Text
30 Days Writing Challenge - Day 3 (A Memory)
A memory. I already write a memory I can't forget for a lifetime. That's a bad memory, but also gave me a good memory about someone and until now, I still owe him for something. You can read on this link : https://bit.ly/3a249OK The moment when I opened the door of the car, the moment when I sat in that car, the moment when my body is shaking but also felt safe. "You're safe now, don't worry okay? I got you back home" while holding my hands. The moment when I owe you something that I can't never payback because I think you have anything you need. I don't know why I can think the other good memories but that story. Maybe because I never think that kind of night will happen to me, just like in a TV reality show; on a script but this is real! I wish you all will never have bad things like this.
2 notes
·
View notes
Text
30 Days Writing Challenge - Day 2 (Things That Makes You Happy)
Food.
To easy to describe. LOL.
But other things also make me happy.
Like spent my time catching up with friends, "the more the merrier" they said. But what we can do in this pandemic? Yes, video call or group call.
Strolling around, I'm good at enjoying myself for a long way. I love having a conversation in the car, heading nowhere, drive-thru some foods, listening to easy to sing songs, something like that. Fun huh?
And keep me to be healthy. Have enough sleep, going to sleep early, having a nap, eating healthy food, doing some workouts (hmm this is so rare for me to do it, but sometimes makes me happy), and also keep my mind stressless. It just like I gave so much love to myself.
Okay, that's it for days two.
2 notes
·
View notes
Text
30 Days Writing Challenge - Day 1 (Describe Your Personality)
Honestly, I don’t know how to describe myself. My friends always told me that I'm a kind person, barely too kind and almost being a stupid person. But, let me tell you what I think about myself.
I never think I'm a kind person but somehow I'm just good. LOL. I always trying to be good for others, like no matters what. Even for people who hurt me. But maybe if you're somewhat important I will hate you secretly.
I'm still learning to say no to a person firmly. I can say no, of course. But that things need a war between brain and heart. My heart barely says yes but my brain insists to say no, guess who wins? Yes, the heart, even though the brain is near the ear to listen.
I'm too imaginative. I always imagine my life is perfect but note this, I can tell the difference between my imagination and reality. I realized. I imagine one day I will get married to someone I love. Even though there's no hope to get married soon. There's one guy I always dreaming of to married him. LOL. Long story about this.
I love listening to random genres of music. I can put EDM, Pop, R&B, K-POP, etc in one playlist. So please, don't ask me "what genre of music do you like?"
This is so hard to write about me, I think that's enough for day 1. Not bad, uh?
2 notes
·
View notes
Text
Once Upon a Time, There is me...
there is me, sitting alone and see the crowd, let them pass and I enjoy it.
there is me, going to mall alone and I enjoy it.
there is me, buying my favorite food and bobba drink for myself and I enjoy it.
there is me, taking any public transportation alone, going anywhere and I enjoy it.
there is me, decorating my room with “not important” things, looking ugly and I enjoy it.
there is me, listening to music with fun beats and dancing alone in my room and I enjoy it.
there is me, talking to myself in front of my mirror, imagine something I like and I enjoy it.
there is me, putting lotion on my skin before going to sleep and I enjoy it.
there is me, sending meme to my friends and laughing because that’s weird and I enjoy it.
there is me, talking someone behind their back with my friends because they are so annoying and I enjoy it.
there is me, texting and calling my friends, even though they are not answered it and I still enjoy it.
there is me, cutting my hands and I enjoy it.
there is me, remembering all of the beautiful moments with someone I love and I enjoy it.
there is me, hoping all the beautiful moments back and I enjoy it.
there is me, loving someone without knowing what he feels to me and I enjoy it.
there is me, loving someone who hurt my feelings and I enjoy it.
there is me, waiting for you to love me back because I love you so damn much,
and I’m still trying to enjoy it.
0 notes
Audio
*Lara Jean and Peter drive in his jeep and pull up to the Lantern Festival.*
Talk to me, I love that sound Out of words when you're around I've been trying to come down On a high when you're around
Lift me from the ground
0 notes
Text
WHAT A NIGHT!
Hey, Hallo!
Kayaknya gue balik nulis tumblr ya setiap punya masalah atau lagi ancur-ancyuuuuuuur beb. Beberapa bulan lalu emang lagi ancur sih, tapi bisa lewat; sudah lewat (semoga! *crossing fingers*)
Banyak yang bisa diceritain, tapi gue akan cerita satu malam yang paling gue ga bisa lupain. Idk, I got a trauma after this night or not, I don’t go to another psychologist.
There will be A as my ex-boyfriend, B as my brother, and of course, me.
Pertama gue cerita dulu soal A, gue pacaran udah hampir 4-5 bulan mungkin yah? Dari November 2018 seinget gue. He was a lovely one. Dia bener-bener memperlakukan gue kayak.......hmm what can I say? A princess maybe? Maybe. Tapi ya, manusia emang ngga sempurna, dibalik keistimewaannya, ada segelintir masalah di hidupnya. Maybe we can talk about it later or.....maybe not.
Lanjut, B ini adalah temen yang udah gue kenal mungkin sekitar 2 tahun. Umurnya jauh sih sama gue, bijak banget, dewasa ofc. Gue sering minta pendapat atau saran dan gue hampir selalu dengerin, karna saran dari dia ya logis dan ngga memihak. Gue bener-bener udah anggap kakak sendiri. No hard feelings.
Sore itu, gue ada acara buka puasa bareng temen-temen kantor pas magang dulu. Gue dijemput sama si A. Sesungguhnya di hari itu gue udah putus dari jauh-jauh hari, tapi karna hati masih cinta dan aku bucin kelas kakap, jadilah aku masih dekat.
Putusnya karna gue sih, gue sempet makan siang sama temen cowok gue dan ngga bilang dia, terus ketauan deh karna dia baca chat gue di line, kemudian gue diputusin dan yasudah, gue memutuskan nggak balikan karna ada beberapa hal yang gue pendam dan mungkin lebih baik kita ngga bareng lagi, tapi di samping itu, gue masih sayang dan ngga mau jauh.
