Tumgik
nurulhayana · 4 years
Photo
Tumblr media
Adalah wajah Ibuku, yang tidak bisa tidak, selalu ku rindu. Tiap-tiap senyumnya dalam tingkah nakalku. Dan diamnya dalam tiap ketusku. Maaf Ibu, aku tidak selalu membahagiakanmu. Adalah nasihat Ibuku, yang tidak bisa tidak, jadi petunjuk hidupku. Marahnya laksana lampu merah. Doa-doanya bagai sogokan kala ditilang, melancarkan tiap-tiap urusan. Dan tatap mata Ibu bagai puisi, meruntuhkan segala ego dan menenangkan tiap hati. Adalah bahu Ibu, dan sekujur tubuhnya. Tempat tiga anak perempuan yang selalu kecil ini bergantung, bersandar, bersembunyi, malu, takut, bimbang, marah, diam, dan menangis meraung. Adalah bahu yang selalu kuat, tidak membungkuk meski beban hidup lebih berat dari massa tubuh. Adalah hati Ibu, tempat bermuara segala ridho. Ruang segala ikhlas, cinta, pengabdian, pengorbanan, ilmu, kebaikan dan keberkahan bertemu. Sungguh bersih, tak tertitik suatu dengki. Adalah tangan Ibu yang mengggenggam menguatkan. Tangis Ibu yang merayu ridho Tuhan. Maaf Ibu yang mengalahkan jumlah air di lautan. ------ Adalah aku, yang sungguh khawatir tak bisa mencintai anak-anakku, sebesar cinta yang dicontohkan Ibu. Aku, yang setelah seumur hidup belajar darimu, merasa tak kan mampu beramal baik pada dunia sebesar setitik cinta Ibu kepadaku. Adalah aku, yang sungguh, meski dengan segala tak pantasku, mengharap Allah selalu memberikan senyum dan tenang untuk Ibu. Sungguh, semoga Allah selalu memberi kebaikan di dunia dan akhirat kelak untuk Ibuku ❤️
0 notes
nurulhayana · 4 years
Text
Udah Sore.
Baik. Jam segini saya ga bisa tidur jadi mau cerita tentang simulasi umur aja.
Sederhananya gini, perilaku harian kita bisa memprediksi keadaan hidup kita sampai mati.
Anggap rata-rata manusia abad ini hidup sampai 60 tahun.
Dan seperti yang kita tahu, sehari ada 24 jam.
Kalau diandaikan, 1 jam dalam sehari sama dengan 2,5 tahun hidup.
[Faktor-faktor lain diabaikan]
Kalau disimulasikan ke aku, aku yang sekarang 24 tahun ini sama dengan pukul 9.36. Seperti masih pagi ya, seperti masih muda.
Tapi kebayang ga sih, biasanya jam 9.36 itu waktu dimana tiba-tiba udah tengah hari aja. Matahari udah di atas kepala, beban makin berat.
Btw, pukul 12 siang itu setara dengan umur 30 tahun (12×2.5). Ternyata ga lama lagi sudah tengah hari aja :)
Biasanya, selagi ga punya kerjaan tetap dan sudah selesai kuliah gini, jam 10.00-16.00 digunakan buat leha-leha. Ada aja sih target harian, tapi ya gitu, mikirnya, "ah masih banyak waktu ini", "ntar malem aja deh", "kayaknya enak kerja kalau malam".
Pukul 10.00-16.00 setara dengan usia 25-40 tahun.
Duh, aku banget tuh. "ah masih muda nanti aja lah cari kerja", "ah masih muda ntaran aja deh bangun yayasan", "emang sih pengen bantu keluarga agar bebas finansial, tapi kan masih muda, masih banyak waktu, santai dulu lah". Tahu-tahu 40 tahun dan belum ngelakuin apa-apa.
----
Setelah leha-leha seharian, biasanya sore aku tetap aja capek. Jam 16.00-24.00 tuh kalau pun maksain buat kerja ya ga maksimal tenaga udah ga kayak kalau kerja pagi-pagi. Tapi selalu aja, nyadar kalau belum ngerjain kerjaan sama sekali ya kalau udah sekitar jam 4 sore.
Ini tuh kalo disimulasikan ke umur, ya sama seperti kebanyakan masyarakat kita. Baru sadar belum ngelakuin apa-apa disaat sudah susah untuk melakukan apa-apa.
Bayangin aja, badan yang biasa dipakai malas-malasan, numpuk lemak, melemahkan otot selama 40 tahun tiba-tiba diajak kerja keras. Usia segini, anak mulai gede, biaya sekolah meningkat, kebutuhan hidup meningkat, tapi produktivitas standar saja hasil hidup di zona nyaman puluhan tahun.
Mana bisa raga yang tak pernah diolah diajak kerja sama.
"Life begins at forty" kata Walter B. Pitkin.
