pleasantfajriyahdreamland-blog
pleasantfajriyahdreamland-blog
Fajriyah's Circle
25 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kuliah Kehidupan
Akhir Maret lalu, alhamdulillah saya dan beberapa teman pengurus asrama (Mb Ulfa, Nelud, Yeni & Ima) berkesempatan untuk menjenguk ayah salah satu pengurus (named Neila). Kami pergi ke Gresik Kota, tempat Neila tinggal. Hari itu, kami memutuskan untuk naik bis ke Gresik dengan rute terminal Bungurasih - Osowilangun. Setelah itu, kami mencari len yang melewati jalan menuju rumah   Neila . Setibanya kami di pertigaan jalan, sebelum “Wisma Grand Ahmad Yani”, kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju rumah Neila. Tak kami sangka, ternyata jarak rumah Neila “lumayan” membuat kami berkeringat ehhehe. Dipertengahan jalan, kami tergoda untuk membeli pentol di dekat rumah Neila. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan yang membuat kami benyak bercerita.
Sesampainya di rumah Neila, dia sangat terkejut karena mengetahui kami berjalan dari pertigaan jalan raya ke rumahnya. Namun, kami meyakinkannya untuk take it easy karena kami sangat menikmati perjalanan kami ke rumahnya (maklum,,, pada banyak kesibukan, jadi jarang ada waktu hang out bareng hihihi). Setelah kami beristirahat sebentar di ruang tamu sambil mencicipi snack yang disajikan, kami pergi ke ruangan dimana ayah Neila berada.
Kami melihat sosok teduh yang sedang duduk diatas amben (balai-balai -tempat duduk/tempat tidur- terbuat dari bambu atau kayu) . Beliau tersenyum menyambut kedatangan kami. Ayah Neila sedang melawan (antara) penyakit medis dan magic. Sakit yang beliau rasakan datang menjelang maghrib dan subuh saja. Namun, ketika pagi hari, beliau nampak sehat wal afiat. Neila pernah bilang bahwa penyakit ayahnya aneh sekali, segala cara telah ditempuh, baik pengobatan secara medis maupun tradisional. Namun, kondisi ayah Neila belum juga pulih. Jika saya melihat sekilas, Ayah Neila nampak seperti orang sehat pada umumnya. Tetapi, ketika saya melihat kaki beliau, sungguh sangat aneh karena kaki ayah Neila sangatlah besar. Pernah, kaki beliau dibekam. Ternyata, cairan yang keluar bukanlah darah, melainkan air. Selain itu, banyak sekali kejadian-kejadian ganjal yang terjadi di rumah Neila, mulai dari kotoran yang tak jelas asal-usulnya, sampai pada suatu hari Ayah Neila berteriak-teriak tak sadarkan diri.
Dalam kondisi yang Alhamdulillah sehat (pada waktu itu), Ayah Neila bercerita tentang penyakit beliau. Beliau bercerita bahwa apa yang beliau alami adalah peringatan dari Allah yang ‘mungkin’ Allah melihat beliau dan keluarga masih harus banyak belajar. ‘Mungkin’ mereka harus lebih banyak belajar ikhlas, sabar dan ridho. Beliau bilang bahwa mungkin banyak orang yang melihat keluarga mereka selalu bahagia, namun orang-orang tidak tahu bahwa keluarga mereka juga belajar dalam menerima ujian dari Allah. Beliau menganalogikakan ujian hidup dengan ujian sekolah. Jika seseorang ingin naik kelas, maka ia harus mengikuti dan lulus ujian sekolahnya. Begitupun dengan hidup, Allah memberikan ujian hidup karena semata Allah ingin menaikkan derajat hamba-Nya. Dalam kondisi seperti ini pun, Ayah Neila masih terus berkhusnudzon pada Allah dan makhluk-Nya. Beliau merasa diri beliau belum baik, makanya Allah sedang menegur beliau dengan apa yang menimpa beliau dan keluarga.
Kesehariannya, Ayah Neila adalah imam di musholah dekat rumahnya. Beliau juga seorang guru ngaji, selain itu Beliau memiliki usaha toko bangunan di depan rumah. Dari sedikit yang saya tahu, beliau adalah sosok yang sabar dan sayang keluarga. Semoga kesabaran, keikhlasan dan keridhoan selalu menyertai beliau dan keluarga. Perbincangan siang itu berlanjut seiring terbukanya kenangan beliau dengan almarhum adik beliau yang belum lama meninggal. 
