poet-n-busy-bee

[poet-n-busy-bee]

Aku tau FNAF itu dari vtuber, karena dari game dulu kan. Makanya pas tau ada novelnya aku seneng banget dan penasaran. Ini bahasa inggris, tapi karena target bacanya lebih ke young-adult jadi aku nggk terlalu kesulitan buat bacanya.

Nggak banyak yang mau aku review, aku jarang baca buku horor sih jadi ini termasuk pertama baca? kayaknya. Cukup tegang di beberapa bagian dan banyak bikin penasaran. Aku baca ini cukup cepet juga. Isinya ada tiga bab dengan cerita berbeda. Karena bab pertama happy ending, aku pikir bab lainnya juga happy, eh ternyata :)

Bab favorit aku bab 3 sih, endingnya ngegantung, kita ga dibuat tau apa yang akhirnya terjadi sama si tokoh utamanya. Selanjutnya bab 2, cukup serem di bagian akhir, bab 1 yaa okelah, tapi ga gitu serem banget. Overall this is a nice horror reading experience!

Setelah ini aku pengen baca Raven karya Allan Poe sih

[poet-n-busy-bee]

Pulang by Leila S. Chudori

Bingung mau ngereview gimana saking bagusnya..

Oke, aku baca buku ini tuh udah lumayan lama. Aku beli bukunya bulan Agustus 2024 dan baru selesai baca bulan April 2025. Bukunya emang cukup tebel sih, dan detail juga jadi rasanya agak lama bacanya.

Bukunya dibagi jadi 3 bab utama dari POV yang berbeda, tapi masih nyambung semua kok. Untung seseorang yang masih kurang paham sama politik, buku ini ngebantu aku buat jadi lebih paham, utamanya untuk sejarah politik sekitar tahun 1965-1998. Like, i think its one of a way for someone who wanted to learn politics through fictional story.

Sedihnya, seperti yang kalian ketahui keadaan politik negeri ini pada waktu sekarang, yang seperti mau atau akan memasuki era orde baru (lagi), dan aku sedang membaca bagaimana keadaan orba di masa lalu. Sedih, karena kayak, masa mau gitu lagi?

Di sisi lain, hal favorit dari buku Leila S. Chudori adalah deskripsinya soal makanan. Omg.. i feel like i can taste the food even though i was just reading a book. Dari buku ini aku jadi lebih bisa ngebayangin nasi kuning toping lengkap yang rasanya enak banget... yummy!

Btw ini buku ketiga dari Leila S. Chudori yang aku baca. Kesamaan dari setiap buku adalah banyak menyebut nama-nama penulis terkenal. Not gonna lie, i start reading Mark Twain's book because of Nadira too. Buku Pulang ini juga sempet nyebut Little Prince (yang dengan bangga sudah aku baca HEHE)

also, i love how Leila describe about death. Kayak, apa ya.. kematian itu sesuatu yang cukup misterius, i think? Karena kita belum pernah mati kan jadi kita gatau, tapi Leila tuh bisa mendeskripsikannya dengan cara yang indah gitu. Di buku ini khususnya aku suka gimana kematian itu dilewati dengan sedih dan duka, tapi juga biasa aja sambil diambil maknanya. Aku agak sulit buat jelasin yang satu ini, tapi it really aesthetic to me and also sad, menyentuh hati aku banget.

[poet-n-busy-bee]

Waktu itu ceritanya aku habis ke rumah temen, pulangnya aku pinjem buku ini dari dia dan langsung baca pas masih di perjalanan pulang. Belum ada sepuluh halaman, udah nangis, mana lagi di tempat umum...

Aku gatau apakah aku akan bisa mereview buku ini secara rapi dan kronologi, tapi aku bakal tulis hal-hal yang aku pelajari dan aku mau ingat dari buku ini.

- Ketika kita kehilangan sesuatu/seseorang kita mungkin bakal kayak 'kenapa sekarang?' padahal sebetulnya gaada waktu yang 'tepat' untuk kehilangan sesuatu.

- Duka adalah sebuah periode di mana kita menyadari bahwa sesuatu akan berubah.

- Kehilangan/kematian seseorang membuat kita merasa kesakitan/kesedihan. Manusia secara maluri tidak suka rasa sakit, makanya kita punya coping mechanism. Kita boleh melakukan apapun selagi itu merupakan hal positif untuk dapat meminimalisir perasaan sakit/sedih tersebut.