!!BOHONG!!
Kehidupan itu dimulai dari sebelum kita hidup, bahkan doa-doa yang dihaturkan Ibu Bapak saat akan mengupayakan keberadaan kita di kamar malam itu sedikit banyak menentukan bagaimana kita hari ini.
Ternyata bener,
"Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran."
Serem.
Aku, kalau begini terus, akan jadi manusia yang merugi. Kalau terus makan tidur leha-leha, akan jadi apa aku ini?
Naudzubillah.
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian".
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu.
Aku ga mau merugi.
Tolong lindungi aku.
:'(
0 notes
nurulhayana · 4 years
Text
Seribu lima puluh satu tanya terpatri sejak lama.
- Dalam hening, ada kah satu doa untuk kebaikan kita tersirat? atau, setidaknya, pernah kah ada "kita"? atau, seandainya memang tak pernah ada "kita", ada kah aku dalam doamu?
- Dalam setiap ambisi, prioritas, mimpi, atau apa saja kata yang kau gunakan untuk menamakan gairah itu; ada kah kau libatkan aku didalamnya? atau, bahkan dalam angan, mungkin kah kau masih melakukan segalanya sendiri?
- Setelah selalu ku ceritakan kebaikanmu pada Tuhan dengan harapan Dia berikan kemudahan padamu, masih kah kau merasa berat dan merasa menanggung semuanya sendiri?
Masih ada seribu empat puluh empat tanya yang jika kau mau dapat aku tanyakan per hari satu.
Tapi, apakah masih ada hari untuk kita? Oh, pertanyaan keduaku belum terjawab, "adakah kita?"
Baik, akan ku simpan seribu empat puluh tiga tanya ini. Akan ku tanyakan bila kita masih punya waktu.
Atau mungkin, ternyata entah kapan, kau ajarkan aku untuk menabung tanya dari awal pada manusia lain yang entah siapa.
Jika kau tak punya daya upaya untuk menjawab tanya-tanya sederhana ini; mungkin tak punya waktu, atau tak ada mau, akan ku tebak sebisa akal kecilku yang remeh temeh ini satu per satu. Semoga aku mampu sebab sebenarnya tak satu pun jawab yang aku tahu.
1 note · View note
nurulhayana · 4 years
Text
Seribu lima puluh satu tanya terpatri sejak lama.
- Dalam hening, ada kah satu doa untuk kebaikan kita tersirat? atau, setidaknya, pernah kah ada "kita"? atau, seandainya memang tak pernah ada "kita", ada kah aku dalam doamu?
- Dalam setiap ambisi, prioritas, mimpi, atau apa saja kata yang kau gunakan untuk menamakan gairah itu; ada kah kau libatkan aku didalamnya? atau, bahkan dalam angan, mungkin kah kau masih melakukan segalanya sendiri?
- Setelah selalu ku ceritakan kebaikanmu pada Tuhan dengan harapan Dia berikan kemudahan padamu, masih kah kau merasa berat dan merasa menanggung semuanya sendiri?
Masih ada seribu empat puluh empat tanya yang jika kau mau dapat aku tanyakan per hari satu.
Tapi, apakah masih ada hari untuk kita? Oh, pertanyaan keduaku belum terjawab, "adakah kita?"
Baik, akan ku simpan seribu empat puluh tiga tanya ini. Akan ku tanyakan bila kita masih punya waktu.
Atau mungkin, ternyata entah kapan, kau ajarkan aku untuk menabung tanya dari awal pada manusia lain yang entah siapa.
Jika kau tak punya daya upaya untuk menjawab tanya-tanya sederhana ini; mungkin tak punya waktu, atau tak ada mau, akan ku tebak sebisa akal kecilku yang remeh temeh ini satu per satu. Semoga aku mampu sebab sebenarnya tak satu pun jawab yang aku tahu.
1 note · View note
nurulhayana · 4 years
Text
And, it still okay to lose something we ever want the most in this universe.
We are human, never been a God before, will never be forever.
But, maybe, somehow God led you to arrive here, and read this caption.
I ever am so much into you --pray for you, wishing you all the best thing that life may ever give you-- but will never brave enough to tell you.
0 notes
nurulhayana · 4 years
Text
Ada yang bahagia bermain di atas tanah tandus panas.
Ada yang gelisah di bawah selimut nyaman.
Yang mengeluh dalam lapang.
Yang tersenyum meski sempit.
Yang cukup saat tiada.
Yang kurang kala lengkap.
Yang syukur.
Yang kufur.
Syukur memelihara.
Kufur tak tentu arah.
Datang.
Hilang.
Dan kita adalah sekumpulan daging yang merasa atau terbiasa abai saja.
Atau, terbiasa abai saja, buta.
#dasarbuta #gapeka #padahalmanusia
Tumblr media
1 note · View note