Tumgik
pingunii · 3 years
Text
Puasa Hari 10
Barangkali yang membebani langkah kita selama ini bukanlah masalah-masalah yang sedang kita hadapi. Melainkan ketikdamampuan kita untuk melepaskan dan mengikhlaskan hal-hal yang kita anggap penting padahal tidak.
Saya pernah mendapatkan nasihat. Kalau ada sesuatu hari ini yang menurutmu begitu berharga tapi itu tidak ada dalam rencanamu ke depan. Tidak perlu dibawa, tinggalkan saja.
Banyak sekali hal-hal yang kita bawa, sampai-sampai pikiran kita penuh. Sampai-sampai tangan kita pun tak mampu memegang semuanya kemudian lepas satu demi satu, dan kita menangis tersedu karena merasa kehilangan sesuatu. Padahal, itu semua tak ada dalam rencana masa depan kita nanti. 
Kita perlu belajar untuk memilah dan memilih apa-apa yang ada dalam diri kita, pikiran kita, dan hati kita. Mana hal-hal yang penting dan tidak penting. Mana yang ada dalam rencana kita dan mana yang tidak. 
Coba lihat sekelilingmu. Barangkali, ada banyak hal yang seolah menghambat perjalananmu, padahal seharusnya kamu bisa dengan mudah memutuskan untuk meninggalkannya. Tapi, perasaanmu yang menumpulkan logika dan rasionalitas itulah yang membuatmu sulit beranjak. 
Pada hal-hal yang sudah terang benderang jalannya pun kamu tak bisa memilih. Pada keputusan-keputusan yang jelas pun kamu tak bisa menentukan. Dan kamulah penyebab dirimu hari ini yang tidak pernah ke mana mana, jalan ditempat. Berkutat pada masalah yang sama dan berulang.  22 April 2021
515 notes · View notes
pingunii · 4 years
Quote
Kebaikan-kebaikan langit itu kadang tidak bisa kita pahami. Mulai dari seberapa banyaknya, hingga bagaimana cara datangnya. Satu-satunya yang kita tahu, darimanakah sumbernya.
Choqi Isyraqi (via choqi-isyraqi)
1K notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
Jika masih belum bisa melepas kepergian dan mengikhlaskan kehilangan, cobalah untuk mengubah agenda harian dan mulai membaur dengan mereka diluar sana. Seharusnya kamu pun bisa mengambil pelajaran dari sini, bahwa hati dan jiwamu akan semakin sakit jika menganggap semuanya adalah milikmu. Paksakan untuk keluar dan berbaur, jangan terlalu sering menyendiri. Bebaskan dan jangan mengekang.
@jndmmsyhd
446 notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
Sebenarnya, dunia bukan tempat buat ngejar kesenangan.
Nikmati sekedarnya, tunda yang sia-sia dan bikin terlena.
©Quraners
182 notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
Tumblr media
Kalau seseorang ninggalin kamu buat yang lebih cantik, buat yang lebih kaya, buat yang keliatan lebih hebat.
Bukan salah kamunya, bukan karena kamunya yang kurang menarik.
Tapi ya karena dia mau aja, yang menarik buat dia, ya yang seperti itu.
Kamu gausah capek-capek ngejar dia lagi dengan kamu berusaha menjadi sama seperti yang dia pilih.
Biarin aja, lepasin aja. Berharga tidaknya dirimu bukan karena itu.
Bagaimana dirimu, kemampuanmu, ketenangan hatimu menjalaninya, ya cuma kamu sendiri yang bisa mengukur.
Orang yang emang beneran sayang sama kamu, dia engga pernah ragu nemenin kamu berjuang.
Bertumbuh atau tidaknya, menarik atau engganya, ya dicukupin sama-sama, dilengkapin bareng-bareng.
Bukan dicari di orang lain.
—ibnufir
619 notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
Selamat Abadi,
Salah satu puisi Pak Sapardi yang menjadi favorit waktu jaman sekolah:
Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
Nanti dulu, biarkan aku terbaring disini;
Ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput;
Sesaat adalah abadi sebelum kau sapu tamanmu setiap pagi.
Terima kasih Pak, karya-karyamu membuat saya semakin jatuh cinta dengan sastra.  Selamat jalan Pak,
Selamat Abadi. 
