Text
Working Holiday Visa Australia 1
Australia menyediakan visa bekerja dan berlibur bagi warga negara Indonesia. Visa ini memugkinkan kita tinggal di Australia selama setahun. Dan yang paling keren, kita diperbolehkan bekerja di Australia. Jadi, siapa bilang jalan-jalan itu cuma ngabisin uang? Bisa sambil cari uang juga kok.
Perjuangan mendapatkan WHV buat saya cukup sulit. Yang paling menantang adalah syarat yang mengharuskan saya memberikan bukti kepemilikan uang minimal AU$5000. Yaahh...masalah uang biasanya jadi masalah yang krusial pada waktu pembuatan visa.
Adapun detail proses yang dijalani adalah:
Pertama-tama, kita harus mendapatkan surat rekomendasi dari Direktorat Jendral Imigrasi atau biasa kita sebut surat sakti, eh..SRPI (Surat Rekomendasi Pemerintah RI). Untuk mendapatkan surat ini, kita harus melewati proses wawancara. Jadi pertama-tama, kita daftar online di http://www.imigrasi.go.id/index.php/en/layanan-publik/rekomendasi-work-and-holiday-visa klik tab registrasi, terus isi selengkap-lengkapnya, jangan ada yang dikosongin. Setelah klik ‘simpan’ akan muncul tulisan bahwa kita sudah sukses melakukan registrasi. Tinggal tunggu jadwal wawancara keluar deh. Naaaahh..ini biasanya jadi saat-saat yang menegangkan. Karena sejak dalam beberapa bulan terakhir sebelum saya daftar, jadwal wawancara tidak keluar secara teratur. Kita hanya bisa harap-harap cemas dan rajin ngecek tab wawancara di link imigrasi yang sudah saya sebutkan di atas.
Owya, saya ikut grup WHV Indonesia di facebook. Isinya semua orang yang mau daftar, udah dapet, ataupun yang udah selesai WHV. Member nya lebih dari 5000 orang. Buat saya, grup ini bantu banget karna post nya berupa sharing segala macam yang berkenaan dengan WHV, dari mulai sharing lowongan kerja di Oz, cari tempat tinggal, berangkat bareng, sampe galau nunggu wawancara bareng.
Daftar untuk wawancara pada akhir Juli, saya dapat jadwal wawancara di akhir bulan Oktober. Berdasarkan pola yang terjadi selama ini, jadwal interview selalu keluar hari Jumat dan interview dilakukan hari Senin. Tapi lagi-lagi, saat itu imigrasi melakukan beberapa hal yang beda. Seperti mengadakan “Imigrasi Goes to Campus” (sehingga bisa aja kamu kebagian wawancara di salah satu universitas di pulau lain..hehe). Kebayang kan kalo kamu tinggal di Surabaya lalu dapet info bahwa jadwal interview kamu adalah hari berikutnya di Medan (bingung mode on..).
Beberapa perubahan juga terjadi pada persyaratan yang harus dipenuhi. Contohnya, sertifikat TOEFL yang tadinya bisa dipakai untuk memenuhi syarat kemampuan bahasa ga bisa dipake lagi, kita harus pake sertifikat IELTS (untuk dapet sertifikat ini bisa coba cari info di http://www.ialf.edu/ieltsschedule.php, https://www.idp.com/indonesia/ielts/test-dates-location/testdates atau https://www.britishcouncil.id/en/exam .... untuk WHV ga masalah kalau kamu mau ambil yang general ataupun academic, yang penting minimal band score 4.5)
Saya dikasih kabar jam 10 malam sama salah satu anggota WHV kalau nama saya ada di daftar interview yang dilaksanakan keesokan harinya (untung masih buka-buka hape sebelum tidur, jadi bisa tau. Padahal 2 jam sebelumnya saya cek website imigrasi, mereka belum mengeluarkan jadwal wawancara yang baru..fiiuuuhh...untungnya lagi saya kebagian interview di salah satu universitas di Jakarta.
Paginya langsung buru-buru ke bank buat print out rekening koran. Langsung meluncur buat interview.
Tinggal harap-harap cemas kapan dapet surat sakti nya :)
0 notes
Text
Nederland Aupair
Sebetulnya ini cerita lama, baru terpikir untuk menulis setelah ada permintaan sharing dari teman-teman. Pertama kali mengenal kata ‘Aupair’ itu adalah saat kakak sepupu saya pacaran sama anak sastra Jerman. Dia cerita kalau pacarnya akan pergi Aupair ke Jerman. Denger ada yg mau pergi ke Jerman saja saya udah panas, secara keliling dunia atau menginjakan kaki di lima benua yang biasanya cuma bisa dipelototin di atlas sudah menjadi cita-cita saya sejak lama. Dan ada kata aupair yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Kepo saya muncul, mulailah saya rela jadi obat nyamuk ngikutin mereka pacaran demi tanya-tanya tentang aupair.
