Tumgik
pikirahayuni · 5 years
Text
12 Maret 2020
Kembali kita pusatkan cerita ini untuk dia, hampir tiga tahun tidak menulis disini membuktikan kalau aku sudah tidak seterpuruk dulu.
Kita ceritakan awal move on aku, Mei 2017 setelah dia sibuk kesana kemari tanpa kabar akhirnya aku putuskan untuk menghilang. Kata orang obat move on adalah "orang baru", ya tanpa tujuan jelas aku dekat dengan dua orang lelaki dari teman kantor.
Fadhlan anak baru dikantor, dekat karena satu almamater zaman kuliah walaupun dia dibawah setahun. Nyaman, dia baik dan suka mengkhayal, sering antar pulang ke Bogor, sering ajak nonton setiap hari jumat, sering ajak makan. Fadhlan berbeda dengan dia, Fadhlan lebih spontan, tapi aku yang saat itu mencoba untuk move on senang berada dekat dia, walau hati ini masih berharap dia datang buat bilang "aku kangen kamu".
Derrian anak lelaki kelahiran tahun '94 ini juga sering ngajak pulang bareng, walaupun cuma sampai stasiun Pasar Minggu Baru, dia terlalu santai sehingga perasaan ini tidak berkembang, cukup menjadi pendengar saat jenuh dikantor atau cukup sebagai kakak yang menemani dia mengerjakan skripsi sepulang kerja.
Pandu, kenal saat kontrol di rumah sakit, tuker nomor handphone, tidak lama setelah itu bener-bener pacaran, karena aku bilang aku tidak mencari pacar dan dia siap menikah, maka cepat juga dia aku kenalkan ke orang tua, tapi hanya 8 bulan. Hati ini terlalu membanding bandingkan dengan dia, terlalu merindukan dia, terlalu berharap banyak dengan dia.
Maka proses move on itu gagal karena semua aku tinggalkan tanpa kepastian, dan dengan bodohnya aku malah mencari cari cara untuk bisa berhubungan kembali dengan dia, dia yang tidak tahu jatuh bangunnya aku dan hancurnya hidup aku karena sayang yang tidak berbalas. Satu yang aku yakin adalah, dia akan berubah, aku harus berjuang lebih keras...
Reaksi keluarga? Marah.
Dulu meninggalkan Adi, sekarang Pandu, untuk apa menyiksa diri sendiri? Mereka ga pernah tahu, seberapa sulitnya, kalau aku bisa lupain dia kenapa aku meninggalkan semuanya, karena aku memang ga pernah bisa.
Mudah untuk diucapkan tapi sulit realitanya. Jangan pernah tanya kenapa? Karena jawaban itu ga pernah ditemukan. Aku yang keras bisa begitu lemah, hanya untuk bertahan sama hubungan ini.
0 notes
pikirahayuni · 8 years
Text
12 Januari 2017
Aku bukan orang yang terbiasa berkata seperlunya, kalaupun aku melakukan itu, semua karena hanya ingin mengontrol perasaan ini.
Rasanya sudah terlalu lelah menjelaskan "aku ini kenapa?" . Ratusan hari aku gunakan hanya untuk berharap dan berdoa kalau kamu nanti akan berubah, kalau nanti kamu bisa berbagi suka maupun duka kamu sama aku.
Umur aku setiap tahun bertambah, disaat teman teman seangkatan aku mulai membicarakan rencana pernikahan mereka, aku malah masih berusaha "terlihat" dimata kamu, kamu masih anggap aku hanya mainan yang bisa kamu ajak senang senang lalu setelah bosan kamu tinggalkan. Apa waktu dan keseriusanku selama ini ga pernah cukup buat bikin kamu belajar? Belajar terima aku, belajar peduli sama aku, belajar sayang sama aku? Aku juga sedang belajar melepaskan, dan kalau nyatanya mau kamu seperti itu, aku hanya ingin saat itu, saat aku melepaskan kamu dan kamu pergi. Kamu harus pergi yang jauh dan jangan kembali lagi. Karena setelah kamu pergi, aku sudah tidak akan ada lagi disana.
