Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Hai Pa,
Papa apa kabar di sana pa?
Bolehkah kita yang disini merindukan papa? Aku tau terus menerus bersedih dan menyesali kepergian papa tidak akan pernah baik. Hal tersebut hanya akan memberatkan kehidupan papa di sana.
Kita ikhlas pa, insyaAllah kita ridho atas semua kehendakNya.
Hanya saja masih selalu terlintas hal hal yang tidak sempat aku berikan ke papa, masih banyak pa. Aku belum bisa membahagiakan papa ketika papa ada disini. Dan betapa ku masih ingat pesan papa malam itu di meja makan selepas kita makan malam.
"mbak, semoga segera ketemu sama jodohnya ya, papa juga udah umur banyak, udah sering sakit juga"
Tangis tipis pecah sambil kupeluk papa saat itu. Tanpa pernah kutahu beberapa tahun kemudian papa telah menemui waktu untuk kembali kepada sang Pemilik semesta. Tanpa sempat papa menjabat tangan calon pendamping hidupku untuk megucapkan akad nikah.
Tak pernah ku bayangkan akan ada dalam situasi seperti ini. Tapi apalah kuasa kita sebagai manusia. Allah SWT lah yang berkehendak.
Aku tau saat ini bukanlah sepatu bagus, sarung mahal, jalan jalan wisata jauh, naik pesawat, atau apapun hal² duniawi lainnya. Hal hal yang belum sempat aku berikan ke papa. Tapi hanya doa tulus dari kami anak anak papa yang papa harapkan. Hanya doa yang mampu menerangkan tempat papa di sana saat ini. Hanya doa yang akan menenangkan papa di sana saat ini. Dan hanya itu yang saat ini bisa kita berikan ke papa. Dimanapun kapanpun tanpa batas tempat dan waktu hanya doa yang bisa kita berikan. Dan akan selalu kita berikan.
Papa, terima kasih telah menjadi sayap pelindung untukku selama 30 tahun ini. Terima kasih atas waktunya mengantarkanku sekolah, atas petuahnya untukku, atas teguran dan marahnya untukku. Semua membuatku menjadi lebih baik. Aku akan terus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik, mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar doa doa pun selalu sampai ke tempat papa beristirahat saat ini. Aku akan disini, menjaga mama, dan adik adik.
Terima kasih Ya Allah, terima kasih telah menitipkanku di keluarga ini.
Jaga papa Ya Allah, ampunilah dosa dosa papa, terangkanlah tempatnya saat ini.
Dariku yang selalu menyayangimu Pa,
-a-
1 note
·
View note
Text
Hari Kemenangan.
Idul Fitri 1441 H
Sama hal nya dengan Ramadan yang spesial di tahun ini. Kepergiannya ditutup dengan hadirnya 1 syawal yang tak kalah spesial.
Biasanya sibuk mencari baju baru, ah meskipun 2 tahun kebelakang tidak menggunakan baju baru namun kesibukan menentukan outfit yang tepat untuk hari raya tetaplah menyita waktu dan perhatian.
Biasanya sibuk menyiapkan perlengkapan untuk mudik.
Biasanya sibuk negosiasi mengenai jadwal kerja yang memang tidak dipengaruhi oleh hari libur pun hari raya.
Ah seharusnya Lebaran, Hari Kemenangan, Hari Raya Idul Fitri kesibukan itulah yang hadir. Hem, kita lupa rangkaian kebiasaan dan keseharusan tadi adalah keseharusan versi manusia. Punya kekuatan apa mereka dibandingkan dengan Kuasa Nya.
Kali ini Idul Fitri pun datang dengan lebih anggun. Seolah ingin menemui kita dengan lebih intim. Ingin duduk bersama kita membicarakan hal hal yang selama ini tak sempat karena beribu kesibukan tadi. Sama hal nya dengan Ramadan, dia Sang Idul Fitri pun ingin memberikan waktu kepada kita untuk sejenak merenungkan apa makna kehadirannya bagi kita.
Tentang sebuah kemenangan apa yang telah dicapai yang layak dirayakan di Hari Kemenangan.
Tentang bagaimana kita memaafkan dan mengikhalskan beberapa hal untuk mencoba kembali fitrah di Idul Fitri.
