Text

I don't know, I don't really like her romantically but I do miss her time and again.
1 note
·
View note
Text

#thestranger
#albertcamus
Jadi salah satu novel yang saya ingin baca namun kesan yang didapat, terutama di paruh awal (novel ini dibagi jadi 2 bagian) cukup membosankan. Setelah membaca review orang-orang di reddit, kesan yang mereka dapat tidak jauh beda.
Buku ini slowpaced bahkan di antara buku dengan laku yang lambat, The Stranger berhak dapat tempat khusus. Buku yang ditulis dengan kalimat-kalimat pendek dan amat deskriptif, sampai ditaraf mengulang-ulang deskripsi yang serupa untuk hal yang sama, menurutku memberikan sumbangsih yang cukup besar untuk alur cerita yang begitu lambat.
Di sisi lain, kemonotonan, kejemuan kalau kata karakter utama, ini menguatkan pesan yang mungkin ingin disampaikan Camus tentang kondisi seorang manusia dalam ketiadaan makna. Kematian orang tua, pemakaman, hubungan "percintaan", persahabatan, hingga pembunuhan jadi terasa ringan seolah kejadian sambil lalu.
Cinta sendiri, baru disebutkan oleh karakter utama, di halaman 120 dari 155 halaman novel ini. Dan mungkin hanya disebut dua kali. Simpati dia terhadap ibunya baru ia rasakan ketika ia sudah mau dihukum mati.
Maka dari itu, kejemuan yang mungkin jadi simbol ketiadaan makna itu saja poin dari novel ini yang menurutku menarik, selain bahasanya yang mudah dicerna dan tidak mengganggu.
0 notes
Text
saya suka saat-saat waktu terasa berjalan lebih lambat. saya tidak suka keadaan saya saat ini, tapi saya suka bila saya bisa hidup lebih lama.
0 notes
Text
Kayaknya dari sekian banyak media sosial, algoritma tumblr adalah algoritma yang paling sehat. Feednya satisfying tapi ga bikin sampai doom scrolling, ga toxic, dan masih nyaman buat dipake venting sambil jujur-jujuran tipis-tipis.
5 notes
·
View notes
Text
Pas sekolah mati-matian belajar biar hafal, pas dewasa malah belajar gimana caranya biar lupa.
1 note
·
View note
Text
Aku pikir karakter itu bukan dosa yang perlu dimaafkan orang lain (misalkan ada orang yang ngomongin kejelekan kamu di belakang lalu minta maaf, apa yang perlu kamu maafkan?), melainkan sebatas beban pemiliknya yang perlu ia benah jika ia merasa sebab karakternya ia perlu meminta maaf pada orang lain.
Atas akibat karakternya mungkin ia perlu meminta maaf, bahkan lebih tergantung dampak dari karakter yang ia miliki. Mungkin di dalamnya terdapat tanggung jawab, penyelesaian masalah, penggantian kerugian, dan seterusnya.
0 notes
Text
We exist much closer to death than we think, we cannot afford to delay many important decisions through our life. #frieren
0 notes
Text
Hari ini mendengar zizek lalu diem ga sampai selesai karena "ini poinnya apa ya?". Kadang aku ingin mengerti sesuatu lebih dalam seperti banyak orang yang keren tetapi aku sendiri tak mengerti apa yang mereka pahami. Yang membuat mereka keren tentu saja karena kepintaran yang berdasar itu keren.
Apakah aku memang ditakdirkan untuk tidak menjadi keren? Aku coba mengingat-ingat seperti ketika membaca mitos Sisyphus aku pun berpikir serupa: ini poinnya apa ya? Mengapa orang-orang berpikir kalau ini keren? Mengapa aku tidak mendapatkan pengalaman yang memperdalam pemahaman atau kesan yang meninggalkan bekas yang baik pada pengalaman membaca/mendengarku?
Saat ini aku merasa seperti kawan-kawanku yang tidak terlalu bisa melihat indahnya sastra tetapi coba-coba untuk terlihat bisa merasakan keindahan itu. Bagaimana aku berkesimpulan seperti itu? Karena komentar mereka serupa dengan komentarku ketika mendengar zizek atau membaca mitos Sisyphus. Tidak keren :(.