(19/7/2020)
0 notes
pingunii · 4 years
Quote
Didik hati apabila rindu, selipkan ia dalam doa.
mari menangkan. (via andromedanisa)
Menangkan! :)
336 notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
Persimpangan Doa
Setiap darimu tidak akan pernah tau di persimpangan mana akan bertemunya antara harap juga doa yang dilangitkan, juga tidak akan pernah tau ditempat mana akan bersemainya doa. Taukah kamu, bahwa setiap doa akan ada tempat terbaik untuk dikabulkan? Karena sebenarnya, doa itu adalah kebaikan untuk setiap yang memohon, ia begitu dahsyat bahkan bisa mengalahkan akal logika.
Persimpangan doa, akan dipertemukan pada siapa yang sudah siap menerima, oleh siapa yang sudah mampu memikulnya, dan menjalankannya dengan baik. Bukan melulu soal pencarian sebagian jiwa, tapi lebih dari itu. Persimpangan doa akan membawa pesan tersendiri, bagaimana dengan diberinya kamu kebahagiaan, kamu mampu untuk lebih bersyukur dan lebih menerima dengan penerimaan yang baik. Jika ternyata kamu baik menjalaninya, akan ada persimpangan doa lain yang akan menyapamu, ia adalah bagian dari mimpi yang pernah kamu minta dengan pengharapan agar di kabulkannya.
Dipersimpangan doa, kamu akan dipertemukan pada ia yang sama-sama memohon untuk satu tujuan kebaikan. Disitulah, ia akan berbagi cerita denganmu tentang bagaimana ia bisa sampai pada persimpangan ini. Dipertemukankan denganmu, tidak bisa diterka tapi semuanya nyata. 
Teruslah berdoa pada setiap apa yang kamu inginkan dan citakan. Karena jika saatnya tiba, kamu akan menemukan persimpangan doamu sendiri. Untuk kebaikanmu juga sekelilingmu.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
Tidak kemana-mana
Yang saya tahu, saya masih disini. Berjalan di tempat, tidak kemana-mana. Bohong jika saya bilang sudah berjalan jauh, namun tidak mendapat apa-apa. Setidaknya saya bisa mendapatkan sesuatu yang bisa menghapus keraguan. Nyatanya yang ada hanya kabut yang mempertebal keraguan. 
0 notes
pingunii · 4 years
Text
Cerpen : Salah Sangka
Kukira yang tahu perasaanku hanya diriku sendiri. Nyatanya, setiap langkah kaki ini bergerak, jejak langkah itu menunjukkan arah perasaan ini. Saat berbicara, nada suara ini seolah nyanyian cinta. Saat aku melihat, tatap mata ini seolah mengatakan apa yang ada di dalam hati. Sama sekali tidak bisa disembunyikan.
Kukira, yang tahu bahwa aku sedang berjuang hanya diriku sendiri. Saat pagi datang dengan teriknya matahari, terangnya seolah menerangi jalan mana yang harus ku tempuh. Awan yang bergerak, meneduhkan sepanjang perjalanan. Angin yang mengalir, membawa kabar tentang kamu yang sedang tumbuh berdaya.
Kukira, aku yang paling tahu tentang perasaanku sendiri. Ternyata, memendam perasaan itu memang bukan bakat yang kumiliki. Jika demikian, biar saja dunia tahu. Agar doa itu ikut didengar oleh gunung, air, pepohonan, angin, dan semua hal yang kulewati ditengah jalan menujumu.
©Kurniawan Gunadi 
Yogyakarta, 24 Juni 2020
454 notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
Apakah Boleh Kamu Kupertahankan?
Tahukah bahwa ada hal-hal yang bisa dilepaskan dan ada juga hal-hal yang harus kita pertahankan sekuat mungkin? Ada hal-hal yang berubah karena keadaan, ada hal-hal yang tak boleh berubah dalam keadaan apapun. Kita dekap seerat itu, sekuat itu. Kita genggam sekeras itu. Sekalipun kita tahu, bahwa perjalanan ini mungkin akan jadi lebih berat, lebih lama, lebih pelan dengan tak melepaskannya. Biarpun begitu. Tak mengapa. Karena kita yang bisa memahami seberapa berharga hal tersebut. Apakah kamu boleh kupertahankan?
