Text
Foto ini diunduh dari pinterest, bukti nyata dari gagalnya diri mengunduh gambar yang ditangkap lewat mata akan indahnya langit malam ini. Bukan bulan purnama tapi cukup terang untuk kita dapat melihat latar langit malam ini yang berwarna biru 💙 ada awan yang bergurat tipis tipis seperti saking tipisnya sampai sampai terhuyung tertiup angin yang hanya sepoi, kenapa sepoi? Karena angin nya sejuk, tidak panas pun tidak membuat dingin. Apa seperti itukah awan awan yang melindungi Rasul ku di saat Allah tunjukkan pada orang orang yang hidup di zamannya atas tanda tanda kenabiannya?
Ah, Marḥaban yā khaira dā‘ !
12 Rabiul Awal 1446
15 September 2024
3 notes
·
View notes
Text
Maafin Aku Ya 🙏
Beberapa waktu lalu, wanita yang duduk disampingku dan masih tampak muda itu dengan lemah lembut bertanya namaku, lantas menghaturkan kata maaf diimbuhi dengan nama panggilan ku. Aku tahu dia tulus dan tidak bermaksud membuat kekacauan pagi ini. Sayang, aku sibuk mengalihkan pandangan ke layar monitor di hadapanku sambil penuh harap bulir air mata ini tidak meluncur lancar di waktu yang tidak tepat seperti sekarang ini.
Betul saja berjarak berkian detik usai dirinya keluar meninggalkanku di ruangan itu sendiri , ada tetesan air yang juga ikut keluar dari sepasang mataku. Seperti halnya ingus yang bandel tidak mau berhenti "mbeler" ketika kita sedang flu, air mata ini juga bandel tidak mau cepat mereda, jadilah aku menangis dengan ekspresi datar dan tetap beraktivitas normal. Ah, Khusus hal ini aku ucapkan terima kasih kepada masker yang cukup untuk menutupi separuh muka sembab ku.
Siangnya setelah kegiatan nun air mata bombay ini mereda, aku berhenti sejenak di kursi ruangan sambil meneguk bekal air minum yang kubawa dari rumah dan pikiranku mengajak untuk kembali mengilas balik dengan apa yang terjadi pagi ini. Tiba tiba aku teringat, ya! sebelumnya aku sempat mengikuti kelas pra nikah. Dalam kelas ini, kata "Litaskunu/Sakina/Tenang/Menenangkan/Tentram" menjadi kunci dalam setiap pembahasan, dan salah satu ilmu yang kudapat dari kelas itu adalah meneladani sifat maaf yang dimiliki Rasulullah SAW.
Waktu itu ada sahabat nabi yang bernama Abu Lubabah, dia pernah berkhianat dengan memberi tahu strategi perang kaum muslimin kepada Bani Quraidzah. Lalu dia bertaubat, dan turun surat At Taubah ayat 102 yang jadi semacam notifikasi dari Allah kalau taubatnya Abu Lubabah diterima. Setelah itu Abu Lubabah mendatangi Rasulullah “Ya Rasulullah ambillah sebagian harta kami Ya Rasulullah dan doakan kami dong Ya Rasulullah”, namun Rasulullah SAW bersabda “Aku tidak bisa mengambil harta dari mu kecuali jika Allah memerintahkan".
Lalu turunlah Q.S At Taubah ayat 103 “Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka, Sesungguhnya doamu itu menenangkan jiwa mereka”
Dan Doanya Rasulullah bener bener jadi ketentraman jiwa nya Abu Lubabah dkk, Masyaallah <3
Kenapa Allah meminta Rasulullah untuk mendoakan mereka? Disini kita diajarin kalau berbuat salah walaupun udah dimaafin tapi tetep masih merasa bersalah kan? Nah disini yang memaafkan memberikan doa/mendoakan kebaikan untuk Si pembuat salah, dan doa dari orang yang memaafkan inilah yang menjadi Sakina/penenang hati orang yang pernah berbuat salah , Masyaallah 😊 Selain itu, mendoakan kebaikan menunjukkan bahwa kita senantiasa melibatkan Allah dlm relationship kita dengan manusia😊
Ya Allah betapa setelah aku baru ingat akan pelajaran tsb aku cukup menyesal kenapa tadi kok aku kaya jutek banget, diem aja, atau mungkin cuman bilang "Ya" doang ketika ada orang lain yang tulus minta maaf ke aku. Astaghfirullahal'adziim.
Kebayang betapa indahnya perasaan dia maupun perasaanku jika ucapan maafnya kubalas tidak hanya dengan anggukan atau kata "Ya" namun juga disambung dengan untaian doa baik untuknya.
Walaupun bisa kususulkan kapan pun itu untuk mendoakannya tapi betapa jika dia tahu dan mendengar langsung doa doa baik tersebut bukankah bisa menjadi sakina / penenang untuknya juga untukku?
Di lain waktu, jika rasa marah sedang lewat menghampiriku, semoga tak lekas membuatku hilang kendali hingga kalap melupakan kebaikan kebaikan yang telah Rasulullah SAW teladankan kepada kita semua, Aamiin.
