Tumgik
plume-lune · 5 months
Text
belok kiri eden
aku sempoyongan..
aku tidak hilang arah,
soalnya ada google maps.
ada segelintir jantung yang
dibalut kulit.
ada mesin-mesin penghancur
batasan ruang, lalu
ada aku dan beberapa lainnya.
aku diminta untuk merapihkan
gawai, bukan bekal surga
tapi aku sembah.
bukan kepada tuhan
tapi aku tuhankan.
aku menggigil dan mulai melantur,
“ada kepala tanpa tubuh yang
percakapannya mampu memenggal
kepala-mu.”
pula, “ada tubuh yang asing terpasung
dan aku tidak ingin menyentuhnya.
karna aku pesuruhnya.”
aku merakit kata-kata dari lidah
lalu menjahit lidah-lidah dengan
benang dari urat segar yang aku
temui
di jalan-jalan yang aku lalui
hasil perintah google maps
untuk si tuan. si tuhan. si bahan.
si setan.
3 notes · View notes
plume-lune · 5 months
Text
per-definisi
hujan menangisi botol botol miras yang tak laku
pagi ini desember juga hilang dari waktu
jalanan tidak legang sebab kapitalisme bertamu
serta cerita yang ingin aku buat mampus satu-persatu
bertekuk lutut di depan lembaran kain
kamu menjelma menjadi apa saja malam ini
mengusap kulit yang tidak merasa aman
lalu aku menjadi segala macam hal tak berdefinisi
bekas sayatan masa lalu yang masih basah
darah yang menetes disepanjang jalan pulang
atau tagihan yang menjulang sebab gagal bayar pajak
januari dimulai dengan pukulan kecil yang tepat di muka
silahkan definisikan segala hal, teman/rekan/kekasih/ibu/bapak; mungkin aku bukan segala hal dari hal-hal yang terdefinisikan.
1 note · View note
plume-lune · 6 months
Text
00270270270012
aku ingin merasuki mimpi-mimpi
di malam yang segan membuatmu
terbangun.
aku ingin mencintaimu seperti itu;
damai di jam istirahat makan siang.
hingga tong sampah kosong sebab
tidak ada ketakutan yang aku buang—
aku tidak pernah memilikinya.
aku ingin jauh dan tidak merasa hampa
sampai di sana,
sampai pada saatnya
sampai sel darah-mu penuh akan aku,
nada dan intonasi riuh tidak lagi
milikmu seorang
aku berada di dalam-mu. kita berbagi kamar
sampai aku berhasil membunuhmu
lalu ikut mati dalam keberdayaan
tanpa penyesalan
tanpa menyesakan
hingga kita tak terdefinisikan oleh
22 2 40 2
2 notes · View notes
plume-lune · 6 months
Text
salon
menurutmu, apakah aku akan mati jika tidak potong rambut? / kurasa aku akan mati jika memanjangkan rambut / siapa yang berteman dengan gunting? / bukan aku— aku tertawa pelan; aku! aku! / ia menjuntai.. / anyir.. anyir.. / jantungku terjuntai! / siapa yang menggunting kulit-kulit ini? / dadaku robek! / rambutku utuh / dadaku sobek / milik siapa 90,(=)+1(=)9 1+0,? / kenapa mengguntingi dadaku.. / berhenti! / ia sudah sampai ketenggorokan! / tumpul! / namun, tidak sakit.. / ia berada di dagu; menciumku dengan ragu / rambutku tidak utuh.
1 note · View note
plume-lune · 6 months
Text
penuh
aku kembali menjadi utuh
saat engkau ragu dengan kemahiranmu
atas aku, yang hadir atau tidak hari ini
atau besok, mungkin lusa, dan selanjutnya
tanganmu mulai meremas jantungku
aku ikut mencungkili isi kepalamu
satu persatu,
hingga tanganku penuh
lalu aku tertawa,
sayang, apakah engkau sadar?
kau menggeleng terus-terusan,
kau.. sakau, ya?
kita adalah perlawanan
isi kepalamu adalah kitab pedoman
kulitku yang kau kuliti adalah peta
saat aku habis, maka aku adalah satu
dua, tiga, empat, sepuluh, terang
darah, sebelas, dua belas, lepas,
lima belas, sembilan belas, tujuh,
jepret, suara, cakaran, dua puluh tujuh
7/1ɐɐSɐɹǝ4/2 u1ꓤI4/1ı̣d N1ɯɐꓨ7u5ƃ
0 notes
plume-lune · 6 months
Text
dua
tidak ada bunyi jam klasik
knok knok hanya di film
hembusan nafas dan kamar
aku terjebak di ruang lapang
telponku tak berdering
kaki lemas dan air ngalir
oh begini rasanya kembali
menjadi utuh
menjadi perasa
menjadi hampa
menjadi ramai
menjadi rusuh
menjadi butuh
menjadi rapuh
menjadi riuh
menjadi kelabu
menjadi satu.