Oke, balik ke pulang buka puasa. Semua berjalan normal-normal aja sih. Ohiya, hari itu A ngga bawa mobil yang biasanya dia bawa, ngga tau mobil siapa. Sebelum naik gue cuma sempet liat plat nomer dan inget huruf belakangnya aja. Di jalan sempet beberapa kali A ini ngajak nginep aja, biar bisa punya waktu lama berdua. We can do pillow talk or else; or else. Tapi ya ngga mungkin, kalopun mungkin pun gue ngga mau karna hari itu badan udah capek banget. Tapi A masih membujuk gue, idk sebenernya itu becanda-becanda manja aja atau emang dia serius.
Gue ngga tau kenapa hari itu jalanan macet banget. SCBD, Senoparty, Antasaray sampe keluar tol Desari pun maceeeet cet cet cet. Di sini gue lupa sih, sempet cekcok sedikit terus karena gue ratu drama, ceritanya gue mau turun dan buka pintu mobil hehehehehehe. Lalu aku diultimatum lah,
“kalo kamu keluar dan turun ya sekarang, diputaran depan aku mau putar balik dan pulang, kalo kamu ngga turun ya aku bawa kamu pulang”
Sedikitpun gue ngga pernah berpikiran kalo dia akan jahat sama gue, jadi gue putuskan untuk ngga turun dan berpikir positif dia mau cari jalan lain buat pulang karena jalanan ini macet banget ngga gerak. Jadi yaudah gue diem aja. Kemudian dia putar balik dan masuk jalan tol, ke arah Bogor (well, gue gatau jalan sebenernya jadi gatau itu tol apa namanya).
Di jalan tol dia masih bilang kalo bakal bawa gue ke rumahnya. Karena ya kesempatan gue untuk pulang ya tadi sebelum dia putar balik. Gue masih diem aja karna gue pikir dia pasti anter gue pulang. Tapi ya, gue udah deg-degan sih. Kemudian dia keluar yang mau ke arah Pasar Minggu, mau putar balik ke arah Depok. Karena di situ dekat dengan rumah B, gue inisiatif untuk chat B tanpa A tau. Lucky me, B langsung bales, padahal ya biasanya berjeda lah ya. Ohiya, gue juga langsung inisiatif share location ke B.
Gue bilang kalo gue lagi sama A dan dia ngga mau bawa gue pulang. B bilang untuk coba minta diturunin aja di jalan atau turun pas lagi macet. Awalnya gue ngga berani turun pas macet, gue udah minta turun di jalan, tapi A ngga mau berhenti. Akhirnya B bilang dia ngikutin dari belakang, sempet kaget sih beneran diikutin dari belakang dan sempet di-capture juga kalo jaraknya udah ga jauh. Mixed feelings banget, antara takut tapi aman udah diikutin dari belakang.
Udah sampe di Margonda Raya, gue inget banget gue udah beberapa kali buka pintu mobil, di sini gue udah pake tas, biar bisa langsung loncat hehehe. Tapi ditarik sama A, jadi gue ngga bisa keluar. Ditarik dan dipegangin sepanjang jalan, gue nangis, ngamuk, gue teriak. Tapi ya gue emang norak sih, ngga bisa buka kaca mobil.........kacanya di-lock maksudnya, terus gue ngga ngerti. HMM. Gue masih inget di seberang Pesona Square, gue tanya mau dia apa. Kurang lebih begini,
O : “mau kamu apa? biar kamu mau pulangin aku?”
A : “aku mau kita balikan”
O : “yaudah kita balikan tapi kamu pulangin aku sekarang ya, tolong”
A : “yah ngga gini caranya kita balikan, bukan dengan keterpaksaan”
Detik itu, gue ngga tau harus gimana. Gue ngomong itu sambil nangis, suara gue mungkin udah bergetar. Gue cuma bisa maksa keluar lagi dan ya, ditarik lagi. Sampe akhirnya dia nyerah, mau pulangin gue ke rumah. Gue udah ngga mau ada di mobil itu, gue berani minta turun di jalan karna gue berpikir ada B di belakang.
Akhirnya pas mau masuk tol di Juanda, gue harus bisa kabur. Pas A tap e-toll, pegangan dia agak longgar, jadi gue bisa buka pintu dan turun. Gue keluar mobil dan lari, di pintu tol. Can you imagine, lari di pintu tol, jam 11 malem, pake flat shoes dan baju kerja? Gue gemeteran, gue berusaha fokus untuk telepon B, gue tanya dia di mana dan bilang gue berhasil keluar mobilnya A. B udah tinggal puter balik aja ke titik gue turun. Tapi gue terus lari ke belakang, biar cepet ketemu dan gue sama sekali ngga nengok ke belakang. Rupanya A ini mundurin mobilnya, gue lari lagi, dia mundurin mobilnya lagi. Kemudian dia turun dan teriak ke gue untuk masuk lagi ke mobil. Ngga lama B dateng dan berhenti di depan gue, gue langsung masuk. Detik itu, gue bener-bener gemeteran banget, megang handle pintu aja udah gemeteran dan lemes banget, tapi akhirnya gue masuk. Gue masih gemeteran pas duduk di mobil B, B bilang gue udah aman, tapi hati gue belum juga tenang. Gue suruh B langsung jalan, B langsung jalan tapi sempet liat ke spion tengah. Kami masuk ke tol, tapi kemudian B bilang,
“Dek, aku ngga bisa diem aja. Aku harus ngomong dulu sama si A”
Takut, tapi gue merasa B bisa belain gue. Akhirnya setelah tap di pintu toll, B berhenti. Kemudian A berhenti juga di depan mobil B. Keluar dong mereka berdua. A udah mau buka pintu penumpang mobil B yang ada guenya. Gue nangis. Gue bilang ngga mau pulang bareng A lagi. Sebelum B turun, dia sempet nanya apa gue masih mau pulang bareng A atau ngga. Tentu saja ku jawab dengan mantap, tidak.