Aku ingin belajar filsafat karena aku ingin dapat cara pandang yang tidak superfisial tapi rupanya aku sendiri cukup dangkal untuk dapat bisa lebih memahami hal-hal tersebut. Sama halnya ketika aku coba belajar hal-hal lain yang aku anggap keren lalu aku gagal paham.
Mungkin ini kepercayaan diriku yang rendah yang bicara tetapi perasaan tidak ahli dalam bidang apapun dan fakta yang ikut di belakangnya seringkali menghasilkan simpulan yang serupa.
Aku rasa kelebihanku saat ini adalah di umur segini aku masih bisa mempermasalahkan hal-hal yang tidak praktis dan tidak keren seperti ini 😂
1 note
·
View note
Text

#thecatcherintherye
#j.d.salinger
#novel
Motivasi terbesar membaca novel ini adalah tulisan di cover belakang novel: Mengapa buku ini disukai para pembunuh? Salah satunya yang terkenal ialah pembunuh musisi John Lennon.
Selama membaca, dengan motivasi itu, aku punya tiga hal menarik yang mungkin ada hubungannya dengan jawaban dari pertanyaan di atas.
Pertama, kesamaan rasa frustasi pada Holden si tokoh utama. Holden digambarkan sebagai anak muda yang frustasi atas kemunafikan orang dewasa di lingkungannya (walau tidak semua) dan tempatnya di tengah lingkungan sosial. Ia juga frustasi karena tidak dapat dimengerti kakak kelas yang ia kagumi dan dikecewakan guru yang ia percaya. Tapi dibalik itu, Holden menyimpan semacam kemurnian dan kejujuran yang tercermin pada pengakuan atas ketololan-ketololan yang ia perbuat.
Kedua, kesamaan rasa kehilangan. Holden mengalami depresi ketika kehilangan adiknya, Allie. Ia memukuli kaca-kaca di garasi di malam kematian adiknya hingga tangannya tak lagi dapat mengepal dengan baik. Kehilangan ini diekspresikan dalam bentuk sarung tangan bisbol adiknya yang masih ia simpan. Ia juga mengatakan bahwa Allie adalah satu dari dua hal yang ia suka di dunia. Selain itu, pada paruh terakhir novel ketika ia sudah kelelahan dan kedinginan menyeret koper di pedestarian New York, ia merasa seolah-olah tenggelam dan melihat adiknya.
Ketiga, Phoebe. Dalam novel ini Holden memiliki adik perempuan yang ia sayangi, Phoebe. Phoebe jadi alasan Holden untuk tertawa (sebagai salah satu orang yang dia anggap cukup pintar untuk ajak bicara) dan jadi alasan Holden membatalkan kepergiannya. Aku rasa tak semua orang 'seberuntung' Holden yang memiliki Phoebe, lalu masuk ke dalam pemikiran yang terlalu gelap.
Salah satu hal lain yang menarik di novel ini adalah penulisan dialog-dialog Holden yang kasar dan tidak enak dibaca justru jadi penggambaran yang sangat baik dari karakter Holden, anak muda frustasi yang sedang mencari jati diri.
0 notes
Text

#buku
#taukurutazakitanpawarnadantahunziarahnya
#harukimurakami
Buku ini aku baca dalam rentang 2 hari, setelah menamatkan Dengarlah Nyanyian Angin kemarin dan hari ini. Alasan membaca buku ini pun sama: salah satu buku yang ada direkomendasikan di Quora dan ada di rak buku yang sama dengan buku Dengarlah Nyanyian Angin.
Aku rasa Haruki Murakami adalah pencerita yang ulung. Premis dari buku ini jelas, seorang laki-laki kesepian dan usahanya dalam membangun hubungan-hubungan. Dalam usaha itu, ia perlu menyelesaikan hal-hal terkait masa lalunya.
Konfliknya jelas. Dia diusir dari kumpulan teman dekatnya dan itu membuat ia terluka dan berubah. Penyelesaian konfliknya pun jelas, dia berusaha bertemu dengan kawan-kawan lamanya atas nasihat perempuan yang ingin ia pacari.
