you can find me in every particular object in your life, just look and take it you will grow old with me ❤
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kukira Aku Hanya Melanjutkan Hidup
Setelah terjebak lima tahun lamanya dengan bayang bayang masa lalu, rasanya tidak pernah sekalipun terlintas dalam angan bagaimana hidup berjalan ke depan. Akankah terseok-seok atau ya hanya sekedar melanjutkan hidup. Karena bagaimanapun juga hidup tetap berjalan.
Rasanya begitu cepat, awal mula bertemu dengannya (sosok yang menjadi suamiku saat ini) hingga berakhir pada pernikahan yang insyaAllah hingga surga nanti aamin. Aku tidak menyangka banyak sekali keputusan keputusan besar yang aku ambil dalam kurun waktu dua tahun ini. Mulai dari resign dari pekerjaan awal, memutuskan untuk menikah lalu mengambil resiko yang ternyata cukup challenging untuk sebuah awal ikatan pernikahan. Yaps, kami memutuskan untuk melakukan LDM (Long Distance Marriage) sebuah putusan yang bahkan kami tidak pernah tau bagaimana akan menjalani hubungan tersebut. Semuanya terasa begitu cepat. Ya, aku kira aku hanya melanjutkan hidup dengan Amri.
Namun ternyata salah. Bagaimana bisa aku semakin jatuh cinta dengannya setiap hari berganti. Semakin aku melihat ketulusanya dalam mencintaiku semakin luluh hatiku. Oleh kesabaranya, sikap lemah dan asihnya serta kelembutan hatinya yang terkadang membuatku tak berkutik. Berkali-kali aku menggertak dengan menunjukan kelemahan atau mengungkapkan hal hal yang sekiranya membuatnya pergi, namun ia tetap menerima itu semua dengan lapang dada dan tulus tanpa pamrih. Bagaimana bisa aku menolak seseorang yang bahkan tak meminta imbalan perasaan sekalipun jika aku tak menerimanya. Ia tetap tulus menyatakan perasaan dan niat baiknya terhadapku, tak peduli bagaimana latar belakang keluarga dan juga masa laluku.
Kukira aku hanya akan melanjutkan hidup dengannya karena dia adalah orang baik, namun aku salah ia juga tetap manusia yang bisa merasakan sedih dan juga sakit hati. Bagaimana bisa aku melukai hatinya yang sangat rentan dan juga lembut itu. Kita sama sama rapuh akan luka masa lalu, rasanya jahat sekali jika aku menuntut ia untuk menyembuhkan lukaku sedang ia juga berdarah. Kita hadir, untuk saling menyembuhkan dan juga menerima masa lalu masing-masing apapun itu, semua membawa pembelajaran berharga hingga hati kita bertaut satu sama lain.
Amri yang saat ini aku sebut sebagai suami, ternyata selalu mengusahakan yang terbaik versi dirinya. Mungkin bagi orang lain tidak begitu terlihat namun aku tahu ia mempertaruhkan segalanya atas apa yang ia usahakan dan berikan kepadaku saat ini. Ia yang selalu mengajariku untuk bersyukur sekalipun dalam kesulitan, tak pernah sekalipun ia mengeluh akan keadaan. Justru hal itu menjadi semangat dan juga pembuktian bahwa setiap orang yang mengusahakan pasti akan menemukan jalan. Man Jadda Wa Jada, tapi kalau buat aku diubah sedikit jadi Man Jadda Wa Jodoh, yes akhirnya kudapat juga kau !!!!
Semoga kamu selalu sabar dan tetep sayang sama aku yaaa Am. Hehe
11 notes
·
View notes
Text
Seumur Hidup, Akankah Cukup?
Kalu dipikir-pikir, dulu sebelum menikah ada pertanyaan yang selalu muncul dalam benakku. Akankah aku mampu atau merasa cukup hidup bersama dengan satu orang seumur hidup. Pertanyaan klise yang ternyata juga menjadi pertanyaan bagi beberapa orang yang masih belum menikah, akankah aku mampu hidup dengan satu orang untuk selamanya, bagaimana jika aku merasa bosan(?)
