pikikukaku
pikikukaku
Daripada Penuh, Mending Dikeluarin
7 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
pikikukaku · 5 years ago
Text
Hikayat Spaghetti dan Ayam Pop
Umumnya Spaghetti bersanding dengan krim, keju, saus bolognese potongan daging ataupun meat ball. Norma standar yang mengisi ekspektasi orang-orang ketika mendengar sphagetti. Makanan Italia yang satu ini adalah makanan aman. Rasanya jarang salah. Mudah dibuat pula. Orang-orang Italia memang hebat menciptakan makanan enak dan mudah.
Lalu ada ayam pop. Potongan tubuh ayam yang digoreng di minyak lalu diberikan sambal khas minang. Penuh kolestrol, berminyak dan menggunakan banyak rempah. Guilty pleasure-nya orang-orang Indonesia yang kerap dijadikan opsi ketika cheating day. Makanan aman yang rasanya jarang salah. Orang-orang Minang memang hebat menciptakan makanan enak dan kompleks.
Dua makanan yang menjadi kebanggaan warga negaranya masing-masing. Sangking ikoniknya, ketika kedua nama makanan tersebut langsung terbayang tangan terkatup seperti kuncup dan Malin Kundang. Resepnya diturunkan dari generasi ke generasi. Menjadi saksi bisu, mendarah daging dalam setiap darah, perjuangan, air mata dan tawa para masyarakat dari makanan tersebut berasal.
Dua makanan yang sudah enak dari sananya. Lagipula makanan khas begini biasanya dihormati originalitasnya, tidak perlu dibuat aneh-aneh. Apa lagi mempertemukan mereka di dalam satu piring. Bisa-bisa leluhur bangkit dari kubur dan marah-marah. Apa lagi teringat sakit hati Indonesia yang pernah dijajah orang Eropa.
Ada-ada saja tidak mungkin kedua makanan ini cocok disandingkan. Memikirkan hal menyatukan kedua makanan ini saja sudah menyalahi norma.
Terus kenapa ada tulisan ini?
Tahun ini penulis bertemu dengan seorang perempuan. Dia adalah wujud dari anomali yang berbentuk manusia. Dia suka bercerita, setiap kali bercerita dia selalu menambahkan skenario terburuk yang mungkin terjadi. Anehnya cerita-cerita pesimisnya selalu memberikan efek tenang.
Umumnya orang lain akan mundur ketika melihat banyak peringatan di depan. Dia malah maju. Dengan lantang dia memberikan solusi atas isu-isu yang ada, lalu merangkul setiap kekurangan yang dia temui dari orang lain. Aneh.
Perempuan berparas ayu dengan garis muka lembut ini juga sering menceritakan kekesalannya terhadap banyak hal, tapi yang penulis temui malah rasa sayang  dan empati terhadap orang-orang.
Semua anomali ini dirangkum dia dalam wujud akhir berupa spaghetti yang dia masak dengan ayam pop. Kaget bukan kepalang ketika melihat dia menawarkan makanan ini.
Sedikit konteks, penulis adalah orang Minang. Pertama kali melihat makanan ini ada di depan mata, penulis langsung berdoa kepada para leluhur yang sudah berada di surga. “Maaf mengusik ketenangan kalian karena keturunan kalian mau tidak mau harus mencicipi makanan ini.” begitu kurang lebih doa yang penulis lafalkan.
Penulis mau tidak mau harus memakan spaghetti ayam pop karena rasa sayang kepada perempuan ini dan tentu saja rasa lapar.
Ragu-ragu penulis suapkan sendokan pertama. Masih sedikit ragu dengan rasanya. Penulis coba lagi dengan sendokan kedua. Sendokan kedua membuat penulis berdoa lagi...
 “Maafkan aku para leluhur. Aku harus jujur. Spaghetti ayam pop ternyata enak. Silakan murka kepadaku.”
 Dari sini penulis sadar, kalau penulis mencintai perempuan ini. Setiap anomali yang diciptakannya bahkan dalam wujud spaghetti ayam pop ternyata mampu memberikan rasa bahagia. Perempuan ini mendorong penulis merasakan hal-hal baru. Mencoba hal-hal yang dulunya tidak pernah terpikir. Mengubah persepsi penulis akan banyak hal.