Pas mereka turun, gue lupa ngga tau betul apa yang mereka omongin. Gue cuma denger A bilang ke B supaya ngga ikut campur masalah gue sama A. Dan seinget gue B bilang,
“lo ngga liat itu cewek udah nangis? lo mau bawa kabur kan? sekarang gue yang bakal anter dia ke rumahnya, gue anterin sampe ke orang tuanya”
Dalem hati, ya ngga mungkin sih gue sampe dianter ke orang tua gue. Ya kemudian gue pulang bareng B. Pas di jalan gue sempet liat mobil A lagi dan gue tanya ke B, itu bener mobil A atau ngga? Ternyata betul mobil A dan B bilang emang dia yang bilang ke A kalo mau ikut ke rumah gue, ya ikutin aja dari belakang. Panik. Nangis lagi di jalan.
B bilang dia bakal anter sampe rumah dan ketemu nyokap. Gue lebih panik lagi. Karena gue berniat untuk nutupin semuanya. Gue masih inget B bilang dua kalimat ini.
“Ngga ada lagi ya, Dek, yang ditutupin dari mama kamu, mama kamu harus tau kejadian malem ini, aku yang bilang, udah ngga aman kamu sama A”
dan satu lagi,
“Udah ada kejadian ini, kamu masih mikir lagi mau ninggalin dia atau ngga, Dek? Masih butuh alasan apa lagi?”
Nangis digituin. WKWK. Tapi ya detik itu gue ngga mau lagi ketemu atau berhubungan sama A. Karena takut. Takut banget. Gue bayangin kalo malem itu ngga ada B. Mungkin gue beneran ada di rumah A. Nyokap gue bakal gimana? Kasian kan. Gue berpikiran kalo A ngga akan pernah jahat ke gue, ternyata gue salah.
Di jalan, gue sempet ketawa sih sebenernya karena ya........ini sinetron banget, tapi ya ini real. B mungkin bingung kali ya gue bisa ketawa sedikit, tapi ya gue juga mencoba menghibur diri gue, walaupun dengan gue ngomong begitu, ngga membantu sedikitpun ketakutan gue akan A. Tapi di jalan waktu itu, gue bener ngerasa aman, yang gue takutin pas turun nanti, A ikut ke rumah gue.
Di jalan, B sempet nanya gue, pas nanti B ngomong ke nyokap gue, apakah gue mau A ada di situ? Gue bilang gue ngga mau. Jadilah setelah sampai ke rumah gue, B ini ngga mempersilahkan A ikut duduk di ruang tamu rumah gue. Gue sedih banget sebenernya sama nyokap, udah tidur terus bangun ada huru hara begini. Pusing kepala dia lah. B jelasin apa yang terjadi malem itu dan nyokap gue berterima kasih. So did I.
Terus udah deh, nyokap gue akhirnya minta A dan B untuk pulang karena udah malem. Setelah itu gue masih cerita ke nyokap gue, walaupun gue tau nyokap ngga fokus dengernya. Akhirnya nyokap bilang buat gue istirahat dan cerita besok lagi. Karena kita berdua udah ngga fokus dan gue butuh istirahat. Apakah malem itu gue bisa tidur? Tentu tidak. Tidur sih, tapi paling 15 menit. Capek dan ngantuk banget, but your head is spinning and covered by anxiety. Duh!
"Dek, tidur lah, udah lewat, get some rest"
Ya mana bisaaa.
Gue inget betul, gue ga ikut sahur akhirnya karna badan gue langsung ga enak, pusing, badan sakit abis ditarik-tarik ga si. Bangun paginya, gue cek-cek instagram. Di mana gue liat si A update instastory sama nyokapnya bisa jalan-jalan pagi itu tanpa masalah, padahal belum ada 12 jam setelah kejadian dia mau bawa kabur gue. Fak. And he doesnt even say sorry to me. A akhirnya baru chat gue siang hari, minta maaf dan mau jelasin ke nyokap. Katanya mau jelasin, kalo cerita dari sisi gue dan B mungkin ada kesalahpahaman, sehingga nyokap gue harus tau cerita dari sisi A dan dia ga seburuk itu. Mungkin dia pikir gue dan B jelek-jelekin dia di depan nyokap gue. Tapi coba aja bayangin, ada sisi positif apa dari orang yang mau bawa kabur anak orang?
Setelah kejadian ini, mungkin ada beberapa kejadian cringe sih. Tapi ya ga perlu di-spill semua di sini. Gue agak merinding ingetnya lagi.
Tapi, yang lebih cringe adalah setelah beberapa bulan kejadian ini, gue sempet deket dan jalan bareng lagi selama sebulanan. Gue mengakui hal ini, karna I have to be fair. I admit my stupidness. Jujur, gue lupa kenapa menjauh lagi sebenernya, tapi gue rasa kayaknya udah ga aman dekat-dekat dia lagi. I have to be sane. Setidaknya gue sedikit mengingat gue yang push dia untuk ga dekat gue lagi. Dan dia bisa bilang ke orang, gue yang nyuruh dia untuk jauh sama gue. That's true, tapi ya lo harus punya two points of view sih hehehe.
Ini cerita satu malah yang 'dark' banget buat gue. Jujur, gue bener-bener ga bisa lupain malem ini. Bukan malam yang sebenernya ingin gue kenang, tapi ini bener-bener ga bisa hilang dari ingatan gue. Kejadian yang ga pernah terbayangkan akan terjadi pada diri gue. Malam itu nyokap sempet bilang
"Adek, mama ga pernah punya bayangan anak mama akan diperlakukan seperti ini sama orang, Dek"
Can you imagine?
Dah deh segitu aja, sakit hati gue lama-lama nulisnya. Semoga cerita ini bisa pindah dari dalam hati ke Tumblr aja. Semoga menulis cerita ini bisa meringankan beban-beban masa lalu gue.
Goodnight.
0 notes
Text
A Wishy Washy Notes
Day 3: October 26, 2019
A very belated birthday to me. Hehe.
Oh, I wish I can get a bouquet of flowers on my birthday, but don’t mind, I’ll send to myself one. I’ll give myself gift and thank myself because I can stand until today after all of the storm on last year.
