omio123
omio123
Heytaria
3 posts
Introvert
Don't wanna be here? Send us removal request.
omio123 · 6 years ago
Text
:)(
Berawal dari kebiasaanku yang sering menunda jam tidur sampai larut malam, hanya karena memikirkan perkara yang mungkin menurut sebagian orang ini adalah hal yang spele, tapi bagiku ini adalah bencana besar yang tak pernah tertolong. Perkara rindu, seringkali aku memaksamu untuk mengabulkan keinginanku mulai dari mengangkat telfon disaat kamu lagi badmood, menyuruhmu selfi disaat kondisimu lagi kusam atau hal² lain yang berkaitan dengan keinginanku. Ntah, mungkin ini sebab dari kegelisahanku jika tak ada kabar darimu, gelisah jika kamu membalas singkat whatsappku, gelisah jika kamu online tapi tak cepat² membalas pesan whatsappku, aaaaahhh Tuhan, ada baiknya mungkin aku belajar dari bocah ingusan yang sadar dengan perlakuannya bahwa kerinduan ini bisa mengganggu aktifitas keseharianmu, dan tak ada lagi yang bisa disadarkan kecuali permohonan maaf.
Dan semua yang kutulis diatas tiada lain hanya menjadi ingatan belaka, tak ada lagi bunyi handphone saat subuh datang, tak ada lagi yang menyuruh istirahat saat badan mulai lelah, tak ada lagi sapaan hurup abjad pertama disaat malam tiba, tak adalagi screenshoot foto di gallery hp, tak adalagi kata yang sampai saat ini masih ku ingat "a makan can", dan tak ada lagi tempat untuk menumpahkan rasa keluh kesahku disaat masalah datang.
Tuhan, seringkali aku bertarung dengan ego sendiri untuk menepis semua hal itu, sebab saat ini semua yang kurasakan sudah bukan menjadi haknya lagi.
Maaf aku merindukanmu dengan diam.
3 notes · View notes
omio123 · 6 years ago
Text
Cantiknya kamu itu bukan hanya dari fisiknya saja, melainkan dari banyak hal. Itu sebabnya kenapa aku bisa mencintaimu.
Tumblr media
0 notes
omio123 · 6 years ago
Text
Catatan, saat ngaji Ihya Ulumudim. Bersama Gus Ulil Abshar Abdala
Beberapa point yang di dapat dari kopdar ihya bersama Gus Ulil tadi malam di gedung dak'wah, menarik sekali pengajian kali ini karena membahas salah satu karya fenomenal Imam Al-Ghazali yaitu kitab Ihya Ulumuddin. Dalam prolognya Gus ulil mengatakan "Kita harus beristirahat dulu dari aktivitas media sosial, mari kita bertemu dan mengenali siapa itu sosok Imam Al-Ghazali"
Melalui perjalanannya Ulil mengatakan yang menarik dari kitab ihya adalah merupakan puncak gunung yang mistik yaitu bersifat suluki/praktik. Itu sebab nya knpa ulil sampai saat ini masih tetap konsisten dengan pengajian ihya nya.
Tema malam ini yang dibahas pengajian semalam adalah "lapar"
Point pertama yang didapat adalah
1. faedah lapar yaitu ringan biaya hidup, karena org yang biasa lapar pasti akan sedikit makan sehingga harta sedikit sudah cukup baginya.
2. Yang kedua adalah diantara penyakit orang beragama ada dua 1 Riya (Orang yang suka pamer) beliau mengatakan penyakit seperti ini biasa terjadi di kalangan santri atau setara dengan mahasiswa S1, yang sedikit² pamer kitab yang dibaca/buku yang dibaca. Tapi juga beliau mengatakan wajar² saja jika penyakit seperti ini bisa tumbuh di kalangan santri atau mahasiswa karena bisa jadi suport terhadap yang lain nya. (sebari diakhiri dengan tawa)
Penyakit yang kedua yang terjadi di kalangan orang beragama yaitu ujub (membanggakan diri) penyakit seperti ini berbeda dengan penyakit riya, penyakit seperti ini adanya di kalangan kiyai atau setara dengan mahasiswa S3. Yang menganggap pengetahuan orang lain berada dibawahnya, walaupun tidak di ucapkan secara lisan, namun terasa dalam dalam qalbu.
3. Secara keseluruhan penyebab celakanya manusia adalah rakus terhadap dunia dan penyebab rakus terhadap dunia adalah perut dan kemaluan.
4. Barang siapa yang merasa cukup dengan satu potong roti sehari maka ia akan merasa cukup dalam syahwat² yang lain tenang dari rasa cape dan fokus beribadag kepada allah S.W.T
5. Ibrahim bin adnan bertanya kepada muridnya tentang harga sebuah makanan mereka menjawab "harganya mahal" beliau menjawab "buatlah murah dengan tidak membelinya"
Yang terakhir yang mebuat menarik adalah pernyataan salah satu sufi yaitu "Sungguh caraku untuk memenuhi kebutuhan hidupku adalah dengan cara tidak memenuhi kebutuhan itu sendiri, dan itu yang membuat aku tenang".
Wallahu a'lam bish shawab.
3 notes · View notes