Perempuan ini adalah anomali. Anomali berwujud manusia yang mampu membuat keajaiban seperti spaghetti ayam pop.
Tumblr media
Gambar: Perempuan yang penulis maksud sedang menciptakan makanan aneh berikutnya
0 notes
pikikukaku · 5 years ago
Text
Selamat Malam
Bersama surat ini saya ingin mengucapkan terima kasih karena kamu telah eksis dan bernafas hingga saat ini. Sehubungan dengan pentingnya setiap hembus nafasmu untuk kebahagian orang-orang sekitar, saya berharap agar kamu senantiasa sehat dan bahagia. Tidak bermaksud menggurui, mendahului kebahagiaanmu sebelum orang lain bukanlah keputusan yang egois, jadi jangan takut untuk melakukannya.
Menindaklanjuti surat sebelumnya yang berjudul "Manusia Terkuat di Dunia" dengan ini saya ucapkan permohonan maaf. Surat tersebut sudah salah mengestimasi nilai dari pentingnya kehadiran kamu di dunia ini. Saat ini saya belum punya kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya secara akurat. Walau begitu, saya harap kamu tahu bahwa kamu adalah pribadi yang sangat luar biasa dan "luar biasa" tidak cukup baik untuk menjelaskanmu.
Adapun hal yang ingin saya sampaikan terkait ucapan selamat malam. Ucapan selamat malam sangat saya hindari ketika berbicara dengan kamu karena beberapa hal:
Ucapan selamat malam terdengar sangat basa-basi dan kamu tidak suka hal itu.
Ucapan selamat malam dapat memutus percakapan. Umumnya ucapan selamat malam adalah ucapan perpisahan yang tak harus dibalas. Aku takut kalau ucapan tersebut menjadi hal terakhir yang aku ucapkan ke kamu.
Oleh karena itu, agar hal-hal di atas tidak terjadi, ucapan ini dikirimkan melalui tumblr. Seharusnya surat ini dikirimkan ke e-mail kamu tapi satu-satunya e-mail yang kupunya ada label instansi pendidikanmu jadi kuurungkan.
Demikian surat ini saya buat. Atas kerja sama dan perhatiannya saya ucapkan selamat malam dan selamat tidur, jangan lupa cuci kaki dan sikat gigi.
Tertanda,
Piki
1 note · View note
pikikukaku · 5 years ago
Text
Memperingati Hari Lahirnya Kematian
Bangun tidur kuterus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis Mandi kutolong ibu
Membersihkan tempat tidurku
0 notes
pikikukaku · 5 years ago
Text
Manusia Terkuat di Dunia
Rata-rata lelaki dewasa atau homo sapiens jantan hanya mampu mengangkat beban seberat 40 kg. Rekor dunia tercipta ketika salah satu dari spesies tersebut mampu mengangkat beban hingga 235 kg. Ya kurang lebih hampir empat kali berat normal mereka.
Fakta-fakta di atas jelas diutarakan oleh orang yang abai. Pasalnya, beberapa minggu belakangan aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri, aku tambah mata kaki jika dirasa kurang, ada manusia yang mampu mengangkat beban jauh lebih berat dari 235 kg. Sejauh apa? Coba bayangkan Teenage Mutant Ninja Turtles versi Michael Bay, bukan komik atau animasi. Bayangkan jika film tersebut punya plot. Ya sejauh itu.
Bahkan, otot-otot yang terbentuk dari serat titanium tidak mampu mengangkut beban manusia ini. Anak persekutuan haram Zeus, si Heracles yang gagah perkasa, pasti lebih memilih untuk menyusuri neraka daripada disuruh mencoba memapangnya. Gatot Kaca mungkin akan mengganti nama jadi Gatot Fragile Handle with Care ketika mencoba mengangkatnya.
Apa sih beban manusia ini? Bebannya adalah nama. Aku kasih tahu saja ya, nama dari manusia ini secara harafiah memiliki arti kesempurnaan. Jika nama ini disematkan kepada makhluk-makhluk mitologi tak kasat mata atau yang punya penghamba tak apalah tapi nama ini dipatri kepada makhluk dengan tulang dan daging. Badannya berada dimensi ketiga sedangkan namanya berasal dari dimensi kelima. Pasti ada beban, ada disorientasi di antara ketidakselarasan ini.