Tentang bagaimana situasi, kondisi, tempat, dan waktu tak akan mempengaruhi makna terdalam dari itu semua.
Hingga akhirnya muncul sebuah pertanyaan.
Apakah aku sudah benar benar merenungi dan memaknai kehadiran Hari Idul Fitri?
Apakah selama ini aku sudah memberikan ruang dan waktu yang spesial untuk nya? Atau aku hanya disibukkan dengan kebiasaan tadi?
Ah, itulah mengapa Hari Raya kali ini terasa spesial.
Tenang, damai, tanpa riuh namun alunan merdu suara takbir tetap berkumandang jelas dan mampu menembus relung hati dan jiwa.
Ya Allah, terima kasih atas kehadiran mereka kali ini. Ramadan dan Idul Fitri yang begitu spesial dari biasanya. Semoga kami mampu memaknai nya dengan baik.
Penghujung 30 Ramadan menuju 1 syawal 1441 H dengan ditemani suara kumandang Takbir ♥️🕌
-a-
#eidmubarak #idulfitri #hariraya #idulfitrispesial1441

0 notes
Text
Ramadan Spesial
Tahun ini, April 2020 kalender Masehi, dan Ramadan 1441 kalender Hijriah.
Ramadan datang dengan tampilan yang berbeda. Pasti pernah kan menanti kedatangan seseorang yang spesial, orang yang pasti datang setiap tahun tapi kali ini "penampilan" dia agak berbeda. Penampilan yang sebenarnya sangat tidak kita harapkan. Ya, itulah Ramadan kali ini menyapa kita semua.
Dia datang ditengah ramainya virus Sars_Cov_2 yang juga sedang berkunjung ke bumi pertiwi. Hal itulah yang tentunya memvuat Sang Ramadan berpenampilan berbeda kali ini.
Dia datang untuk tidak meminta di"riuh"kan seperti biasanya. Keramaian yang selalu kita perlihatkan dan kita berikan kepadanya pun kini tak lagi dia inginkan, em atau memang sebenarnya dia tidak pernah menginginkannya kecuali keramaian di Rumah Allah.
Biasanya buka bersama jadi agenda wajib. Melewatkan menu berbuka yang telah disiapkan ibu hanya untuk "buber" bersama teman yang bahkan bisa 3-4x seminggu. Sekarang tak lagi bisa kita "pamerkan" pada Sang Ramadan.
Ramai nya surau, masjid, yang dihadiri banyak warga begitu adzan Isya dikumandangkan untuk kemudian berlanjut ibadah sunnah khas Ramadan pun tak bisa kita berikan sebagai hadiah indah yang selalu ditunggu Ramadan.
Bahkan tak mampu lagi kita perdengarkan alunan ayat Al Quran melalui speaker masjid di penjuru daerah.
Dia, Sang Ramadan datang dengan lebih anggun kali ini. Seolah meminta pembuktian dari kita. Mampukah kita tetap khusyuk menyambut kehadirannya meskipun tanpa kebiasaan yang selalu kita laksanakan. Mampukah kita tetap berusaha menegakkan berbagai amalan meskipun terbatas ruang dan fasilitas. Dan mampukah kita memaknai lebih dalam tentang apa arti Ramadan untuk kita.
Terima kasih wahai Ramadan atas kehadiran spesial mu di tahun ini.
Semoga kita bertemu di tahun tahun berikutnya dengan cerita yang lebih menyenangkan. Untukmu dan untukku.
penghujung Ramadan menuju 1 syawal
-a-
#ramadankarim #ramadan #ramadhan #ramadan1441 #ramadandancorona
0 notes
Text
Untuk dia,
Sebuah kisah yang harus usai bahkan sebelum dimulai.
Akankah kalian akan tetap mengharapkan hadirnya jika waktu ini diputar?
Akankah kalian tetap mengharapkan hadirnya kelak di keabadian?
-a-
0 notes
Text
2020
Mungkin begini kira-kira maknanya :
2 masalah hadir, membuat kita berada pada ruang kosong "0" untuk berpikir, merenung, berdoa, bersyukur,dan menghayati segala makna yang mencoba Tuhan sajikan untuk kita.