04 Februari 2023 M
25 Rajab 1445 H
1 note
·
View note
Text
Bintang Pari Selatan
Baru banget nih nemu video di explore instagram, ada tulisan kaya gini "ga perlu ke gunung buat bilang Masyaallah, cukup tengok ke atas", wuiiiih relate ga sih buat yang suka mendongak ke atas demi menikmati indah mahakarya Nya? Yaps langit.
Sebenernya bukan dua hal yang bisa dibandingkan sih antara gunung dan langit, walaupun aku belum pernah sama sekali naik gunung tapi pengen banget dong suatu saat diberi kesempatan menapakinya.
Oke, kembali ke laptop. Kapan sih momen favorit kalian memandangi langit?
Kalau aku sih ketika malam hari, kebetulan bagian belakang rumah menghadap ke arah selatan dan cukup bersih dari seng/atap atap rumah, gaada pepohonan yang tumbuh tinggi juga, jadi bersih dan cocok deh buat memandangi langit malam (tapi masih ada kabel kabel listrik yang berlalu lalang wkwkwkwk). Sayang, aku juga jarang banget nemuin bulan muncul di sisi selatan.
Tapi ada benda langit yang hampir selalu aku jumpai di saat langit malam cerah dan tidak mendung. Yaps, rasi bintang pari, hampir selalu kutemukan rangkaian bintang membentuk layang -layang. Ya, setelah aku dengar jembatan keledai tuk mengingat macam rasi bintang (entah ketika SD/SMP) sepertinya satu satu nya jembatan keledai rasi bintang yang paling kuingat adalah "PARSEL" singkatan dari Pari Selatan. Ehm ada satu lagi yang kuingat, "SKOTENG" singkatan dari Scorpio Tenggara 😂😂
Seperti postingan sebelumnya, salah satu fungsi bintang yang ter-mention dalam surah Al Mulk yakni sebagai petunjuk arah, dan rasi bintang pari / layang layang adalah penunjuk arah selatan. Nah selain terhalang atap atap rumah, aku juga masih kesulitan membedakan rasi rasi bintang penunjuk arah yang lain. Kalau kalian gimana? Pernah ga ada momen sedang di alam terbuka yang menyajikan pemandagan hamparan langit luas sambil mengamati rasi bintang dari masing masing arah? 😍✨
Nah buat yang kepo sama rasi rasi bintang penunjuk arah bisa nih nonton di channel youtube majalah bobo ,
youtube
27 November 2023
15 Jumadil Awal 1445 H
1 note
·
View note
Text
Kerajaan 👑



Beuh, terhitung terlambat karena tahun ini baru menulis di bulan keempat. Bismillahirrohmanirrohiim berangkat dari beberapa kegundahan dan kerisauan yang menghampiri tapi tak kunjung berakhir bahkan setelah mencoba dihibur dengan ragam drakor dan playlist melankolis.
Ah tahu aku teori nya, perasaan hampa begini biasanya bersebab jauh dari Rabb Nya, tapi ga ah masih kucoba lagi alternatif hiburan lainnya. Tapi eh tapi, nyerah juga gue ((jiahahaha gue ga tuh)). Akhirnya, back to theory aja lah. Dalam hati merenung juga sih "apa iya ya, sejauh ini aku dari Nya? bakal tambah kronis ini galau kalau ga segera ku cari obatnya".
Karena aku tahu usaha sendirian seberat itu maka kupilihlah mencari support system dari luar, ya, Kajian! Sebelum bertambah parah bertambah gawat nan darurat, maka harus kusempatkan mendatangi majelis ilmu.
Qadarullah rumus jitu mencari kajian di instagram IKJ alias infokajianjogja tak membuahkan hasil, hingga menuntunku tuk membuat story whatsapp, dan akhirnya salah satu teman memberiku informasi kajian yang tak jauh dari rumah plus alhamdulillah aku cocok waktu. Jazakillahu khoyron katsiro Mbak 🥰
Finally, berangkatlah aku kesana dan seneng bgt kali ini ga kelupaan "nyangking" adik bungsu, mumpung dia libur dan anaknya seneng diajak pergi kemanapun, menjadikanku berpikir bahwa dia punya potensi diajak berkebaikan. Alhamdulillah. Sejak dia masih belum SD pun sebenernya aku suka ngajak dia kajian berkedok jalan jalan, ya pengen aja gitu, biar bsk kalau dia SMA atau kuliah eh kok mengenal organisasi keislaman seperti rohis atau SKI tu dah gak kaget dan jangan sampai alergi denger kata "kajian" , minimal itu, doakan ya semoga istiqomah, aamiin. (Ehm kok jd panjaaaaang ya, oke sampai mana tadi).
Nah singkat cerita, kajian ini bertemakan tadabbur surah Al Mulk, tapi ternyata kajian yang diusung oleh kelompok tahsin perempuan ini diawali dengan tilawah juz amma terlebih dulu. Wah jadi 2in1 kan. Alhamdulillah, Alhamdulillah. Mana disediain sarapan roti sosis lagi, duh jadi makin suenengg deh aku sama adikku.