1 note · View note
plume-lune · 6 months
Text
0070707070700
aku dan kamu punya beda pandangan politik,
mungkin kanan atau kiri.
juga kepercayaan, mungkin kau berangkat
kerumah ibadah, mungkin aku tidak,
mungkin aku atheis, atau agnostik,
atau agama yang lain,
atau mungkin kau yang tak percaya tuhan?
sayang, aku ingin merobohkan moral pembatas—
setidaknya malam ini.
setidaknya sampai eden selesai direnovasi,
sampai orang orang percaya romansa belum mati.
kiamat belum datang,
tidak ada sangkakala yang asli— belum.
sampai disini, kau dan aku harus bersama.
karena siapa yang tau gawang hidup kita?
memang siapa yang mau menikah?
bagaimana jika tujuan kita mati?
kita tidak perlu repot, sayang.
hancurkan moral pembatas,
hancurkan keterbatasan,
hancurkan aku,
hancurkan!!
823_21 30O,290 v2(=)9 menghancurkan,
menghabiskan, melumpuhkan, mematikan,
memperkosa, mengutuk X1+2.
1 note · View note
plume-lune · 6 months
Text
semi
sayangku.. kecemasan melahapmu kuat-kuat / aku berikan sedikit waktu untuk kembali ke atas kasurku / aku tau mereka adalah obat / aku adalah apa yang kau mimpikan / “oh, bukan?” / kau menggeleng— ragu, penuh keraguan / “buang obat-obatmu, sayang.” / kau tak menggeleng / kau tak mengangguk / kau hanya membuangnya lalu naik kasur / kekosongan itu berada di dalam tubuhmu / mereka mencoba mengenali sel-sel darah / dan aku cukup tumbuh dimimpi / aku merayap di mimpimu, sayang / aku akan berada di sana / aku akan begitu / akan selalu begitu.
1 note · View note
plume-lune · 6 months
Text
eksploitasi
aku ingin menembus rumus fisika yang gerak dan perilakunya tak dianggap nyata / aku ingin menghancurkan moral milik anak bangsa yang tak bisa pemerintah bantu wujudkan cita-citanya / aku ingin menjual bensin setengah harga agar ojek dan taksi mendapat lebih banyak upah / aku ingin membelah belantara untuk membantu pemuka agama membagikan ilmunya / aku ingin makan soto lamongan di tenda lusuh / aku ingin menjadi apa saja asalkan eksistensiku tetap utuh.
0 notes
plume-lune · 6 months
Text
belum ada judul
tidak perlu judul
ajari aku tentang menulis sajak-sajak terang
agar aku tidak tersesat,
namun, setidaknya bersama.
melesat membelah belantara selatan
mengarungi hiruk-pikuk berisikan;
mereka yang sibuk kerja
mereka yang sakit hati
mereka yang tak didengarkan
mereka yang ingin mati
mereka yang butuh uang
mereka yang ternyata kita.
sesampainya tadi, aku bingung
terlalu gelap,
namun, setidaknya bersama.
duduk diantara ambang kecemasan;
mereka adalah tuhan
mereka adalah tukang ngamen
mereka adalah muda mudi
mereka adalah daun basah
mereka adalah botol kosong
mereka adalah kita.
sepi menggerogoti kita saat orang-
orang sibuk tertawa,
lalu ramai tiba-tiba datang menyerbu
ketika kita hampir bersama.
