Text
Celahnya tidak Kelihatan
Dia bilang, jangan buka hati untuk siapapun.
Kita membuat tanda silang dalam tautan kelingking, untuk saling sayang, saling percaya, bisa dipercaya, saling menjaga, dan melindungi.
Sejauh ini kami sama-sama berhasil. Aku hanya tersenyum padanya, dan dia hanya menggenggam padaku.
Tutup semua pintu, katanya.
Aku tidak mengerti, karena dimana pun dunia yang aku tempati, aku hanya melihat dia.
Kadang aku terpukau pada dalamnya hubungan yang kami miliki.
Tapi ternyata celah memang selalu ada.
Bukan kesetiaannya rusak.
Celah yang terlewat harus ditutup saja.
Begitu katanya.
0 notes
Text
To the Man that Owns My Heart
I wanna thank you for always getting my back thru my lowest, for being patient with me thru thin and thick, for loving me in every details.
I want you to know that every tough road we've been down has been far worth it.
May you get true happiness and all you wish for. May your heart desire come true. I'll always be here to support you along the way.
Let's holding hands thru our darkest and brightest days, and spending the next hundred birthdays of ours. Let's enjoying the universe together!
Happy birthday, soulmate! I feel so blessed that you're in my life.
I love you everyday❤
0 notes
Text
Dia #Part Egy
Saat dijalan ada chat dari Egy, nanya, "Jadi berangkat?", aku iya-kan. Lalu balasan pesan dia selanjutnya adalah minta aku mengirim fotoku, juga untuk selalu berkabar dengan dia. Dalam sepersekian detik aku bingung, lumayan merasa bersalah karena somehow Egy tampaknya masih berharap lebih dalam hubungan kita, sedangkan aku bahkan saat itu nggak tau yang aku inginkan meskipun sejujurnya aku masih sayang pada Egy. Dilema banget. Nggak bisa bohong, bahkan memikirkan Egy pun aku merasa luka yang kemarin terlalu sakit dan berulang.
Egy sebenarnya orang yang sangat baik, sangat perhatian, mau berkorban, dan masih banyak hal baik lainnya! Egy dan keluarganya dengan baik hati dan tulus menjaga aku di Bandung saat awal aku pindah, karena itu aku merasa sangat sangat berhutang budi terutama pada orang tua Egy yang menyayangiku. Itulah semua hal yang buat aku sangat berarti dan akupun merasa jadi bagian dari keluarga Egy, aku sayang sekali pada mereka dan nggak akan pernah aku lupakan.
Aku hanya takut aku akan menyakiti, meskipun kenyataannya iya, dengan pergi dari Egy. Tapi akupun tidak bisa memungkiri kalau kita tidak bisa kembali tanpa luka apapun. Aku nggak ingin semakin menyakiti Egy kalau perasaanku nggak utuh. Meskipun aku harus menanggung konsekuensinya, yaitu retaknya hubunganku dengan keluarganya yang sebenarnya sangat ingin aku hindari. Huhu, kangen sekali :(
Semoga Egy bisa mengerti. Kita berdua melakukan kesalahan, tapi tidak perlu penghakiman, kita hanya bukan orang yang tepat untuk satu sama lain. Selamat tinggal Egy. Aku selesai.
0 notes
Text
Saras: Pusing skripsian😞
Ekal: Kalo capek tidur dulu, nanti baru lanjut lagi.
Saras: Sakit kepala aku. Libur dulu ah.
Ekal: Mau pulang? Jangan! Sidang dulu baru boleh pulang.
Saras: Tapi sebelum sidang aku pengen pulang dulu..
Ekal: Pantang pulang sebelum lulus.
Saras: hffffff.
***
Kayak kejam ya? Padahal Ekal ngomong gitu dengan lembut dan adem macam ubin masjid...
0 notes
Text
Kamu adalah orang yang ingin aku habiskan waktu bersama
Aku ingin happy sama kamu
Aku ingin sedih sama kamu
Aku ingin marah-marah sama kamu
Aku ingin sama kamu lama-lama
0 notes
Text
Dia #1
Pernah nggak sih ketemu seseorang terus merasa “He’s the one”?
Oke, jadi semuanya berawal dari sini.
..
Pertengahan tahun 2016, mulai sejak libur semester 2, lagi masa-masanya patah hati. Habis putus sama mantan, sebut aja Egy. Pacaran sama Egy lumayan lama, sekitar 2 tahun lebih, pas putus pun nggak terlalu baik jadi susah banget move on, lebay deh emang! Terus kepikiran buat ke Kampung Inggris di daerah Kediri untuk healing. Udah bayar untuk lembaga tempat kursusnya, tinggal tiket kereta. Tapi kemudian gagal pergi karena masalah izin orang tua.