0 notes
pikirahayuni · 8 years
Text
8 Agustus 2016
Sungguh, melepaskan itu tidak semudah yang kalian sangka. Aku disini sedang belajar melupakan dan kembali menata hati walau tak sedikit aku mengenangnya dan berharap lagi dan lagi dia akan berubah. Dia akan mencariku.
Ketika kalian sedang belajar bangkit tak sedikit dari kalian menjadi pembohong, membohongi orang lain dan diri sendiri hanya agar terlihat baik-baik saja. Kalian menjadi orang munafik. Dan aku berada di salah satu dari kalian. Seakan tak pernah habis kebohongan yang aku ucapkan kepada mereka, mengatakan kalau aku bisa tanpa dia, kalau aku baik-baik saja tanpa dia, kalau dia sudah tak berarti apa-apa di hidupku... Namun kenyataannya? Aku tidak baik, aku sendiri sekarang, yang tersisa hanya sepi...
Aku bukan tidak ingin kembali membuka hati, tapi aku bingung, darimana aku harus memulainya?
0 notes
pikirahayuni · 8 years
Text
07 Mei 2016 - Postingan ke tiga, buat Adi
Selamat malam buat kamu kesedihan… Selamat malam buat sebuah harapan…
Aku tau disini adalah kesalahan aku yang tidak pernah menganggap kamu ada.
Aku pikir kamu adalah sebuah beban yang sebaiknya tidak aku tanggung. Aku pikir aku akan bahagia saat kamu tidak bersama aku lagi.
Tapi aku salah… bagaikan nasi yang sudah menjadi bubur, kini hanyalah sebuah penyesalan yang tiada akhir.
Aku rindu kamu, sungguh rindu sama kamu.
Seandainya akan datang sebuah kesempatan aku ingin kamu kembali…
0 notes
pikirahayuni · 9 years
Text
Postingan ke dua, buat Adi
Salahnya disini aku terlalu mengharapkan seseorang yang cuma manfaatin aku doang.
Aku sampai mengabaikan kamu yang udah baik sama aku.
Aku benci sama diri aku yang kayak gini. Harusnya aku ga pernah meremehkan yang kamu kasih, harusnya aku coba buka hati buat kamu.
Aku sedih sekarang kamu tinggalin aku.
0 notes
pikirahayuni · 9 years
Text
23 Januari 2016
Gue bisa apa kalau nyatanya lo engga mau diganggu, lo ga mau chatting yang bukan urusan kerjaan? Gue ga bisa maksa bilang kalau gue mau chattingan terus ama lo, ato gue ga mau lo tinggal…
Kenyataannya gue emang ga pernah bisa ngelakuin itu semua. Gue memaksa pun lo akan tetap sama sikap lo. Di mata lo gue ini ga berpengaruh apa-apa. Tapi lo bakal datang kalau lo yang butuh gue, gue terlalu mengenal lo, dan lo ga pernah berubah. Lo yang akan selalu mencari dan datang kalau emang lo butuh gue, lo kesepian saat ga ada orang yang bisa lo ajak ngobrol.
Gue sadar hal itu bahkan dari dulu gue tau itu semua, tapi gue tutup mata sama telinga gue, karena gue terlalu mengagung-agungkan perasaan gue, sambil berharap lo bakal berubah, lo bakal tulus nyari gue karena lo kehilangan gue.
Sekarang ada hal apa lagi yang bisa lo manfaatkan dari gue? Udah ga ada, semua udah gue kasih, gue lakuin semua itu karena gue sayang tapi lo? Gue ga pernah tau apa motif lo.
Gue ga bisa salahin lo, disini gue yang terlalu bego terbawa harapan gue sendiri.
Sekarang biar kita jalanin ini semua masing-masing, lo dengan hidup lo dan gue dengan hidup gue.
