Text
Tahan Diri
Kita tuh sering banget ngatain pilihan hidup orang lain yang berbeda dengan yang kita percaya. Padahal ga mesti pilihan dia buruk, bisa jadi kita yang kurang mengerti, kita yang masih bodoh. Kita menempatkan sudut pandang pada apa yang kita tahu saja, sementara kita mungkin belum tahu apa yang mendasari pilihannya. Padahal bisa jadi kita tidak tahu kejadian sebenarnya.
Kita merasa lebih tahu dan benar, lalu merasa berhak menghina dan mencecar. Kita punya koleksi banyak kata baik, tapi kita tidak tertarik, kita lebih suka menghinanya dengan berisik.
Tahan diri, sebab suatu hari ketika kita lebih tua dan bijak, kita akan menyesali bagaimana lidah dan tulisan meninggalkan jejak. Tahan diri, sebab suatu hari ketika sampai di akhirat, kita malu karena tulisan jahat kita jadi saksi yang dibawa malaikat.
Orang tua memberi kesempatan kita belajar lebih banyak dari mereka, jangan sampai pendidikan sia-sia dengan kata-kata yang tak seharusnya. Kita tidak sempurna, seperti juga orang yang kita hina. Bisa jadi mereka sudah lebih berguna?
158 notes
·
View notes
Text
Suatu hari nanti. Saat anak anak kita tengah sibuk dengan urusan sendiri. Tinggallah kita berduaan di rumah, leyeh-leyeh seharian, bercerita tentang ingatan hari ini yang telah jauh berlalu tapi tetap lekat di ingatan, tertata dalam suatu ruang rapih dihati bernama kenangan. kita akan mengingat tentang hari ini dimana perasaan lucu, marah, sesal dan sedih berganti dengan mudahnya. Hari ini yang akan banyak di rindukan
-hai diriku si ibu yg banyak kurangnya, sabarlah!
1 note
·
View note
Text
0 notes
Text
Nizamuddin Auliya
-Oh! Nizamuddin Waliyullah
Ya Nizamuddin Salka
-Oh! Nizamuddin, teman bagi orang yang terpuruk
Kadam badha le
-Langkahkan kakimu ke depan
Haddon ko mita le
-Hapuslah jarak ini
Aaja khalipan mein pee ka ghar tera
-Isilah kekosongan ini, ini kosong tanpa mu
Tere bin khali aaja khalipan mein
-Datanglah, tanpamu ada kekosongan di sini
Tere bin khali aaja khalipan mein
-Datanglah, tanpamu ada kekosongan di sini
Ooo...
Rangreza Rangreza
-Sang pemberi warna
Rangreza aa.....
-Sang pemberi warna
Ho o ... Rangreza Rangreza
-Sang pemberi warna
(Sang pemperi warna, di lagu ini mengartikan sebagai Tuhan sang penentu takdir)
Kun fayakun Kun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Fayakun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Kun fayakun Kun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Fayakun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
(Kun Fayakun adalah kuasa tuhan sebagai sang pencipta, "Jadilah maka terjadialh ia" itulah arti sebenarnya)
Jab kahin pe kuch nahi bhi nahi tha
-Bila tak ada tempat yang bisa ditemukan
Wahi tha Wahi tha Wahi tha Wahi tha
-Dia ada di sana saat itu juga
Jab kahin pe kuch nahi bhi nahi tha
-Bila tak ada tempat yang bisa ditemukan
Wahi tha Wahi tha Wahi tha Wahi tha
-Dia ada di sana saat itu juga
Woh jo mujh me samaya woh jo tujh me samaya
-Dialah yang ada di dalam diriku, juga yang ada dalam dirimu
Maula wahi wahi maaya
-Tuhan adalah sebuah misteri
Woh jo mujh me samaya woh jo tujh me samaya
-Dialah yang ada di dalam diriku, juga yang ada dalam dirimu
Maula wahi wahi maaya
-Tuhan adalah sebuah misteri
Kun fayakun Kun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Sadaq allahu ali ul azeem
-Maha benar Allah lagi maha mulia nan agung
Rangreza rang mera tann mera mann
-Oh sang pemberi warna (sang penentu takdir), warnailah tubuh dan jiwaku
Le le rangaai chahe tann chahe mann
-Keluarkan warna dari tubuh dan jiwaku
Rangreza rang mera tann mera mann
-Oh sang pemberi warna, warnailah tubuh dan jiwaku
Le le rangaai chahe tann chahe mann
-Keluarkan warna dari tubuh dan jiwaku
Sajra savera mere tann barse
-Guyuran hujan pagi memberkati tubuhku
Kajra andhera teri jalti lau
-Dan memurnikan bagian gelap jiwaku
Sajra savera mere tann barse
-Guyuran hujan pagi memberkati tubuhku
Kajra andhera teri jalti lau
-Dan memurnikan bagian gelap jiwaku
Qatra mila jo tere darr barse
-Setiap tetes kemurnian yang kau berikan padaku, kan menjagaku
O Maulaa...Maulaa... aa...