Panggil saja Om Din, beliau adalah satu-satunya adik kandung ayah Neila. Berbeda dengan ayah Neila, Om Din diketahui adalah pribadi yang jarang sekali sakit. Terakhir kali, Ibu Neila mendengar kabar kehamilan Istri Om Din dari beliau sendiri. Namun, tanpa disadari pemberitahuan itu adalah salam terakhir Om Din kepada Ibu Neila dan keluarga. Tak ada hujan tak ada badai, tiba-tiba Om Din terkena serangan jantung dan akhirnya meninggal ketika dibawa ke rumah sakit. Keluarga Neila sangat terpukul, terlebih ayah Neila. Om Din meninggalkan seorang istri, 2 anak dan 1 janin dalam kandungan istri. Mendengar pembukaan cerita seperti itu, saya melihat teman-teman di sekeliling saya menitihkan air mata. Kami saling memandang satu sama lain seraya berkomunikasi lewat tatapan kami “masih banyak orang yang mendapat ujian yang lebih berat daripada ujian kita yuu” hohoho pengen ketawa sendiri kalau diri ini merasa mendapat ujian yang paling maha berat dari Allah. Malunyaaa diri ini jika selalu mengeluh dan kurang bersyukur. Hiks ;’(
Selanjutnya, Ayah Neila bercerita bagaimana proses sholat jenazah sampai pada prosesi pemakaman Om Din. Beliau bercerita bahwa jika dalam kelas sosial, Om Din bukanlah siapa-siapa. Bahkan, Om Din tidak memiliki nomor dalam strata sosial. Namun, sungguh mencengangkan bagi Ayah Neila. Baru kali ini beliau menyaksikan jama’ah sholat jenazah yang sungguh banyaknya untuk ukuran orang yang tidak memiliki nomor di kalangan masyarakat. Anehnya lagi, sholat jenazah Om Din dilaksanakan dua kali karena saking banyaknya jama’ah sholat tersebut. Sampai pada prosesi penguburan Om Din, dari awal langit mendung diiringi awan teduh yang bertepatan pada hari Jum’at. Percaya tak percaya, ketika penyangkulan tanah terakhir ke makam Om Din, matahari merekah cerah. Awan teduh yang mengiringi jenazah Om Din telah lenyap seusainya jasad beliau dibaringkan di tempat istirahat terakhir.
Tak kuasa Ayah Neila menitihkan air mata sembari melanjutkan ceritanya. Waktu Ayah Neila ada di makam Om DIn, ada seorang Kyai yang menghampiri beliau dan berujar “Adik anda adalah salah satu jama’ah pengajian saya yang tidak pernah absen dari jadwal saja pengajian”. Lega rasanya Ayah Neila mendengar perjalanan hidup baik adiknya dari salah seorang yang sholeh. Selain itu, Ibu Neila juga memberi tahu rahasia lain Om Din bahwa beliau selalu sholat lima waktu tepat waktu. Kapan pun dan di manapun berada, jika mendengar suara adzan, Om Din langsung mencari mushola/masjid terdekat untuk jama’ah. Disamping itu, Om Din merupaka sosok ayah dan suami yang sangat sabar.
Mata kami berkaca-kaca, meskipun air mata saya tidak menganak sungai. at least, pelajaran hidup penuh hikmah ini sudah sangat mengetuk pintu hati untuk lebih giat bersyukur. Tak lama setelah itu, Neila mengajak kami untuk makan siang dan sholat. Setelah kami semua sholat (kecuali yang halangan hihihi), kami pamit untuk kembali ke Surabaya. Fortunately, Neila membawa Honda putihnya untuk mengantar kami ke pertigaan jalan untuk mencari len. Lalu, kami melanjutkan perjalanan indah nan berkah itu.