First, I’m gonna grateful this new age. Welcome to a quarter of century, I’ll facing my quarter life crisis or maybe it already started? All of my problems in my life until today, I thank God because I can passed.
Maybe this post will be a gratitude list, for the past year. And let me start with Bahasa Indonesia HAHAHAHA.
Tahun lalu, dimulai dengan sidang skripsi. Malam sebelumnya adalah malam cukup hectic, karna malam jam 8, dosen pembimbing gue telepon dan minta untuk daftar sidang gue ngga diundur, karna pada tanggal 26 Oktober 2018 lalu, itu adalah jadwal terakhir kalo gue mau ikut wisuda tahun itu. Padahal gue udah legowo ikut wisuda tahun ini aja, tapi dosen gue kekeuh untuk tetap ikut wisuda dan selesai tahun ini. Bersyukur banget punya dosen begitu, walaupun ngejalaninnya ampun sambil nangis, yang penting cepet selesai hehehe. Disaat yang sama, gue harus selesaiin skripsi, ngejar deadline kerjaan laporan klien dan belajar buat tes cpns. Nangis tiap malem, selama 8 jam di kantor kepala sering kenceng banget, gatau berapa banyak neuralgin dan ranitidine saat itu yang gue minum. Skripsi, beres. Laporan klien, beres. Tes cpns? Gagal hehe kurang dikit nilainya.
November, akhirnya bisa wisuda. Alhamdulillah seneng banget bisa wisuda lagi padahal awalnya mikir “udah pernah wisuda paling gitu-gitu aja”, ternyata nyenengin banget, karna……………..tempatnya nyaman dan mungkin ngga secapek waktu wisuda sebelumnya di mana kaki mau copot banget karna dua hari pake heels dan jalan ke sana ke mari. HAHAHA. Dikadoin baju buat wisuda, terus ada temen yang dateng kasih bunga. Simple but meaningful. Hari sebelumnya sahabat gue nikah, yang di mana dosen pembimbing gue adalah bapaknya. Jadi ketemu lagi deh. Senang. Sayang bapak. Dua hari berturut-turut make up, buat jadi bridesmaid dan wisuda esoknya. Baru ingat, sempet cerita ke temen kalo males wisuda. Kemudian teman bilang, “jangan males, harus dirayakan”. Akhirnya semangat lagi mau wisuda. Padahal lengkapin persyaratan wisuda cuma dapet waktu 2 minggu, termasuk revisi, hardcover, fitting toga, dll. Tapi alhamdulillah, tepat waktu. Dan tidak lupa, berterima kasih kepada nyokap gue, karna dialah yang bisa membawa gue sampai setinggi ini, semua atas kerja kerasnya. Gue mau nangis waktu liat rekap biaya kuliah sarjana ekstensi gue ini, sebanyak itu dan nyokap gue sendirian. I’m so proud of you, mom. I love you.
Bulan berikutnya memutuskan untuk resign, karna udah jenuh dengan dunia auditor, mau cari pengalaman lain. Karna hampir tiap hari gue stress karna kerjaan, padahal sebelumnya sempet stress karna kerjaan tapi ya bisa lewat, kali ini udah ga terbendung lagi, sempat sedih karna mungkin terbiasa di sana tapi akhirnya kekeuh memutuskan cabut. Dan ya welcome to rebahan, makan, rebahan, makan club. Selama 4 bulan menganggur, interview ke sana dan ke mari, akhirnya ketemu kerjaan dan kantor yang cocok (plus dekat dengan rumah). Alhamdulillah, selalu berdoa semoga dikasih kantor yang lebih baik dan ketemu hehehe. Yang paling penting, nyokap ikhlas dan ridho gue kerja di tempat ini. Walaupun ada yang kurang, tapi lingkungan dan suasana kerja nyaman banget dan lagi, gue bisa banyak belajar di sana. Ketemu hal-hal baru, menyenangkan. Dan gue menemukan keluarga di sini. Sebahagia itu.
Setelah itu ada kejadian paling ga enak dalam hidup gue. Gue orang yang jarang cerita hidup gue ke nyokap, tapi hati gue sakit banget saat itu dan akhirnya gue memutuskan untuk cerita ke nyokap. Temen-temen gue juga selalu ingetin gue untuk cerita hal ini ke nyokap. Karna ya, bisa jadi bahaya buat gue. Tadinya ga mau nangis, berusaha kuat. Tapi ga bisa ternyata hati gue terlalu sakit, yang paling sakit adalah tau nyokap gue juga nangis setelah tau cerita gue. Sekarang semuanya udah berlalu, kami berdua sudah kuat. Hidup kami kembali tenang, ya….kecuali pertengkaran-pertengkaran kami sih. I’ve moved on and found a peace. Alhamdulillah, my life is getting better.
Beberapa masalah datang, pergi, datang lagi dan semoga sudah bener-bener pergi. Kemudian tersadar, gue ga melewati semuanya sendirian. Gue bersyukur banget, masih banyak orang yang mendukung, membantu dan memberi kekuatan mereka untuk menguatkan gue. Gue bersyukur punya mereka. Gue tau gue banyak mengecewakan mereka, tapi di lain sisi mereka tetap mau berdiri di sisi gue karna mereka tau diri gue yang sebenernya. Gue sayang banget sama mereka. Mereka mungkin ga selalu ada, tapi mostly mereka selalu berusaha ada buat gue. Telepon kalo gue mau cerita, ketemu kalo mau cerita, mereka meluangkan waktu. Terima kasih semuanya. Gue masih inget ada temen yang bilang ke nyokap gue, “untung okky temennya banyak, tante”. No, bukan karna banyak temen, tapi karna gue punya temen-temen yang beneran sayang dan peduli sama gue. Quality over quantity, they said.