Liburan semester berikutnya belum nyerah, tapi lagi-lagi batal karena masalah yang sama.
Nah masuk semester 4, aku deket sama kakak tingkat, sebut aja Ari. Baik sih, really nice, tapi aku nggak suka-suka banget, hehe maap ya kak! Tapi gitu, sedihnya berkurang, jadi udah biasa aja lagi, nggak pengen ke Kediri lagi.
Masuk semester 5, nggak tau ada angin apa, tapi Egy tiba-tiba kontak lagi. Aku sih ya udah biasa aja, nggak ada niat lebih jauh. Tapi dia mungkin sebaliknya, jadi rutin contact lagi, makan bareng, pergi bareng, dan lain lain. Kemudian aku jadi mikir, kenapa enggak untuk balik lagi? Udah (mungkin) lebih dari setahun setelah kita putus yang bikin kita sama-sama introspeksi jadi lebih baik. Lucu sih sebenernya ini yang bikin aku lumayan trauma..
(((FLASHBACK)))
Pas aku masih SMA di Tasik dan dia kuliah di Bandung, dia sempet selingkuh sama temen barunya di kampus, buktinya ada banget! Dan aku lihat sendiri. Mereka sering jalan bareng, rangkulan, chat aja sayang sayangan, dan bilangnya ceweknya yang suka :( tapi ya udah nggak jadi putus hehe. Lalu setelah aku kuliah dan punya temen-temen baru, punya kesibukan baru, dan lain-lain. Dia buka-buka chat aku tanpa aku tau, ya ampun aku kesel dan sedih banget karena itu ranah privasi :( dan akhirnya salah paham yang tidak diinginkan pun terjadi. Dia baca suatu chat temen cowok terus aku ada pesan yang pakai emoji ❤. Kemudian apa yang terjadi saudara-saudara? Aku disangka selingkuh! Wow sakit banget. Paling sakit sakitnya adalah, dia tiba-tiba nggak bisa dihubungi, semua kontakku diblock. Lalu aku tau darimana disangka selingkuh? Mamanya nelfon dan bilang kalau Egy baca chatku dan udah tau aku selingkuh. Kucoba jelaskan meskipun dengan kurang baik sepertinya karena lumayan shock saat itu. Sampai akhirnya aku dan teman cowokku itu nggak berteman lagi sampai sekarang. Tapi walau bagaimanapun aku tetep nggak dipercaya padahal kita udah jalanin hubungan ini lebih dari 2 tahun. Udah deh, end of the story. Hatiku perih banget but I’m still the bad person tho.
Nah balik lagi!
Udah maaf-maafan, udah deket lagi tuh kan, cuma yang bikin ganjel itu saat dia makin intens maksa (i mean it literally) aku ke rumahnya, ketemu orang tuanya. Bukan aku nggak mau, tapi aku berharap hubungan kita berdua dulu yang diperbaiki, baru setelah itu yang lainnya. Tapi somehow aku merasa kita berdua nggak bisa lebih baik untuk satu sama lain but I don’t know why, jadi aku diam aja, jalani aja, mungkin memang butuh waktu lagi untuk recovery.
Masuk liburan, yang dijalani adalah KKN. Untungnya, KKN nggak menyedot semua waktu libur, karena cuma seminggu.
Lagi di kereta, on the way pulang ke Tasik, ada notifikasi LINE official account Kampung Inggris yang ku add tahun lalu, katanya ada paket lembaga dan liburan. Detik itu juga, langsung aku telfon ibu minta izin pergi, seperti biasa awalnya pasti dapat izin. Jadi, sebelum semuanya terlambat, aku langsung bayar dan pesan tiket kereta PP, jadi kalaupun mendadak izinnya dibatalin, aku masih tetep bisa pergi karena tiket udah di tangan! Wkwk.
Sampai rumah, drama lagi, cemas lah segala macem. Jadinya aku diminta hubungin Egy buat nemenin aku pergi. Agak dilematis, tapi ya coba aja dulu. Setelah dihubungi, ternyata Egy nggak bisa karena harus selesaikan skripsi, katanya. By the way Egy angkatan 2014 dan kuliah di kampus yang beda dariku.
Berangkatlah aku sendiri, naik kereta.
0 notes
Text
Clueless (2)
Selasa, 5 Februari.
Ingatan hangat dengan rasa yang sama.
"Ga usah didengerin apa kata orang."
"Jangan pesimis, jangan negatif."
"Jangan ngandelin orang lain."
"Kamu harus bisa dapet semangat dari diri sendiri."