By the way, ada yang menohok dari kajian ini. Ustadzah memberi pesan bahwa "Masalah dari orang orang yg datang ke majelis ilmu : Hanya mencatat ilmu , kulakan ilmu, tapi tidak segera memutuskan mau berubah seperti amal sholih² yg sedang kita catat :(( "
So, kurang lebih begini tips n trik nya **(khususon berkaitan dgn tema kajian ini) 1. Kita mengimani surah Al Mulk ini benar 2. Membaca dgn bacaan yg benar 3. Baca terjemahannya 4. Munculkan keinginan/Kepoin lebih dalam apa itu isinya 5. Langsung hari ini aplikasikan!!!
Berangkat dari situ, Bismillah kuniati tuk mengisi Ramadhan lebih - lebih ketika periode haid ku datang, Insyaallah akan kutekuni menyimak tafsir atau mentadabburi surah yang memiliki arti "Kerajaan" ini.
Yang selalu aku yakini, bahwa salah satu dari sekian banyak nama lain dari Al Quran adalah As Syifa (obat/penyembuh) , maka ketika qolbu (hati) memiliki sinyal hampa, sakit, patah, jenuh, kecewa, back to quran always be our solution! Selamat mendekat dengan Quran terkhusus di bulan Ramadhan , teman!
02 April 2023
12 Ramadhan 1444
10 notes
·
View notes
Text
Mantra - Mantra



Salah satu mahakarya dari Tuhan Yang Maha Besar atau acapkali kita sebut dengan "manusia" ini tak luput dari sifatnya yang lemah, tidak berdaya nun tidak memiliki kekuatan melainkan karena pertolongan Nya.
Keluh kesah menjadi bumbu penyeimbang hidup sehari - hari, ber-odah-aduh mengeluh menjadi standard baku dalam setiap agenda kita. Ah….. menyambat bukankah sangatlah nikmat?
Namun di tengah debat sambat yang berlangsung ramai dalam podium kepala ku sendiri, temanku mengunggah salah satu halaman buku Psychology of Money yang sengaja dibuka, lantas perhatianku memotret salah satu kalimatnya, "bahwa tiap hasil dalam hidup dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan selain upaya individual". Luar Biasa! Kekuatan di luar diri sendiri lah yang membuat kita menjadi kuat.
Sejatinya makluk lemah ini benar benar tak berdaya pabila hidup hanya dengan dirinya sendiri. Jelas sudah bahwa kekuatan hadir dari luar diri sendiri, akan selalu ada orang - orang yang datang entah sekedar mampir menghampiri atau menetap untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi penyokong hidup kita, penegak kekuatan kita, penopang senyum senyum kita, dan tentu nya, akan selalu ada Tuhan Yang Maha Kekal yang tanpa Nya kita tak dapat melakukan apapun jangankan untuk hidup menguat, bahkan sekedar membuang gas perut pun itu atas izin dan karunia Nya.
Lantas aku membutuhkan banyak sekali support system, termasuk syair penguat serupa mantra yang membantuku dengan sangat. Mengakui lemah dan hina nya diri dengan kekuatan dzikir seindah "La Hawla Wa La Quwwata Illa Billah" akan membantuku berdiri gagah, sebab jika bukan atas pertolongan Nya kekuatan individualku tentu tidaklah seberapa. Apa mantra penguat kalian?
25 September 2022 29 Safar 1444 H
0 notes
Text
Nanti Kita Resah Tentang Resah Hari Ini


Keresahan nan hiruk pikuk sambatan yang melengkapinya acap kali jadi sumbu pemantik ide menulis. Seperti keresahan ku hari ini yang kuhadirkan dalam bentuk tulisan meskipun hambar karena absennya solusi. Alias bisa nyambat doang, solutif kagak.
Agaknya beberapa momen yang kulalui belakangan ini, lekat dengan keluh kesahku melihat tingkah laku "anak" jaman sekarang. Mulai dari adik - adik yang tidak "pekewuh" berbicara kasar atau kotor di kompleks masjid maupun di ruang grup obrolan whatsapp dengan wali kelas , cerita adikku tentang temannya yang selfharm, maupun cerita adik kelas yang terindikasi menyukai sesama jenis. Sangat cukup membuat ngilu hati. Bullying dan membantah orang tua agaknya sudah menjadi level kenakalan yang kuno. Bayangkan betapa nyata dan dekat kengerian tsb di sekitar kita, menghampiri adik-adik kita dan diri kita sendiri (mungkin).
Meski tak patut jika hanya memilih salah satunya untuk diselesaikan, namun polusi lingkungan seolah kalah ngeri dibanding polusi satu ini (opiniku). Kepulan asapnya belum bisa dilihat saat ini, bau sangit dan abu nya tak terjangkau hari ini, tapi nanti, mungkin saat tongkat estafet perjuangan bangsa sampai di tangan mereka, adik adik yang saat ini memang masih kecil, namun suatu saat mereka lah yang akan hidup membaur menjadi tetangga kita bahkan menjadi penggerak roda pemerintahan negara kita.