Hidup emang ga semulus paha nia ramadhani. Tapi ga selalu sekelam awan hitam. Mungkin ga terjadi sama hidup gue kali ya yang kelam banget gitu. Pas nonton joker gue sempet mikir “kasian banget hidupnya, ditempa, ditempa, ditempa mulu”. Kebahagian dia cuma ada dipikirannya aja, tidak di dunia nyata. Makanya gue bersyukur, walaupun pernah ada hal-hal yang kelam banget, bikin sakit rohani dan jasmani, semua ini tetep lewat dan gue berusaha lebih baik. Gue akui, di umur 24 tahun kemarin, dramanya luaaaaar biasa, stressnya luar biasaaaa dan pengalaman-pengalaman baik dan buruk yang ga pernah gue bayangin ada di dalam hidup gue bermunculan. Gila gue nulis gini terus inget apa-apa aja langsung sesak nafas.
Oke sampai di paragraf terakhir ya. Hehe. Gue berharap di umur gue yang baru; 25 tahun, gue bisa menjadi pribadi yang lebih baik, gue selalu diberikan kesehatan, mental yang kuat, less drama, less stress, good food, always surrounded by positive vibes people, keluarga dan temen-temen yang baik dan sayang sama gue, selalu diberikan hal-hal baik dan semoga gue tetap bisa jadi hal-hal baik buat orang lain. Kalo ada yang baca ini, boleh tolong doa-doa baik ya buat gue? Makasih hehe. Jangan lupa Al-Fatihah ya! (kalo muslim), yang selain muslim tolong doakan gue juga ya! Hehe. Oh satu lagi, gue kayaknya harus mulai ngurangin pegang hape huf, jadi susah tidur dan suckit kepala terus akhir-akhir ini, tapi ya karna kurang minum juga sikkkk.
Ciao! Once again, happy birthday…..to me ♥
Love, Okky Ayu.
0 notes
Text
A Wishy Washy Notes
Day 2: September 12, 2019.
Hari ini abis ketemu temen, ngobrol dari jam 18.00 sampe jam 20.30, padahal niatnya "ngga usah pulang malem-malem ya, besok masih kerja". Ngobrol ngalor ngidul, gosip, gibah, nyinyir, meratapi hidup, semuanya deh. Seneng, sampe lupa waktu.
Terus tiba-tiba kepikiran sesuatu, kenapa ya ada orang yang bisa mikir, kalo kita jalan sama cowok ini hari ini, terus besok jalan sama cowok itu, dianggap bitch. Padahal ya emang cuma temen :/ apa itu orang ngga punya temen lawan jenis ya? Terus kalo ketemu cuma berdua emang kenapa? Kan ketemunya di tempat umum juga, emang mau ngapain? Jalan berdua sama cowok, dibilangnya lagi deket. Jalan berdua sama cowok yang beda-beda, bilangnya jablay. Mata lo. Kesel. Kita yang jalan, kok orang yang ribet, kalo mau ribet mending sekalian bayarin aja hehehe.
Terus kenapa sih? Orang selalu mikir move on itu harus ada orang pengganti dulu? Sebenernya sah-sah aja tapi kan ngga harus selalu begitu. Giliran gue udah bisa terima keadaan, disangka "udah ada yang baru ya? cepet banget udahan galaunya". Kamu-kamu aja ngga tau apa yang gue alami, terus bisa bilang udah ada yang baru? bisa bilang udah galaunya? itu semua dari mana? Move on dengan harusnya ada orang baru menurut gue berbahaya sih, beda tipis sama jadiin orang rebound. Well, ini selfish. Orang yang kita jadiin rebound mungkin bener-bener sayang sama kita, tapi kita pikiran dan hati masih ke mana-mana. Kalo akhirnya kita bener-bener bisa jatuh hati sama rebound ini, kalo ngga? Apa kamu mau bertanggung jawab atas patahnya satu hati karna kamu? Tidak, tidak semua patah hati harus dipertanggung jawabkan. Tapi dalam keadaan ini, gue rasa patah hati ini harus dipertanggung jawabkan. Apa sudah siap dengan balasannya?
Setelah putus sama mantan gue (bukan yang terakhir), gue ngerasa banget yang namanya jadiin rebound itu bukan cara yang tepat buat gue move on. Tapi sayang sama diri sendiri. Lama-lama gue jadi mati rasa sama mantan gue tersebut, karna gue sibuk sayang dan urus diri gue sendiri. Sampai akhirnya ada orang lain yang masuk lagi ke hidup gue, gue bener-bener udah siap untuk dicintai lagi. Tidak dengan cara gue minta orang ini untuk melupakan mantan gue, sekali lagi, tidak. Tapi mungkin bagi sebagian orang cara ini tepat, tidak buat gue. Seinget gue, ada orang yang pernah bilang ke gue begini, "ngga salah dekat dengan orang baru untuk healing atau move on dari orang lain, tapi tidak boleh memanfaatkan atau menyakiti, kamu juga harus jujur". Jadi sebenernya cara ini sah-sah aja.
I feel so sorry, for a person who always lying to the public. Tujuannya ngga tau sih buat apa. Tapi mungkin untuk dianggap dirinya lebih dari orang lain. Menurut gue caranya salah. But, yeah this person know the shortcut. I feel sorry for this person. Jujur, kasian banget. Harus bohong untuk diakui orang lain. Buat gue, di umur yang udah seperempat abad ini, nakal itu bukan sesuatu yang keren untuk dipamerin, I'm so sorry buat yang baca ini dan masih pamer-pamer kenakalannya, but this is so junior-high things. Tapi mungkin sadar ngga sadar, gue juga suka pamer kenakalan gue di sosial media. Maaf ya, mungkin gue khilaf hehehe tapi gue berusaha untuk ngurangin atau bener-bener stop hal-hal pamer gitu.
Btw, gue juga menyadari gue ini attention seeker. Diperhatikan orang itu menyenangkan. Tapi mungkin gue sering annoying buat sebagian orang. Hehehe I dont mean to, really. Masih ada hal yang harus gue consider untuk pergi ke psikolog lagi. Yuk, cari waktu.