2 masalah hadir lagi, dan ruang kosong menunggu kita datang untuk bisa memeluk sukma dan hati kita.
Kenapa begitu berat semua ini.
Apa harus begitu pola nya?
Kenapa aku?
Apa aku sanggup?
Lembar lembar kosong pada buku ketiga
0 notes
Text
Sebuah Langkah
Hari ini bahkqn masih sulit dipercaya rasanya. Aku bisa ada dititik ini. Di sini dengan semua resiko yang telah aku jalani.
Ada sebuah tujuan dari panjang dan rumitnya perjalanan ini, setidaknya itu lah yang mampu membuatkau berani melangkah. Melangkah keluar dari segala hal yang sebenarnya telah membuatku tidak begitu nyaman selama ini. Aku tau semua tidak mudah, pun tau kapasitas diri ini. Baik Jiwa dan raga ini, tidak pernah ada yang menganggapnya mudah.
Namun, entah apapun nanti hasilnya aku harus tetap bersyukur, iya, harus. Setidaknya aku telah melangkah jauh dari yang sebelumnya aku mampu perkirakan. Aku mampu menghadapi diri sendiri, berjalan melewati segala resah. Berjalan menghadapi dan menjalani resiko yang tidak mudah ini. Akhirnya aku bisa benar benar merasakan sebuah pilihan. Bisa dipercaya oleh mereka untuk menjalani sesuatu sesuai pilihanku rasanya bahagia ini adalah hal yang sangat patut disyukuri.
Ya Allah, Tuhanku, terima kasih telah Kau berikan kekuatan sebegitu hebat untukku hingga detik ini. Tak pernah ada rahasia di antara kita, karena Engkau yang paling tahu semua yang ku rasakan.
Ya Allah, Tuhanku, Engkau Sang Maha pemilik hati ini, aku pasrahkan semua kepadaMu,
Terima kasih telah begitu mencintaiku.
-a-
pada terjalnya tanjakan kedua.
0 notes
Text
Masalah itu dihadapi, diselesaikan baik baik, bukan dihindari.
Dasar aku!
Gapapa untuk bilang gak setuju, gapapa untuk bilang gak nyaman, gapapa untuk bilang ga bisa. Semua itu jadi lebih baik daripada tiba-tiba menghilang dan membuat semua berantakan.
Ternyata masih banyak hal yang harus dipelajari sama akal pikiran dan hati nurani ini.
Kepada diri sendiri tolong jangan bikin kecewa lagi ya. Yuk belajar lagi sama sama.
Langkah keempatbelas yang tidak begitu merona seperti merah muda yang beterbangan di langit hari ini.
-a-
2 notes
·
View notes
Text
Terkadang asa memudar ditengah lelah yang mendera.
Takut,
Takut akan gagal.
Takut akan kecewa, dan mengecewakan.
Saat ini kekuatanku di dunia adalah senyumnya, senyum mama, semangat dari mama, dan ribuan bait doa yang tertasbih dari bibir nya.
Mama selalu mengingatkan bahwa aku masih punya Tuhan, Allah S.W.T yang pegang kendali atas semua ini.
"Kamu harus berusaha, berdoa dan kemudian memasrahkan kepadaNya"
pesan Mama yang akan selalu aku ingat.
Kini, ketika lelah akan aku ingat senyummu.
Akan aku ingat ribuan juta bahkan tka terhingga nikmat yang diberikanNya.
Tidak ada alasan untuk menyerah tanpa berjuang, apalagi tanpa memulai.
Berjuanglah.
Langkah ketigabelas di bulan kedua. Setelah menganggalkan dua langkah tanpa kisah.
-a-
0 notes
Text
(Belum) Membuka Hati
"Harusnya kamu buka hati kamu, gimana seseorang bisa hadir kalo hati kamu saja kamu tutup rapat Ay."
"Entahlah kamu orang keberapa yang bilang begitu, dan jawabanku akan tetap sama, itu bukan hal yang mudah"
Lelah rasanya Ayla mendengar petuah perihal membuka hati.
"ini hati, bukan toples, tutup botol, atau bahkan pintu yang bisa dengan mudah dibuka." Ucap Ayla pada salah seorang yang pernah memberikan petuah sakral itu.