Tumblr media
#taken from private collection (left to right: me, Nelud & Mb Ulfa)
Pada perjalanan ini, saya menyimpulkan bahwa kuliah -taking lesson- bukan hanya di dalam kelas “formal” saja. Lebih dari itu, perkuliahan bisa diciptakan dimana saja dan kapan saja. Seperti pada pengalaman saya diatas, saya dapat memetik beberapa pelajaran. Pertama, seseorang tidak harus membalas perbuatan buruk orang lain dengan hal yang sama. Malah, orang itu harus selalu berpikir positif dan lebih mendekatkan diri pada yang Empunya hidup. Kedua, manusia akan dilihat pada akhir hayatnya. Ketiga, amalan baik manusia tidak akan menghianati jasad dan ruhnya. Thanks to Allah for meaningful journey. Semoga bermanfaat :)
Love
Latifatul Fajriyah
Surabaya, 22 April 2017
1 note · View note
Text
Pelajaran Hidup
Hari ini, saya kecipratan cerita penuh hikmah dari dua teman terkasih saya , sebut saja Nelud dan Yeni. Mereka adalah dua dari teman-teman saya yang apa adanya, yaitu mereka yang mengingatkan saya ketika saya salah, memberi pemahaman pada saya ketika saya keliru, turut bersuka cita ketika saya berbahagia. Indahnya berteman dalam menuju ridho-Nya.
Nelud Darajatul ‘Aliyah adalah teman pertama yang akan saya ceritakan. panggilan bekennya adalah Nelud/Elud/Alut bahkan Welud (baca: belud, kalau dia sedang eyel-eyelan sama saya hihihihi). Dia adalah adik tinggkat saya di asrama putri UIN Sunan Ampel Surabaya. Nelud ini sangat manja, mungkin karena si bungsu dalam keluarganya. Namun, ia juga dewasa karena ia telah lama tingal di pondok dengan berbagai masalah yang kompleks, sehingga itu menuntutnya menjadi pribadi yang lebih matang daripada umurnya. ‘Kami’ (mungkin) merasa cocok karena kami sama-sama menyukai ‘apa-apa’ yang dihubungkan dengan ‘hikmah dalam hidup’. Sore ini, ia curhat pada saya tentang perjalanannya dari kediamannya di Lamongan menuju asrama di Surabaya. Nelud bercerita ketika ia menunggu bis yang akan mengantarkannya menuju UIN Sunan Ampel (karena asrama kami berada di dalamnya). Ia bertemu dengan seorang bapak yang ternyata adalah seorang dosen di Stikes di Jombang dan Kediri. Awal percakapan mereka diawali dengan pertanyaan Bapak tersebut "Jam berapa mbak?”. Setelah pertanyaannya dijawab oleh Nelud, beliau basa-basi menanyakan tentang tempat tinggal, pendidikan dan pekerjaan Nelud. Lalu, Bapak alumni S1 dan S2 UNAIR ini juga menceritakan pengalaman-pengalaman Studi beliau. Juga, beliau bercerita tentang S3 beliau di Amerika melalui beasiswa. Sampai pada akhirnya mereka saling berdiskusi tentang banyak hal, terutama pelajaran hidup. Bapak tersebut berpesan "Semangat dan dekatlah dengan Allah, kuncinya harus sabar dan ikhlas. Kalau sudah sukses jangan lupa  beramal kepada siapapun, meskipun pada orang yang membenci kita.  dan selalu berpikir positif”. Sore ini, saya sangat bersyukur karena mendengar cerita Nelud yang memberikan ‘spirit’ untuk memperbaiki diri.