Lalu bagaimana jika dalam sebuah pernikahan muncul rasa bosan terhadap pasangan kita sendiri, akankah melampiaskannya kepada orang lain menjadi sebuah solusi? Hal ini juga yang mebuatku membatasi diri kepada lawan jenis lainya sebelum aku menikah. Ya, sesingkat karna aku mudah bosan. Jadi aku memilih untuk tidak memiliki hubungan dengan siapapun, karena aku tak mau tanggung resiko kedepan jika rasa bosan itu datang.
Namun, mau sampai kapan? mau sampai kapan kita membiarkan ego diri untuk semakin menutup akses, atau hubungan jangka panjang dengan seseorang. Menikah memang berat, karena konsekuensinya harus kita jalani seumur hidup. Menikah memang tidak semudah itu, karena ada dua manusia yang berusaha untuk saling berkompromi demi bisa melangkah bersama ke depan, tanpa harus saling melawan satu sama lain.
Setelah menjalani pernikahan yang belum genap setahun ini apakah aku pernah merasa bosan? Tentu iya, capek apalagi. Lalu apakah aku mencari orang lain sebagai solusi atas kebosananku? Tentu tidak. Aku mencari kegiatan lain yang dapat meningkatkan qualilty time dengan pasangan. Kembali lagi ke niat awal, bahwa menikah adalah ibadah terpanjang, oleh karenanya pasti akan banyak bisikan bisikan setan yang menghasut dua insan agar berpisah.
Jadi, jika ditanya akankah cukup jika menjalani seumur hidup dengan satu orang saja. Tidak akan cukup, karena waktu seumur hidup itu masih kurang untuk bisa memahami dan juga belajar untuk saling berproses satu sama lain. Satu saja tidak cukup, apalagi lebih. Jika bosan, obrolin satu sama lain, jangan sampai kita saling menutupi dengan pasangan dan hanya menampilkan hal hal yang baik saja. Setiap orang pasti memiliki rahasia dan kekurangan. Jika bersama orang yang tepat, kekuranganmu tidak akan menjadi aib bagi pasangan, justru ia akan membantumu untuk menemukan your biggest strenght.
#self reflection#note to self#tulisan#cerita#tumblr milestone#semangat#cerita hidup#reminder#motivasi#sajak
4 notes
·
View notes
Text

Allah knows what your silent heart wants. Even when you can't find the words to express your deepest desires and needs, He understands. Trust in His wisdom and timing, and have faith that He is always listening and will provide what is best for you.
691 notes
·
View notes
Text
Menikah Denganmu
Butuh waktu setahun, berawal dari pertemuan sebagai sesama peserta asing yang sama sama berusaha mencari jalan untuk menggapai mimpi masing-masing, hingga akhirnya berlabuh pada satu tujuan akhir yang sama, se-hidup sampai surga. Dia adalah seseorang yang jauh sekali dari perkiraan sosok yang aku idam idamkan untuk masa depan. Namun, usaha akan niat baiknya yang selalu terdepan membuatku luluh, dan berkahir dengan "bismillah aku mau melanjutkan petualangan ini bersamamu".
Aku sendiri tak akan mengira bahwa akan menikah di tahun 2024 lalu, yang semula masih bingung akan hidup mau dibawa kemana selanjutnya, menata ulang kembali satu persatu harapan yang sempat hilang, rasanya aku hidup dengan ketidak pastian satu menuju ketidakpastian yang lain. Awalnya aku masih penuh dengan keraguan, apakah menikah adalah keputusan yang benar benar tepat untuk saat ini, disaat satu persatu teman sekitarku telah menggapai mimpi mimpinya, sedang aku masih berjalan begitu pula dengannya. Waktu itu, kami berdua masih sama sama merintis karir, namun aku lebih dulu memulai pekerjaan yang sedikit stabil. Karena ia masih harus fokus untuk persiapan berkas kampus dan beasiswa. Kalau dipikir-pikir lagi rasanya sangat tidak mungkin, bagaimana bisa dua orang yang masih belum stabil ini akan hidup bersama dengan beban yang pasti lebih besar daripada sebelumnya.