Tetapi banyak lubang yang dibiarkan saja menjadi teka-teki yang tidak terjawab, seperti kematian Shiro dan mengapa ia dituduh meruda paksa, yang merupakan sebuah misteri besar, juga perihal lelaki yang bisa melihat warna dan tahu kapan ia mati dalam cerita Haida. Juga mengapa Haida menghilang.
Memang ada beberapa yang bisa diasumsikan sebagai jawaban, bahkan Tsukuru sendiri mengungkapkan asumsinya dalam dialog batin terkait gangguan yang dialami Shiori, tapi itu tidak benar-benar menjawab cerita. Seperti halnya anggapan Kuro bila makhluk halus jahat adalah alasan perubahan Shiori.
Dan inilah yang membuat aku berkata Haruki Murakami punya kemampuan bercerita yang baik, dalam plot yang jelas sekaligus buram di sana-sini, buku ini tetap sangat nyaman untuk dibaca. Peralihan topik terasa alami di antar paragraf walaupun belum memberikan kejelasan pada pokok gagasan dalam paragraf sebelumnya.
Mungkin juga kenyamanan ini bias dari diriku yang merasa sedikit banyak berempati pada tokoh dan suasana yang ia tulis: lelaki yang perlahan dewasa dengan kesepian. Mungkin bias ini juga yang dirasakan banyak orang hingga buku ini populer dan meraih banyak penghargaan. Mungkin kita semua terikat, tertarik oleh kesepian dan ide-ide yang berputar di sekitarnya seperti kesedihan yang ternyata bisa menjadi pengikat hubungan, sebagaimana yang disampaikan Tsukuru.
2 notes
·
View notes
Text

#buku
#dengarlahnyanyianangin
#harukimurakami
Sudah lama aku ingin membaca buku Haruki Murakami. Saat SMA dulu aku tidak jadi baca karena canggung ada adegan dewasa di Norwegian Wood, dan saat kuliah aku tidak membaca karena Haruki Murakami banyak disebut misoginis.
Aku percaya aku lebih tidak tahu soal perempuan dibanding Haruki Murakami, tapi aku tidak mau jadi laki-laki yang tidak tahu soal perempuan plus dicap misoginis karena baca bukunya.
Tetapi akhir-akhir ini, mungkin sebelum Ramadhan, aku tertarik untuk membaca buku Haruki karena memoarnya yang baru terbit soal menulis novel -aku lupa judulnya. Sebagai seseorang yang mau menulis novel aku tertarik dengan dia mengetahui dia berhasil tetap menulis selama bertahun-tahun.
Akhirnya saat ini lah, usai tamat membaca Lelaki Tua dan Laut, aku browsing buku di rak sebelah dan menemukan buku ini. Dengarlah Nyanyian Angin.
Aku baca ini karena ini adalah salah satu buku yang direkomendasikan di Quora dan tidak ada Norwegian Wood di rak yang sama.
Hal menarik dari buku ini: cara penceritaan yang humoris di beberapa bagian dan tidak benar-benar ada konflik besar yang terjadi. Ini hanya cerita tentang seseorang yang sedang mudik ke kotanya yang berada di pinggir pantai dan kaki gunung.
Tapi buku ini cukup menarik sehingga ini jadi buku pertama yang berhasil aku selesaikan sekali duduk. Aku sudah lupa buku terakhir yang aku selesaikan sekali duduk, itupun bila ada.
Mungkin itu, aku tidak merasa bisa bercerita banyak soal buku ini dan tidak mengerti kenapa buku ini bisa memenangi banyak perhargaan. Tetapi aku bisa menerima bila buku ini populer karena memang sangat nyaman dibaca.
Aku juga tak tahu, mengapa buku ini tidak membosankan tapi aku tahu bila buku ini tidak membosankan. Aku pun merasakannya.
0 notes
Text
#buku
#lelakituadanlaut
#ernesthemmingway

Sudah 11 hari kurang lebih aku tidak menulis jurnal harian -apa yang baik, apa yang buruk, dan apa yang ingin aku ingat tentang hari itu. Alasannya tak lain karena malas dan tidak ada perubahan yang tentu di hari-hari itu.