Awalnya aku kasihan karena katanya nama adalah doa. Di dalam doa ada pengharap yang berarti setiap nama disebut ada amin saling bertaut. Bagaimana bisa dia mencapai doa yang bertaut pada namanya? Dia hanya manusia sedang kesempurnaan hanya milik Dia si pemberi risalah. Kurasa jika setiap Amin di seluruh waktu dikumpul pun tidak akan cukup untuk mengabulkan doa di dalam namanya. Aku kasihan dengan beban yang dia tanggung, awalnya.
Kasihanku bertahan tidak lebih lama dari konklusi yang kuciptakan.  Antara nama dan dia tidak ada disorientasi. Seluruh daging dan tulang menyatu padu dengan namanya. Namanya bukanlah doa, ia adalah rangkuman dari keseluruhan eksistensinya di dunia, aku salah mengerti. Tersadar aku ketika melihat setiap seyum manis yang membuat matanya segaris, gelengan lucu kepalanya dalam video jalan-jalan seru, setiap rasa kelayakan dan ketidaklayakan yang dia alami, cuitan-cuitan bercanda maupun kecewa terhadap dirinya, perhatian serta hal-hal baik lain yang dia berikan kepada sekitarnya menggambarkan dengan sangat akurat antara dia dan namanya; kesempurnaan. Begitu namanya disematkan pertama kali, manusia ini telah mencapai arti dari namanya.
Sebuah nama yang menjelaskan paradoks bahwa manusia dapat dikatakan sempurna apabila dia punya hal-hal baik serta kekurangan-kekurangan yang akhirnya menjadikan dia manusia seutuhnya. Sebuah nama yang menurutku menjelaskan dengan baik soal dirinya yang sangat mudah dikagumi hingga ke hal-hal yang mungkin dia rasa kurang. Sebuah nama yang menceritakan soal manusia terkuat di dunia yang menenteng gagah nama ini tanpa kelelahan sedikitpun. Sebuah nama yang berarti Kam- hmmm anu… maaf kalau tulisannya terlalu pretensius dan jumpy alur serta logikanya alias kelihatan banget supaya terlihat keren dan pintar padahal ga jelas bgt anjjjj tapi ya begitu intinya *emot jempol*
0 notes
pikikukaku · 7 years ago
Text
Empat Dini Hari
Semenjak jauh, aku selalu terbangun pukul empat dini hari. Aku benci bangun di waktu ini, bukan karena tidurku terganggu, bukan. Aku benci karena pada waktu ini hal pertama yang kuingat saat bangun adalah seorang gadis yang jauh di seberang pulau sana. Tak tahu aku mantra apa yang disematkannya kepadaku. Jikapun ada, ini pasti salah satu mantra-mantra terkuat.
Tak yakinlah aku ini salah satu perbuatan ajaib, skeptis adalah nama tengahku. Itu semua aku jadikan tameng saja untuk tidak secara terang-terangan berkata bahwa gadis ini jauh lebih ajaib dari semua mantra-mantra. Ahli junum terlihat ranum disandingkan dengan gadis ini.
Mungkin bukan karena perbuatan ajaib, mungkin saja memang gadis itu yang ajaib. Ibuku kerap berucap, malaikat turun di antara gelap menuju terang, di saat embun memeluk rindu dedaunan, di saat sepi bersiap-siap untuk pergi, di saat diam menjadi suara paling lantang. Hentak terpikirku, mungkin saja gadis ini adalah makhluk yang kerap disebut ibuku. Makhluk yang selalu muncul di empat dini hari.
0 notes
pikikukaku · 7 years ago
Text
21 Hari
Hari 1:
Salah seorang teman baik berkata “Hanya perlu 21 hari untuk melupakan seseorang. Cinta datang karena biasa dan butuh 21 hari saja untuk merubah kebiasaan. Kau cobalah saranku ini, hentikan semua aktifitasmu dengan dia, 21 hari saja. Demi kebaikan kalian berdua juga.” Baiklah pikirku, hanya perlu 21 hari saja tanpa dia, tidak terlalu susah. Ini hari pertamaku.
 Hari 2:
Ada sesuatu yang janggal. Rasanya kurang lebih sama seperti saat kalian mengganti kacamata, kacamata baru ini harusnya sesuai dengan kalian tetapi karena mata kalian telah terbiasa dengan lensa yang lama, maka sensasi pusing akan terasa ketika memakai kacamata yang baru. Sangat tidak nyaman.