Tumblr media
#taken from Nelud’s private photo collection
Teman saya yang lain adalah Yeni Yuliani (Hasanah). Saya memberi ‘tanda buka&tutup kurung’ pada ‘Hasanah’ karena pada saat UASBN SD Yeni menghapusnya. Dia bilang bahwa dia capek mengarsir namanya yang panjang di lembar kerja siswa >O< LOL. Ngomong-ngomong pelajaran hidup dari Yeni. Tepatnya tadi sore menjelang maghrib, kami makan bersama di kamar. Oiya, perkenalkan, Yeni adalah salah satu roommate saya di asrama yang juga adik tingkat jauh di bawah saya, kira-kira ketika saya lulus kuliah Yeni menjadi mahasiswa baru. Dia seorang Sundanese, tepatnya ia berasal dari Garut. Yeni adalah seorang penerima beasiswa santri dari Kemenag (lihat http://pbsb.ditpdpontren.kemenag.go.id/). Dulu, ia mondok di Pesantren cabang Gontor di Garut. Namun, ia masih mengabdi kepada almamaternya sampai sekarang -di waktu libur semester-. Di pondok Yeni, ada seorang Syekh yang dikhusukan untuk menashih hafalan Al Qur’an para santri. Yeni bercerita bahwa dulu dia tidak pernah terbersit sama sekali untuk menjadi Hafidzah ‘penjaga’ Al Qur’an. Namun, Syeikhnya menjelaskan hikmah-hikmah menjadi seorang penghafal Al Qur’an. Saya sangat kagum dengan pelajaran hidup yang Yeni emban. Dia bercerita bahwa yang lebih utama adalah seseorang yang menghafal dan mengamalkan ayat-ayat Allah, bukan hanya  menghafalkannya saja. Pun, ia mengamalkan apa yang ia hafal dalam kehidupannya. Jika ia mulai lupa untuk bersyukur, ia mengingatkan dirinya sendiri dari ayat-ayat yang ia hafal. Pernah, ketika ia merasa sibuk dan tidak ada waktu untuk ‘setor’ hafalan ke Syeikhnya. Syeikhnya pun menegurnya dengan kalimat yang halus “apa kamu masih bisa makan? kalau iya, berarti kamu tidak sibuk. Sejatinya yang diberi makan bukan hanya badan, namun juga hati”. Yeni pun teringat nasehat lain dari gurunya di madrasah bahwa “otak pun butuh makan yaitu dengan membaca”. Ia menyimpulkan bahwa bukan hanya perut yang butuh makan, namun juga hati dan otak. Oiya, pada awalnya saya sangat heran karena Yeni punya cara unik untuk menjaga hafalannya, ia melakukan muroja’ah dengan Syeikhnya melalui video call. Bagaimanapun, itu adalah salah satu cara untuk Yeni menjaga hafalannya. Dari pengalamannya tersebut, Yeni sangat bersyukur. Pun, saya sangat bersyukur dari mendengar cerita-cerita inspiratif Yeni yang lagi-lagi mengorek ‘spirit’ saya untuk menjadi individu yang lebih baik dengan berbenah diri. 
Terimakasih Allah, melalui teman-teman saya, Engkau kirimkan pelajaran-pelajaran terbaik dalam hidup. Semoga saya bisa belajar apapun dari manapun, terutama pelajaran hidup karena dari pelajaran hidup tersebut kedekatan kepada-Mu bisa terjalin mesra. Tetap semangat juga untuk Nelud dan Yeni dalam menjemput takdir. Semoga jalan yang ‘kita’ lalui mendapat ridho dari-Nya. Love you both :-*
Love,
Latifatul Fajriyah
Surabaya, 07 April 2017
0 notes
Text
We Meet for A Reason
Tumblr media
Beberapa hari yang lalu, saya membaca postingan teman saya tentang pernikahannya. Sebenarnya, dia adalah adik kelas saya, ketika dia menginjak semester satu, saya sudah menempuh semester tujuh pada waktu itu. Dia menikah pada tahun 2016. Pernikahannya bukan seperti pernikahan Cinderella yang dielu-elukan banyak kaum hawa. Dia menikah dengan seseorang yang belum ia kenal sebelumnya dan pastinya belum ia cintai. Dia menikah karena dijodohkan. Selain itu, ia juga harus melepas seseorang yang ia cintai. Ayahandanya telah meninggal, dan wasiat terakhir beliau adalah menikahkan putri bungsu beliau dengan putra teman beliau. Mau tak mau, teman saya harus mengabulkan wasiat ayahandanya. Pada hari pernikahannya, saya melihat senyum yang dipaksakannya di hadapan para undangan. Saya hanya berharap yang terbaik untuknya, semoga menjadi keluarga sakinah.
Namun, anggapan tentang pernikahan teman saya yang tak bahagia itu sirna semenjak dia mengubah sudut pandangnya tentang pernikahan. Lebih-lebih, postingannya tentang pernikahannya tempo hari. Dia bahagia karena Allah lah yang dia utamakan dalam hatinya. Dalam postingan teman saya tersebut, ada sebuah ayat Al Qur’an yang juga menyadarkan teman saya, yaitu Al-Baqarah: 216:
تِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ (البقرة: 216)
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu me-nyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." 