Tapi hari ini lain. Aku ke perpustakaan di kotaku dan membaca Lelaki Tua dan Laut, buku yang belum sempat aku tamatkan sejak SMA. Beberapa bulan lalu aku melanjutkan baca dalam terjemahan bahasa inggris tapi hanya selesai sampai setengah buku. Aku baru lanjutkan lagi sekarang, setelah tidak sengaja melihat buku ini di rak.
Jika paruh pertama buku bercerita tentang pandangan lelaki tua soal hidup dan laut dan bagaimana ia menghormati ikan yang membersamainya, paruh terakhir ini adalah puncak dari hidup itu sendiri. Hidup yang tidak dalam alam pikiran dan pandangan -hidup yang dihidupi saat ini. Sejak ia menancapkan tombaknya ke jantung si ikan hingga membunuh banyak hiu sampai pisau dan kemudinya patah; sejak ia merasakan kemenangan dan kekalahan lalu pulang dengan tubuh dan perasaan yang terluka.
Di paruh terakhir ini aku mengamini "manusia bisa dihancurkan tapi tidak bisa dikalahkan" sekaligus menangisi kekalahan lelaki tua itu.
Pertualangan Santiago si lelaki tua adalah ejawantah dari pelajaran hidup harus tetap dijalani walau kita tahu bahwa kita akan dan telah kalah. Ia pulang dan kepulangannya ditangisi, kedatangannya dikagumi. Ia pulang dan masih berpikir untuk kembali ke laut di esok hari, kala luka di telapak dan punggungnya pulih, saat sakit di bagian lunak dadanya telah sembuh.
Saat ia tidur, ia masih bermimpi tentang singa-singa.
0 notes
Text
#365hariperubahan
#harike-14
Pagi ini aku masak ayam goreng, kangkung bening, dan sambal ayam pop. Sambalnya enak karena ditambah santan dan minyak kelapa dari Sumatera. Sebagai ganjelan, aku belanja tomat dan buat tomat-gula sebelum berangkat. Aku sampai jam 11.
Tidurku sudah membaik pekan ini setelah mulai ada jadwal teratur kuliah dan penelitian.
0 notes
Text
#365hariperubahan
#harike-12
Pagi ini aku masak lalu minum kopi bersama ibu. Kopi Sidikalang yang aku bikin ala kopi warkop, ibu juga suka. Setelahnya aku melanjutkan penelitian. Tidak ada yang terlalu berarti kecuali momen ngopi pagi itu; aku bersyukur mendapat lebih banyak momen dengan orang tua.
1 note
·
View note
Text
#365hariperubahann
#harike-11
Hari ini istirahat setelah membersihkan rumah yang sangat kotor karena ditinggal 2 -hampir 3 minggu. Aku coba hitung waktu bersih-bersihku, rupanya hanya butuh 22 menit sekian detik untuk menyapu+mengepel dan membersihkan kotoran kucing yang sudah mengering di beranda belakang.
Hari ini makanku baik tapi tidurku belum. Mungkin karena semalaman aku tidur di sofa ruang tamu. Aku memilih tidak tidur di kamar; bersama waktu, makin lama rumah ini terasa mengecil.
0 notes
Text
#365hariperubahan
#harike-10
Hari ini orang tuaku pulang dan membawa banyak ikan. Kampung halamanku dekat dengan pantai sehingga sudah menjadi kebiasaan untuk membawa ikan sehabis pulang kampung. Karena kulkas penuh, aku diminta untuk membawa sebagian ikan ke rumah satunya lagi sekalian membersihkan rumah itu.
Aku berangkat sebelum jumatan. Di jalan, aku melihat kakak kelas di Jalan Sudirman. Dia di trotoar, aku di motor. Kepalaku sampai menengok ketika melewati dia. Aku pikir, "ini sudah seperti di film-film."
Setelah bersih-bersih aku sempatkan mengerjakan tesis dan bermain Life 4 Death sampai latopku tak kuat. Begitu pun aku. Lalu tertidur di sofa ruang tamu.
0 notes