Berkali-kali aku mencoba meyakinkan diri dengan bertanya kepada ibuku, sahabat terdekat, dan orang-orang yang aku anggap berpengaruh terhadap hidupku. Jarak umur yang tak tertaut jauh juga menjadi pertimbangan, bahwa jika aku menerima maka akan berikut dengan konsekuensi akan membersamainya untuk merintis semuanya. Dengan pemahaman, it is okay to start every single things from zero together. Hidup sederhana dahulu, untuk menyusun rencana dan anggaran masa depan. Lagi dan lagi aku selalu mengedepankan nasihat dan ridho ibuku. Aku menjelaskan segala kondisi calon pasanganku saat itu, yang belum memiliki pekerjaan tetap, rumah ataupun yang lain.
Ibuku dengan mantap hati berkata "nggak papa mbak, selagi dia adalah orang yang tekun dan mengusahan semuanya buat masa depan insyaAllah bakal dimudahkan oleh Allah, pelan pelan mbak" Tanpa berbasa-basi akhirnya aku menerima ajakanya untuk ke arah serius. Inna ma'al 'usri yusro, sesungguhnya beserta keulitan ada kemudahan. Jalan yang aku kira akan terjal nantinya, lambat lalun Allah mudahkan jalan kami menuju pernikahan dengan rezeki yang datang dari arah yang tidak disangka-sangka.
#to be continued
#ceritahidup
12 notes
·
View notes
Text
Setelah menikah nanti, pikirkan dan antusiaslah setiap hari tentang: kebaikan apa yang hari ini akan kuberikan untuk pasanganku? Lebih tepatnya, sama-sama antusias dan saling memikirkan.
—Taufik Aulia
555 notes
·
View notes
Text
Long Distance Marriage
Usia pernikahan yang aku jalani memang masih sangatlah sebentar, baru dua bulan menikah aku dan suami menjalani Long Distance Marriage (LDM). Tentunya keputusan ini kami ambil setelah melakukan diskusi panjang dan secara sadar, jauh hari sebelum kami benar-benar yakin untuk melanjutkan hidup bersama. Dengan banyak pertimbangan, pro dan kontra, berbagai masukan dari yang jauh sudah lebih dahulu mengalami kehidupan pernikahan, saran dari teman-teman dan juga para sesepuh, tak membuat kami urung melangsungkan pernikahan ini dan juga konsekuensi LDM yang telah kami sepakati. Lalu apakah hubungan Long Distance Marriage ini berjalan dengan mudah? Tentu tidak ya teman-teman. Namun aku dan suami sudah tahu bahwa jalan yang akan kami tempuh nantinya tidaklah mudah. Banyak sekali suara-suara yang dengan kencang mengatakan
“beneran nih mau langsung LDM habis nikah bgt, LDM nggak mudah lo, gimana kalo di sana ada yang lain, gimana kalo dia punya cadangan, gimana bisa kuat, apalagi bule bule kan cantik-cantik di sana, ataupun sebaliknya”
Kembali lagi, bahwa masing-masing rumah tangga punya mimpi yang akan dicapai bersama. Aku dan Amri sama-sama bertemu disaat kami saling memperjuangkan mimpi kami masing-masing untuk melanjutkan studi, meskipun untuk saat ini ia telah lebih dahulu meraih mimpinya sedang aku masih dan akan terus berjuang. Aku selalu berdo’a agar dimudahkan oleh Allah melalui cara terbaiknya di waktu yang tepat, seperti doaku sebelum bertemu teman hidup yang selalu aku doakan setiap detiknya. Dari mimpi bersama ini, yang membuatku yakin meskipun berat untuk menjalani LDM yang saat ini baru saja dan masih berlangsung. Aku yang sudah biasa hidup merantau ini, nyatanya masih saja menangis hehe. Walaupun saat mengantarkan Amri di bandara looks so fine, cuma gatau kenapa waktu pulang tiba-tiba sepi. Biasanya selalu ada temen makan, atau berantem karena hal-hal kecil yang sengaja aku permasalahkan untuk memancing emosinya, sekarang jadi hampa (asek). Yah gimanapun juga cerita ini akan selalu aku kenang dan kujadikan pelajaran di kemudian hari.
