Tumgik
pejuangcuan · 2 years
Text
Kamu itu bukan tuan puteri. Kamu itu harus belajar bagaimana atau bahkan apa yang namanya 'berjuang'.
Orang tua mu tajir, yakin hartanya mau dikasih ke kamu? Halooo, elu ngurus diri sendiri aja belom bener. Kepala tiga tapi kelakuan kalah kalah anak sd 🤷‍♀️
7 notes · View notes
pejuangcuan · 2 years
Text
Kalau kamu bermain dalil, maka sudah jelas ..
Allah berfirman dalam surat al Kafirun,
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS Al Kafirun: 6)
Sebagai muslim/ muslimah sudah pernah dooong baca ayat diatas? Maka sudah jelas. Yaudah hargai keputusan mereka, apa pilihan mereka. Cukup doakan saja dapat hidayah.
Yang salah adalah kamu merasa paling benar lalu julidin orang lain. Kagak ada pahala pahalanyaaaa maemunaaaahhh. Sejak kapan julid dapat pahala 🙂
0 notes
pejuangcuan · 2 years
Text
Kasian ya, anak nya sendiri ga bisa jadi dirisendiri di depan orang tua nya.
0 notes
pejuangcuan · 2 years
Text
Karena orang orang seperti anda lah yang menjadi pemecah belah negara ini
0 notes
pejuangcuan · 2 years
Text
Saya hanya mau bilang, anda terlalu fanatik. Dan i'm sorry, i don't like you 🖕
0 notes
pejuangcuan · 2 years
Text
Tidak usah cari pembelaan. Tidak semuanya pantes kamu bela ✌️
0 notes
pejuangcuan · 2 years
Text
Bela tarooossssss !!! Aku yang tau aib aib aslinya diem baeee. Dikira saya gatau aibnya kali ya. Ketawa dalam hati saja sayaaa 🤣
0 notes
pejuangcuan · 2 years
Text
Dia yang manjain, dia yang nyalahi. Lah yang ngedidik begitu siapa? Udah gitu nyalahin anaknya. Lah anak itu ngikut orang tuanya boskuhhh 🤣
0 notes
pejuangcuan · 2 years
Text
She think, her life is perfect. Her husband, her kids, every thinggggg. And then when she saw little mistake on me, she so angry with me. Like I'm a disgrace to her.
0 notes
pejuangcuan · 4 years
Text
"Masih sayang", tapi aku gatau harus ngomong apa. Atau mungkin ini karena kita sudah terlalu lama (?)
0 notes
pejuangcuan · 4 years
Text
Lama tak berbual buat syahdu. Aku rindu
0 notes
pejuangcuan · 4 years
Text
Jika ingin dimanusiakan oleh orang lain; belajarlah terlebih dahulu untuk memanusiakan orang lain.
Pendidikanmu tidak akan dipertanyakan; jika kamu senantiasa memelihara etika dan moral yang baik.
Ferliana Harman
93 notes · View notes
pejuangcuan · 4 years
Text
Sejak pertama kali aku menerima pesan yang kamu kirimkan ke aku, aku enggak pernah minta untuk jadi seperti ini. Aku juga ga pernah minta untuk happy ending.
Bahkan sejak pertama kali kamu menggungkapkan untuk mendekati ku, aku sudah mengambil keputusan yang terlalu berat untuk ku. Aku gak pernah minta untuk demi mendapatkan laki laki aku harus kehilangan teman. Sampai detik ini, aku masih ingat betul aku menangis untuk beberapa hari karena keputusan ku. Aku sudah jadi teman yang jahat. Bahkan sampai detik ini aku masih merasakannya. Lirikan orang orang kepada ku, seolah olah aku adalah 'pemeran anatogis' nya.
Ketika aku ditanya oleh lawan bicara ku "sekarang, kamu menyesali keputusan mu?" , sampai sekarang aku ga tau jawabannya. Aku ga pernah minta jalan hidup ku kayak gini. Aku cuma bisa marah, diem, dan diakhiri selalu nangis. Aku yakin dia tau itu (semoga).
Aku hanya bisa berusaha menjadi orang yang baik. Membantu orang lain sebanyak yang aku bisa. Aku ga pernah bisa jadi orang yang sempurna. Diem, manis, jaim, lembut. Itu bukan karakter ku.
Kalau kamu datang kehidupku, aku bakal berusaha menjadi orang baik untuk mu. Tapi kamu harus bisa menerima segala jelek dan keburukan ku.
0 notes
pejuangcuan · 4 years
Text
Aku cari kamu. Kamu cari yang lain (!)
0 notes
pejuangcuan · 4 years
Text
Melamun masa lalu
"Berapa hari rencananya ra di jogja?" tanya ku kepadanya.
"Cuma 2 minggu. Kalo lama-lama nanti uang ku habis, hahaa" jawabnya tertawa lepas khasnya. Di naikan kaki sebelah kanannya di atas kaki nya sebelah kiri.