©kurniawangunadi | Yogyakarta, 24 Juni 2020
791 notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
Kita Mungkin Bisa Menerima, Tapi..
Saya telah melewati fase ini, tapi pembelajaran yang terjadi dari lompatan fase itu tidak akan pernah lekang dan akan menjadi nasihat yang nanti saya teruskan ke anak-anak saya nantinya. Terkait memilih pasangan hidup.
Kita, sebagai remaja yang mungkin pada fase tersebut dilanda banyak keresahan terkait pasangan hidup, waktu yang terus bergulir memakan usia, kemudian dorongan dalam diri yang ingin segera masuk ke fase berikutnya. Hal-hal yang seringnya, membuat pikiran dan hati kita tidak stabil. Logika kita tidak berjalan dengan baik, begitu pula perasaan kita yang mudah sekali berubah-ubah.
Apalagi, saat kita dihadapkan pada kondisi dimana kita justru dipertemukan dengan orang-orang yang menguji value yang kita pegang selama ini. Ada hal baik yang ada pada dirinya, meski ada tapinya. Dan “tapi” inilah yang membuat kita kebingungan dengan diri kita sendiri.
Pada waktu itu, nasihat ini datang kepada saya. 
“Kamu boleh jadi bisa dan luas hatinya untuk menerima orang lain seburuk apapun masa lalu yang dia miliki, ditambah dengan asumsimu bahwa dia sudah berubah meski mungkin itu belum benar-benar bisa kamu validasi, tapi kamu berprasangka baik. Dia yang masih merokok, dia yang pernah berhubungan dengan perempuan di luar bayangan kita, dia yang shalatnya belum tegak lima waktu, segala sesuatu yang kita rasa, itu bisa diubah seiring pernikahan. “Boleh jadi kamu bisa menerima mereka dengan terbuka, tapi coba benturkan hal itu jika nanti ada anak-anak. Apakah kamu akan membiarkan anak-anakmu terpapar asap setiap hari di rumah bahkan sejak dia lahir? Apakah kamu menjelaskan dengan baik, dan membanggakan laki-laki itu nanti sebagai ayah dari anak-anakmu.”
“Inilah yang seringkali tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Bahwa, sejatinya memilih pasangan hidup, salah satunya adalah bentuk kewajiban kita untuk menunaikan hak-hak anak kita memiliki ayah/ibu yang baik. Hak yang harus kita tunaikan. Kita tidak semata menikah hanya untuk kepuasan diri, ego, dan asumsi-asumsi kita.” “Selama kita masih punya keleluasaan untuk memilih dan membuat keputusan. Maka, seberat apapun upayanya. Kukira, itu tidak akan selamanya. Tapi, pernikahan itu, selalu kita harap akan baik selamanya kan?  Tak ada salahnya kita berusaha lebih keras dan lebih lama sedikit, berdoa lebih kuat lagi, kemudian memberanikan diri untuk melewati fase ini dengan lebih logis dan dengan iman. Agar langkah kita tidak didorong oleh ego kita untuk segera memiliki status, ego karena malu belum menikah sendiri, ego karena ingin seperti teman-teman kita yang lain, ego karena dirasa menikah itu menyelesaikan seluruh permasalahan hidup.”
Justru, pernikahan itu menambah masalah. Kalau kita salah menentukan pilihan, salah dalam membuat keputusan, masalah yang akan kita hadapi dalam pernikahan, akan jauh lebih sulit. 
Berjuanglah lebih lama sedikit, lebih bersabar, agar kita sampai pada pelajaran yang utuh. Agar kita sampai di titik, dimana kita bertemu dengan orang yang benar-benar membuat kita yakin dan percaya bahwa anak-anak kita, layak memiliki ayah/ibu seperti dia. Di sini, semua standar kita soal ketampanan, kekayaan, dan semua hal yang tampak permukaan akan luluh. Kalah oleh akhlak, kalah oleh karakter seseorang. Sebab akhlak/karakter adalah cerminan pemahaman hidup seseorang, cerminan pikiran-pikirannya, cerminan tentang visi yang ingin kita hidupkan.
