Pertemuan antara penerimaan, keikhlasan, dan kedamaian. Pagi dan sajak-sajak yang tak pernah lupa menyapamu dalam hati. amd: penulis | editor | desainer grafis | writerpreneur | novelis | cerpenis | trainer | teacher | perempuanmu | penunggu rindu | menanti janji | Juni
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Posisimu Impian Orang Lain
Mungkin hari ini kau masih ingin menjadi dia, menjadi mereka, yang menurut kacamatamu hidupnya lebih baik 1000 kali lipat daripada hidupmu.
Menurutmu mungkin posisimu saat ini belum mapan, belum mencapai tujuan, belum mencapai target dan harapan, bahkan masih jauh dari impian-impian dalam angan.
Bisa jadi justru posisimu saat ini adalah impian orang lain karena capaian kariermu, status sosialmu, kenyamanan hidupmu, bahkan kebahagianmu yang menurut kacamata orang lain adalah hal yang begitu menyenangkan.
Sementara itu, mungkin setiap hari kondisimu penuh dengan peluh, menggerutu, bahkan lupa untuk merasa cukup dengan memperbanyak syukur dari apa yang telah dimiliki.
Padahal, posisimu adalah impian orang lain. Bolehlah menjadikan segala target baik itu ukuran, bukan berarti harus sama persis dan menjadi ukuran mutlak. Tetap harus paham bahwa yang terjadi saat ini, yang dilalui saat ini, adalah kondisi terbaik yang Allah rancang untuk hidup kita
0 notes
Text
Melapangkan Hati
Ada kalanya, realita tak sesuai ekspektasi, bukan karena keadaan yang salah, mungkin ekspektasi kita yang tak mau mengalah.
Ada kalanya, rencana tak sesuai dengan rundown yang sudah dibuat matang-matang. Tiba-tiba ada kendala atau harus mengubah rancangan karena tiba-tiba harus dibatalkan.
Ada kalanya, perasaan tiba-tiba berubah. Dari bahagia tiba-tiba menjadi kesal dan jengkel lalu menjadi mati rasa hanya karena senoktah noda di baju atau hanya karena sepenggal kalimat yang menurut kita sama sekali tak menyenangkan.
Jika kita tak melapangkan hati, maka semua akan menjadi hara-huru yang membara di hati.
Jika kita tak melapangkan hati, bisa jadi kita memendam yang seharusnya tak dibiarkan mendekam.
Jika kita tak melapangkan hati, jalan lebar pun akan terasa sempit.
Lapangkanlah hati, agar segala yang sengaja atau tak sengaja menyakiti berubah menjadi hikmah diri. Sebab, tak semua berada dalam kendali.
Selamat Idulfitri.
1 note
·
View note
Text
Memberi Ruang
Di antara rutinitas dan hiruk pikuk isi kepala, sesekali diri ini juga butuh ruang untuk sejenak menepi. Tak perlu lama-lama, hanya butuh menghabiskan secangkir teh/kopi untuk sejenak meletakkan kekhawatiran-kekhawatiran yang setiap hari seperti meneror diri.
Beratnya isi kepala dan semrawutnya isi hati pun perlu ditata lagi untuk dipilah mana yang hendak tetap diprioritaskan dan mana yang perlu disingkirkan. Seperti memori ponsel, jika hampir penuh akan muncul notifikasi, begitu pula diri kita. Jangan abai dengan alarm diri, beri ruang untuk diri agar tak penuh dengan emosi-emosi yang merugikan diri. Harus tetap sangka baik, bahwa banyak hal-hal baik yang akan kita temui di depan sana. Turunkan kadar khawatir dan percaya bahwa berproses setiap harinya tidak ada yang sia-sia.
1 note
·
View note
Text
Aku tahu perjalanan ini tak mudah, sebab yang menjadi peganganku hanyalah petunjuk-Nya.
Aku tahu jalan ini tak datar, sebab yang menjadi penolong terjalnya jalan ini hanyalah kemudah-kemudahan-Nya.
Aku tahu tugasku hanyalah terus berjalan, sebab jawaban-jawaban dari usahaku ada pada takdir-Nya.
Aku tahu amanahku tak ringan, sebab aku ingin memperat amal timbangan.