"Betah ya kamu di jogja? Udah lulus malah tinggal di sini" ujarnya sambil mengeluarkan rokok di dalam saku celananya
"Sebenarnya ga betah sih. Cuman ya mau gimana, nanti ibu pensiun kan balik ke jogja. Biar bisa ngerawat beliau aja sih" jawab ku jujur. Entah dari mana, tiba-tiba angin kencang berhembus. Jilbab dan rok ku jadi terbang melambai lambai mengikuti alunan angin yang berhembus. Refleks ku singkapkan jilbab ku dengan tangan kiri dan merapikan rok ku dengan tangan kanan sehingga tidak berhembus hingga ke atas betis.
"Oh iya, ibu sehat?" Tanya nya tiba-tiba dengan raut wajah serius. Walau aku berpacaran dengannya seumur jagung, tapi aku sudah berteman cukup lama sebelumnya. Dari kelas 2 SMK, kami duduk sebangku. Jurusan ku di sekolah yang hanya ada 1 kelas membuat kami tidak pernah mengenal moving class. 2 tahun aku dan Raka duduk sebangku. Ia juga sering main kerumah ku setelah pulang sekolah. Rumah ku tak jauh dari sekolah, jadi biasanya dia suka mampir kerumah sebatas main atau hanya kami memutuskan bolos kelas les di sekolah dan pulang kerumah. Iya, kami sering males masuk les dan langsung aja gitu pulang kerumah ku. Walaupun aku sering bolos les, tapi ibu ku tau. Ibu ku ga banyak komentar tentang kelas yang tidak aku ikuti. Jangan tanya kenapa. Les di sekolah diadakan karena menjelang ujian akhir kelas 3. Tapi aku dan raka lebih sering tidak masuk dari pada masuk. Dan ibu ku tau.
"Alhamdulilah ibu sehat" jawab ku tersenyum sambil merapikan jilbab yang berantakan karena angin. Angin masih belum selesai berhembus. Jadi sebenarnya aku merapikan jilbab dan rok ku ga ada gunanya.
"Syukurlah kalau begitu", tiba-tiba dia berdiri. Dia berdiri depan ku. Posisinya agak serong. Dengan badanya yang tinggi tegap dan berdiri depan posisi ini membuat angin yang berhembus tidak separah tadi. Dia membantu ku agar angin tidak sekacau sebelumnya. Rok ku juga tidak terbang-terbang lagi.
"Besok kerja?" Tanya nya kepada ku membuyarkan lamunan ku. Sedari tadi aku terpaku melihatnya. Sikapnya seperti ini tidak berubah jauh. Masih seperti dulu. Walau dia terkenal playboy di sekolah ku dan terlihat cuek sekaligus tak peduli dengan pacar-pacarnya, tapi dia tidak seperti itu pada ku. Dia sangat lembut dan peduli sekali pada ku. Dia tidak pernah memaksa ku untuk melakukan hal yang tidak aku sukai. Sebaliknya, dia akan menjadi sangat galak kepada ku saat aku melakukan hal bodoh. Sebagai contohnya, aku sering duduk melihatnya latihan main bola basket tidak jauh dari ring sehingga kepalaku sering sekali kena bola basket. Atau aku mau ikut ke stadion bola dan dia keras menolak dengan alasan tribun penonton bola di stadion sangatlah kacau dan berbahaya buat ku.
"Iya. Kerjalah. Siapa yang mau ngasih aku duit kalo aku ga kerja" jawab ku sambil menatap matanya.
"Mata mu ga berubah ya" ujarnya mendadak. Seketika aku buang muka. Bingung mau melihat arah sebelah mana. Salah tingkah aku dibuatnya.
"Ck, apaan sih",
"Pergi yuk. Kayaknya mau hujan deh", seketika aku melihat langit. Ini emang sudah seharusnya gelap. Tapi bisa sedikit ku terawang tidak lama lagi akan hujan. Jogja belakangan memang sedang memasuki musim hujan. Pagi hingga siang biasanya panas terik, tapi menjelasng sore biasanya selalu hujan.
'Hah, mau kemana ini', pikir ku dalam hati. "Mau kemana? Aku bingung." Aku beranjak berdiri. Membersihkan rok di bagian belakang ku sambil berdiri mensejajarkan posisi ku dengannya.
"Yang orang jogja itu siapa? Kenapa tanya aku" jawabnya ketus. Jawabannya sih tidak salah. Aku yang salah tanya.
"Atau gini aja, kita cari makan. Cari agak jauh dari sini gapapa? Ada tempat makan yang enak plus murah. Ujar ku sambil meliriknya dan menekankan pada kata 'murah'.
"Yaudah, kamu bawa motor?" Tanya raka kepada ku. Kali ini dia yang berbalik buang muka.
"Bawa. Kamu naik apa sih kesini?" Ujar ku berbalik tanya.
"Aku ada mobil. Itu ku parkir di basement." Jawab nya sambil melirik kearah dalam mall. Mall ini memang punya sebuah parkiran basement. Posisinya yang ditengah malioboro di tambah saat ini tidak bisa sembarangan parkir kendaraan di wilayah malioboro membuat parkiran di mall ini menjadi solusi.