Bersabarlah, sedikit lagi. Karena pernikahan yang seumur hidup, terlalu berharga untuk kita korbankan demi ego-ego dan perasaan kita yang tak mampu kita kendalikan saat ini. Kurniawan Gunadi
Yogyakarta, 17 Juni 2020
2K notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
4 Hormon Kebahagiaan
4 Hormon yang menentukan kebahagiaan manusia.
1. Endorfin,
2. Dopamin,
3. Serotonin, dan
4. Oksitosin.
Penting bagi kita untuk memahami hormon-hormon ini, kita membutuhkan keempatnya untuk tetap bahagia.
Endorfin.
Ketika kita berolahraga, tubuh melepaskan Endorfin.
Endorphin membantu tubuh mengatasi rasa sakit. Kami menikmati berolahraga karena Endorfin ini akan membuat kami bahagia.
Tertawa adalah cara lain yang baik untuk menghasilkan Endorfin.
Kita perlu 30 menit berolahraga setiap hari, baca atau menonton hal-hal lucu untuk mendapatkan dosis Endorfin hari kita.
Dopamin.
Dalam perjalanan hidup kita, kita menyelesaikan banyak tugas kecil dan besar, melepaskan berbagai tingkat Dopamin.
Ketika kita dihargai untuk pekerjaan kita di kantor atau di rumah, kita merasa puas dan baik, karena itu melepaskan Dopamin.
Ini juga menjelaskan mengapa sebagian besar ibu rumah tangga tidak bahagia karena mereka jarang diakui atau dihargai atas pekerjaan mereka.
Sekali, kita gabung kerja, kita beli mobil, rumah, gadget terbaru, rumah baru dan sebagainya. Dalam setiap contoh, ia melepaskan Dopamin dan kami menjadi bahagia.
Sekarang, apakah kita menyadari mengapa kita menjadi bahagia saat berbelanja?
Hormon ketiga Serotonin dilepaskan ketika kita bertindak dengan cara yang bermanfaat bagi orang lain.
Ketika kita melampaui diri kita sendiri dan memberi kembali kepada orang lain atau kepada alam atau kepada masyarakat, itu melepaskan Serotonin.
Bahkan, memberikan informasi yang bermanfaat di internet seperti menulis blog informasi, menjawab pertanyaan orang di grup Facebook akan menghasilkan Serotonin.
Itu karena kita akan menggunakan waktu kita yang berharga untuk membantu orang lain melalui jawaban atau artikel kita.
Hormon terakhir adalah Oksitosin,
dilepaskan ketika
kita menjadi dekat dengan manusia lain.
Ketika kita memeluk teman atau keluarga kita, Oxytocin dilepaskan.
Demikian pula, ketika kita berjabat tangan atau merangkul bahu seseorang, berbagai jumlah oksitosin dilepaskan.
Jadi, sederhana saja, kita harus berolahraga setiap hari untuk mendapatkan Endorfin,
kita harus mencapai tujuan kecil dan mendapatkan Dopamin,
kita harus bersikap baik kepada orang lain untuk mendapatkan Serotonin dan akhirnya
peluk anak-anak kita,
teman, dan keluarga untuk mendapatkan Oxytocin dan kami akan senang.
Ketika kita bahagia, kita bisa menghadapi tantangan dan masalah kita dengan lebih baik.
Sekarang, kita dapat memahami mengapa kita perlu memeluk seorang anak yang memiliki suasana hati yang buruk.
Jadi untuk buat anak Anda semakin bahagia hari demi hari ...
1. Motivasi dia untuk bermain di tanah
-Endorfin
2. Hargai anak Anda atas pencapaian kecilnya yang besar
-Dopamin
3. Menanamkan kebiasaan berbagi melalui Anda kepada anak Anda
-Serotonin
4. Peluk anak Anda
-Oxytocin
Memiliki Hidup yang sangat Bahagia
` Selamat Petang...! 🕊
2K notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
Ketika Insecure Menyesak Dada
Edgar Hamas | @edgarhamas | t.me/tulisanedgar | edgarhamas.tumblr.com
Hari-hari ini, makin banyak di antara kita perasaan sedih dan khawatir. Tentang beban masa lalu, tentang hari ini, dan masa depan. Kemudian kita menamakannya dengan berbagai macam istilah; "quarter life crisis", atau "overthinking" dan juga "insecure."