-Oh Tuhan!
Kun fayakun Kun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Kun fayakun Kun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Fayakun Kun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Fayakun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Aaa...Kun fayakun Kun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Fayakun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Jab kahin pe kuch nahi bhi nahi tha
-Bila tak ada tempat yang bisa ditemukan
Wahi tha Wahi tha Wahi tha Wahi tha
-Dia ada di sana saat itu juga
Jab kahin pe kuch nahi bhi nahi tha
-Bila tak ada tempat yang bisa ditemukan
Wahi tha Wahi tha Wahi tha Wahi tha
-Dia ada di sana saat itu juga
Kun fayakun Kun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Sadaq allahu ali ul azeem
-Maha benar Allah lagi maha mulia nan agung
Sadaqa-Rosooluh-ul-Nabi-ul-Kareem
-Nabi yang murah hati, utusannya mengucapkan yang sebenarnya
ShalAllah hu alayhi wasallam
-Semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya.
ShalAllah hu alayhi wasallam
-Semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya.
Ho mujh pe karam sarkar tera
-Ini akan menjadi kemurahan hatimu atas diriku, Tuhan
Araj tujhe kar de mujhe mujhse hi riha
-Tolong lepaskan aku dari rasa egoku, itu adalah satu satunya permintaanku
Ab mujhko bhi ho deedar mera
-Aku ingin bertemu dengan diri ku yang sesungguhnya
Kar de mujhe mujh se hi riha
-Tolong lepaskan aku dari diriku sendiri
Mujh se hi rihaaa...
-Lepaskan aku dari diriku sendiri
Mann ke mere ye bharam... Kachche mere ye karam
-Pikiran yang tak nyata ini dalam pikiranku, karya-karyaku yang tak konkret
Leke chale hain kahaan main to jaanu hi na
-Kemana mereka kan membawaku, aku pun tak tahu
Tu hai mujh mein samaaya kahaan leke mujhe aaya
-Kau ada dalam diriku dan telah membawaku ke suatu tempat
Hoon main tujh mein samaaya
-Aku ada di dalam dirimu
Tere peechhe chala aaya
-Aku datang ke sini mengikuti
Tera hi ik saaya utama
-Aku salah satu bayanganmu
Tune mujhko banaya
-Kau telah membuatku..
Main to jag ko naa bhaya
-Di benci oleh dunia
Tune gale se lagaya
-Hanya kau yang telah memelukku
Haq tu hai hai khudaya
-Kau adalah satu-satunya
Sach tu hi hai khudaya
-Memang benar kaulah satu-satunya kebenaran
Aaa...