Ada beberapa figur disekitarku yang menjalankan LDM ini bertahun-tahun, dan meski jalan yang ditempuh terjal namun semua akan kembali indah pada waktunya. Kebanyakan dari mereka yang menjalankan pernikahan jarak jauh ini adalah untuk memperjuangkan sesuatu yang dianggap sangat penting untuk masa depan, entah karir, studi ataupun hal lain. Karna, setiap dari kita pasti memiliki mimpi-mimpi, dan tidak apa jika mimpi kita boleh jadi tidak sama dari kebanyakan orang atau pasangan. And it is totally okay.
Apapun itu, aku hanya bisa menggantungkan segala urusanku kepada Allah. Karena menikah adalah ibadah terpanjang, oleh karena itu jika saja ada hal-hal yang berpotensi menjadi variabel bebas dalam pernikahan, biarkan Allah yang menjaga mahkluknya. Aku tahu ini tidaklah mudah, namun Allah akan selalu dengan prasangka hambanya.




6 notes
·
View notes
Text
Sumber Kebahagiaanku Nggak Cuma Dia
Sekalipun kamu sudah menikah, jangan menggantungkan kebahagian sepenuhnya kepada pasanganmu. Kalau kita gantungkan semuanya sama dia, sepertinya terlalu berat beban "perahu" ini. Dayungnya nggak kuat...
Coba punya hobi atau rutinitas sendiri, sekalipun kita cuma ibu rumah tangga. Milikilah rutinitas, ikutlah komunitas. Supaya kebahagiaanmu nggak cuma berputar di dia.
Kita nggak akan mudah bosan, nggak terus-terusan nunggu dia untuk mewujudkan beberapa hal yang kita inginkan. Maksudku... bisa saja mimpi A diwujudkan bareng pasangan, tapi mimpi B nggak harus menunggu dia. Kita bisa mewujudkannya sendiri!
Andai kata suami lagi sibuk sekali dan berkurang waktunya untuk kita, sambil nunggu dia kembali ke ritmenya lagi--kita bisa mencari kesenangan sendiri.
Aku suka nulis, aku suka nonton film, aku suka berkomunitas. Ini caraku supaya nggak bosan. Masing-masing dari kita punya ruang. Hidup bersama bukan berarti terus menerus bersama, kita juga punya ruang untuk diri. Tinggal bagaimana sama-sama mengerti, menghargai, dan mendukung satu sama lain. Nah perasaan saling ini, juga nantinya bisa menghadirkan kebahagiaan yang lain.
Selamat meniti bahagia, jalannya ternyata banyak! Selamat menata 'ruang' untuk diri!
348 notes
·
View notes
Text
Habiskan waktumu untuk Allah sampai tak ada celah untuk mencari perhatian manusia atau sibuk memikirkan pendapat manusia tentangmu. Habiskan waktumu untuk Allah sampai benar-benar tak ada lagi celah untuk melakukan apapun kecuali agar Allah semakin menyayangimu, tak lebih.
@terusberanjak
281 notes
·
View notes
Text
“The best way I can love you is by not losing myself in you, but growing with you.”
— Navin E.
509 notes
·
View notes
Text
Sudah satu paket, maka berbesar hatilah
Ketika kita memilih pasangan kemudian memutuskan menikah, maka harus selalu sadar bahwa dia akan membawa bahagia, tapi juga membawa ujian -satu paket-
Ada suami yang perhatian, ringan membantu pekerjaan rumah, dll. Tapi kurang bisa bekerja keras dalam hal pekerjaan.
Ada suami yang pekerja keras, tanggung jawab, bisa diandalkan dalam keuangan. Tapi tidak mampu mengekspresikan rasa sayang, terkesan cuek dan dingin
Ada yang pekerja keras juga perhatian, tapi kurang bisa nyambung ketika diajak ngobrol, kurang bisa membaca situasi dan ekspresi lawan bicara.
Ada istri yang tidak terlalu cantik, tapi begitu teduh dalam kesederhanaan
Ada yang mampu bekerja selevel laki-laki, mandiri dalam finansial tapi kurang rapi dalam mengerjakan pekerjaan rumah
Ada yang pintar dalam pekerjaan rumah, tapi belum mampu mandiri dalam finansial.
Ada yang pintar bekerja juga dalam pekerjaan rumah, tapi mudah mengomel dan marah.