Aku tahu jalan ini bukan jalan orang kebanyakan, sebab jalan menuju surga bukanlah jalan yang menyenangkan di dunia.
1 note
·
View note
Text
Membuat Pijakan Langkah Baru
Sejak memutuskan untuk melangkah bersama kami memulai dengan satu pijakan, tapi saat mulai melangkah ke tahap berikutnya kami tak lagi berada dalam pijakan yang kami inginkan.
Semua mendadak berhenti, mengikuti langkah yang tak kami ingini. Semua berjalan begitu lambat, tak jarang menyalahkan keadaan, memilih bungkam hanya untuk menjaga perasaan. Tapi ternyata, justru membuat lubang luka yang mendalam, setiap harinya.
Sampai pada suatu hari, kami sudah tak sanggup berada di jalan ini. Kami ingin memutarbalik langkah kami, tapi tak bisa. Pijakan itu sudah kami tinggalkan terlalu jauh. Bahkan hanya meninggalkam bekas amarah yang kami paksa untuk padam.
Keluar dari satu lintasan bukan berarti kami tak bisa melanjutkan estafet mimpi. Kami membuat lintasan baru agar bisa mencapai tujuan kedamaian kehidupan kami. Dari satu pijakan baru, untuk langkah-langkah baru selanjutnya.
0 notes
Text
Bolehkah aku minta dicukupkan?
Bolehkah aku minta dicukupkan, bukan hanya soal rezeki, ilmu, dan kesempatan-kesempatan baik.
Bolehkan aku minta dicukupkan dari rasa khawatir berlebih, rasa takut yang mulai akut, dan pikiran-pikiran mulai semrawut?
0 notes
Text
Mau suka atau tidak, mau terus melangkah atau menyerah, mau berprasangka baik atau tidak, pilihan-pilihan itu akan terus kau jumpai dalam perjalan ini.
Lalu untuk apa terus berjalan? Yang kita butuhkan tak sekadar suka atau tidak, tetapi semua kembali pada hati yang ridho pada ketetapan-ketetapan-Nya.
Jika masih mau terus melangkah, mintalah petunjuk-Nya dengan terus mendekat agar kuat melawan rasa takut yang sebentar-sebentar kalut.
Memang, jika kita tak mengisi dengan sangka baik kepada Sang Penoreh takdir, tentu kita akan banyak meresahkan yang tidak-tidak, menggoyahkan bekal keyakinan yang barangkali sudah sekuat tenaga kita mengumpulkannya.
0 notes
Text
Tak Ada yang Sia-Sia
Teruslah melangkah, tanggalkan prasangka bahwa jalanmu percuma lagi sia-sia. Sebab, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di kepalamu itu ada di depan sana, bukan di belakang.
Teruslah melangkah, meski terjal dan seperti tak sanggup mencapai titik puncak, perjalananmu berharga karena pelajaran-pelajaran itu tak datang di waktu lalu.
Teruslah melangkah, sebab menuju-Nya tak bisa hanya dengan diam saja. Sebab ridho-Nya harus tetap kau rengkuh bukan dengan keluh tapi dengan rasa syukur dan tekad yang kukuh.
0 notes
Text
Masih Mau Sabar?
Kadang aku ingin segera menyudahi sabarku, lalu bertindak dan berucap semauku untuk melawan segala yang tak berpihak padaku. Tetapi setelah kupikir lagi, jangan-jangan aku hanya butuh sabar sejengkal lagi dan aku bisa menemukan kemudahan serta jalan keluar dari kesulitan-kesulitan ini. Berat memang, apalagi harus sabar berkali-berkali, bertahun-tahun, bahkan sampai bertingkat-tingkat.
Padahal buah dari kesabaran itu tak main-main, akan mendapat balasan hingga tak terhingga. Itulah mengapa sabar itu tak ada batasnya sekalipun kita sudah bosan mendengarnya sebab kabar gembira akan datang setelah melalui panjangnya kesabaran. Semoga kita dimudahkan untuk menjaga sabar yang sama beratnya dengan ikhlas dan sekawananya.