Dari ayat tersebut, teman saya memetik pelajaran bahwa sebenarnya dia tidak suka menikah melalui perjodohan, padahal itu baik untuknya. Di sisi lain, dia menyukai laki-laki lain (yang belum tentu menikahinya kelak), padahal itu buruk untuknya -maksiat-. Dari ayat tersebut, teman saya tersadar bahwa Allah dan keluarganya telah menyelamatkannya dari jalan yang tidak benar -maksiat-. Sekarang, ia sangat bersyukur dengan apa-apa yang Allah riskikan padanya. Selang beberapa bulan pernikahan, alhamdulillah, bulan April ini kandungan teman saya memasuki bulan kelima. Pun, sekarang ia sangat bersyukur disandingkan dengan suami yang sangat sabar, periang dan juga good looking. 
Belajar dari pengalaman teman saya, sekarang saya harus lebih bisa untuk memaknai hidup. Saya sering mengeluh tentang hal-hal yang sangat saya sukai dalam hidup ini, namun saya belum/tidak bisa memilikinya. Mungkin, saya lupa bahwa hidup ini bukan sekedar bahagia karena apa yang saya sukai atau miliki. Namun, lebih tepatnya, saya bahagia karena apa yang saya syukuri dan yang Allah ridhoi. Pun, tentang pertemuan, adakalanya kita dipertemukan dengan seseorang yang darinya kita mendapatkan anugerah atau suatu pelajaran. Apapun itu, semoga ridho Allah yang kita dapat. :-)
Love,
Latifatul Fajriyah
Surabaya, 03 April 2017
1 note · View note
Text
Bangkitkan Semangat Menulis!!!
Pagi ini, saya ditampar oleh tulisan ‘Bang Syaiha’ yang saya simpan beberapa hari lalu. Di dalam blog beliau, ada tag line ‘Menulislah untuk Keabadian! karena kita nanti akan mati, tapi tulisan-tulisan kita tidak’. Tag line tersebut cukup untuk menyadarkan saya bahwa ‘apa yang bisa saya tinggalkan untuk dunia jika saya telah meninggal esok?’. Dari beberapa tulisan Bang Syaiha, saya menjadi lebih sadar akan pentingnya ‘menulis’. Menulis apa saja yang bisa mengingatkan saya tentang hidup, bahkan pada Allah. Saya bergumam pada diri sendiri bahwa apa yang saya tulis kelak, minimal memberi dampak untuk diri saya sendiri. syukur-syukur, jika tulisan-tulisan saya bisa memberi dampak pada kehidupan orang lain juga (bagi saya, ini bonus). Sejatinya hidup di dunia ini adalah tentang kebermanfaatan bagi diri sendiri dan seluruh alam. Sebenarnya, ada beberapa orang yang menginspirasi saya untuk menulis. Diantaranya adalah Qori’ah Maghfirotillah dan Dr. Ali Mustofa.
Qori adalah teman kuliah saya di UIN Sunan Ampel Surabaya. Beliau adalah pribadi yang sangat  menginspirasi karena apa yang beliau bicarakan memiliki makna yang sangat dalam. Mungkin, ini disebabkan buku bacaan beliau yang sangat banyak dan pengalaman-pengalaman yang mendidik beliau. Sejatinya kami masih suka bercanda satu sama lain, kadang-kadang kami masih bersikap seperti anak kecil. Namun, di sisi lain, kami mampu berperan sebagai dua kawan yang mencari hakikat kedewasaan melalui diskusi panjang. saya sangat bersyukur mengenal beliau, Banyak hal yang bisa saya pelajari dari beliau. Membaca dan menulis adalah makanan beliau. Kami pun dipertemukan karena buku. Mungkin ini takdir kami yang sama-sama menyukai literasi. Beliau memupuk semangat saya untuk terus belajar membaca dan menulis. Beliau mengingatkan saya bahwa dalam tulisan harus terkandung pesan yang bisa dijadikan pelajaran bagi pembaca.