Gue berpikir kalau gue udah ga punya waktu buat nemenin lo main-main lagi, gue ga bisa terus sabar dengan sifat lo yang kadang ada lalu menghilang, sedangkan gue ga tau gue ini lo anggap apa? Seribu sikap lo mungkin masih bisa gue maklumi tapi gue ga pernah tau apa ada orang lain atau ga, gue ga mau berbagi dengan siapapun itu.
Gue selalu berdoa dan akan selalu berdoa semoga lo bahagia dan sukses sama apa yang lo cari. Biarlah gue bakal jadi temen buat lo selamanya.
Gue bakal lepasin semuanya, ga pernah bakal ada rasa penasaran buat semuanya dan ga bakal lagi gue terobsesi buat memiliki lo.
Ternyata doa gue dan harapan gue buat tiga tahun ini berakhir kayak gini…
0 notes
pikirahayuni · 9 years
Text
23 Januari 2016
Postingan pertama di 2016.
Teruntuk Adi…
Mungkin kamu lelah mengejar aku, mungkin aku sudah keterlaluan selama ini, dan mungkin kini aku mulai merasa menyesal dan kehilangan kamu.
Beginikah rasanya terabaikan? Beginikah rasanya lelah mengejar, maaf aku egois maaf karena aku terlalu sombong dan maaf karena akhirnya aku lebih memilih menghilang karena kamu yang sudah berubah.
Seandainya kamu tau, aku hanya takut, takut saat-saat dimana akhirnya kamu mendapatkan yang lebih baik daripada aku, aku belum siap melihat hal itu.
Jadi selamat tinggal, maaf karena sikapku selama ini, penyesalan memang selalu datang terlambat… maaf karena aku yang terlalu berharap kepada orang lain sehingga terlalu sering mengabaikan kamu. Dan maaf karena mungkin aku yang belum membuka hati ini sehingga aku selalu merasa tidak nyaman kepadamu. Aku yang terlebih dulu melepaskanmu sehingga akhirnya kamu pergi.
Percayalah jodoh tidak akan kemana, seandainya kita berjodoh, aku janji tidak akan pernah mengabaikan kamu lagi…
0 notes
pikirahayuni · 9 years
Text
25 Des 2015
Tanggal 24 kemarin malam dia datang lagi, jam 9 sampai 12 kita menghabiskan waktu 3 jam bersama seolah tidak apa-apa, seperti kebiasaannya sejak dulu. Mungkin saat itu adalah saat yang paling aku harapkan setelah dari Jogja. Tapi setelah setahun tidak bertemu rasanya entah kenapa berantakkan
Tuhan jika dia adalah sebuah ujian, engkau tau aku pasti tidak akan pernah bisa melewatinya. Apapun yang dia mau pasti akan aku berikan.
Tuhan aku tidak pernah bisa menolaknya apabila dia datang, dan aku juga tidak akan pernah bisa melarangnya saat dia ingin pergi.
Tuhan kenapa kau harus hadirkan dia lagi ke hidupku…
0 notes
pikirahayuni · 9 years
Text
13 Okt 2015
Memang benar saya masih sayang sama kamu.. saya tidak menyangkal hal itu. Tapi terlintas merasa bodoh apabila perasaan ini diteruskan.
0 notes
pikirahayuni · 9 years
Text
07 Oktober 2015
Saya seperti dibangunkan kembali ke dunia nyata, dunia dimana saya baru menyadari bahwa apa yang terjadi kemarin hanya sebuah harapan yang jauh dari kata terwujud, tercapai dan teramini... Sulit saya mewujudkan harapan itu, harapan agar saya dapat memiliki dia seutuhnya. Jangankan untuk memiliki, dia hanya lah laki-laki yang dapat membuat saya senang maupun kecewa disaat yang sama. Dia terlalu jauh untuk saya gapai. Dia terlalu sulit untuk saya jangkau. Dia terlalu keras untuk saya luluhkan. Tiga tahun saya coba bertahan, tiga tahun saya coba untuk setia menunggu dia, mungkin kalimat sabar itu ada batasnya tidak saya kenal dan telah saya abaikan sejak awal... Tapi kini perlahan saya sadari ini hanya harapan konyol ! Saya tidak bisa hidup seperti ini, mengandai-andai hidup bersama dengan orang yang setengah mati saya sayangi.