"Bisa kok bisa."
"Lakuin hal-hal yang bikin pikiran kamu jadi kebuka."
"Gapapa ras, gapapa."
"Iya aku disini."
"Ini aku di kanan kamu kok."
"Tenangin dulu, tarik nafas yang panjang."
"Kenapa? Yaudah istirahat dulu."
"Keliatan nggak? Aku senterin."
"Kamu berani banget hari ini, harus dirayakan."
"Maaf bawanya kejauhan, padahal bilang aja."
"Hahaha gpp ras bisa dimaklumi."
Tak ada yang hilang dan dilupakan.
And clueless was about my old story.
Meskipun dia hanya menggenggamku sebagai teman, dan tanpa mengurangi perasaan bahagia, akupun akan jadi temannya.
Tapi bagiku dengan sedikit improvisasi mungkin... teman hidup :)
0 notes
Text
Clueless
Kabut di pagi Februari
Perasaan yang terguncang antara keinginan bercampur kesedihan.
Entah apa yang akan terkenang padanya, namun yang pasti aku hampir yakin dia kekal dalam memoriku.
Kupandangi dia sejak kemarin, dari sudut pandang manapun, dalam diam.
Dia tak sadar..
Tapi aku tetap menikmatinya, dalam setiap detik yang semakin membuatku jatuh tanpa dasar, hingga aku ketiduran karena terlalu memfokuskan mataku.
Pagi itu aku membiarkan diriku pergi tanpa pamit.
Aku tak ingin terlalu merasa itu menjadi sebuah akhir.
Yang artinya dia akan segera kabur dari pandangku.
Aku tak mengerti dunianya, yang ku tahu hanya dirinya saat ini —yang membuatku merasakan ribuan kupu-kupu bergemuruh dalam perutku.
Aku tak ingin mencarinya lain kali.
Dengan tidak meninggalkan jejak kecuali nomor telepon yang masih aktif, ku pikir dia memang ingin tak nampak.
Ada rasa ingin, tapi secara realistis aku tak berani mengharapkan pertemuan selanjutnya.
Mungkin aku bisa melihatnya lagi lain kali.
Atau mungkin.. tidak sama sekali.
0 notes
Text
Sebentar saja, beri aku kesempatan duduk di berandamu. Bertukar sapa barang beberapa kalimat, beradu pandang untuk beberapa saat. Aku tahu diri, setelahnya aku akan pergi. Hanya sejenak, agar segala emosi negatifku jadi melunak. Hanya waktumu yang bisa kupinjam agar dapat kupakai lagi kepercayaan diriku. Selepas itu, kutegaskan lagi, aku pasti akan pergi.
171 notes
·
View notes
Photo

Patah untuk ke 20274671618 kalinya.
Padahal udah di sayang-sayang. Padahal disimpannya selalu apik. Padahal kalau dibawa-bawa selalu di tempat aman. Padahal satu-satunya. Padahal enggak diduakan. Padahal udah sayang. Padahal.. ah sudahlah.
Murah sih. Tinggal beli lagi dan lagi. Gampang ditemukan dimana-mana. Yah barang sejuta umat. Tapinya pas kehilangan langsung baper.
Ternyata patah hati memang sepele. Hanya… Rasanya yang enggak sepele.
1 note
·
View note
Text
Bahagia itu tidak sederhana.
Dibaliknya, ada harapan yang hampir pupus.
Ada luka sebab jatuh berkali-kali.
Ada kepedihan yang nyaris menikam secara perlahan.
Bahagia itu tidak pernah sederhana.
Bahkan pelangi membentang setelah hujan tanpa ampun mengguyur dan membuncah dengan lantang.
0 notes
Text
(Bukan) Kesempatan Kedua
Beberapa hari ke belakang, seorang di masa lalu menampakkan diri dengan hangat di balik pintu. Aku menjabat tangannya seperti teman, karena bagaimanapun dia dan aku pernah saling mengukir kenangan dan harapan yang juga kami hapus bersama. Dia mengundangku makan malam bersama keluarganya. Bukan tanpa beban aku menerima tawaran itu, karena butuh waktu 5 hari sampai ku putuskan untuk menemui keluarganya dan meminta maaf. Kulakukan karena menjadi anak yang tidak sempat berterima kasih. Atas sambutan dan kasih sayang mereka di masa lalu, atas hancurnya hubunganku, atas hidupku yang pernah mereka bahagiakan, atas segalanya. Setelah itu kupikir kami berdua mungkin telah belajar, menyadari bahwa banyak hal bisa kami lakukan bersama, mungkin kami bisa kembali.