 Selain Qori, adalah Pak Ali yakni dosen Sastra saya di Universitas Negeri Surabaya. Sejatinya Pak Ali mengajarkan kami, anak didik beliau, tentang kebebasan dalam berekspresi dan apa-apa yang kita hasilkan akan membentuk identitas diri kita. Dalam hal ini, saya mengadopsi semangat Pak Ali tentang kebebasan berekspresi dan pembentukan identitas diri. Dari hal ‘ kebebasan berekspresi’ saya mengambil pelajaran bahwa jangan pernah takut untuk menulis apapun, ekspresikan diri melalui tulisan-tulisan. Dengan catatan, menulis dengan memerhatikan kode etik yang berlaku. Selanjutnya, tentang ‘ pembentukan identitas diri’ adalah rekam jejak siapa kita dilihat dari apa yang kita tulis. Tulisan-tulisan yang terkumpul akan menjadi sejarah untuk tiap individu yang tak akan lekang oleh zaman, meski tubuh sudah dikandung tanah.
Mungkin itu sedikit cuapan yang bisa saya bagi pagi ini. Terimakasih kepada orang-orang yang sangat menginspirasi saya, maaf tidak bisa menyebutkannya satu per satu.
Love,
Latifatul Fajriyah
Surabaya, 02 April 2017
0 notes
Text
Akumu Kamuku
Aku bak kucing manja pada tuannya
Kamu bak harimau dewasa pada pengikutnya
Tapi, kamu tak pernah mengeluh, kita tetap bermain bersama
Aku lambat bak kura-kura berjalan
Kamu cepat bak cheetah berlari
Tapi, kamu tak pernah mengeluh, kita tetap belajar bersama
Bagiku, kamu adalah David Beckham dan aku Victoria Beckham
Bagiku, kamu adalah B. J. Habibie dan aku Hasri Ainun Besari
Tanpa kusadari, pipiku merona jika kedua bola mata kita bertabrakan
Ada getaran rindu jika tak bersua denganmu, tapi aku hanya membisu
 Tiba-tiba engkau raib dari pandanganku
Senyummu tawamu tangismu marahmu sirna seketika
Kamu menjaga jarak
Aku pun tak tahu alasanmu
Tapi aku tetap menunngu, menunggu dan menunggu
Meski tiada merpati berbisik membawa kabar darimu
Aku terlalu larut atas perasaan ini hingga empat puluh delapan purnama berlalu
Namun rasa ini tetap seperti hari dimana kamu pergi
 Purnama keempat puluh sembilan membawamu hadir bersama keluarga untuk meminangku
Terimakasih atas rahasia terindahmu
Aku mencintaimu kemarin, hari ini dan esok.
Semoga Tuhan menyegerakan aku menjadi akumu dan kamu menjadi kamuku.
I love you, kamuku
-2017-
0 notes
Text
-Benda Ajaib-
Kulihat hamparan tinggi kayu-kayu yang menganga.
Kususuri satu per satu lorong antara kayu-kayu yang bolong.
Salah.
Bukan bolong.
Ia tak sepenuhnya bolong.
Kayu-kayu tinggi itu telah terisi oleh sesuatu.
Sesuatu yang katanya berisi berita tentang bumi, laut, hewan, tumbuhan, luar angkasa, dan masih banyak lagi.
Aku penasaran dengan apa yang telah kudapati.
Kuraih satu, panjangnya tak lebih dari 17 cm.
Pun tebalnya kurang dari 5 cm.
Kubuka apa yang telah ada di depan mata.
Tiba-tiba, aku berada disuatu tempat yang aku belum pernah kunjungi.
Apa yang telah terjadi kepada diri ini.
Semenit lalu, raga dan jiwa ini masih ada di tanah Indonesia.
Kuikuti alur cerita ini.
Lama, , ,
Panjang, , ,
Mendebarkan, , ,
Membuat penasaran, , ,
Dan akhirnya,
Aku berkenalan dengan beberapa orang setempat.
Sebut saja Nils, Berit, Bibbi Bokken, Lucas, dan entah siapa lagi.
Aku masih bingung “dimana aku?”.
Beberapa dari mereka menjawab bahwa aku berada di salah satu negara Skandinavia.
Tepatnya berada di Oslo, dan beberapa dari mereka menjawab “Fjaerland”.
Aku sendiri tak tahu dimana itu.
Untung saja teknologi abad ini sangat membantu.
Kuketik Oslo dan Fjaerland di Google.
Ternyata aku telah berkunjung ke Norwegia.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Aku bingung.
Bagaimana ceritanya aku bisa ke Norwegia.