Untuk hari kedua ini, gitu aja dulu deh. Karna tadi udah ketemu temen dan sharing banyak. Jadi load di kepala dan hati, ngga terlalu berat. Have a good-night ♥
1 note
·
View note
Text
A Wishy Washy Notes
Day 1: September 11, 2019
Jadi, malem ini gue memutuskan untuk melanjutkan healing therapy gue, karna gue ngerasa udah banyak bacotan di dalam hati dan otak dan di twitter ngga cukup. Hmm, gue tau sih kayaknya ini emang lagi mood aja. Ngga akan menjadi rutinitas, but let me try. I'm try to deal with myself again.
Kalo ditanya ini masalah hati atau engga, mungkin iya. I have to let him go again for the second time. But, that's okay, I asked him to leave me. Dari awal ini emang jalan terbaik. Tapi gue sedikit bersyukur, gue tetap bisa mengendalikan diri gue, yah 80% lah. Ternyata ada guna pula aku ke psikolog tahun lalu.
Apa ya yang sedang gue coba untuk damai sama diri gue? Kalo ditanya "masih sayang atau engga?" jujur sih kadang ngerasa gue masih peduli tapi kadang mati rasa. Tapi kayaknya peduli di sini, gue cuma mau dia bahagia aja dan nampaknya gue ngga perlu khawatir. However, he still deserve a life even after what he did; to me, to his friends, to his family and himself. Jujur, gue seneng banget liat dia seneng. Mau bilang kalo gue turut senang dengan keadaan dia sekarang, rasanya ngga perlu juga. Toh, ngga ada gue keadaan lebih baik. Dengan begitu gue ngga perlu khawatir hal apapun lagi yang menyangkut diri gue dan dia. Ya semoga bener. Jadi gue ngga deg-degan lagi liat parkiran kantor takut ada dia.
Akhir-akhir ini main askfm, suka ada yang tanya, udah move on atau belom? Ngga tau, tapi gue selalu coba untuk sayang sama diri sendiri dulu, sebelum sayang sama orang lain. Sekarang berusaha untuk jadi orang yang tegas, karna salah satu kelemahan gue adalah "iya-iya aja". Untuk ketemu orang baru mungkin belum siap, tapi ngga menutup diri juga. Sayang sama diri sendiri, baru sayang sama orang lain, tapi juga tidak boleh egois dan tetap harus punya empati. Gue ngga mau jadiin orang rebound lagi, gue ngga sampai hati. Satu orang yang pernah gue jadiin rebound, setelah itu gue ngerasa diri gue egois banget. Jadi cukup sekali aja hehehe.
Di sisi lain, gue bersyukur punya temen yang bisa gue ceritain apapun, temen yang mau ngomelin gue, temen yang jujur bilang apa yang gue alami mungkin adalah kesalahan gue sendiri, bukan teman yang hanya memberikan lo kenyamanan. They are ready to kick me with realities. Mereka emang ngga selalu ada, tapi setidaknya gue ngga kebingungan harus cerita ke siapa tentang masalah-masalah gue. Beruntung gue tetap bisa jadi diri gue sendiri di depan mereka. I really thank God. Rasanya dari tadi siang gue mau nyanyi lagu Sherina,
🗣 BETAPAAAAAA BAHAGIANYAAAAA, PUNYA BANYAK TEMAAAAN BETAPA SENANGNYAAAAAA
Hmm apa lagi ya, akhir-akhir ini gue agak halu sih. Dan ya kacau juga sendiri. Engga, tapi gue ngga sampe boongin orang. Ini benar-benar cuma ada di otak gue aja. Berkhayal tentang sesuatu, yang bisa menimbulkan harapan tapi ya ngga ada kemungkinan sebenernya. Jadi takut sakit hati sendiri. Tapi makin lama berkhayal, justru hati malah makin seneng. Bermimpi tuh emang indah ya. Tapi ya beda tipis dengan berharap. Dan parahnya, berharapnya ke sesuatu yang sama sekali ngga mungkin. Semoga setelah tercurah di sini, khayalannya bisa berkurang hahahaha.
Akhir-akhir ini masih suka pusing, tapi mungkin masih kurang minum dan kurang tidur. Belakangan ini, sulit tidur. Ngga tau kenapa. Maunya juga istirahat cukup, impian semua insan kayaknya hahahaha. Segala cara dicoba tapi belum bisa tidur enak. Apa mungkin banyak pikiran ya, ya tapi mari mulai tidak self-dianogsis. Sekarang sedang consider untuk pergi ke psikolog lagi, tapi ini kalo udah benar-benar ngga bisa handle sendiri lagi. Karna di kantor ada dokter, mungkin kalo sakit-sakit sedikit atau minta tips-tips bisa. Kuncinya memang peduli sama diri sendiri.
Kayaknya segini dulu aja hehehe. Setiap paragraf mungkin bukan cerita yang bersambung, tapi hal-hal ini semua yang ada di unek-unek gue. Semoga healing therapy ini bisa membantu diri gue jadi lebih baik. Buat gue dan orang lain. Gue ngga berharap ada yang baca sih, karna wishy washy notes ini diperuntukkan untuk diri gue sendiri. Tapi ada yang baca pun ngga apa. I'm trying to be a better one and ofcourse #selflove.
0 notes
Text
Roller-coaster
I feel like had something I hide, but I dont know what is it.
Tonight, when I write this post. My mood isn’t good. Everything seems wrong today. My mood is up and down. Maybe period is coming soon. I don’t know the thing I wanna talk about on this post. I just wanna post something to my tumblr. Seems like I want to talk to someone but I don’t know who. Not even my boyfriend tho.
And if I tell you what I feel now. You won’t believe. This is so insane. I feel broken inside. I feel hurt. I feel so sad. I feel so angry. And another bad feeling happen for no reason. Those feeling become one. Funny.
I feel like I don’t need anybody tonight. Just me, myself, music and tumblr. But, they can’t help. Even sleep can’t help. Why, the girls having mood like roller-coaster.
3 notes
·
View notes
Text
Time. Love. Lover.
“So, I love you because the entire universe conspired to help me find you.” ― Paulo Coelho, The Alchemist.