 Hari 3:
Aku rasa aku tidak bisa melakukan ini. Persetan dengan saran sahabatku itu, aku sudah menyiapkan teks yang akan kukirimkan ke dia agar dia memaafkanku. Besok akan kukirim teks itu.
 Hari 4:
Aku urungkan niat untuk mengirimkan teks itu. Sudah palang berjanji ke dia untuk tidak menyakitinya lagi dan satu-satunya cara adalah dengan menjauhi dia. Semoga saran sahabatku ini benar.
 Hari 5:
Aku menangis pagi ini. Bangun dari tidur dan hal pertama yang kuingat adalah momen-momen yang kuhabiskan dengannya dalam kurun waktu tiga tahun kami bersama. Kalau tidak karena kuliah pagi, mungkin hari ini akan kuhabiskan dengan menangis di kamar.
 Hari 6:
Pagiku tidak lebih baik dari kemarin. Siangku malah lebih parah, teman-temanku mengajakku keluar kota, naik kereta api pula. Aku teringat dia, kereta api adalah hal favoritnya. Dulu dia hampir selalu mengajakku naik kereta api tiap akhir pekan. Kami sering bertukar cerita di sini. Lebih tepatnya dia yang bercerita. Dia selalu mengulang-ngulang cerita soal bagaimana puluhan ton logam dapat berjalan secepat ini. Lucunya aku tidak pernah bosan mendengar ceritanya.
 Hari 7:
Perjalanan semalam membuatku semakin merindukan dia. Hari ini aku memutuskan untuk melakukan napak tilas dengan mengunjungi tempat-tempat favorit kami dulu. Aku tidak yakin apakah yang kulakukan ini benar tapi rindu ini harus dibayar tuntas.
 Hari 8:
Hari ini aku lumayan sibuk. Kuliah menyita perhatianku. Oh iya berkat napak tilas yang kulakukan semalam aku mantap untuk menghapus seluruh fotonya baik yang ada di media sosial dan yang ada di galeriku. Aku berpikir ratusan kali sebelum melakukannya tapi aku sudah yakin. Demi kebaikan bersama.
 Hari 9:
Tidak ada yang spesial. Aku masih sibuk dengan perkuliahanku. Oh iya, aku juga mulai berenang kembali setelah sekian lama. Hobi dan satu-satunya keahlian yang bisa aku banggakan. Dulu waktu masih aktif di salah satu club renang, dia selalu datang menemaniku. Dia tidak pandai berenang dan tidak mau belajar berenang. Katanya dia pernah hampir tenggelam sewaktu kecil dan trauma. Aku sering menggodanya dengan menyiram air ke dia hahahaha.
 Hari 10:
Berenang benar-benar membuatku senang. Aku memutuskan kembali bergabung dengan klub renang lamaku. Sebuah kejutan ternyata masih ada salah satu wajah familiar yang kukenal di sana. Pulangnya, kami memutuskan untuk makan bersama demi mengenang masa-masa kami di klub renang dulu. Ah, kenapa teman dari klub renangku harus memesan makanan itu dari sekian banyak yang ada di menu? Itu makanan favorit dia.
 Hari 11:
Tugas banyak sekali hari ini. Aku memutuskan mengerjakan tugasku di kafe. Kebetulan kafe ini dekat dengan kampus teman dari klub renangku. Aku ajak dia sembari melanjutkan cerita kemarin. Aku pikir-pikir dia lucu juga ya.
 Hari 12:
Aku harus menyelesaikan tugas ini secepat mungkin. Kalau tidak, besok aku tidak akan tenang ketika jalan dengan teman dari klub renangku itu. Hari ini aku dedikasikan untuk tugas saja.
 Hari 13:
Yes akhirnya tugas selesai tepat waktu. Hari ini aku bisa jalan dengan tenang bersama teman dari klub renangku itu. Kami menghabiskan waktu bersama. Seharian. Paginya kami sarapan bersama, setelah itu kami jalan di sekitar taman, siangnya kami nonton, sorenya kami ngopi sampai malam sambil ngobrol ngalur ngidul. Hahahaha dia sangat menarik dan besoknya kami sepakat untuk jalan bersama lagi. Kali ini aku yang menentukan  ke mana. Aku ajak dia keliling dengan menaiki kereta api!