Tak lama kemudian.
“Dimohon seluruh pengunjung untuk meninggalkan perpustakaan ”.
Suara wanita di ujung ruangan meruntuhkan imajinasiku.
Kutengok Casio-ku, waktu menunjukkan pukul 12.00 siang pertanda jam istirahat.
Tersadar bahwa kaki masih berpijak di bumi Indonesia.
Kulayangkan pandangan pada apa yang ada di dalam genggamanku sedari tadi.
Kubaca sampul benda itu “Perpustakaan Ajaib Bibbi Boken”.
Perpustakaan ajaib penuh dengan benda ajaib.
Ya, benda ajaib yang membawahku ke tanah Norwegia.
Dan sekarang aku membawanya menuju meja pustakawan.
Tumblr media
-2015-
0 notes
Text
CANTIK
Tumblr media
Cantiklah dengan hatimu,
Cantiklah dengan akhlakmu,
Cantiklah dengan ilmumu,
Cantiklah dengan lisanmu,
Cantiklah dengan apa yang telah DIA gariskan untukmu
-2015-
0 notes
Text
SANG PEMILIK HATI
           Banyak orang yang bertanya, siapa pemilik hati?
           Padahal Sang Pemilik sangat dekat,
           Namun, mereka tidak menyadarinya,
           Banyak dari mereka mencarinya,
           Apakah dia adalah kekasih pujaan,
           Apakah dia adalah kekasih gelap,
           Apakah dia adalah kekasih bayaran,
           Dan kekasih-kekasih yang lain,
           Mereka tak menyadari bahwa Sang Pemilik hati adalah
           SANG PEMILIK KEHIDUPAN
Tumblr media
-2015-
0 notes
Text
M        E          L          A         T          I
Tumblr media
                       Putih
                                               Harum
                                                           Menyegarkan                                      jiwa
           Terapi
                                                                                                           Damai
                                   Tenang
                                                                       Segar
Ia menggambarkan kelembutan,
Ia menggambarkan cinta,
Ia menggambarkan sayang,
Ia menggambarkan kesucian,
Ia menggambarkan perdamaian,
Ia menggambarkan ketenangan,
Mekarmu,
Semerbakmu,
Adalah dambaan setiap insan.
-2014-
0 notes
Text
IKHLAS
Tidak merasa sakit, ketika…
Melakukan hal baik kepada orang lain,
Menolong orang lain,
Melihat orang lain bahagia,
Tidak menerima imbalan atas kebaikan yang telah dilakukan,
Merelakan suatu hal yang ia cintai,
Mengorbankan ego atas kepentingan bersama,
Memberikan es degan yang segar kepada teman, padahal kita sendiri sangat kehausan,
Itulah ikhlas,
Sudahkah kita melakukannya?
Masing-masing hati yang tahu jawabannya
Tumblr media
-2014-
0 notes
Text
Belajar Sabar
Tumblr media
Sabar,,,
Apa itu?
Asam kah?
Pahit kah?
Manis kah?
Asin kah?
Atau tak berasa?
Kata seorang yang bijak,
Sabar itu tiada batasnya,
Seperti,
Ulat yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu cantik,
Air yang mengalir sampai pada muara,
Ibu yang membesarkan dan mengasuh buah hatinya,
Sepertinya,
Sabar adalah bentuk lain dari cinta,
Cinta yang tak berbatas karena Allah.
-2015-
0 notes
Text
Perindu Asma
Allah ada dalam setiap hembus nafas
Allah ada dalam setiap  ingatan
Allah ada dalam setiap untaian do’a
Allah ada dalam setiap rencana
Allah ada dalam setiap takdir
Takdir yang mempersatukan satu dengan yang lain
Takdir yang memisahkan satu dengan hang lain
Kadang Allah mengirim suatu ujian untuk belajar
Kadang Allah memberi suatu nikmat juga untuk belajar
Allah
Allah
Allah
Adalah Asma pemungkas  yang setiap jiwa perindu ingin mengucap diujung umurnya
-2014-
0 notes
Text
The Old’s Love
Cantik,
Tampan,
Adalah mahkota dunia,
Banyak yang tertipu karenanya,
Perhatikan pasanganmu hari ini dan separuh abad kelak,
Masihkah kau akan mencintainya seperti hari ini?