0 notes
pikirahayuni · 9 years
Text
27 September 2015
Sejak menyadari kalau aku telah jatuh cinta padanya , aku kini mulai sadar kalau sejak saat itu juga aku sudah tidak pernah menginginkan siapa-siapa lagi. Aku menyadari kalau aku sudah terobsesi padanya. Setiap orang yang datang dan pergi tidak pernah berkesan sedikit pun sudah tidak ada keinginan untuk memiliki siapa pun selain dirinya. Oh Tuhan apakah ada yang salah dengan hati ini? Hati yang terus setia mengharapkannya? Padahal aku sadari perasaan ini hanya aku yang merasakannya. Dan dia? Dia tidak pernah menginginkanku , baginya aku tidak pernah ada, kecuali disaat dia sedang bosan. Aku bukannya tidak berbuat apa-apa , aku sudah melakukan banyak hal agar perasaan ini tidak selalu kepadanya , walaupun begitu aku sadar aku memang tidak membuka diri tidak membiarkan orang lain masuk , aku yang terlalu menutup diri. Hey tapi itu bukan tanpa alasan , aku memang menjadi tidak tertarik pada siapapun , perasaanku hanya berputar sekitar dia saja. Dia yang aku anggap baik , dia yang aku anggap dapat membuatku nyaman , dia yang aku anggap sahabatku yang aku bisa menjadi diriku sendiri saat bersamanya. Tuhan apakah aku salah menginginkan dia? Apakah aku salah apabila aku hati kecilku mengakui kalau dia lah orang yang namanya selalu aku sebutkan dalam doaku? Tidak bisakah kau membuat dia menyadari kalau aku ini ada, aku ini orang yang selalu memujanya , memikirkannya , menyayanginya dengan tulus.
0 notes
pikirahayuni · 9 years
Text
11 July 2015
Hmm.. entahlah harus mulai darimana. Tulisan ini cerita ini sepertinya sama saja, hanya mengulang-ngulang cerita yang sama dengan rasa yang sama. Tidak akan pernah ada bedanya. Seseorang bilang aku harus mulai melepaskan dan mengikhlaskan masa laluku agar kelak masa depan akan mendatangiku. Aku tau maksudnya, itu berarti aku harus mulai melepaskan kamu yang selama ini menghantuiku, yang tak pernah bisa aku lepaskan. Yang sampai saat ini masih aku harapkan agar dapat bersama-sama, yang aku pikir kamu juga menginginkanku tapi ternyata tidak. Kebiasaan dan perlakuanmu yang buatku nyamanlah yang tak pernah bisa aku lupakan, walaupun aku tahu kisah kita berdua hanya sekilas. Sekali lagi aku harus mulai memaafkan kamu, walaupun kamu sendiri tak pernah meminta maaf, sekali lagi aku harus mulai menghilangkan rasa penasaran, sekali lagi aku harus mengikhlaskan masa lalu yang pernah terjadi diantara kita. Jangan lagi ada harapan yang sia-sia, yang hanya akan saling menyakiti. Biarlah aku mencoba jalani hidupku yang baru, walau sebenarnya aku ragu... akan kah aku bisa membuka hatiku untuk yang baru... Wallahu alaam...