 Hari 14:
Kami benar-benar menghabiskan waktu kami di kereta api saja. Kami pilih rute yang jauh singgah sebentar untuk makan siang, lalu langsung kembali pulang. Di perjalanan, aku ceritakan ke dia bagaimana bisa puluhan ton logam ini berjalan secepat ini tanpa lepas dari relnya. Dia tampak terkesima.
 Hari 15:
Hari yang cerah. Aku semangat untuk kuliah hari ini. Selepas kuliah aku dan teman-teman kuliahku pergi nonton dan karaoke. Sudah lama kami tidak habiskan waktu bersama seperti ini. Aku rindu melakukan ini bersama teman-temanku.
 Hari 16:
Sial, hari ini hujan. Aku jadi tidak bersemangat melakukan apa-apa. Aku putuskan untuk tidak kuliah dan menghabiskan waktuku untuk menonton film serial saja. Semoga cuaca besok cerah kalau tidak aku tidak bisa berenang besok!
 Hari 17:
Berenang!!!! Yeaaaah, aku sangat suka hari ini untung saja cuacanya cerah. Selepas kuliah aku langsung berangkat tanpa pikir panjang ke kolam renang. Berenang sangat menyenangkan. Belum lagi aku ketemu dengan teman dari klub renangku itu. Pulangnya kami makan bersama dan aku memesankan menu yang sama ketika kami makan pertama kali untuk temanku itu.
 Hari 18:
Berenang lagi!!!! Selepas berenang temanku dari klub berenang mengajakku main bowling. Aku tidak pernah main ini. Sesuatu yang baru, menarik juga.
 Hari 19:
Kuliah. Hari terakhir aku sibuk dengan tugasku. Minggu depan tinggal presentasi saja. Akhirnya setelah sekian lama…
 Hari 20:
Teman dari klub renangku tidak bisa pergi hari ini. Kebetulan ada acara keluarga. Tidak apa. Aku pergi sendiri saja. Sudah lama juga aku tidak jalan sendiri. Seharian aku habiskan duduk di kafe saja, entah kenapa aku menikmati kesendirian ini.
 Hari 21:
Teman dari klub renangku mengajakku ke rumahnya, Katanya dia tidak bisa pergi hari ini. Rumahnya kosong. Ya sudah, aku nurut saja. Kami menghabiskan waktu dengan menonton film. Tiba-tiba dia memegang tanganku, dengan berbisik dia berkata “Aku sudah menyimpan ini sejak kita pertama kali bertemu di klub renang, jauh sebelum ini semua, aku menyukaimu. Kamu mau jadi pacarku?”. Aku terus melihat film, tanganku digenggamnya semakin erat. Kulihat dia. Kulihat ke arah tv lagi. Aku ambil keripik dengan tanganku yang satu lalu kumakan. “Mau” jawabku sambil mengunyah keripik. Dia lompat memelukku, aku balas pelukannya. Setelah itu kami lanjutkan menonton hingga malam. Aku pamit pulang karena keluarganya juga sudah kembali. Aku senang.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari 21 Pukul 23.57:
“Hai, apa kabar? Tiga menit dari sekarang tepat 22 hari kita tidak berkomunikasi sama sekali. Tiga menit dari sekarang mungkin aku akan melupakanmu selamanya dan aku memilih untuk tidak melakukannya. Maaf.” aku kirim teks tersebut tanpa ragu.
2 notes · View notes
pikikukaku · 7 years ago
Text
Kita Adalah Serpihan-serpihan dari Kepingan-kepingan Potongan-potongan Hidup Orang Lain
Pertama selalu dimulai dari ayah dan ibumu. Mereka bertemu, jatuh cinta atau dipaksa. Menikah, sengaja atau tidak sengaja. Bercumbu, bisa nikmat bisa tidak tergantung pengalaman mereka sebelumnya.  Hingga akhirnya sesuatu tercipta. Lalu ada dokter, bidan, dukun atau apapun yang membantu ibumu mengeluarkanmu dari rahimnya.
Mulai dari sini kekacauan semakin parah. Kau dilabeli layaknya sebuah produk; diberi nama, diberikan ideologi, diberikan target. Kurang lebih proses lahir kau sama dengan Tupperware. Bedanya, Tupperware punya life span yang lebih baik daripada kau. 