"Aku juga parkir di dalam sih. Mending kita ambil kendaraan masing-masing. Nanti janjian disitu" tunjuk ku menunjuk sebuah pos satpam. Pos satpam yang berdiri tepat di pintu masuk dan keluar untuk kendaraan mau masuk ke dalam mall.
Dia mengangguk. Akhirnya kami berpisah. Dia melemparkan senyum kepada ku. Ku balas senyumnya. Dia sudah mulai berjalan menjauhi ku. Walaupun kendaraan kami sama-sama terparkir di dalam mall yang sama, rapi posisi untuk parkir kendaraan mobil dan motor terpisah. Sebelum semakin jauh, aku berbalik badan dan sekali lagi melirik ke arahnya. Melihat punggung raka. Bisa terlihat, dia sedang menyalakan rokok di antara jari-jarinya. Terlihat santai sekali dia. Seperti tidak ada beban apa-apa dalam hidupnya. Ku balikan kembali badan ku, dan berjalan menuju dimana aku memarkirkan motor ku.
Kisah asmara ku dan Raka memang tidak berjalan baik. Tapi entah kenapa, aku masih nyaman dengannya. Walau dia bisa dibilang seperti hantu yang tiba-tiba bisa menghilang dan tiba-tiba bisa datang begitu saja, tapi dia masih menjadi teman yang baik buat ku. Ingat sekali aku beberapa tahun lalu. Saat aku baru saja putus dengan mantan ku karena mantan ku berselingkuh dengan teman KKN nya. Dan tiba-tiba dia datang. Dia menyapa ku. Dia mengirimkan pesan via Line. Dan dia mendengarkan semua cerita ku hingga aku sudah bisa lebih tenang. Ketika aku sudah mulai tenang, saat itu dia tiba-tiba hilang lagi.
0 notes
pejuangcuan · 4 years
Text
Pertemuan
"Dinda, bagaimana kabar mu? Sudah lama tak berjumpa" ujar seorang laki laki berkaos putih itu.
Sudah sekitar 40 menit aku duduk di pelataran salah satu mall yang berada di jalan malioboro. Bermain handphone. Menunggu orang yang tak juga datang. Beberapa kali aku mengirimkannya pesan, tapi hanya centang 2 tanpa warna biru. Dan sekarang, orang itu sudah ada di depan mata ku. Sudah lama tak bertemu dengannya. Penampilannya saat ini sudah berubah sekali. Terakhir kali aku bertemu dengannya, sekitar 6 atau 7 tahun yang lalu saat momen lebaran. Sedikit awkward memang setelah setahun sebelumnya kamu putus secara tidak baik baik. Ia menghilang begitu saja. Tak ada kabar atau pamit sedikit pun beberapa hari sebelum kepergian ku untuk kuliah di jogja.
Penampilannya saat ini berubah. Brewok di mukanya semakin banyak. Kulitnya juga semakin gelap. Mungkin efek pekerjaanya yang kebanyakan outdoor. Tapi ada yang tidak berubah. Ia masih selalu saja keluar dengan kaos oblong dan dipadu padankan dengan jeans dan sendal jepit. Terlihat cuek memang, tapi seperti inilah Raka yang aku kenal. Walau dia berada di keluarga yang berada, tapi dia tak mau tampil mencolok dengan berpakaian branded atau smartphone mahal yang biasanya di gunakan oleh seumuran kami untuk ajang pamer.
Aku masih kaku menatapnya. Seakan tidak percaya hari ini aku akan menemuinya, setelah semalam aku berfikir cukup lama saat ia mengirimkan aku pesan whatsapp. Aku sendiri kaget dari mana dia dapatkan nomer ku. Sudah bertahun tahun kami lost contact. Dan terakhir kali kami hanya chat via Line. (Fyi, Line ku saat ini sudah ku uninstal). Agar tak semakin aneh, aku berusaha senyum ramah walau aku yakin itu akan membuat membuatku semakin aneh. Sambil ku lepas headsetku yang sedari tadi masih menempel di lubang telinga ku. Lalu berdiri dan menjabat tangannya.
"Hai. Alhamdulilah baik. Bagaimana dengan mu?" jawab ku seadanya. Sebenarnya keadaan ku tidak baik baik saja. Banyak masalah yang sedang aku alami. Hanya saja, tidak etis sepertinya kalau aku menjawab 'aku buruk. Banyak masalah di kantor'. Sambil mempersilahkan dia duduk tepat di sebelah ku. Aku kembali duduk dan mematikan lagu yang terputar di ponsel ku. Berusaha sopan dan memasukan ponsel ku ke dalam tas.
'Oke. Ini akan menjadi hari aneh yang panjang' ujar ku dalam hati masih dalam keadaan senyum kaku yang berusaha ramah ke seseorang yang sebenarnya tak ingin aku temui.
0 notes
pejuangcuan · 4 years
Text
Mimpi saya hari ini sederhana. Menuntaskan apa yang telah dimulai, merawat apa yang telah dimiliki dan Melupakan apa yang telah pergi.
1K notes · View notes