Photo

Great little chart of bodyweight workouts! Can be done anywhere!
3K notes
·
View notes
Text
Ternyata Nuklir...
Apa yang terbesit dalam pikiran teman-teman ketika orang bilang “nuklir”?
Jawabannya tidak sulit ditebak. Pasti masih seputar bom atau radiasi, juga limbah berbahaya. Atau mungkin bagi yang suka nonton film, kebayang “Hulk” yang bermutasi gara-gara pancaran sinar gamma (salah satu sinar radiasi) atau teringat Tony Stark yang menggunakan reaktor nuklir dalam baju zirahnya.
Sumber gambar: https://vle.whs.bucks.sch.uk
Tidak sepenuhnya salah memang. Bahan bakar nuklir memang bisa digunakan sebagai bahan baku bom atom yang merupakan senjata paling mematikan di dunia. Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki lebih dari 70 tahun lalu menjadi sejarah kelam perkembangan teknologi nuklir di bumi ini. Ditambah lagi ribuan bom atom, dalam berbagai jenis, yang dibuat dan diujicobakan ketika perang dingin menambah deretan kengerian energi nuklir.
Di sisi lain, pemanfaatan nuklir untuk kesejahteraan manusia selalu menuai pro dan kontra. Apalagi kalau bukan gara-gara potensi bahaya radiasi dan limbah dari reaktor nuklir. Radiasi nuklir dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker, mutasi sel, mandul hingga kematian. Juga, limbah reaktor nuklir dikenal sebagai limbah abadi yang akan bertahan di bumi hingga ribuan tahun.
Setelah baca ulasan di atas kok malah jadi takut ya?
Kuliah di teknik nuklir bisa bikin mandul…
Mandul, adalah salah satu stereotip yang begitu kental ketika mendengar kata nuklir. Memang di laboraturium (lab) kita akan sering berinteraksi dengan sumber radiasi seperti unsur Co-60, Sr-90, Cs-137 dan lain sebagainya, namun dosisnya sangat kecil, yaitu hanya puluhan Bq (satuan radiasi). Sumber sekecil itu jauh dari bisa memberikan efek apapun pada tubuh manusia.
Radioaktivitas yang bisa menyebabkan kemandulan (sementara dan permanen) sekurang-kurangnya berada dalam rentang GBq, miliaran kali lebih besar dari yang ada di lab. Sebagai tambahan, dosen-dosen kami yang sudah lama terpapar bahan nuklir di lab tetap mampu memiliki anak. Bahkan ada salah satu dosen yang mempunyai hingga 5 orang putra.
Belajar di teknik nuklir cuma diajarin bikin bom…
Realitanya, bikin bom nuklir nggak semudah bikin onde-onde Surabaya. Bom nuklir harus dibuat dengan bahan uranium atau plutonium dengan kadar pengayaan 90%. Kesulitan dan mahalnya biaya pembuatan itu pasti.
Kemudian, berbeda dengan jenis senjata pemusnah massal lain, bom atom semata-mata hanya bisa diproduksi oleh negara, bukan swasta atau bahkan individu. Itu pun dulu. Setelah ada perjanjian penggunaan nuklir untuk perdamaian di dunia, praktik pembuatan senjata nuklir sepenuhnya dilarang. Bahkan negara yang memiliki senjata nuklir, seperti Amerika Serikat dan Rusia, sudah diperintah untuk melucuti senjatanya. Jadi, buat kamu yang pengen masuk teknik nuklir karena ingin jadi mad scientist pembuat bom atom untuk menguasai dunia, segera urungkan niatmu!
Back to topic…
Di kampus tempat penulis belajar, teknik nuklir dibagi menjadi dua konsentrasi, energi dan medis. Mahasiswa yang terkonsentrasi di bidang energi akan belajar tentang pembangkit listrik tenaga nuklir alias PLTN, beserta bahan bakar dan pengolahan limbahnya serta pemanfaatan radiasi nuklir non-medis, seperti untuk perawatan alat industri, pengawetan makanan, pemuliaan tanaman, hidrologi dan lain sebagainya.
Sementara itu mahasiswa yang menekuni konsentrasi medis, selain belajar keteknikan, juga akan belajar beberapa materi kedokteran, seperti anatomi, histologi dan sebagainya. Ternyata nggak cuma jurusan kedokteran, teknik nuklir pun bisa kerja di rumah sakit juga.
Perkembangan dan masa depan PLTN di Indonesia
Memang semenjak Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berdiri puluhan tahun silam, kita belum pernah menyaksikan PLTN komersial dibangun di Indonesia. Sementara ini kita hanya mengetahui tiga reaktor riset milik BATAN yang ada di Tangerang Selatan, Bandung dan Yogyakarta. Namun, proyek pemerintah untuk pengadaan listrik 35.000 MW memunculkan sedikit ruang bagi PLTN sebagai potensi dibangun di Indonesia berdampingan dengan pembangkit energi baru dan terbarukan lain. Ditambah BATAN sudah membuat PLTN daya mini yang disebut Reaktor Daya Eksperimental (RDE) di Serpong sebagai langkah awal demontrasi reaktor daya komersil kepada publik dan pelatihan tenaga ahli Indonesia untuk pengoperasian PLTN.
Beberapa kali BATAN sudah menetapkan calon tempat pembangunan PLTN. Yang terbaru, Batam dan Kalimantan Timur menjadi tempat yang dikira sesuai untuk dibangun PLTN. Bahkan Batam dikabarkan sudah memasuki fase studi tapak untuk beberapa lokasi di sana. Pembangunan PLTN di Batam disinyalir dapat memberi angin segar pada perkembangan industri di Batam. Kemungkinan jika tidak ada kendala, kurang dari 10 tahun lagi Indonesia akan mempunyai PLTN yang mampu mensuplai listrik di Indonesia.
Perkembangan kontribusi nuklir di fisika medis
Fisika medis adalah salah satu bidang aplikasi teknologi nuklir yang paling berkembang dewasa ini. Indonesia sendiri sudah mengembangkan penerapan teknologi nuklir di kedokteran semenjak tahun 1960-an dan sejak tahun 1980-an beberapa rumah sakit di Indonesia mulai menyediakan praktik kedokteran nuklir. Setidaknya sekarang tercatat ada 15 rumah sakit di indonesia yang menerapkan aplikasi teknologi nuklir ini.
Utamanya, ada dua pemanfaatan teknologi nuklir di bidang kedokteran, radiodiagnosis dan radioterapi. Radiodiagnosis berkaitan dengan penggunaan berbagai pencitraan yang berbasis teknologi nuklir untuk membantu dalam deteksi penyakit. Radioterapi di sisi lain, berkaitan dengan terapi penggunaan sumber radioaktif untuk pengobatan penyakit, kanker utamanya.
Penutup
Teknik nuklir ternyata memang tidak semenakutkan kelihatannya dan banyak penerapan teknologi ini yang tentunya berguna bagi kesejahteraan umat manusia. Buat kalian yang memang mau belajar teknologi terbaru dan suka tantangan, teknik nuklir sepertinya pilihan yang cocok.
(*)
M. Rizki Oktavian
Teknik Nuklir 2012, UGM
https://www.facebook.com/kiotavy
http://rizkioktav.blogspot.co.id/
23 notes
·
View notes