Meski definisinya berbeda, tapi muatannya sama: sama-sama menyasar hati dan pikiran yang ujungnya tak tenang. Keadaan dunia yang serba berubah ini seperti pelari cepat, kita dibuat terseok-seok dan terlunta-lunta mengejarnya agar tak tertinggal. Benarkah begitu?
Kekhawatiran kamu sebenarnya ibarat bayangan; ia terlihat besar, padahal aslinya biasa saja.
Di saat khawatir dan sedih itu datang, biasakan untuk menetralkan diri, agar tak berlarut-larut tersandera dengan kekalutan pikiran kita sendiri.
By the way, ternyata 1400 tahun lalu Rasulullah ﷺ sudah memberikan kita tuntunan bagaimana menghadapi insecurity.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ
"Ya Allah, Aku berlindung pada-Mu dari Al Hamm dan Al Hazan" (HR Al Bukhari)
Dalam banyak terjemah, "Al Hamm" diartikan sebagai gelisah, dan "Al Hazan" diartikan dengan kesedihan. Padahal tidak sesederhana itu.
Dalam Fathul Bari dan Faidhul Qadir, makna "Al Hamm" adalah perasaan menyakitkan di hati yang terjadi karena khawatir akan masa depan. Dan "Al Hazan" adalah rasa pedih di jiwa yang bersebab pada sesuatu di masa lalu. Keduanya jadi perangkap buat hati.
Rasa insecure atas masa lalu dan masa depan, perlu kita minta pada Allah agar dihilangkan. Sebab ia bisa mengoyakkan semangat seorang hamba dalam hidupnya. Ia bisa merobohkan prioritas pikirannya, dan ia mengalihkan perhatian hamba dari pintu-pintu kebaikan. Ia hidup bukan untuk menjalani harinya, sehingga ia tak maksimal dalam setiap detik perjalanannya.
Apa solusinya kemudian? Coba kita berbaring, atau duduk, baca doa ini dan resapi baik-baik. Lalu iringkan dengan pesan Rasulullah ﷺ padamu,
مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا...
"Siapa yang menjadikan akhirat sebagai tumpuan orientasi hidupnya, maka Allah akan jadikan keluasan pada hatinya, dan dikumpulkan buatnya kebaikan-kebaikan, dan didatangkan padanya dunia..." (HR Tirmidzi)
1K notes · View notes
pingunii · 4 years
Text
Membahagiakan orang lain itu penting.  Tapi membahagiakan diri sendiri itu jauh lebih penting. 
Ngga ada yang lebih menyedihkan daripada kehilangan diri sendiri.
0 notes
pingunii · 4 years
Text
Hujan Bulan Agustus
(Jujur dan Sederhana)
Keberuntungan adalah milik mereka yang bersiap
Keberhasilan adalah milik mereka yang berjuang
Kemenangan adalah milik mereka yang berpikir 
Kebenaran adalah milik mereka yang belajar 
Kebebasan adalah milik mereka yang ikhlas melepaskan
Kemudahan adalah milik mereka yang sabar melapangkan 
Kebaikan adalah milik mereka yang istiqomah melakukan 
Keindahan adalah milik mereka yang saling mendoakan dan memaafkan 
Kebahagiaan adalah milik mereka yang bersyukur
Kemuliaan adalah milik mereka yang jujur
Dan tidak ada satu pun nasib manusia yang bisa berubah
Kecuali dia sendiri yang mengubah 
Keberuntungan, keberhasilan, kemenangan, kebenaran, kebebasan, kemudahan, kebaikan, keindahan, kebahagiaan, kemuliaan,
Adalah milik mereka yang  berubah.
Teman Imaji
(Hal 239)
0 notes
pingunii · 4 years
Text
Tumblr media
KEDEWASAAN EMOSI
Salah satu topik yang agak jarang diangkat di Indonesia adalah kedewasaan emosi (emotionally mature).
Yang saya lihat, kebanyakan orang di Indonesia beranggapan bahwa kedewasaan emosi ini akan berjalan seiring dengan umur.
Padahal, berdasarkan pengalaman diri sendiri, kalau nggak sering-sering dikulik, kita jarang sadar bahwa secara emosi, kita kurang dewasa.
Tumblr media
Setidaknya, ada 20 tanda kedewasaan emosi seseorang, diantaranya adalah:
1. Sadar bahwa kebanyakan perilaku buruk dari orang lain itu akarnya adalah dari ketakutan dan kecemasan – bukan kejahatan atau kebodohan.