Mungkin, di dunia ini semua tidak terjadi secara kebetulan. Ketika kamu mendapatkan sesuatu atau kamu telah berusaha mendapatkan sesuatu lalu kamu gagal meraihnya, itu juga terjadi bukan karena kebetulan. Semua hal di dunia ini, mungkin sudah ada dalam garis ceritanya. Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Begitu kata orang-orang.
Dan garis percintaanmu.....
Apa yang terjadi kepada saya mungkin terjadi pula kepada orang lain. Saya terlalu banyak melabuhkan cinta pada lelaki di luar sana dan akhirnya saya kembali berlayar lagi. Mungkin, saya terlalu mudah percaya kepada orang lain. Menitipkan hati kepada seseorang yang akan menjaganya, namun kenyataannya berbeda.
Kalau kamu, orang terdekat saya. Kamu pasti tau berapa banyak lelaki yang sempat dekat dengan saya, sampai akhirnya saat ini saya melabuhkan hati saya kembali.
Perkenalan kami cukup unik, saya bertemu di salah satu website matchmaking milik anak bangsa, setipe.com. Kalau ditanya, apa alasan saya menggunakan website tersebut saya cuma bisa bilang saya mau sekedar tau saja. Lalu kenapa saya bisa melabuhkan hati kepada orang yang saya kenal dari website ini? Satu hal yang saya percaya, jodoh itu bisa ketemu di mana saja. Bisa jadi orang yang duduk di sebrang meja pada saat kamu makan adalah jodoh kamu, bisa jadi sahabat kamu juga adalah jodoh kamu. Manusia tidak pernah tau bagaimana bertemu dengan jodohnya. Dan saya bukan tipe orang yang menutup diri untuk berkenalan dengan orang lain. Bertemu orang lain, sangat menyenangkan untuk saya. Tetapi, yang berkenalan dengan orang lain secara online, perlu dipilih-pilih juga kan :p

Kadang saya berpikir, kalau saja saya tidak membalas sapaannya, apakah saya akan mendapatkan lelaki yang lebih baik dari dia? Akankah saya merasa seberuntung ini? Dan mungkin ini adalah garis yang dibuat Tuhan untuk saya dan dia, untuk bertemu.
Saya dekat dengan dia cukup lama, sekitar 4-5 bulan, Dekatnya pun tidak semulus itu jalannya. Ada hal yang terjadi karena kesalahan saya, tapi dia bisa memaafkan. Dan akhirnya, saya bisa menaruh hati saya sepenuhnya kepada dia sampai sekarang.
Lelaki ini, belum pernah saya temui sebelumnya. Lelaki ini, bisa memaafkan kesalahan-kesalahan saya di masa yang lalu. Dia dapat memahami apa yang saya rasakan. Lelaki ini, selalu percaya saya bisa menjadi orang yang lebih baik. Lelaki ini adalah orang yang bisa menjadi sahabat sekaligus kekasih, menjadi tempat untuk berbagi dan bertukar pikiran. Dia orang yang selalu mendengar keluh kesah saya dan tetap sabar. Lelaki ini adalah orang yang saya cintai. Saya tidak mau kehilangan lelaki ini.
Dan lelaki ini adalah Alija Berlian Fani.
Cie.

Okky sayang Alija.
0 notes
Photo

I fall in love with you because of the million things you never knew you were doing, Al ♡♡♡
0 notes
Text
Hei, I’m back.
Ada kalimat di otak saya yang membuat saya ingin bercerita lagi di tumblr saya ini.
“Living in perfect family, doesn’t mean make you a good quality person”
Perfect, everyone has own perspective about this. Let me tell you about my own perspective. Kesempurnaan dalam pandangan saya, adalah keluarga yang di dalamnya selalu saling mendukung, they need each other, they are bonding, they can sharing everything and open minded. Tidak ada yang ditutupi dalam hal apapun. Saya terkadang iri melihat teman-teman saya yang sering pergi dengan keluarganya; secara utuh. Tapi yasudah, itu keluarga mereka. Bukan keluarga saya. Saya tetap bahagia berada dalam keluarga ini bagaimanapun juga. Bukankah kita harus tetap mencari kebahagiaan sekecil apapun? Life is too short.
Dan apa hubungannya dengan kalimat di atas? Saya pernah kenal dengan seseorang; yang juga pernah dekat dengan saya. Mari kita sebut saja dengan “Dia”. He is living in perfect family (in my own perspective). Saya akui keluarganya sangat baik, begitu pula dengan perlakuannya ke saya.
Tetapi............
Perlakuan Dia terhadap saya tidak sebaik yang saya bayangkan. Dia suka menggerutu terhadap hal-hal yang saya lakukan, hampir selalu. Hal itu adalah salah satu dari banyak hal yang membuat saya manjadi berpikir ulang tentang kedekatan saya dengan Dia. Dan hal yang membuat saya beripikir, walaupun keluarga berpengaruh dalam pembentukkan diri, tidak selamanya menjadikan diri yang mencerminkan keluarganya. Then I left him.
Di sisi lain, saya mengenal seseorang dengan keadaan keluarga yang tidak utuh dan sempurna seperti kebanyakan orang. Ada beberapa masalah yang mungkin akan membuat kebanyakan orang (based on my experience) menjadi terjerumus ke hal-hal yang salah. Tapi, saya mengenal seseorang ini dengan kepribadian yang baik, sampai sekarang. Sekali lagi, hal ini membuat saya berpikir bahwa,
“keluarga memang membentuk pribadi diri kita menjadi seperti apa, akan tetapi diri kita sendiri yang memutuskan akan menjadi pribadi seperti apakah kita ini”
0 notes
Quote
I love blue, but I don't like being blue. That's why I love you.
-Me
0 notes
Text
Question answered
Akhirnya saya tahu mengapa dulu dia tidak pernah mengungkapkan kehadiran saya di hadapan orang sekitarnya. Karena pada saat itu, dia tidak hanya mendekati saya, tapi mendekati yang lainnya juga :)) Ah, sudahlah. Semua sudah berlalu. What happened in the past, stay in the past. Goodbye, K! Fuck you very much.