Dari penjelasan pacarnya kakak sepupu saya (yang sekarang udah sah jadi kakak ipar) waktu itu, aupair itu semacam ajang pertukaran bahasa dan budaya. Dimanfaatkan sama anak-anak muda disana untuk mencoba tinggal di negara lain, travelling, atau belajar bahasa. Untuk anak sastra Jerman atau Perancis dari Indonesia banyak yg aupair ke Jerman atau Perancis untuk mengasah kemampuan bahasa atau mencari data untuk skripsi. Tentu saja jalan-jalan ke Eropa dan dapat uang tambahan juga menjadi alasan kuat. Jadi katanya aupair itu sistemnya take and give. Kita dibantuin bikin visa, dibayarin tiket pesawat, dikasih uang saku, didaftarin ke sekolah bahasa, sebagai ganti kita jadi nanny disana. Tapi jangan bayangin kayak nanny-nanny nya orang-orang kaya yang ada di Indonesia ya, beda banget (mungkin ntar dijelasin terpisah hehe).
Saya dikasih link www.aupairworld.com katanya disitu saya bisa dapat semua informasi yg saya mau, dan saya bisa langsung cari host family. Ga pake pilih-pilih, saya mau aupair di negara manapun di Eropa. Waktu itu saya dapet host family di Italy sama Jerman. Tapi apalah daya, izin dari orang tua tidak didapat. Posisi saya waktu itu masih kuliah di tahun ke-2 dan saya bukan kuliah di sastra Perancis atau Jerman, jadi jalan-jalan ke Eropa aja ga bisa jadi senjata buat dapet restu.
Sekitar 5 tahun lalu setelah wisuda sarjana (akhirnya lulus juga), saya iseng bikin lagi akun di aupairworld (karena setelah beberapa waktu tidak dipakai, akun akan otomatis dihapus). Tapi katanya Aupair lama kelamaan banyak dimanfaatkan. Maksudnya, kesan pertukaran budaya nya itu ga terasa lagi. Jadi ya nanny aja, kadang family ga mau kita ke sekolah bahasa atau kita harus bayar uang sekolahnya sendiri. Berbekal cerita dari pengalaman pacar kakak saya itu, saya mulai membatasi negara-negara yg saya mau. Dari mulai Italia, Belanda, Jerman, Spanyol dan beberapa negara lain, serta mulai bikin standar host family yang saya mau.
Tips cari host family saya waktu itu:
1. Cari keluarga yg anaknya cuma 1 (haha..ini saya waktu itu g mau ribet)
2. Cari keluarga yang kelihatannya kaya (karena kalo mereka royal, uang saku kali aja lebih gede atau sering jalan-jalan ke luar negeri, kita bisa diajak..*grin)
Dengan sukses saya apply ke banyak family dan lambat laun sukses juga saya dapet negative reply dari semua family yang saya mau…haha…
Jangan pantang menyerah dong. Kali ini cari keluarga yang anaknya cuma dua (..haha teuteup ga mau ribet). Dan setelah dibaca-baca lagi, ternyata ada beberapa negara yang syaratnya agak sulit dipenuhi oleh saya waktu itu. Contoh, untuk bikin visa aupair ke Jerman atau Perancis (owya, beberapa negara Eropa punya visa sendiri untuk Aupair karena memang itu program budaya mereka) kita harus lulus macam TOEFL nya bahasa Jerman atau Perancis gitu. Terus ke Belgia kita harus punya uang untuk bayar tiket pulang pergi (tapi ini kadang ada family yang mau bayarin tiketnya..jadi ya itu..pinter-pinter cari family..hehe).
Singkat cerita, lupalah saya sama aupairworld itu. Saat nunggu pengumuman tes kerja di salah satu bank swasta, eh ada email satu nyelip dari aupairworld. Ada family (anak satu..cihuy) dari Belanda yang waktu itu kasih negative reply tanya masih mau ga aupair disana. Katanya dulu dia lagi proses interview sama kandidat aupair yang lain, tapi karena itu kandidat mengundurkan diri (udah kayak pencalonan walikota) jadi dia hubungi saya lagi.