0 notes
pikirahayuni · 10 years
Text
14 Feb 2015
baiklah mungkin ini akan lebih mudah kalau kamu pergi, kamu yang meninggalkan…
0 notes
pikirahayuni · 10 years
Text
7 Feb 2015
Sesederhana inikah sebuah bahagia? Cukup aku di ijinkan untuk terus sayang untuk terus komunikasi dengan kamu aku sudah merasa cukup? Kadang terpikir juga, sepertinya aku ga benar-benar cinta kamu sayang kamu, aku cuma terobsesi untuk memiliki kamu untuk buat kamu sayang aku, seperti kamu tergila-gila dengan bekas pacar kamu. Kalau aku sayang seharusnya aku punya alasan, kenapa aku mau sejauh ini, tapi aku ga punya alasan…
Entahlah lama-lama kamu yang buat aku ragu, kamu juga yang menyadarkan aku kalau kisah kita berdua tuh ga banyak dan kenapa aku harus terlalu sayang sama kamu? Tapi kamu juga yang mengacaukan semua usaha aku buat menyerah, waktu malam itu kamu bilang “kalau kita cukup sampai disini” “semakin lama semakin nyakitin” kata-kata itu jelas masih terngiang aku cuma bisa bilang kenapa? tapi kamu ga menjelaskan apa-apa, aku masih ingat waktu itu tanggal duapuluhoktoberduaribuempatbelas dan akhirnya aku konsisten aku ga pernah ganggu kamu lagi karena aku hanya akan bertahan selama kamu mau tapi kalau kamu suruh aku berhenti aku bakal berhenti.
Karena buat apa aku bertahan sedangkan orang yang aku pertahankan tidak ingin untuk dipertahankan.
Tapi kamu datang lagi seolah tidak ada apa-apa padahal demi Tuhan aku pernah hancur karena itu, aku pernah menangis semaleman karena kamu, aku tidak henti-hentinya berdoa agar perasaan ini hilang, agar kamu jauh sejauhnya, dan aku berhasil aku damai tanpa kamu… Ya aku damai karena saat kamu tidak ada aku tidak harus berkali-kali mengecek handphone menunggu balasan chat dari kamu, aku tidak perlu berpikir kamu sedang apa, sedang dimana, dan sedang bersama siapa? Sungguh aku damai hingga akhirnya kamu muncul lagi seolah tidak pernah terjadi apa-apa, kamu hancurkan lagi pertahananku.
Kamu sangat tau kelemahan aku, kalau aku tidak akan pernah bisa menolak kamu bahkan sampai saat ini aku tidak pernah bisa menolak kamu, kenapa? Aku juga tidak tau, padahal aku tau kamu bukan laki-laki yang baik, kamu brengsek, kamu datang hanya saat kamu membutuhkan aku, bagimu aku adalah option terakhir yang akan kamu hubungi.
Demi Tuhan, aku menyadari itu semua, tapi aku terlalu dalam, terlalu jauh terjebak dalam perasaanku sendiri.
0 notes
pikirahayuni · 10 years
Text
14 Jan 2015
Aku kangen dia, entah kenapa rasa ini begitu sulit… Apa alasannya kenapa aku begitu menginginkan dia, Tuhan Bantu aku tuhan agar rasa ini hilang. Agar aku mati rasa saja sekalian, atau aku lupa ingatan saja mungkin itu akan lebih mudah.
0 notes
pikirahayuni · 10 years
Text
21 Des 2014
Maaf klo akhirnya aku hapus semua media sosial kamu. Aku cuma takut suatu saat aku melihat kamu sudah memiliki pacar dan aku merasa itu adalah bom waktu buat aku. Ini adalah sebuah proses untuk menghilangkan perasaan yang bodoh.
0 notes
pikirahayuni · 10 years
Text
Hello november :)
Sudah lama tidak menulis, sudah lama tidak mencurahkan isi hati. Ini malam minggu, entah mengapa malam minggu terasa panjang sekali buatku... entah hanya sugesti atau bagaimana? Tapi itu yang aku rasakan. Dan aku pun jadi merindukan dia yang sudah tak pantas untuk dirindukan, herannya kenapa aku tidak bisa membenci dia walau hanya sedikit, walau kini sudah tak sering memikirkan dia walau kini sudah tak banyak berharap lagi. Aku rasa ini hanya efek malam minggu saja :D aku tiba-tiba jadi memikirkan dia, aku tau kuncinya tuh ada pada diriku sendiri. Kunci agar bisa tidak terjebak pada perasaan seperti ini.
0 notes