0 notes
Text
Malam Terakhir Ramadan
Bolehkah aku meminta untuk memanjangkan ramadan? Sebab, amalan diri masih belum optimal dan target-target belum seutuhnya tercapai sementara ramadan sudah di ujung pintu pengakhiran. Dengan tetap berprasangka baik, kadar optimal setiap orang dalam periode yang tak lagi sama mungkin akan berbeda. Tak bisa lagi sama sebab amanah dan kondisi sudah berbeda.
Semoga Allah masih memberi kesempatan untuk bertemu dengan ramadan-ramadan berikutnya yang lebih hikmat. Sebab, nikmatnya ramadan tak tertandingi dan tak tergantikan.
Alhamdulillah, hal yang kali ini bisa kusyukuri, setidaknya bisa salat tarawih beberapa kali di masjid setelah 3 tahun absen dan merasakan kembali udara malam yang menentramkan jiwa di bulan ramadan.
1 note
·
View note
Text
Tawa yang Tak Sama
Saat mendengar satu cerita atau hal lucu, konyol, dan menggemaskan tentu secara spontan kita akan merespon dengan gelak tawa. Bahkan, tak jarang membuat kita sampai guling-guling menahan sakit perut karena tertawa tiada henti-hentinya.
Tapi percayalah bahwa satu hal itu hanya berlaku untuk satu kali. Saat cerita itu diulang kembali, tentu respon tawa kita tak lagi sama. Bahkan, kita menganggap sudah tak lagi lucu dan tak bisa lagi membuat kita tertawa seperti sebelumnya.
Jika tawa tak bisa diulang, lalu mengapa kita sedih dan menangisi sesuatu yang sama berulang-ulang. Padahal sebelumnya sudah pernah terluka, ketika mengulang luka yang sama, mengapa kita harus kembali sedih dan menangisinya.
Sebuah pelajaran bahwa tawa yang tak sama seharusnya bisa pula membuat kita tak lagi sedih dengan luka yang sama. Ada saatnya kita harus tahu bahwa menangisi hal yang sama berulang-ulang itu tak perlu.
0 notes
Text
Helo tumblr.
Terima kasih sudah sering menjadi tempat menyepi, tempat perasingan diri, bahkan tempat berkeluh tak ubahnya seperti teman senja di tepi pantai yang tetap tenang. Meski sesungguhnya isi kepala dan hati sering terdengar seperti deburan ombak, gemuruh tiada henti. Tetapi sejauh ini, keluh kesahku berubah menjadi kalimat nasihat diri, penguat diri, dan tak jarang justru menjadi kalimat retoris yang melegakan diri.
Sampai pada suatu hari, kumpulan tulisan ini dinikmati oleh orang-orang yang bertamu di beranda tumblrku atau di lembar-lembaran kertas yang sampai ke beranda rumah mereka.
1 note
·
View note
Text
Boleh Lelah Tapi Tidak untuk Serah
Ada kalanya kita sudah merasa lelah karena sudah melakukan upaya keras tetapi tak kunjung pula mendapatkan jalan keluar.
Manusiawi. Kita boleh lelah tetapi kukira lebih baik jika tanpa amarah. Sebab, tak ada gunanya bukan terus-menerus menyalahkan keadaan.
Kita boleh lelah, menepi sebentar, dan merebah. Sejenak, menyeruput secangkir teh hangat agar lebih tenang sebelum pikiran kembali gawat.
Kita boleh lelah asal tak gegabah memilih arah. Sebab, terkadang kita terlalu fokus dengan satu hal hingga tak mampu menilik sudut pandang yang lain.
Kita boleh lelah, kukira akan lebih baik jika semua tumpah di atas sajadah. Tuhan tak pernah melarang kita mengeluh apalagi bersambat dengan-Nya dalam doa.
Sebaliknya, kita tak boleh serah dan berbalik arah meski bisa saja kita lakukan. Meski bisa saja menjadi salah satu pilihan praktis agar tak lagi bersinggungan dengan jalan yang tak lagi simetris.
Sekali lagi, kita boleh lelah tetapi tidak untuk serah meski sudah sekian kali ujian ini belum juga berhenti. Meski luka belum pula menemukan titik reda. Mungkin sebentar lagi perahumu akan berlabuh.