Sudah pasti saya jawab mau..hihi..Mulailah tahap wawancara. Tanya detail apa aja yang harus dilakukan, kontrak dan uang saku. Standar uang saku di Belanda adalah €300 per bulan, tapi banyak family yang kasih extra pocket money buat cleaning atau babysitting. Setelah jam kerja dan tugas-tugas disepakati, mereka kirim kontrak yg harus kita tandatangani. Waktu itu cuma dikirim via email, print, tandatangan, scan, trus dikirim lg kesana. Mereka minta saya kirim scan passport, dan birth certificate yang sudah di legalisir sama depkumham dan kedutaan Belanda. Waktu itu saya pergi ke disdukcapil tempat saya bikin akta kelahiran, minta ganti akta kelahiran saya dengan yang bilingual (ini syarat dari agen penerjemah tersumpah yang bantu saya legalisir, jadi biar langsung dilegalisir tanpa harus diterjemahkan lagi). Saya bayar sekitar 1,8 juta untuk legalisir ke kedutaan Belanda, lalu ke depkumham, lalu ke kedutaan lagi. Setelah selesai, saya kirim via email ke calon host family saya di Belanda. Host fam saya bilang prosesnya memakan waktu sekitar 3 bulanan. Saya agak percaya ga percaya, ‘jadi pergi ga sih, cuma kirim passport sama birth certificate doang, haha.’ Saat udah hampir ga berharap lagi, tiba-tiba Host dad nya hubungi saya untuk pick up visa nya di kedutaan Belanda di Jakarta, lalu dia akan kirim e-ticket lewat email. Saya pikir 'udah gitu aja, ga perlu ngapa-ngapain?’, kayak mimpi banget. Setelah harap-harap cemas nunggu beberapa bulan, akhirnya bisa juga mengumumkan ke teman-teman 'going to Europe soon.. Yuhuuuuu’
0 notes
Text
At age 23, Tina Fey was working at a YMCA. At age 23, Oprah was fired from her first reporting job. At age 24, Stephen King was working as a janitor and living in a trailer.
At age 27, Vincent Van Gogh failed as a missionary and decided to go to art school. At age 28, J.K. Rowling was a suicidal single parent living on welfare.
At age 28, Wayne Coyne ( from The Flaming Lips) was a fry cook. At age 30, Harrison Ford was a carpenter. At age 30, Martha Stewart was a stockbroker. At age 37, Ang Lee was a stay-at-home-dad working odd jobs. Julia Child released her first cookbook at age 39, and got her own cooking show at age 51. Vera Wang failed to make the Olympic figure skating team, didn’t get the Editor-in-Chief position at Vogue, and designed her first dress at age 40. Stan Lee didn’t release his first big comic book until he was 40. Alan Rickman gave up his graphic design career and landed his first movie role at age 42. Samuel L. Jackson didn’t get his first major movie role until he was 46.
Morgan Freeman landed his first major movie role at age 52. Kathryn Bigelow won the Academy Award for Best Director when she made The Hurt Locker at age 57. Grandma Moses didn’t begin her painting career until age 76. Louise Bourgeois didn’t become a famous artist until she was 78. Whatever your dream is, it is not too late to achieve it. You aren’t a failure because you haven’t found fame and fortune by the age of 21. Hell, it’s okay if you don’t even know what your dream is yet. Even if you’re flipping burgers, waiting tables or answering phones today, you never know where you’ll end up tomorrow. Never tell yourself you’re too old to make it.
Never tell yourself you missed your chance.
Never tell yourself that you aren’t good enough.
You can do it. Whatever it is.
662K notes
·
View notes
Quote
I think it’s important to realize you can miss something, but not want it back.
Paulo Coelho (via wordsnquotes)
130K notes
·
View notes
Quote
When life gives you the hard time.. Just believe that the storm doesn't mean forever..
Me
0 notes
Quote
Happiness is not always about what we have.. We can be happy by watching people that we love getting what they want..
Me
0 notes
Quote
“I’m so tired of constantly living in fear that I will never be good enough for people.”
kenleegrace1229 (via wnq-writers)
So I decided to say that I'm good enough for myself... Enough with anything that people think of me
5K notes
·
View notes
Quote
No matter how long you have travelled in the wrong direction, you can always turn around...
Daily vibes
1 note
·
View note
Photo
warme









Super Chunky Blankets and Giant Knit Fashion by Anna Mo
Ukranian designer Anna Mo creates hand-knitted blankets and other knitted pieces, which are made from extremely thick yarn. Each stitch is three inches and constructed from oversized knitting needles. Composed of 100% merino wool, Mo’s creations are soft to the touch and lightweight. You can find more of her chunky knitted designs on her Etsy shop.
View similar posts here!
30K notes
·
View notes
Quote
It happens to everyone as they grow up. You find out who you are and what you want, and then you realize that people you’ve known forever don’t see things the way you do. So you keep the wonderful memories, but find yourself moving on.
Nicholas Sparks (via naturaekos)
6K notes
·
View notes
Quote
Some people don’t understand that it’s okay to love someone without being loved back. It’s called unconditional love.
apluralofqs (via wnq-writers)
5K notes
·
View notes