Kelebihannya adalah sumber bahagiamu, kekurangannya adalah ujian kesabaran untuk kamu taklukan. Satu paket.
Jangan terlalu berekspektasi tentang perubahan, cobalah berbesar hati menerima kekuranganya sembari pelan-pelan saling memberi saran (dengan cara yang baik), lalu tumbuh mendewasa bersama.
Sabar, sabar, sabar. Saling memaafkan.
Dia membawa begitu banyak hari-hari tenang dan bahagia, sepaket bersama ujiannya (yang sebenarnya kalau mau dipikirkan lebih dalam tidak sebanyak hari bahagia yang dia berikan)
Berharap bahagia selamanya di dunia adalah sebuah kemustahilan.
Merauke, 24 Februari 2024
485 notes
·
View notes
Text
Akan ada hari di mana solat kita hanya berisi dengan air mata dan permintaan maaf. Tak lagi dipenuhi berbagai macam keinginan duniawi. Karena satu-satunya pinta kita kini ialah, bagaimana agar Allah mau memaafkan kita, dan ridho atas diri kita.
Akan ada hari di mana kita berandai agar diciptakan dalam rupa yang bukan manusia saja. Kita teringin menjadi berbagai bentuk lain. Apa saja. Sebuah tumbuhan, semut yang berjalan. Ataupun batu yang cuman diam. Asal bukan manusia. Karena menjadi manusia memang semelelahkan itu. Beban pertanggungjawaban yang menanti kita kelak di akhirat selalu membuat kita was-was, apakah kita bisa selamat darinya?
Akan ada hari di mana, mata kita kini tak lagi mengeluarkan air mata. Bukan karena kita tak lagi merasa sedih, ataupun terluka. Kita hanya telah merasa bahwa kepada tangis pun, hati kita tak lagi terasa lega. Hati kita menjadi mati rasa, karena dengan begitu, semua hal terasa menjadi lebih mudah & biasa-biasa saja untuk kita.
Akan ada hari di mana, kita tidak lagi berselera melakukan apa-apa. Hidup kita memang masih berjalan seperti biasa. Namun tanpa gairah di dalamnya. Kita hanya melakukan semuanya semampu dan sebisa kita. Mencoba untuk tetap waras, sembari menunggu waktu jadwal kepulangan.
Akan ada hari di mana, kita akhirnya mengerti, mengapa Allah menciptakan dunia semelelahkan ini. Karena Allah tidak mau kita ingin hidup lama di dalamnya. Karena Allah tak ingin kita menjadikan dunia sebagai tujuan segalanya. Karena Allah tak ingin membuat kita lupa bahwa kita tak selamanya. Karena Allah tak ingin kita terlena dan terlarut dengan apa yang ada di dalamnya. Karena Allah tak ingin kita melupakan tempat kita kembali.
Dan karena Allah menginginkan kita selalu mengingat bahwa hanya kepada-Nya lah ketenangan itu didapatkan, bahwa hanya kepada surga-Nya lah tempat segala kenikmatan.
@milaalkhansah
207 notes
·
View notes
Text
Dan hujan pun turun, begitu pula dengan air mataku di malam ini. Mengapa begitu susah rasanya tuk menerima perasaanku sekali saja, rasa gelisahku, rasa sedihku. Aku hanya ingin bercerita tanpa perlu solusi, aku hanya ingin diterima tanpa perlu dihakimi atau disamakan dengan yang lalu. Aku hanya.... Ah sudahlah. Kali ini lelah 😔
1 note
·
View note
Text
Berharap kepada manusia adalah kesalahan terbesar, kamu tidak akan mampu merubah siapapun, sedekat apapun hubungan yang telah terjalin. Tak ada harapan, yang ada hanyalah pelampiasan. Tidak, janganlah berharap kepada manusia. Mohon ampunlah kepada Allah.
0 notes
Text
Ramadan #3
Kebutuhan kita saat dewasa sebeda itu dengan saat kita masih remaja tanggung. Dulu mungkin berpikir bahwa cinta itu cukup dengan label paling populer di sekolah, ketua OSIS, perhatian, dan lain sebagainya yang melekat sebagai label yang disepakati oleh lingkungan. Kini, kebutuhan akan cinta itu sangat berbeda.