423-1O, 6,O,5c22
2 notes · View notes
plume-lune · 6 months
Text
0303030030
hujan turun dari jalur kereta listrik
mereka membasahi aku, masa lalu,
tubuh, dan bibir
serta orang-orang yang minggir
yang minggat
yang manggil
yang meninggal
hadir di dalam sesaknya jalanan jakarta
sayang, ada yang mengetuk jendela mobil
kaca turun, tampias hujan masuk
“mas, parkirnya pindah ke angan-angan!”
kau banting setir, marah-marah pada ibu kota
jalanan tidak melompong,
aku dilarang bermimpi
pulang saja, kita bisa tidur di rumah
bermimpi tidak dilarang,
angan-angan setuju jadi nyata
kami kehujanan,
basah,
dan +152X
k e
d I n g
in an.
0 notes
plume-lune · 7 months
Text
satu
aku teriak kesepian
ditengah kerumunan;
yang mabuk
yang pusing
yang mungkin ngisap ganja
aku mencari kepalamu yang
mungkin sudah terpenggal
lalu beterbangan di antara
kerumunan manusia
lalu aku duduk di antara
kaki yang siap pergi jauh
dari rumah
dari mimpi
dari kita
dari dusta
mencari sepasang sepatu hitam
tinggi
diikat rapih
aku mencari sepatumu
yang mungkin tertinggal
namun, kamu
tidak
tersisa.
h
a b
i s.
1 note · View note
plume-lune · 7 months
Text
001900100023
pada malam-malam yang tak menyenangkan
aku menggantung kepala di pohon yang menghadap makam kalian
aku menggantung kepala yang baru saja kupenggal
lehernya penuh darah, matanya melotot sempurna
aku harap makam kalian senang mendapati kawan baru
semoga pula ia bisa bernyanyi merdu di atas sana
agar supaya pemakaman tidak sepi
lalu aku akan tertidur di antara kalian
hidup
d a n
mati.
menontoni kalian satu persatu jadi bukti.
0 notes
plume-lune · 8 months
Text
massal
kejahatan kejahatan itu membunuhku
ditarik pelatuk yang berisikan kata-kata
menuju bagianku yang rentan dan mudah mati
sekaratku hilang akal darahku berceceran kertas
mataku putih, memutar kearah tumpukan buku
mereka berada di balik wajahku
mereka ada di dalam otakku
tercatat ratusan, jutaan, milyaran peluru di perpustakaanku
tersebar banyak pemakaman di dalam kepalaku
pupil ini mengelilinginya seraya menabur bunga
ramai dan semuanya tak berjiwa, hanya luka
ada pemakaman massal di sana, kepalaku
51 519023Xc2
51 +c26c24Xc2
0 notes
plume-lune · 9 months
Text
sembarangan
buang cinta sembarangan karna itu yang hal paling memungkinkan untuk si cinta. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. ia berhak dibuang. cinta berhak dibuang! karna ia cinta, ia berhak dibuang. dan aku adalah tong sampah yang berbunyi nyaring di penghujung ruangan. aku menjilat, memakan, menatap, meminum, meraup, menguliti semua cinta yang dibuang sembarangan, memasukinya kedalam tong yang tak kosong, tong yang meraung-raung kekurangan cinta. aku adalah tong. aku adalah cinta. aku adalah kekurangan. aku adalah sembarangan.
0 notes
plume-lune · 9 months
Text
nama(nya): hidup
memenggal kepala
dilindas krl
memenggal kepala
dilindas krl
memenggal kepala
dilindas krl
kepala kuhampir meledak
jam-jam tidur sungkan menemui aku dipenghujung malam
mimpi kerap mendatangi aku siang malam
dada ditemani juntaian jantung
tetesan darah terus mengucur
dada ditusuk
dikubur hidup-hidup
dada ditusuk
dikubur hidup-hidup
dada ditusuk
dikubur hidup-hidup
0 notes
plume-lune · 10 months
Text
perkara mata
tertutup.. atau tidak?
delapan jam cukup,
atau tidak?
kau.. kenal dengan ideal?
hidup hidup hidup
atau mati agar hidup?
eden eden eden
tok tok tok..
“sudah tidur belum, nak?”
bu! ibu!
bu!
bu.. bu!
bu!!! pulang!
bu, pulangkan aku..!
kedalam rahim,
agar tak kenal tuhan
agar tak takut mati
agar tak ingin hidup
agar tak berpikir
agar tak tidur.
kepala semakin riuh
harusnya aku copot!
aku penggal!
aku letak di tempat yang jauh!
di tempat yang sepi,
yang hening,
yang bukan mimpi.
0 notes