Nenek, tante, om, sepupu, tetangga, tetangga, orang yang keluargamu tidak begitu kenal, datang silih berganti menciumi pipimu. Meninggalkan jejak liur mereka di sana. Entah apa yang terkandung di dalam liur mereka. Bakteri? Sudah pasti. Virus? Bisa jadi. Bumbu cabai Indomie bekas makan siang tadi? Tidak menutup kemungkinan.
Tidak puas dengan liur mereka, mereka menambalinya dengan kalimat “Ih lucu ya”, “Ganteng kayak Bapaknya”, “Semoga menjadi anak soleh ya”, “Semoga kalau sudah besar bisa membanggakan Ibu Bapaknya”. Hei, hold on, tolong dipikir dulu lawan bicara anda siapa, pada saat itu kencing sendiri saja kami tidak bisa konon lagi diberikan tugas untuk membanggakan bangsa, negara dan agama. Meromantisasi bentuk pemaksaaan dalam bentuk doa dan harapan. Tidak muak kau?
Jangan muak dulu.
Selepas itu kau beranjak dewasa, sudah mampu berkomunikasi. Bertemu banyak orang. Terlalu banyak. Orang-orang yang bahkan signifikansinya tidak terlalu besar buat kau dapat membentuk kau jadi apa sekarang.
Teman, guru, sepupu, temannya dari sepupu gurumu, tante, tantemu yang lain, paman, om, uwak, tukang becak, tukang parkir, karakter fiksi, admin akun meme, seorang laki-laki berambut blonde spiky dengan pedang besar, bapak-bapak yang meneriakkan kata maknyus maknyus maknyus setiap makan, CEO korporat yang membuat flamethrower lalu menjualnya secara komersil, musisi hopeless yang melakukan hal-hal bodoh di Youtube hanya untuk membangun jalan kesuksesannya sebagai musisi, penulis edgy yang merapalkan kalimat-kalimat asing yang bukunya kau baca agar terlihat sama edgy-nya, bapak-bapak yang secara random memberikanmu nasehat ketika kau tidak ada niatan untuk mengobrol sedikitpun, karakter fiksi, kapten bajak laut yang punya kekuatan dari buah setan, karakter fiksi, orang dengan kepribadian ganda yang berhasil membuat sebuah fight club, rekan kerja, rekan kerja, sebuah klub pelatih sepak bola, pemain bola, karakter fiksi, dia yang gak tau siapa tapi muncul di rekomendasi Youtube, orang-orang yang punya banyak pengikut di dunia virtual yang suka meneriakkan hai gaes hai gaes hai gaes. 
Semua itu membentuk diri kau. Semua. Kau bukan siapa-siapa. Hanya pecahan dari mereka yang juga kumpulan pecahan-pecahan dari orang lain. Tidak, kau tidak spesial. Aku tidak spesial.
Kita, kau dan aku. Aku. Tidak pernah signifikan. Tidak akan pernah menjadi signfikan. Lucu, kalau kita pernah berpikir bahwa kita, kumpulan pecahan dari kumpulan pecahan-pecahan yang lain, merasa penting dan signifikan. Kalian pernah berpikir seperti itu? Hahahahahahaha...
Ha...
Ha...
Ha...
Ha...
Ha... nya saja aku pernah. 
Aku pernah bertemu sesorang. Pada satu waktu itu, serpihan-serpihan yang beserakan di tanah dikumpulkannya, dibentuknya dan dipadatkannya. Pada satu waktu itu, pada satu waktu itu, serpihan-serpihan itu terbentuk. Dia hadir memadatkan serpihan ini sehingga punya tujuan, menjadikannya merasa hidup dan untuk pertama kali merasakan eksistensinya membawa signifikansi setidaknya untuk seseorang. Untuk pertama kalinya, pelabelan yang diberikan sejak lahir, semua air liur, tuntutan sosial orang-orang sekitar,  setiap teriakan hei gaes hei gaes dari Youtuber, momen sedih dan kesialan-kesialan yang didapat selama ini menjadi layak untuk dijalani.
Terima kasih, terima kasih telah membantu mengumpulkan serpihan-serpihanku dan menjadikannya sebuah kepingan.
Terima kasih.
1 note · View note