Karena kita akan membawa dimensi cinta sebagai bagian dari ibadah panjang yang akan kita jalani seumur hidup. Memilih labuhan yang tepat untuk menambatkan komitmen yang panjang sebelum berlayar bersama.
Kemudahan-kemudahan dalam menjalani ibadah panjang ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan saat memilih pasangan. Agar dari kemudahan itu, melahirkan banyak sekali kebaikan yang menumbuhkan ketenangan dalam hidup. Rasa tenang yang kemudian menciptakan kepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Maka, jika kita mendengarkan nasihat orang lain untuk hati-hati memilih pasangan. Pilih sebaik-sebaiknya, karena satu-satunya keluarga yang bisa kita pilih untuk masuk ke dalam kehidupan kita adalah pasangan. Kita tidak bisa memilih anak, tidak juga bisa memilih orang tua. Pasangan adalah satu-satunya yang bisa kamu pilih. Maka pilihlah yang benar-benar bisa memudahkan ibadah-ibadah nantinya.
298 notes
·
View notes
Text
Ramadan yang Berbeda
Hidup selalu saja menyajikan berita-berita tak terduga dengan silih berganti. Di awal tahun ini dan akhir tahun lalu, aku baru saja kehilangan dua sosok yang aku cinta meski dengan bentuk yang berbeda. Yangkung, dan Ayah, mereka terlalu cepat untuk pergi meninggalkanku. Meskipun begitu Allah juga memberikan sosok baru dalam hidupku yang akan menggantikan peran mereka nantinya. Ramadan tahun ini tidak ada lagi mudik ke Tuban, karena keluaga ayahku berasal dari sana. Rumah yang dulu hangat dan penuh keceriaan saat lebaran, kini telah usang. Rumah yang cukup besar itu kosong, meninggalkan kenangannya saja.
Rumah itu mungkin sangat berarti untuk ayahku dan juga saudara-saudaranya. Namun, kini Yangti, Kung dan Ayah sudah bersemayam dengan makam yang saling berdekatan satu sama lain. Do'aku tak akan pernah putus dan usai untuk mendoakan mereka. Semoga Allah memberikan pengampunan atas kesalahab-kesalahan mereka dan juga menerima segala amal dan kebaikan mereka sekalipun hanya sebiji dzarrah.
Ramadhan kali ini benar-benar baru bagiku. Karena aku memulai kehidupan baru di dunia yang selama ini bukan seperti lingkungan sebagaimana aku tumbuh. Sedikit banyak berbeda, namun bagaimanapun juga Allah memberikan keberkahan ramadhan bagi semua umat muslim. Aku mendatangi kajian-kajian di masjid yang sudah lama aku ingin datangi sekaligus menunaikan salat tarawih di sana. Mungkin, sebagai bentuk healing, karena sudah cukup lama aku merasa tidak mendapatkan siraman rohani untuk menyirami jiwaku yang kering ini. Ya Allah, lindungilah aku dari kejahatan syaitan dan dunawi yang fana ini, perkumpulkanlah aku dengan orang-orang baik dan shaleh selalu hingga nanti setelah menikah.
Pernikahanku akan berlangsung beberapa bulan lagi, dan semakin hari semakin ada saja ujian yang datang untuk menggoyahkan. Dulu aku berpikiran dan mendapatkan cerita bahwa ada saja yang terjadi menjelang hari pernikahan itu tiba. Rasanya aku ingin beristighfar memohon ampun sebanyak-banyaknya terhadapa Allah, atas kesalahan yang aku perbuat selama ini. Do'aku agar proses perjalanan menuju ibadah panjang ini semoga senantiasa diberkahi dan juga dimudahkan. Ya Allah, tetapkanlah hatiku dan juga calon agar tetap berpegang teguh kepada tali agama Mu ini. kuatkanlah kami menghadapai aral yang melintang hingga tiba waktu dimana calonku mengucap janji kepadaMu ya Allah.
Ampunilah segala dosa kami, aaamiin
#self reflection#tulisan#note to self#cerita hidup#motivasi#cerita#semangat#reminder#tumblr milestone#sajak
2 notes
·
View notes