalam sebuah hadist menyatakan bahwa "ikatlah ilmu dengan menuliskannya". Semakin tinggi ilmu seseorang, semakin tinggi derajat keimanan dan ketaqwaannya. Jadilah orang yang 'alim (berilmu). Jadilah orang yang pembelajar. Jadilah orang yang mendengarkan ilmu. Dan jadilah orang yang mencintai ilmu. Sumber: Kajian Ba'da Isya Masjid BI 📷: MiA1 (at Lagoland Malaysia) https://www.instagram.com/p/BxTK9H0AAWhXcCkPolJpE0WXXPCk-tXxRXHk700/?igshid=11gjvojmkuv0y
0 notes
Photo

Pasukan Persia dan pasukannya tercengang dalam suasana tegang. Dengan pedang dalam genggamannya, tatapannya masih tak percaya saat menyaksikan riak-riak air sungai Eufrat begitu memenuhi pandangan karena pasukan Arab yang memang dikenal "tidak mengenal air" mencoba menaklukan gelombangnya. Mereka semakin tercengang saat menyaksikan teriakan salah satu pasukan kaum muslimin yang melintasi sungai Eufrat itu berteriak, "Kantong airku jatuh.. kantong airku jatuh," hingga semua kaum muslimin membungkuk di tengah arus yang ganas dan meraba-raba kedalaman sungai Eufrat, untuk mencari sebuah kantong air. Sepenggal cerita ini bukan tentang kedahsyatan kekuatan pasukan kaum muslimin yang mampu membuat panglima Persia dan pasukannya tercengang, bukan karena keberanian mereka menaklukan riak sungai Eufrat, namun tentang sebuah ukhuwah, tali rasa cinta dalam persaudaraan yang begitu hangat, romantis dan penuh kasih sayang. Banyak orang yang kehilangan duka dan kembali tersenyum untuk meneruskan langkah juang kehidupan saat ia bertemu dan bersama dengan sahabat yang membangkitkan semangat perjalanan hidupnya. Pegang erat sahabat yang senantiasa mengajak pada kebaikan, menjauhkan dari keburukan dan kita merasa surga begitu dekat saat bersamanya. 📖: Muslimah Keren - Hana Hanifah 📷: @demymarizka (at Pantai Laskar Pelangi) https://www.instagram.com/p/BxQg4Xcgm3U4bw8-aNz5PniuCyVuObWd1VZ0rM0/?igshid=1nonbrqopvlna
0 notes
Photo

Karakteristik RT Qur'ani: 1. Sibuk menegakkan tauhid dan memperbaiki tauhid di antara anggota keluarga. Dalilnya: Ya'qub berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang kamu sembah sepeninggalku? Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya." (QS Al-Baqarah: 133) Suatu ketika Rasulullah pulang ke rumah, Aisyah sudah tidur dan pintu terkunci. Rasulullah tidak ingin membangunkan Aisyah. Beliau memilih tidur di depan pintu rumah. Beliau tidak marah kepada Aisyah. 2. Sigap melaksanakan kasih sayang, ada kasih sayang di antara suami-istri dan anak-anaknya. Dalilnya: "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang...." (QS Ar-Rum: 21) Bagaimana memelihara kelembutan terhadap pasangan? - Gunakan panggilan kesayangan. Seperti dicontohkan oleh Rasulullah memanggil Aisyah dengan panggilan khusus, Al Khumaira. - Bicara dengan pelan-pelan sehingga terpaksa mendekati pasangan, dan anak-anak. - Gunakan kata-kata yang lembut dan sopan santun. 3. Sadar akan kewajiban masing-masing, Dalilnya: "Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)...." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 34) 4. Setia mencapai tujuan berkeluarga : menjadikan anggota keluarga qurrota ayun (penyejuk pandangan), menjadikan keluarga berkarakter pemimpin. Dalilnya: "Dan orang-orang yang berkata, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. AlFurqan 25: Ayat 74) Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam. Sumber: Kajian Ba'da Isya Masjid BI 📷: MiA1 (at Pulau Batu Berlayar) https://www.instagram.com/p/BxNL9pUARZOQ1PqiYiQKH9rvZ2w06JKO4gwt_00/?igshid=yh0peg4r40sp
0 notes
Photo

"Katakanlah (Muhammad), "Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan)," lalu mereka berkata, "Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan." (QS Al Jin : 1) Al Qur'an itu ajaib. Salah satu contohnya kisah Pemuda Ashabul Kahfi yang jika dijelaskan menggunakan logika manusia, tidak bisa. Ada mekanisme yang tidak kita ketahui, ajaib. Dikatakan ajaib jika sesuatu yang tidak diketahui sebab musababnya. "Al Qur'an kitaban ajaba." Dalam setiap kontennya memuat keajaiban luar biasa. Beberapa peneliti pernah meneliti susunan huruf dan kata Al Qur'an. "...Dan kami ciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia..." Unsur besi tidak berasal dari planet bumi. Karena matahari masih berusia muda. Unsur besi ini berasal dari pecahan supernova dan kemudian turun ke bumi, bukan berupa potongan besi, tapi unsurnya. Waktu kita sangat terbatas. Mari maksimalkan berinteraksi dengan Al Qur'an. Dengan membaca Qur'an kita bisa tau adanya teleportasi. Seperti yang dikisahkan dalam An Naml, pemindahan istana Balqis oleh Nabi Sulaiman dengan mudahnya. Mari kita gunakan waktu kita lebih dekat dengan Al-Qur'an. Mari jadikan Al Qur'an sebagai sumber ilmu pengetahuan kita. #ramadhankareem #ramadhanmubarak #ramadhanbercerita #day1 #quran #lovequran #miracleofquran #kindness #wonderfullindonesia (at Tanjung Kelayang Beach - Belitung Island) https://www.instagram.com/p/BxIEpzZgdyTtRzNxJP9zntIVDMyeSeEGrzcaHA0/?igshid=4kva99tewd6o
#ramadhankareem#ramadhanmubarak#ramadhanbercerita#day1#quran#lovequran#miracleofquran#kindness#wonderfullindonesia
0 notes
Text
"Silahkan Anda melakukan sebab (usaha/ikhtiar) apapun yang terbaik, tetapi kosongkan selalu hatimu dari semua sebab itu agar terarah kepada Allah."
Ibnu Qayyim
0 notes
Photo

Carilah teman sebanyak-banyaknya, namun tetap memilih sahabat terdekat sebaik-baiknya. . Mencintai sahabat bukan dengan membiarkannya melakukan apapun yang dikehendakinya. . Mencintai sahabat yang sebenarnya adalah dengan cara menepuk bahunya saat ia mulai khilaf, merangkul dirinya saat ia mulai goyah dan meraih tangannya saat ia mulai terjatuh. . #muslimahkeren #happiness #withbesties #duniafantasi #wonderfulindonesia (at Dufan Ancol Jakarta) https://www.instagram.com/p/BtghIw_gicb6i5txfoblU1p--rqd2ApyRSpilc0/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=5e6xdxi40o2g
3 notes
·
View notes
Photo

Give the best to others, not give to make it look good in others's eyes. Because goodness will return to yourself. https://www.instagram.com/p/BsgERcAAUtw/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=12a6fua0rjrs
3 notes
·
View notes