Namun kurenungi juga keresahanku tentang degradasi moral ini mungkin bersebabkan sedikitnya referensiku mengenali pemuda pemudi hebat di luar sana yang sibuk berbenah dan menabung prestasi demi prestasi, hanya saja nama nya terhitung jarang didengungkan dan tak ramai bersliweran di sosial media. Euforia nya tak semeriah aneka keviralan lainnya, kalah seru dengan trend dan gaya hidup saat ini.
Ya, itulah yang kutemukan di sosial media, referensi itulah yang kumakan setiap hari, mungkin begitu juga dengan netizen lainnya. Membenamkan alam bawah sadarnya akan hal yang pesimis, menumpuk berita dan kabar negatif dalam jumlah yang masif. Jika "you are what you eat" kamu adalah apa yang kamu makan, kamu adalah referensi apa yang kamu baca, kamu adalah apa yang kamu dengar. "Ingin mendengar apa kamu hari ini?" "Ingin melihat apa kamu hari ini?" dan sebagai bagian dari bonus demografi yang nantinya akan dimiliki negara ini "Apa bentuk pedulimu terhadap sesama penerus bangsa saat ini?" "Bagaimana perasaanmu melihat mereka hari ini?" "Hal apa yang ingin kamu perjuangkan sebagai wujud mensyukuri nikmat raga muda dan sehat hari ini?"
28 Agustus 2022 1 Safar 1444
0 notes
Text
HARI HARI IRI

Kabar tentangmu deras mengalir di beranda dunia maya kami semua. Sejak hari pertama tersiar kabar mungkin sejak itulah gerimis harapan bergerak cepat menuju doa yang turun lebat. Ah lebat sekali, kenapa bisa????? Mendadak aku jadi merasa sial, berandai jika detik ini berpulang lantas apa saja yang boleh kubawa? Siapa saja yang berkenan melangitkan doa terkhusus untukku?
Dalam jeda pencarianmu, ada pula kawan sepantaran kami yang juga berpulang menemui pemiliknya. Baik kamu, dia, maupun satu, dua, tiga, teman sebayaku yang telah mendahuluiku, selalu saja pengingat kebaikan ini , kuterima dengan tiba tiba.
Kami berulang tahun setiap tahunnya, bergerak cepat menuju niscaya nya sebuah kematian. "Bagai bintang yang jatuh jauh memburu waktu, mati lebih cepat, mati lebih cepat" begitu dendang Nadin Amizah dalam lagunya "Beranjak Dewasa"
Melesat mendekati nya baik disadari atau tidak. Lantas kisahkanlah kepadaku kawan, bekal apa yang setia menemani sunyinya kubur? Ajarkan padaku tentang perbuatan mulia yang bagaimana kelak menjadi pijar penerang gelapnya kubur? Investasi jenis apa yang mampu mengantarkanku berkendara dengan nyaman dan selamat melintasi shirath?
Kalian yang belum sempat menanam bibit dosa, kalian yang telah berpulang dengan syahid, kalian yang telah menabung bergunung gunung amal kebaikan, lantas bagaimana dengan aku disini? Meski bukan termasuk golongan hamba yang dicintai Nya, tapi lihatlah betapa susah dan iri diri ini jika tak ada satu pun amal jariyah yang boleh kubawa pulang.
Beri aku salah satunya kawan, agar hari hari iri ini tak sekedar berbuah iri didalam hati namun terlaksana jua dalam setiap gerak gerik nya karena pahala yang melimpah ruah menjadi kekayaan yang sesungguhnya.
7 Juni 2022 9 Dzulkaidah 1443 H
1 note
·
View note
Text
Something New : )

"Krek" "Kretek Kretek" hhhh inilah bunyi sendi jari jemariku yang berdemo protes karena sekian lamanya tak digunakan. Maklum saja jika kepala dan hati acapkali kosong lantas jari jemari tangan kena dampak turut rehat mengeksekusi. Ok, tapi kali ini ada sedikit ide yang Insyaallah layak ditumpahkan. Penting ga penting, fyi aja deh, aku punya semacam mini target di setiap umur baruku, terlampau sederhana untuk dikatakan sebagai "pencapaian". But this is me and my own achievement. Misalnya di tahun sekian aku punya kartu perpustakaan, di tahun sekian aku berani publish konten di tumblrku, di tahun sekian terwujud setor dan pilah sampah tuk didaur ulang, dll. Begitu juga di usia ku kemarin (ciah skrg tambah umur ceritanya) aku memberanikan diri berangkat ke kajian dan tarawih di lingkungan baru sendiri, sendirian bgt di tengah kerumunan jamaah masjid yang emang biasanya ramai, Masyaallah. Kenapa kusebut pencapaian? Wkwkwk karena biasanya terlalu banyak alasan buat take action merealisasikan keinginan, misal gaada temen lah, jauh lah, malem lah, males izin dsb. Tapi khususon di malam itu Alhamdulillah Allah gerakkan hati dan langkah kaki buat gaspol. Sebelum tamu bulanan datang, dan malam itu ada salah satu Ustad idola yang mengisi kajian (ternyata ini kajian tematik terakhir di bulan Ramadhan) wahhhh kebayang betapa menyesalnya aku kalau tadi kelamaan mikir. Udah lama juga sih kangen tarawih jamaah plus bacaan tartil imamnya emang sippppp, kangen juga ini telinga denger yang indah indah (maklum, hampir 3 pekan dari Ramadhan kuhabiskan di kos dekat lahan praktikku) sehari hari hanya isya dan tarawih munfarid, tapi yaa gmana lagi, smoga Allah meridhoi ikhtiar kami dalam menimba ilmu, aamiin. Singkat cerita, dalam poster tertera bahwa kajian dimulai ba'da tarawih. Tapi baru ku tahu, ternyata jika menu takjil belum habis maka jamaah sangat diperkenankan untuk menyantapnya ba'da tarawih, meski tidak sedang lapar tapi menu selat solo tsb tampak menggiurkan, hitung hitung menghabiskan waktu sendiri yang kikuk dengan melahap sepiring nikmat tsb. ALHAMDULILLAH KENYANGGG. Nah ini nih yang aku salut sama manajemen salah satu masjid terkenal di kota Jogja. Seperti di foto itu, menu berbuka disini disajikan dengan piring berbekal harapan turut andil dalam laste waste atau mengurangi sampah, kebayang betapa banyak nya sampah kardus / plastik / sterofoam yang kita gunakan untuk membungkus makanan sehari hari. Alih alih menfaatkan sisi praktis dan ekonomisnya, Masjid Jogokaryan memilih sedikit effort namun tetap menjaga lingkungan. Selain lingkungan juga ada lhooo yang berhasil dijaga dgn cara menyajikan takjil piringan ini, yapss! Silaturahim antar warga yg turut andil dalam menyiapkan ribuan porsi takjil lekat terjaga karenanya. Barakallah wa Jazakumullahu khoyron katsiro. Terimakasih selalu menginspirasi! Semoga berbalas kebaikan dan belipat pahala lezat dari Allah SWT, aamiin.
4 Mei 2022
3 Syawal 1443
1 note
·
View note
Text
Tukar Jiwa

Beuhhh setelah bimbang mau ngasih judul apa, akhirnya aku meminjam judul lagu nya Tulus. Sempat kepikiran juga mau ngikutin judul salah satu acara TV berkisah tentang orang kaya yang bertukar posisi dengan orang miskin. Nah, jadi bisa ditarik garis besar inti dari cuitan ku hari ini adalah masalah tukar menukar tapi bukan barter wkwkwk apasih.
Ya, roda kehidupan tanpa sandiwara seperti sedang memberiku kesempatan tuk bertukar posisi, dari posisi sebagai relawan atau tenaga kesehatan di ruang isolasi covid-19 menjadi pasien covid-19.
Ah, ternyata begitu rasanya, pertama kali mendengar hasil swab antigen test yang tidak sesuai dengan rujukan normal, walaupun sudah ku prediksi tapi tetap saja ada sedikit perasaan terkejut.
Ah, ternyata begitu rasanya terkungkung di dalam kamar tanpa beranjak kemana pun. Beruntung, aku tak memerlukan perawatan dengan untaian selang infus atau belalai selang- selang oksigen yang semakin mebghambat mobilitas. Seluruh ekstremitasku dibiarkan bebas bergerak tanpa suatu hambatan apapun. Alhamdulillah.
Ah, ternyata begitu rasanya, bosan menikmati menu diet “orang sakit” beruntung disini kami masih bisa bebas memesan makanan secara online. Salah satu kecanggihan teknologi saat ini seperti hadir di saat yang tepat, tak terbayangkan jika covid-19 hadir sejak dahulu kala, memaksa penderita nya tuk isolasi mandiri tanpa ada fasilitas – fasilitas yang mumpuni.
Ah, ternyata begitu rasanya, sakit sendiri tanpa ada yang boleh menjenguk atau menunggui. Hari demi hari dirutuki bosan tanpa kegiatan selama isoman. Beruntung raga muda dan tubuh prima yang masih kumiliki memudahkanku menyelesaikan berbagai kebutuhan dasar dengan mandiri. Tak bergantung pada orang lain untuk buang air, menyikat gigi, makan, maupun mandi.
Ah, jika dipiki pikir lagi, tukar posisi ini tidak benar benar rata, namun cukup tuk menggerakkan akal dan nurani kami bahwa mungkin seperti inilah gambaran kecil menjadi pasien. Bak lirik lagu “Tukar Jiwa” coba sehari saja coba, kau jadi diriku, kau akan mengerti bahwa kan mengerti bagaimana ku melihatmu.
Nah, pada akhirnya, mendapat kesempatan merasakan menjadi penderita semoga memudahkan kami untuk membayangkan dan berempati atas kondisi orang lain, sehingga di lain hari ada rasa maklum ataupun toleransi serta semangat yang lebih tinggi untuk membantu sesama, aamiin.
Selamat ulang tahun Corona, semoga gak panjang umur : )
3 Maret 2021 M
29 Rajab 1443 H
0 notes
Text
Lingkaran
Bukankah tak mengingkari logika jika manusia memiliki prinsip bagaikan radar wifi?
