Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo

Aku ingat warna pastel ini... Ketika kugores semua tentang perosotan, jungkat-jungkit, dan bola-bola mainan serta bla bla bla yang menggambarkan masa jenaka dan kebeliaan waktu yg bersekutu denganku seakan itu duniaku. Kanvas berbahan ketas lalu di kemas dengan jilid mereka yang selalubmelukiskan susana ceria.
Apa kabar dengan semua itu, ketika hendak malam kusiapkan dan kurapihkan itu semua dalam kotak pensil berbentuk mobil yang mungkin menjadi barang kesayanganku juga. Pagiku datang dengan secerca ceria meradang di otakku. Dengan pandainya juga diriku memakaikan seragam kebanggan berwarna jingga cerah bah senja yang menakjubkan kita. Lalu alarem jadwal aku berangkat sekolah pun sudah terdengar, ya suaranya nyaring begini “nak! Ayo berangkat kesekolah, temanmu sudah menunggu disana” segera kujawab “iya bu” dengan sedikit riang.
Jalanku sedikit kupercepat tapi tanganku di gemgamnya, ya oleh ibu. “Ibu ayo bu, takut kesiangan” kataku sambil ku meliriknya. Sesampainya disana, kusapa mereka yang hendak menyapaku juga, tak lama kemudian lonceng pertanda masuk kelas berdentang cukup keras layaknya mobil pemadam kebakaran yang siap mengguyur api yang membakar otak bermainku. Tapi sungguhlah menyenangkan jika waktu dan otakku menandakan lelah, itu artinya istirahat telah kupersiapkan dan waktu cukup mengalah untuk taklukan jika kapanpun aku mau dan sedang lelah untuk berpikir dan belajar. Semua permainan sudah menanti untuk kami jelajahi. Usai waktu pulang dan aku tidur sejenak untuk melupakan dan mengistirahatkan angan alam bermainku.
Tiba kubangun dari tidur membawa kejutan dengan sejuta kerinduan, kulihat umurku bertambah dan yak lagi belia, sungguh waktu menenggelamkan semua itu. Kini pesawat berwarna pastel itu tak dapat kubawa lagi dalam tas besar berisikan berkas perusahaan memang sedikit malas aku melihatnya tapi apalah daya aku yang sekarang tak lagi dapat menggambar seisi bahagia dengan pesawat itu. Kini hanya kubisa lukis semua kenangan bahagia juga jenaka itu di kanvas hidupku yang kuberi nama “serayu jingga” buah dari cinta kami yang tercipta dan menjelma menjadi anak perempuan yang cantik dan periang juga penyayang.
Sekian kisah diktif hari ini, yang akan ku jelajahi hingga nyata. Silahkan kritik dan saran
0 notes
Photo

Waktu; anugrah paling berharga yang tuhan berikan kepada umat seisi dunia, disela itu banyak dari segelintir orang membenci “waktu”. Mereka berkata “waktu membuatku mengenal proses dan itu membuatku menunggu”, “waktu itu sang pemburu/perebut kebahagiaan yang melambat laun diburunya” dan bla bla orang pintar memang banyak menggerutu. Apapun itu dia(waktu) kita patut menghargainya, dan dengan bersekutu dengannya kita bisa mengenal siapa itu proses, dan patutlah juga cintai proses sembelum kita mengenal akhir dari penantian. Karena proses selalu menjadi guru pembimbing bagi kita si makhluk bodoh. Meskipun banyak yang sok tahu, yah don’t get been on okay. Nah dari semua itu memang waktu adalah sebuah atau sebongkah hal yang paling berharga dan paling bermakna. Gambar diatas sangat berkaitan dengan waktu. Terungkap dalam fiksi, gambar di atas ingin ku eja di judul “enggan bersekutu dengan waktu”.
Maaf absurd tulisannya
0 notes
Photo

Riuh angin sudah tak lagi menyiuk-nyiuk di telingaku, sedikit pedih memang di gores oleh kaca mobil yg sedikit menghalangi pandanganku. Mereka diluaran sana kulihat seperti layaknya ratna dan galih; bercumbu mesra meski kadang kupihat beberapa dari mereka berjenis kelamin sama entah ganda, yg pasti mereka sedang berbahagia. Dan apalah aku ini yg hanya bisa melihat dan terdiam di dalam mobil. Sesekali kusapa sopir, dia memang orang settingan yg hanya dapat menjawab pertanyaan dan perkataan si penumpang “selihkan, mau di antar kemana?” And bla bla bla
0 notes