Suatu hari kami jalan berdua. Aku menggandeng tangannya, bukan saling bergandengan; dia risih tapi aku tak melepaskan. Dia bercanda! Setelahnya aku dibelikan pudding. Kukira kami berhak untuk menjalani kesempatan yang kedua.
Dugaanku salah.
Aku tidak ingin menceritakannya. Sepersekian detik aku menganggap ini ujian, semua orang melakukan kesalahan. Tapi ketidaksempurnaan diriku membuat perasaan dan hatiku punya batasan. Aku merasa patah hati sampai rasanya bisa langsung melupakan perasaan itu hanya dalam 2 hari.
Aku seringkali salah, tapi bukan tak ingin kembali mengulanginya, bukan juga ingin selalu terjerumus. Aku senang mendapat pelajaran, artinya aku akan segera dewasa. Aku mungkin akan segera pandai bersabar, mudah memaafkan, dan mahir dalam bersyukur.
1 note
·
View note
Conversation
Buntalan Cinta
Ibuk: Kirana, Kirana sedih tadi malam ayah bilang Ibuk tua, ya?
Kirana: Iya. Ibuk, Kirana pengeen sama Ibuk.
Ibuk: Kan ini sama Ibuk.
Kirana: Kirana senaaang sekali, Ibuk sayang sama Kirana.
Ibuk: Ya kan Ibuk sayang sama Kirana.
Kirana: Ayah tu bilang Ibuk tua. Dak boleh sama Kirana.
Ibuk: Kenapa Ibuk ndak boleh tua?
Kirana: Kirana pengen semuaaa ada Ibuk.
Ibuk: Ooh.. pengen sama Ibuk?
Kirana: Iya. Semua ada ibuk-ibuk. Banyak.
Ibuk: Hah? Mau ibuknya banyak?
Kirana: Enggak. Ibuk only one in this.
1 note
·
View note
Text
Move On
Untuk beberapa orang, hal ini adalah pekerjaan yang sulit, tapi bagi beberapa lainnya mungkin terlalu gampang. Setelah patah hati kadang ada yang mudah melupakan, tergantung dari cara putusnya, kalau baik-baik akan makin lama, dan semakin sakit hati akan semakin cepat untuk move on. Depends on all variables. Tapi, move on tidak selalu "pindah" dalam arti menyukai orang yang berbeda dari sebelumnya. Ini pendapatku, sih, dan menurutku move on means berhenti menyukai orang yang sebelumnya ada di hati untuk kemudian menuju tingkat bahagia tanpa orang itu lagi. Bisa pindah ke lain hati, atau pindah dalam kebahagiaan di hati sendiri. Beberapa orang move on karena waktu, beberapa lainnya karena menemui orang yang baru. Tapi aku bahkan nggak tahu aku sendiri tipe yang mana. Setelah putus aku selalu bodo amat dan tutup kuping. Aku pernah, langsung jadian saat baru seminggu putus dengan mantan. Tapi aku juga pernah bertemu orang yang aku kagumi dari lama, tapi nggak sejalan dengan hati karena waktunya nggak tepat. Maksudnya, saat aku belum move on. Kadang-kadang mengerti diri sendiri itu lebih sulit daripada mengerjakan soal matematika, apalagi materi SMA, apalagi SMAnya IPS. Wkwk. Tapi, bukan berarti aku masih belum bisa move on! Aku sudah menyatakan diriku bebas. Dan aku sangat bangga. ((yea its not a thing)) Bukan bangga karena akhirnya bisa move on, tapi karena akhirnya sadar kebahagiaan itu bukan diciptakan dari pemberian orang terkasih. Meskipun itu salah satunya, sih. Apalagi dari orang yang kita cintai dan mencintai kita. ((ok stop!)) Kebahagiaan itu tergantung pembawaan diri sendiri, dan penularannya terhadap orang lain. Hehe. Make sense nggak, sih? Gitu, deh. Dan, bagaimanapun juga, move on adalah proses, meskipun kadang terasa dibanting bolak-balik ((yea)), tapi aku bersyukur pernah patah hati, bersyukur melalui proses move on. Aku berjuang, kok, melewatinya. Aku juga meyakini orang yang dipersiapkan untukku juga sedang berjuang. Karena aku percaya semua proses, semua kesakitan, dan semua hal yang berhasil kulalui akan terbalas untukku dengan amat layak.
1 note
·
View note
Audio
Kau Tempat yang kucari melampaui arah Tujuan kakiku berpijak dan melangkah Untuk tersadar kau adalah rumah Kau Yang kuharap menantiku kembali Menunggu hingga bersama terasa berarti
0 notes