Kerutan itu menjalar kemana-mana,
Sudut mata,
Kening,
Oh benar kah ini yang disebut cinta?
Jika kau mampu bertahan,
Sedangkan kulit mulus itu,
Kelak menjadi keriput bak buah yang kusut,
Masih bertahan dengan kata cinta?
Kalian hebat sekali kakek-nenek,
Saling mencintai hingga usia senja,
Kami,
Anak cucumu harus berkaca pada cinta kalian yang sejati,
Cinta yang tidak hanya sebatas kulit mulus,
Melainkan juga kerutan-kerutan yang menjadi saksi perjalanan cinta abadi kalian J
-2014-
0 notes
Text
CINTA
Cinta,,,
Benarkah kau datang disaat yang tepat?
Ketika umurku beranjak dua puluh satu tahun,
Selangkah lagi menuju bahterah rumah tangga,
Cinta,,,
Apakah benar engkau yang dikirim Tuhan?
Ketika hatiku mendekati mantap untuk bersanding denganmu,
Selangkah untuk mendengar kalimat cinta yang disebut akad,
Cinta,,,
Benarkah itu dirimu?
Aku hampir tak percaya,
“Kenapa?”
Kau Tanya “kenapa?”
Karena kau terlampau malu untuk mengatakan “Mau kah kau menikah denganku?”
Cinta,,,
Sesungguhnya sinar matamu telah menyatakan rasa itu,
Tapi,,,
Tak bisakah kau perjelas dengan akad?
Cinta,,,
Aku hanya ingin rasa ini menjadi berita bahagia bagi semua orang dan juga Tuhan,
Cinta,,,
Ku bersedia menjadi Makmum bagi Imam yang mencintaiku karena Tuhan.
-2014-
0 notes
Text
Tanggung Jawab Tikus
Mulutmu terkunci,
Tapi,
Tak ingatkah kau, wahai tikus?
Mata,
Telinga,
Tangan,
Dan kakimu kelak akan dimintai pertanggung jawaban,
Tak ingat anak istri kah?
Ketika kau melirik kanan kiri,
Tak ingatkah kau, anak-anak miskin yang bercita-cita menjadi dokter?
Ketika kau legalkan yang illegal,
Tak ingatkah kau, nenek renta yang hanya makan ubi rebus?
Ketika kau makan hak mereka,
Janji?
Mana janji yang kau umbar saat kampanye?
Kau berdalih,
Kau bersilat lidah,
Mungkin,
Kau bisa melakukan kebohongan lain didepan hakim ketua,
Tapi bukan didepan Hakim Utama,
Iya, Hakim Utama,
Hakim teradil dunia akhirat,
Dia-lah Sang Maha Adil
-2014-
0 notes
Text
Tarbiyah dari Tuhan
Melalui erupsi Gunung Sinabung
Tuhan mengajarkan arti sabar
Melalui banjir bandang
Tuhan mengajarkan arti ikhlas
Melalui banjir Jakarta
Tuhan mengajarkan arti intropeksi diri
Abu
Awan
Panas
Angin
Air
Dingin
Adalah guru terbaik yang dikirim Tuhan
Guru terbaik untuk penduduk Indonesia saat ini
Dalam misi ini,
Para guru membisikkan pesan dari Tuhan
“dibalik deras dan ganansnya badai, ada pelangi indah yang siap melipur”
-2014-
0 notes
Text
Pejuang Pensiunan
Kelabu menyelimuti langit,
Angin meliu-liuk ringan menyapu wajah,
Motor-motor merayap di jalanan legang,
Pun suaranya menghibur telinga yang diam,
Kakek enam puluh lima tahun bertopi merah,
Berjalan keluar rumah,
Hendak kemanakah gerangan?
Kakek enam puluh lima tahun berbaju putih,
Membawa cangkul dari rumah,
Hendak mencakul apa gerangan?
Kakek enam puluh lima tahun pensiunan KUA,
Memulai mencangkul,
Mencakul ladang?
Bukan,
Mencakul sawah?
Bukan,
Kakek bukan menyangkul ladang atau sawah,
Tapi selokan,
Selokan pinggir jalan yang penuh lumpur akibat hujan itu,
Tindakan pencegahan sebelum banjir tiba!
-2014-
0 notes