2. Sadar bahwa orang gak bisa baca pikiran kita sehingga akhirnya kita tau bahwa kita harus bisa mengartikulasikan intensi dan perasaan kita dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan tenang. Dan, gak menyalahkan orang kalau mereka gak ngerti maksudnya kita apa.
3. Sadar bahwa kadang-kadang kita bisa salah – dan bisa minta maaf.
4. Belajar untuk lebih percaya diri, bukan karena menyadari bahwa kita hebat, tapi karena akhirnya kita tau kalau bahwa semua orang sebodoh, setakut, dan se-lost kita.
5. Akhirnya bisa memaafkan orang tua kita karena akhirnya kita sadar bahwa mereka gak bermaksud untuk membuat hidup kita sulit – tapi mereka juga bertarung dengan masalah pribadi mereka sendiri.
6. Sadar bahwa hal-hal kecil seperti jam tidur, gula darah, stress – berpengaruh besar pada mood kita. Jadi, kita bisa mengatur waktu untuk mendiskusikan hal-hal penting sama orang waktu orang tersebut sudah dalam kondisi nyaman, kenyang, gak buru-buru dan gak mabuk
7. Gak ngambek. Ketika orang menyakiti kita, kita akan (mencoba) menjelaskan kenapa kita marah, dan kita memaafkan orang tersebut.
8. Belajar bahwa gak ada yang sempurna. Gak ada pekerjaan yang sempurna, hidup yang sempurna, dan pasangan yang sempurna. Akhirnya, kita mengapresiasi apa yang 'good enough'.
9. Belajar untuk jadi sedikit lebih pesimis dalam mengharapkan sesuatu - sehingga kita bisa lebih kalem, sabar, dan pemaaf.
10. Sadar bahwa semua orang punya kelemahan di karakter mereka – yang sebenarnya terhubung dengan kelebihan mereka. Misalnya, ada yang berantakan, tapi sebenernya mereka visioner dan creative (jadi seimbang) – sehingga sebenernya, orang yang sempurna itu gak ada.
11. Lebih susah jatuh cinta (wadaw). Karena kalau pas kita muda, kita gampang naksir orang. Tapi sekarang, kita sadar bahwa seberapa kerennya orang itu, kalau dilihat dari dekat, ya sebenernya ngeselin juga 😂 sehingga akhirnya kita belajar untuk setia sama yang udah ada.
12. Akhirnya kita sadar bahwa sebenernya diri kita ini gak semenyenangkan dan semudah itu untuk hidup bareng
13. Kita belajar untuk memaafkan diri sendiri – untuk segala kesalahan dan kebodohan kita. Kita belajar untuk jadi teman baik untuk diri sendiri.
14. Kita belajar bahwa menjadi dewasa itu adalah dengan berdamai dengan sisi kita yang kekanak-kanakan dan keras kepala yang akan selalu ada.
15. Akhirnya bisa mengurangi ekspektasi berlebihan untuk menggapai kebahagiaan yang gak realistis – dan lebih bisa untuk merayakan hal-hal kecil. Jadi lebih ke arah: bahagia itu sederhana.
16. Gak sepeduli itu sama apa kata orang dan gak akan berusaha sekuat itu untuk menyenangkan semua orang. Ujung-ujungnya, bakal ada satu dua orang kok yang menerima kita seutuhnya. Kita akan melupakan ketenaran dan akhirnya bersandar pada cinta.
17. Bisa menerima masukan.
18. Bisa mendapatkan pandangan baru untuk menyelesaikan masalah diri sendiri, misalnya dengan jalan-jalan di taman.
19. Bisa menyadari bahwa masa lalu kita mempengaruhi respons kita terhadap masalah di masa sekarang, misalnya dari trauma masa kecil. Kalau bisa menyadari ini, kita bisa menahan diri untuk gak merespon dengan gegabah.
20. Sadar bahwa ketika kita memulai persahabatan, sebenernya orang lain gak begitu tertarik sama cerita bahagia kita – tapi malah kesulitan kita. Karena manusia itu pada intinya kesepian, dan ingin merasa ada teman di dunia yang sulit ini.
Written by @jill_bobby
Referensi: https://youtu.be/k-J9BVBjK3o
4K notes · View notes