Kun fayakun Kun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Fayakun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Kun fayakun Kun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Fayakun fayakun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Jab kahin pe kuch nahi bhi nahi tha
-Bila tak ada tempat yang bisa ditemukan
Wahi tha Wahi tha Wahi tha Wahi tha
-Dia ada di sana saat itu juga
Jab kahin pe kuch nahi bhi nahi tha
-Bila tak ada tempat yang bisa ditemukan
Wahi tha Wahi tha Wahi tha Wahi tha
-Dia ada di sana saat itu juga
Kun fayakun Kun fayakun
-Apa yang ia kehendaki maka akan terjadi
Sadaq allahu ali ul azeem
-Maha benar Allah lagi maha mulia nan agung
Sadaqa-Rosooluh-ul-Nabi-ul-Kareem
-Nabi yang murah hati, utusannya mengucapkan yang sebenarnya
ShalAllah hu alayhi wasallam
-Semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya
0 notes
Text
Mereka hanya tau bagaimana kamu memanjakannku,teramat mencintai lebih...
Mereka tidak tau bagaimana aku memujamu, mengemis setiap kebaikan dalam doaku, untukmu sayangku.
Xoxo Mhn
0 notes
Text
There's a time that I remember, when I did not know no pain
When I believed in forever, and everything would stay the same
Now my heart feel like December when somebody say your name
'Cause I can't reach out to call you, but I know I will one day,
There's a time that I remember when I never felt so lost
When I felt all of the hatred was too powerful to stop (ooh, yeah)
Now my heart feel like an ember and it's lighting up the dark
I'll carry these torches for ya that you know I'll never drop, yeah
Everybody hurts sometimes
Everybody hurts someday, aye aye
But everything gon' be alright
Go and raise a glass and say
0 notes
Text
Orangtuamu Akan Sempurna Ketika Masa Itu Tiba
Gw lupa baca dimana, di tulisan tentang kematian seorang laki-laki itu, penulis kira-kira bilang gini, “ketika dia pergi, aku baru menyadari bahwa dia adalah ayah yang sempurna bagi anak-anaknya.”
Begitulah sebagian manusia, meninggal kemudian hanya kebaikannya yang tertinggal. Gw dan bapak tuh sering banget berantem, di rumah gw lah yang paling ga sabar ngadepin bapak, jarang akur. Tapi sesekali telponan lama, kayak sahabat cerita macem-macem sampai beberapa jam.
Bapak sering ga mengerti pilihan-pilihan hidup gw yang ga sesuai dengan gengsinya. Kadang gw tertekan karena dia nampak kurang mendukung apa yang gw upayakan. Bapak pendukung 01 garis keras, gw sebaliknya, dan kami sering adu argumen.
Tapi ketika bapak meninggal pada awal Ramadhan lalu, semua kesalahannya menguap. Semua hubungan tak baik kami terlihat tidak penting. Yang terkenang cuma kebaikan-kebaikan dan kesempurnaannya sebagai ayah.
Bapak yang rela pinjam uang supaya gw bisa berangkat tes ke ITB, bapak yang selalu nungguin pengumuman masih dengan seragam ketika gw daftar SMP dan SMA favorit, bapak yang menggenggam tangan gw ketika gw koma di rumah sakit dan membuka mata untuk pertama kali melawan maut, Bapak yang selalu dengan bangga bilang gw S2 gratis tis, Bapak yang mendukung pernikahan gw dengan orang yang gw kira akan dia ragukan, Bapak yang berkaca-kaca menikahkan gw, Bapak yang selalu nganter dan nunggu bus malam mengantarkan gw ke Bandung, Bapak yang dengan semangat mau anter gw dan suami ke rumah mertua di hari kedua lebaran dan ngajak sekampung padahal mobilnya cuma Avanza, Bapak yang selalu mengupayakan yang terbaik buat gw meski itu diluar kemampuannya.
Kalau orang tuamu cuma bawel, melarang kamu menikah dengan si ini, cerewetin ini itu, ngelarang kamu kerja atau sekolah di tempat tertentu, nyuruh sholat mulu, inget ini :
Suatu hari, ketika mereka ga ada dan ga bisa kembali, yang bakal kamu ingat adalah kesempurnaan mereka sebagai orang tua. Kesempurnaan ini akan membuatmu tersiksa, karena sudah terlalu banyak mengeluhkan mereka, di saat mereka sibuk berbuat yang terbaik buat kamu.