1 note
·
View note
Text
A Random Though of Old Love
Beberapa bulan lalu, saya dekat dengan seseorang. Kemudian dia berkata pada saya “aku agak susah cocok sama orang lain untuk jadi pasanganku, kamu ga keberatan kan kalo kita jalani aja dulu?”. Kepalang naksir berat kemudian saya bilang “gapapa, kalau ga dijalani dulu mana tau cocok atau engga”. Dan hal ini membuat saya heran sekarang ini.
Saya dan cowok ini dekat dalam waktu bulanan untuk “jalanin aja dulu”, dengan segala “up and down”-nya. Sempat dia sampai gemas sendiri karna dia sayang banget sama saya, beberapa waktu kemudian dia cuek, dan bisa berulang terus.
Sampai di waktu-waktu terakhir kami dekat, sekitar bulan ke-5. Dia merasa apa yang kami jalani ngga akan “working” dan memutuskan untuk menyudahi. Dan hal itu disampaikan kepada saya setelah saya lihat di akun social medianya, dia jalan bersama wanita lain. Ngga ada yang salah, toh saya ngga punya hubungan yang komit dengan dia. Akan tetapi ada yang salah di mata saya, dia memutuskan untuk bilang tidak cocok dengan saya setelah dengan wanita lain. Menurut kamu, apakah saya salah kalau berpikir hal ini karna wanita lain?
Banyak hal dalam 5 bulan itu yang kami lewati dengan kebiasaan-kebiasaan yang kami buat. Seperti video call or voice call setiap malam setelah dia pulang kerja. Saya membayangkan betapa lelahnya dia setelah bekerja, kemudian dia meluangkan waktu istirahatnya untuk berbicara kepada saya. Pada saat itu saya merasa amat spesial.
Tidak banyak waktu yang saya bisa luangkan untuk dirinya. Mungkin karna hal ini dia lebih memilih orang lain ketimbang saya. Karena saya tidak boleh keluar pada malam hari dan weekend kebanyakan saya habiskan bersama keluarga. Awalnya dia mengerti, akan tetapi saya tau lambat laun dia pasti jenuh. Dan benar, dia jenuh.
Jatuh cinta itu memang bermacam-macam efeknya, ya. Beberapa dapat mengubah janji, kata-kata, bahkan prinsip sekali pun. Ya, sebagai contoh saja, dia pernah bilang “aku ga suka kalo update-update di media social soal pacar, kesannya biar semua orang tau banget pacar aku”, tapi bersama perempuannya sekarang, dia jadi sering update keberadaannya jika sedang bersama. Contoh lain, saya suka main snapchat, komentarnya dia adalah “kamu tuh apa sih sebentar-sebentar update snapchat gitu”, kemudian sekarang dia punya akun snapchat juga :)) ya, cinta kadang bisa membuat orang jadi lucu juga.
Yang saya tau, dari apa yang saya lihat. Cowok ini tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk dekat dengan perempuan setelah saya. Mungkin beberapa minggu mereka sudah punya ikatan “pacaran”. Saya benar-benar heran dengan apa yang dulu dia katakan kepada saya bahwa dia susah untuk cocok dengan orang lain dan perlu waktu yang lama untuk itu. Maybe she is very special. But, that’s not mean I’m nothing. I have something special in me and he can’t see it. Awalnya saya kecewa dengan dia, mengapa butuh waktu yang lama untuk mencapai hubungan “pacaran” dengan saya, sementara dengan waktu yang singkat perempuan yang lain bisa mendapatkannya dari dia. I cried.
Tapi tiada guna menangisi hal-hal yang seperti itu. Kalau kata orang “cowok bukan cuma satu di dunia, mati satu tumbuh seribu”. Ya, saya memang sayang banget sama laki-laki ini dan laki-laki ini pernah bilang sayang banget sama saya, di waktu yang lalu. Bahkan mungkin rasa itu masih ada, tapi saya mencoba melupakannya. Saya sempat kagum sama dia, karena banyak hal yang membuat dia keren banget di mata saya. Haha. Saya hanya bisa tertawa sekarang karena hal keren itu bisa tertutup dengan segala kekecewaan saya terhadap dia. He don’t deserve my love.
Meskipun perasaan yang lalu mungkin masih ada, tapi saya tidak pernah menutup hati saya untuk orang lain. Buat saya, jodoh itu bisa ketemu darimana aja. Dan suatu hari nanti, saya akan menemukan pasangan seperti perempuan itu membuat laki-laki ini merubah kata-katanya. Suatu hari nanti, akan ada yang melihat sesuatu yang spesial dalam diri saya. Dan suatu hari nanti, akan ada laki-laki yang mencintai saya dan akan membuat komitmen dengan saya. Ya, suatu hari nanti.
Btw, saya menulis karena saya ingin cerita. Saya tahu tulisan saya jelek banget, tapi saya mau belajar. Jadi, kalau ada yang baca (meski ngga mungkin) mohon dimaklumi kalau-kalau pas baca komentarnya adalah “yaelah apa sih”. Haha. Goodnight!
0 notes
Text
I lift my hands and pray, I know now you're my only hope
“welcome to the jungle, hidup baru dimulai sehabis ini”
Kata-kata itu diucapkan seseorang selepas saya menyelesaikan sidang diploma saya. Awalnya saya tidak terlalu peduli dan berpikir “life will be so good after this, I got a plan”, pekerjaan sudah menanti, kemudian saya akan melanjutkan studi. Sampai pada akhirnya, semua tidak berjalan sesuai rencana. Life hits you in sucks way. Dan saat ini saya sedang memikirkan kata-kata itu kembali.
Hidup, tidak pernah berjalan sesuai rencana kamu. Hidup berjalan sesuai dengan rencana Tuhan. Dan bila rencana kamu berjalan dengan baik, you should be thank God. Rencana kamu dengan Tuhan berjalan seirama dan beriringan.
Lalu apa rencana Tuhan terhadap saya? Kenapa rencana kita tidak pernah berjalan seirama ya, Tuhan?
0 notes