1 note
·
View note
Text
Apa-apa yang terlalu banyak dipendam lama-lama akan berubah menjadi dendam yang sulit padam.
0 notes
Text
Aku Takut
Aku takut jika diamku ternyata menyimpan dendam yang menggunung.
Aku takut jika kesalku membuatku menyalahkan keadaan.
Aku takut jika marahku enggan memberi penjelasan.
Aku takut jika rasa kecewaku tak lagi dapat melihat kebaikan.
Aku takut jika lelahku berkepanjangan hingga ingin menyerah dan kalah.
Aku takut dan ketakutanku hanya akan takhluk dengan doa panjangmu, genggaman keyakinanmu, serta dekapan ketenanganmu.
3 notes
·
View notes
Text
Mengapa masih di sini?
Kalau ditanya mengapa masih bertahan seperti ini dan mengapa masih memilih begini? Tentu jawabannya tak selesai dalam sebaris kalimat. Tentu kita memiliki pertimbangan dan alasan itu. Meski tidak semua orang mengerti dan selalu mempertanyakan mengapa tidak memilih begini dan begitu.
Lelah memang. Setiap hari harus ribut dan ramai dengan pikiran sendiri. Pertempuran yang tak terhindarkan ketika tiba saatnya memejamkan mata. Justru pikiran dan hati berkelahi, tak jarang berujung insomnia karena perdebatan yang tak kunjung reda.
Aku bisa saja memilih berlari atau memilih jalan keluar dari pintu yang kuciptakan sendiri. Aku bisa saja memilih untuk tak lagi peduli bagaimana perasaan orang lain sementara perasaanku sendiri setiap hari kuhancurkan. Aku bisa saja memilih mengakhiri lalu pura-pura tak pernah terjadi apa-apa sebab membiarkan luka setiap hari, membuatku mati rasa dan tak lagi berempati.
Lalu, mengapa aku masih bertahan di sini? Jika tak ada iman yang kupercayai, jika tak ada ilmu yang mendasari, semua tentu sudah kubabat habis dan bersikap bodo amat.
Sebab yang masih kupercayai, ini adalah ujian kesabaran yang masih saja remidi setiap hari. Hingga pada suatu hari, Tuhan berkenan memberiku pintu keluar yang lain dan aku bisa mendapatkan kembali kehidupan yang tenang dan nyaman seperti rumah yang selama ini kudambakan.
Sebab, perjalanan ibadah panjang ini bukan hanya sebatas mengerti bagaimana mencintai tetapi juga seluk beluk lain yang tak kunjung membuatku mengerti, mengapa ibadah ini berat dan panjang. Tentu yang harus kuyakini semua akan berbalas kebaikan yang berlipat, semua akan berbalas kebahagiaan yang tiada tara dengan ujian hari ini.
1 note
·
View note
Text
Di luar hujan lebat, di dalam ternyata tak kalah hebat. Air mata berlarian ke seluruh penjuru, kelopak mata tak lagi mampu menahannya. Pecah, semua yang kuperjuangkan tak lantas semua bisa kurengkuh untuk berjalan searah. Sampai aku tak tahu, masih berapa lama lagi sanggup menjadi aku. Bila dulu aku diberi penawaran akan menjadi seperti ini, tentu aku memilih berbalik arah dan berlari mencari jalan lain agar tak kutemui ujian ini.
Tapi aku siapa. Aku hanya manusia yang menjalankan ketentuannya. Saat aku mulai tak sanggup dengan yang terjadi, tugasku hanya berlari, menumpahkan segala yang terjadi dalam doa dan keluh kesah yang tak pernah Ia bosan mendengarnya.
Belum tentu, ketika aku memutuskan untuk berhenti dan berbalik arah menuju jalan yang lain, ujian yang kutemukan akan lebih ringan, jalanku tak lagi berkelok atau tanjakan yang kutemui lebih landai dan tak lagi terjal. Belum tentu, aku lebih sanggup melewatinya.
Bukan, bukan kewajiban kita untuk menjadi selalu kuat dan tanpa luka. Sebab dari mana lagi kita mampu menguatkan diri jika tak meminta untuk dikuatkan setiap hari. Bukan tak mungkin pula jika luka itu yang seringkali menyelamatkan kita.
3 notes
·
View notes