Bahwa yang paling dekatlah yang paling kuat sinyalnya, lingkaran lingkaran pergaulan yang paling dalam lah yang paling pendek garis sinyalnya namun itulah lingkaran yang terkuat.
Dewasa ini aku semakin banyak mengangguk mengiyakan kata Ibu bahwa teman itu tidak banyak, kian lama kian terkikis, menipis.
(Apa karena itu jua lah pasangan hidup kita sebut sebagai teman hidup ?)
Aku memang belum merasakan sepenuhnya, hanya mulai merasai bahwa kian kemari bukan kah remaja remaja kemarin sore yang labil telah berevolusi berkembang menjadi diri berkepribadian stabil?
Remaja remaja labil yang kini telah mulai menancapkan akar ideologi nya, membenamkan juga mengaplikasikan yang diimaninya seiring dengan terbentuk dan terciptanya pola pikir yang mengendap pada masing masing kepala.
Tentu selain waktu dan jarak yang kian terpaut jauh, babagan frekuensi yang berbeda jadi asbab lemahnya radar dan sinyal pertemanan bukan?.
Mengutip chat mingguan dari Quran Review,
Jika ashabul kahfi diberi gua tuk menyelamatkan imannya, maka temukanlah Gua Keimanan mu sendiri, kawan : )
Temukan lingkaran terbaikmu, meski sulit, pahit, menakutkan, dipenuhi oleh segala hal yang membuat kita tidak nyaman
Dengan kerendahan hati dan ketulusan hati, mohon doakan pemilik akun ini menjadi salah satu hamba Nya yang bisa dan berhasil berani menemukan Gua Keimanannya lagi, menemukan lingkaran yang menjadi Pelampung Penyelamatnya dari derasnya arus kemaksiatan, menemukan tangan tangan lembut yang bisa menariknya kuat dari jeratan hawa nafsu lantas membawanya menuju perbuatan lagi amalan mulia, Aamiin
Selamat menemukan lingkaranmu, lingkaran yang tak hanya sekedar nyaman namun abadi kebahagiannya karena terbawa sampai Syurga, Insyaallah 🌼
27 Jumadil Awal 1443
1 Januari 2022
3 notes
·
View notes
Text
Sepelemparan Doa

Jalanan kian membuncah, gegap detak jantung juga mengencang manakala berpapasan dengan mobil bersirine itu, semakin dekat dan dekat bukti nyata adanya pandemi ini tak heran pabila informasi seputarnya membuat muak pembaca juga pendengarnya
Ditengah deras arus informasi yang berlalu lalang, tak jarang satu dua nya bagian dari kabar burung, sedang satu dua sisa nya berkelok menjadi narasi konspirasi. Pagebluk ini tak bosan bertengger menjadi kabar dan pencarian terhangat selama hampir dua tahun terakhir.
Terlepas dari kacau balau nya tatanan yang pernah terencana rapi, bukankah kita sedang ditantang untuk bersiap berbaik sangka atas segala ketetapanNya kawan? Bukankah kita sedang ditanting untuk melayangkan ikhlas sembari berikhtiar?
Lagipula skenario hidup yang mana yang tidak bisa kita cermati value nya? Bukankah selalu ada kesempatan memetik buah hikmah di tiap episode episode peristiwa?
Oleh karena itu, pada episode KLB (kejadian luar biasa) ini izinkan aku menunjukkan cerita tentang sepotong kedamaian yang kutangkap pada bulan ini. Adalah saling mendoa yang baik, tidak, kali ini tidak hanya dikhususkan kepada yang tengah merayakan hari lahirnya, tapi sejauh yang kulalui, baik aku maupun teman dan juga saudaraku tak pernah terlewat melemparkan doa terkhusus agar senantiasa diberi kesehatan.
Ah, baru tahu aku, betapa "sehat selalu" pada saat ini adalah harapan sederhana yang begitu didamba. Betapa melemparkan doa adalah upaya terdekat tuk berbagi sayang tanpa perlu melanggar aturan menjaga jarak karena doa membuat kita dekat tanpa batas, lebih dekat dari sepelemparan batu.
Meski doa tersebut baru sebatas terlontar dalam kamar kamar chat, meski berpelukan hanya bisa diwujudkan dalam bentuk stiker atau emoji, namun begitulah kami yang mengimani bahwa ucapan jadi bagian dari doa, terlebih jika diaminkan, smoga bertambah kekuatannya untuk terkabulkan.
Menyalin kutipan yang tersemat dalam buku Im Sarahza "HOPE IS WEAPON WHILE PATIENCE IS VICTORY" Lekas pulih dunia, semangat dan harapan kami biarkan selalu menyala menerangi benak semesta, doakan kami selalu mampu bersabar "kesabaran yang tak melulu diukur dengan kemampuan menunggu namun kemampuan mengisinya dengan keberkahan"
11 Juli 2021 M 1 Dzulhijjah 1442 H
1 note
·
View note
Text
Sensasi Teleportasi

Denting waktu yang berputar cepat tak bisa dielak jadi tanda bahwa Hari Akhir kian dekat. Satu kali rotasi bumi seolah tak pernah cukup memberi ruang gerak tuk menyelesaikan rangkaian hajat hidup kita.