Bukannya tidak mau, hanya saja dia tidak tahu harus memulai darimana dan bagaimana perihal membuka hati. Mereka hanya dengan lantang berujar tanpa ada yang memberikan tutorial atau sejenisnya mengenai semua itu. Hingga akhirnya petuah sakral membosankan itu hanya lewat dengan lincahnya dari telinga kanan-kiri.
Hingga suatu saat ketika Ayla yang sedang sibuk memandangi foto foto orang disertai takarir baik yang sesuai maupun tidak pada halaman sosial media melalui gawainya, ia menyadari sesuatu. Ya, logo gembok terkunci yang tersemat pada setiap akun sosial media yang dia punya.
"Sial. Jangankan perihal membuka hati, membuka "privat" akun di sosial media saja terasa sulit aku lakukan." Keluh nya pada diri sendiri.
"Oke, saatnya kita saling bicara sayang." Celoteh Ayla kembali kepada diri sendiri.
Ia menyadari semua bermula dari diri sendiri, kini ia yang akan mencoba memulai perkenalan dan perbincangan intim dengan diri sendiri. Memahami bagaimana dan apa pintanya.
-a-
Februari pada langkah kesepuluh.
3 notes
·
View notes
Text
Seperti hal nya rejeki, dimana ada bagian dari mereka yang membutuhkan ada pada rejeki yang Tuhan berikan ke kita.
Pun dengan waktu, ada bagian untuk mereka orang" di sekitar kita diantara waktu yang Tuhan berikan kepada kita.
Untuk Februari dilangkah ke sembilan
-a-
0 notes
Text
Apa ada yang salah dengan menjadi takut?
Tidak, ketika dia bisa menjadikan kita manusia yang lebih siap untuk menghadapi hadirnya hal-hal yang kita takutkan.
Dan iya, takut menjadi sebuah kesalahan ketika dia justru membelenggu mimpi kita. Memperangkap pikiran kita. Membunuh asa dalam diri secara perlahan.
Semua kembali kepada kita. Kepada diri sendiri. Berilah ruang kepada diri sendiri untuk mampu tumbuh dan menghadapi semua.
Februari, hari kedelapan.
-a-
0 notes
Text
Hanya ingin bersyukur,
Karena Tuhan menyisipkan sedikit dosis obat tidur pada air mata. Hingga setelah nya akan membuat kita terlelap, agar kita istirahat sejenak dari bising nya pikiran.
Terima kasih, Tuhan.
Langkah ke tujuh di bulan kedua.
-a-
yang menulis ketika obat tidur alami ini mulai bekerja.
6 notes
·
View notes
Text
Terkadang ingin rasanya berhenti saja.
Menyerah, pada harap, angan, ekspektasi, dan pada diri sendiri.
Tidak menjadi siapa-siapa tidak nampak buruk sepertinya.
30 hari lebih diri ini menjelma menjadi bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.
Tapi,
Seketika tayang dengan begitu jelas wajah mereka.
Lirih suara doa mereka.
Lantang teriak semangat mereka.
Mereka yang selalu ada untuk menjadi gardu terdepan menjaga api asa ini tetap menyala.
Untuk mereka akan aku jaga lagi asa ini.
Akan aku jaga doa mereka.
Tuhan, tuntun aku untuk membahagiakan mereka
Februari, hari keenam
-a-
0 notes
Text
Bising yang Asing.
Februari hari ke lima
Dunia ini terasa begitu asing bagi seorang Ayla. Dia merasa jengah berada di antara sahut sapa mereka, orang-orang yang ia kenal tapi terasa asing.
Lelah dia berusaha untuk bertahan dengan arus agar kaki ini tetap ada pada jalurnya, jalur kebanyakan dari mereka. Dia sadar semua ini tidak pernah menghasilkan damai bagi jiwa pun raga nya, namun membayangkan berada di tengah kesepian terlalu menakutkan hingga dia rela untuk menunda janji temu dengan damai.
Dia lelah, ingin rasanya keluar dari dunia yang sudah begitu asing baginya. Namun, sekuat apapun dia berusaha keluar dan membangun dunia baru nya realita selalu berhasil menariknya untuk kembali ke daratan tempatnya berpijak selama ini.