Percaya deh, kekurangan mereka tidak akan ada artinya bagi kita ketika mereka sudah ga ada. Kita akan begitu mudah memaklumi kesalahan-kesalahan mereka, karena baru tahu bahwa kebaikannya luar biasa. Lalu kita akan berpikir, kenapa ga ketika mereka masih hidup kita memakluminya jadi punya hubungan yang lebih baik sama mereka?
Percaya deh, orang tuamu sudah melakukan hal terbaik yang bisa mereka lakukan. Mumpung masih ada, banyak - banyak maklumi kekurangannya. Sebelum kamu nyesel kayak gw.
Malam 1 Syawal, pertama kalinya tanpa Bapak. Yang dikira bakal fullteam sama 2 anak 2 mantu 1 cucu, ternyata jadi tanpa Bapak.
612 notes
·
View notes
Text

Ntah kenapa ingatan tentang sudut sudut kota jogja sulit terlupa. Kadang menggores perih, kadang menyungging senyum.
Dua ribu lima ratus kilometer antara aku dan jogja, anehnya tanpa letih kerap rasa dekat kembali kesana.
Sering, ketika aku diam disinipun seperti tengah berjalan melintasi jalan jalan kenangan kita. Tetap saja Kadang membawa tawa, kadang terbawa hampa.
Seolah mengulang kembali ngilu pilu. Itupun tak buat jera, ingatan itu begitu ramah menghampiri.
Ntahlah kenapa ingatan tentang sudut-sudut jogja sulit terlupa. Kadang hal kecilpun bisa terbawa kepadanya, seperti kemarin ketika tengah menyusuri sudut jalan disini, rimbun daun, kumpulan kerikil, wangi hujan pun bisa membawaku jauh kesana.
Sulit untuk mengatakan ingin kembali.
Ntah karena terlalu berarti atau karena terlalu pilu. Sukar membedakan inginku. Tapi jujur aku memang rindu.
0 notes
Text
Sama sama sayanggggggggggg loveyahhhhh
Tentang Sahabat
Dari sekian banyak kemungkinan, Allah mempertemukan kita. Saya bersyukur sekali, Allah izinkan kita bertemu. Karena setelah hari itu, saya mendapatkan satu teman baru. Lebih dari teman, bahkan keluarga baru…yang menerima saya, yang peduli atas masalah saya. Kita berbagi, kita (selalu bisa) tertawa bersama. Saling melindungi jika salah satu dari kita diperlakukan tidak baik oleh orang lain. Tak sulit untuk mencari topik obrolan, karena, ya.. Kita memiliki selera musik yang sama, tingkat “kegilaan” yang sama, bahkan wangi parfum yang sama.
Kita memang tak selalu bersama, tapi saya tahu dia selalu ada disana, menemani saya dan mendengarkan keluh kesah saya.
Kata orang, rezeki tak hanya materi, teman yang baik pun rezeki dari Allah. Kalimat itu memang benar adanya. 4 bulan yang lalu, di jam-jam ini saya sedang menangis. Sedikit haru, sedikit bahagia, banyak sedihnya. Sedih rasanya saat orang yang saya sayang “diambil” oleh orang lain. Perhatiannya untuk saya akan berkurang.
Ah.. Kemudian saya sadar, dia sangat bahagia. Menemukan rumah baru tempatnya berlindung, hingga kelak kulitnya mengeriput. Keluarga kecilnya akan menjadi prioritas utamanya. Dan saya mungkin akan terabaikan. Tapi lagi-lagi… saya yakin, dia akan selalu ada disana menemani saya.
Sukma Dewi Novitasari a.k.a Monyetku a.k.a Nyetski, ada kehidupan lain bergantung ditubuhmu sekarang. Jaga kesehatan, yaa Nyetski sayaaang! 😘
2 notes
·
View notes