Lepas berkeluh kesah bosan rebahan, kini siklus hidup bermobilitas cepat mulai kurutinkan "lagi". Meski bukan pengalaman pertama, berpindah - pindah kegiatan pun tempat, tapi kuwalahan jadi fakta yang luput kuakui adanya. Jenuh, keluh, dan penuh adalah gambaran singkat jasmani ku.
Pagi di tempat kerja lalu mengejar terik siang di kampus lantas menyegerakan berbuka kala senja sambil mengiba demi hidupnya semarak beribadah Ramadhan di malam hari. Bulan keempat benar menjadi bulan yang padat bagiku. Setingkat homo sapiens tentu aku tak dibekali kemampuan tuk membelah diri ataupun menggandakan diri.
Namun apalah fungsi akal dan qolbu yang telah Tuhan tetapkan sebagai priviledge bagi ciptaannya yang bernama manusia, jika tidak dimaksimalkan pendar keberadaannya untuk menggunakan nalurinya mencari charger penyemangat. Beruntung! waktu perkuliahan yang mulai lengang walau terkadang berkejar kejaran membuatku sempat mencari charger" penyemangat.
Jika teman lain mencari tambahan energi dari menyesap kopi, sedangkan aku merindu membaca buku. Dari sana terhimpun beragam sudut pandang orang lain yang jadi alasanku menikmati untaian aksara di dalamnya. Maka, jika aku belum seberuntung mereka dalam berteleportasi menyambangi ratusan destinasi, minimal pengalaman perjalanan mereka bisa kukantongi tuk membulatkan tekad dan meluaskan wawasan. Kebaikan, kisah, nan kasih yang dijabarkan penulis semoga turut tumpah mewabah kepada pembacanya.
Selain kembali mendekap buku, bersilaturahmi dengan teman ada benarnya, selagi masih diberi kesempatan mengambil banyak makna dengan mendengarkan ceritanya. Spirit kegigihan tak jarang muncul dari ledakan pengalamannya manakala mereka berbagi cerita.
Rupanya aku adalah bagian besar dari banyak pelajar yang sama - sama tengah berjuang menyeimbangkan keduanya. Yaaa sebagai pemula, dewasa ini baru kurasai bahwa belajar dan bekerja jadi dua hal yang tak seringan ejaannya. Namun, realita bahwa aku tidak sendirian dalam menekuni ini menjadi penguat tersendiri untuk mensugesti diri bahwa dengan daya dan kekuatan Nya aku akan dimampukan. (semoga)
Btw kalau ada yang bilang "menenggelamkan diri ke dalam kesibukan adalah another level of pain" maka ingin rasanya kuimani bahwa "bertaut pada kesibukan adalah another level of achievement". Meanwhile Al Insyirah said "Indeed, with hardship [will be] ease , So when you have finished [your duties], then stand up [for worship]."
22 Ramadhan 1442 H 4 Mei 2021
0 notes
Text
Trimester Pertama

Maafkan aku, jika tulisan "trimester" kali ini tidak akan melukiskan bagaimana bahagianya menantikan momongan atau segala tetek bengek persiapan selama kehamilan.
Sekedar mengupayakan kelegaan pribadi karena akhirnya kembali menata kata per kata lagi, setelah lama rasanya berpangku tangan berkedok menunggu inspirasi datang, padahal diri sendiri lah yang terlalu berserah mengikuti rasa malas.
Kata "trimester" sebenarnya tidak ditemukan dalam KBBI, jadi jika ingin berbicara tentang "tiga bulan" mungkin kata "triwulan" atau "kuartal" yang lebih tepat. Entah akan diperdebatkan atau tidak, Wikipedia mengakui bahwa ketiganya merupakan sistem penanggalan yang memiliki makna tiga bulan.
Ah yasudahlah, kita genapi intermezzo mengenai teori tsb. Menggaris bawahi tentang apa yang ingin kubicarakan. Tentang tiga bulan pertama dalam tahun ke 21 untuk abad ke 2 ini.
Tentang aku yang pada akhirnya menghadapi takut dan cemas mengikuti ujian proposal, tentang melalui perantara kebaikan teman"ku lah ku semakin mengimani bahwa betapa luar biasa hitung hitungan Nya. Mereka dengan serta merta membawa sebongkah apresiasi yang dikemas indah hanya demi menyelamati pencapaian ku yang sebenarnya masih terlalu mini untuk diberi selebrasi.
Tentang aku yang masih dalam rangka berusaha mengasah kesabaran melalui rangkaian tahap penelitian. Doakan semoga dimampukan, karena tanpa doa dan asa dari kalian, juga tiada daya dan kekuatan melainkan karena Nya, maka bukan apa apa lah aku, selain hanya sebagai seonggok daging.
Terakhir, tentang aku yang secara perdana sedang mencicipi pengalaman baru, di Kawah Candradimuka baru ini, sambil menuntaskan satu per satu tantangan yang ditanting oleh diriku sendiri. Moga ada lagi aji aji yang bisa kukantongi tuk bekal hidup di lain hari.