"aku lelah, aku butuh waktu untuk sendiri dulu. Telinga ini terlalu lelah mendengar bisingnya dunia luar hingga suara hati nurani sendiri terlalu samar untuk aku dengar."
Ucap nya pada realita, memohon waktu untuk sejenak hanya berdua dengan diri sendiri.
Timbutu atau kemanapun aku hanya butuh pergi sejenak. Ucap Ayla kepada dirinya sendiri.
-a-
#30haribercerita#februarimenulis#30harimenulis#februari#30hariberaksara#belajarbercerita#kisahku#menulis#belajarmenulis
0 notes
Text
Hari ke-empat di bulan kedua
(terlambat menulis)
Tentang sesuatu yang tak pernah tumbuh.
Ingin suatu hari aku menunangkan berjuta kisah tentang mu di dalam buku. Di mana aku bebas mengatur alur cerita nya sesuai inginku.
Ya, tapi gak semudah itu. Aku ga begitu pandai menulis, ga begitu pintar merangkai diksi untuk kemudian menjadi buku dengan kisah yang syahdu.
Tenang, akan aku usahakan. Aku akan belajar, tunggu ya. Tunggu rangkiaan kisah ini ya.
-a-
1 note
·
View note
Text

Hari ketiga bulan kedua.
Sesuatu yang instan itu tidak pernah membaikkan. Begitulah setidaknya petuah yang sering terdengar dari mereka para "pelaut" ahli yang telah mengarungi luasnya samudera kehidupan.
Pun yang aku rasakan di hari ini. Kamu yang tiba tiba menampakkan diri "lagi" dengan mata yang memancarkan bahagia. Baju merah dan senyum merekah mu berhasil untuk kesekian kalinya meluluhlantakkan akal sehat ku. Melihat rambut baru mu seakan berhasil turut serta memangkas lara yang sempat singgah di hati.
Seketika aku bahagia. Iya, sedemikian instan kebahagian itu hadir di suguhkan hati untuk raga ini. Untuk mampu memerintahkan bibir membentuk rekahan senyuman.
Namun semesta seakan ingin membantu menyeimbangkan jiwa ini. Ketika ada bahagia instan, pun begitu dengan kesedihan instan.
Ya, aku lupa untuk melihatmu lebih luas, lebih dalam dan lebih teliti. Ternyata masih ada dia di sana. Dia yang hadir di antara rekahnya senyummu, di antara helai rambut mu yang terurai bahagia, dan di antara setiap huruf yang kau tulis.
Dia wanita cantik yang lebih pantas ada untuk menyayangimu. Lebih setara atas semua pencapaian yang telah kamu raih. Dia yang dengan keberaniannya mampu menggaungkan ungkapan sayang untukmu di hadapan semesta.
iya, bahkan tak perlu hitungan hari kesedihan instan itu mampu menghapus kebahagian sebelumya tanpa bekas. Ternyata kesedihan juga tak mampu bertahan lama, dia terkikis oleh datangnya sebuah kekecewaan. Kecewa kepada diri ini yang seakan tidak pernah jengah untuk menyakiti diri sendiri. Kecewa karena menyadari aku tak mampu menakar kebodohanku sendiri. Kebodohan yang selalu membawa angan ini untuk mencoba berlabuh dihatinya.
Patah untuk sesuatu yang bahkan tak pernah tumbuh.
-a-
#februarimenulis#30harimenulis#30haribercerita#30hariberaksara#februari#anganterlalujauh#sajak patah
2 notes
·
View notes
Text

Februari bercerita:
Hari kedua di bulan kedua.
Hujan datang, meski sesaat dia cukup untuk menenangkan hati yabg sempat resah. Membasahi pikiran yang sesaat mengering.
Hujan selalu berhasil membawa hati ini "mengingat" Nya. Mungkin memang benar ini adalah salah satu cara Dia untuk mengingatkan aku yang memang masih sering "jauh" dari Nya.
Bersama hujan, ku panjatkan harapan. Mengharap Restu dari Nya. Berdoa agar hujan ini akan menggenangkan air agar perahu kertas ini mampu melewati jalannya, mampu berlabuh ke tempat terbaik yang tepat.
Tetap semangat, wahai diri sendiri.
-postingan ini harusnya di tanggal 2 kemaren-
0 notes