Ah belum genap tiga bulan dengan aneka ragam peristiwanya. Badai pandemi yang seperti betah tinggal di planet ini, membuat kita saling menabungkan rindu bukan? .
Barangkali cerita kita bisa jadi pemantik lampu ide bagi yang lain, atau sekedar turut andil dalam nyalanya lilin qolbu orang lain, moga selain membuat diri lega, hitung hitung bisa menjadi tabungan bijak kelak kita meninggal nanti, semoga.
Misal dapat tantangan buat 3 bulan bercerita, ada cerita apa aja nih yang boleh/bisa/pengen kalian sampaikan? Waktunya bergilir, kini ku bersiap memasang telinga dan mata tuk memainkan peran menjadi pendengar lagi.
25 Rajab 1442 H 9 Maret 2021 M
0 notes
Text
Temumplak
Memasuki jenjang rintangan yang dirasa kian panjang
Tak sampai sampai rasanya Walau peristirahatan barang sekedipan saja di dunia Sedangkan sejatinya di syurga (aamiin)
Putus sambung jahitan penyemangat Terkadang ada yang terlepas hingga bubrah Di waktu yang lain merekah ruah hingga tumpah tumpah
Aaah bijak sekali kiasannya Dirangkai manis teori kata per kata Namun berat bukan main penerapannya
Permainan satu ini Dan satu lagi nanti Kata sahabat, tak hanya satu Nanti nya kian tumbuh menjadi seribu Namanya tantangan Tak lekas padam diguyur zaman
Tundukkan kepala tengadahkan tangan Minta sejadi jadinya Moga segala halang rintang lekas menjadikan kita pantang Pantang mundur sebelum usai berperang
23.00 WIL Waktu Indonesia Lesu, Lemah, Lunglai
0 notes
Text
Letter #five


Kalau kugy dan keenan punya radar dan perahu kertas
Kalau aku, ngga punya apa apa ahahaa
Enggak ding
Aku punya surat, surat nyata berbatas layar kaca, sungguhan ada, hanya saja tak kan teraba meski kasat mata Jangan tanya disebelah manakah alamat tujuan nya Karena sudah jelas tertuju kepadamu, hanya saja dimana posisimu saat ini sungguhlah tak jelas Tak mampu kuterka tak mampu ku duga
Harapan berikut pesan pesan di dalamnya selalu berandai ku layarkan Ah semoga sampai Membawakan kata kata riang juga rindu yang tenang Kujaga sebisanya agar tidak berisik hingga meracau radar kita
Doakan aku jadi penyabar yang pandai bersyukur serta tekun bertukar kabar
Terimakasih
((konten bucin yang tertanda pada closing tahun nya pandemi))
2 notes
·
View notes
Text
Awas Jatuh Cinta

Judul salah satu dendang lagu dari band kondang di Indonesia yang rilis di awal 2020 ini sengaja kujadikan judul juga tuk menamai sedikit curhatan di pungkasan tahun.
Duduk berdiam larut dalam kegabutan rentan membawa pikiran berkelana kemanapun, kalau gak overthinking ya paling paling mengenang memori, entah apa tujuan nya, belum move on atau sekedar mengingat indahnya kenangan.
Mengingat bagaimana tidak suka nya aku terhadap beberapa mata pelajaran di sekolah, ah, salah satunya bernama sejarah. Pelajaran cabang ilmu sosial ini kerap membuat gerah nan tidak betah, apalagi kalau yang aku tahu hanya sebatas hafalan tanpa disertai pemahaman akan "apa sih pentingnya aku belajar ini? dan kenapa aku harus belajar ini?"
Hari berganti menjadi pekan, pekan terakumulasi menjadi bulan, bulan bulan berbilang menjadi tahun. Usai mentas dari sekolah, aku terbebas dari pelajaran sejarah.
Di lain waktu, mungkin lagi lagi aku terlambat menemukan. Mengutip dari beberapa buku atau video yang pernah kusimak. Ternyata belajar sejarah bisa membuat kita berumur panjang , usia kita jauh lebih lama dibanding usia kita saat ini, karena pernah mempelajari puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun jauh dibelakang kita dari peristiwa bersejarah tsb.
Selain itu belajar sejarah juga dapat menajamkan nalar, dari ketajaman nalar ini jua lah yang turut andil dalam bijaksana atau tidaknya kita dalam bersikap dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Kali ini aku ingin buru buru menyimpulkan, untuk tidak mudah membenci cabang ilmu apapun, sejatinya ilmu saling berkaitan dan dibutuhkan satu sama lain, minimal menjadi pelengkap ilmu yang lain, tak apa tak suka sekarang, tapi tak ada salahnya untuk tidak terburu buru membenci nya. Barangkali, terkandung berjuta kemudahan dengan tidak memusuhinya.
Mencoba mengenal lebih dengan banyak berkelana, meski raga belum sempat berpetualang secara nyata.
How to travel without go outside is just bring ur mind with book, hopefully someday im really here, visit soooo many wonderful places that i found in page by page of book
لبيك اللهم لبيك لبيك لا شريك لك لبيك إن الحمد ونعمة لك والملك لا شريك لك
11 Desember 2020 26 Rabiul Awal 1442
0 notes