- Untuk merasakan sebuah emosi itu amat sangat normal. Merasa senang dan sedih adalah sebuah emosi yang wajar.

- Sebetulnya tidak ada perasaan negatif maupun positif, melainkan lebih kepada bagaimana kita menunjukkan emosi tersebut. Apakah sesuai dengan situasinya atau tidak.

Lalu ada cara mencuci piring, yang sebenernya kurang lebih cara untuk merawat rasa sedih?

Pertama, kita perlu menyadari perasaan kita dan mengakui bahwa itu terjadi di masa lalu dan hanya bertempat di situ. Kedua, bersihkan dengan air artinya bisa pergi jalan-jalan atau semacam healing. Ketiga, time would heal, but also what u did when u were sad will also effecting your sadness, wether it would heal faster or wvwn slower. Keempat, lakukan yang paling mudah dahulu. Kelima, keringkan. Keenam, take care of urself, you're worth it too.

“what if grief, if not love persevering?"

Kesedihan yang terjadi itu sifatnya impermanence, tidak menetap. Ke mana pun kita pergi, akan selalu ada peluang bagi perasaan sakit tersebut untuk muncul lagi. Di sisi lain, ketika kita tahu bahwa perasaan itu hanya datang mampir dan akan pergi lagi, kita jadi memakluminya sebagai bagian dari hidup. 

Kau boleh menyalahkan dirimu sendiri, tapi setelahnya jangan lupa untuk memaafkan diri.

Kita kerap mengira bahwa duka seiring waktu akan mengecil. Kita kira ukurannya akan mengecil. Kenyataanya ukuran duka itu tidak akan berubah, yang seharusnya berubah adalah wadah diri kita dan memberi ruang untuk duka tersebut. Seperti misalnya memperluas pengalaman, melangkah keluar, atau melakukan hal-hal lain. 

Tidak ada hal positif yang dapat diambil dari kehilangan sesuatu, melainkan maknanya. Makna apa yang bisa diambil dari peristiwa yang terjadi sebelumnya.

[poet-n-busy-bee]

Perempuan di Titik Nol oleh Nawal el-Saadawi

“Setiap orang harus mati, Firdaus. Saya akan mati, dan kamu akan mati. Dan yang penting ialah bagaimana untuk hidup sampai mati.”

Buku ini bagus banget. Aku rasa buku ini banyak memberkan fakta, utamanya mungkin tentang laki-laki. Tentang bagaimana fakta lapangan saat ini, tentang hubungan perempuan dan laki-laki.

Sejujurnya aku cukup bingung buat bahas ini karena aku nggk terlalu banyak input di tema buku Perempuan di Titik Nol ini. Pokoknya buku ini banyak kritikan sih, dan bakal membuka pandangan banget juga menambah insight.

“... bahwa kehormatan memerlukan jumlah uang yang besar untuk membelanya, tetapi bahwa jumlah uang yang besar tidak dapat diperoleh tanpa kehilangan kehormatan seseorang.”

Part yang cukup aku sukai itu ketika dia mulai bekerja (bukan sebagai pelacur), di mana ironisnya pekerjaan sebagai pelacur justru lebih terhormat daripada pekerjaan lain*

*Ini jangan dicerna sebagai kalimat utuh begitu aja, harus tau konteks dalam bukunya.

Sangat recommended!

[poet-n-busy-bee]

Almond (아몬드) - Sohn Won-Pyung

I started reading this on Wednesday and finished it on Saturday. This book is quite light with only 217 pages dan cukup mudah untuk memahami jalan cerita yang disampaikan.

Tokoh utamanya, Yoonjae, mempunyai penyakit kejiwaan berupa Alexithymia yaitu ketidakmampuan mengungkapkan suatu emosi atau merasakan emosi. Jadi dia gaada tuh perasaan takut atau khawatir, dia juga gabisa nangis atau ketawa. Dia juga kesulitan buat baca emosi orang lain sehingga mengalami kebingungan dalam merespon emosi orang lain.

Aku baca buku ini tanpa lihat genre atau review, jujur aku kira bakal jadi thriller karena bab awalnya agak ngeri tapi ternyata buku ini tentang cinta kasih keluarga dan sahabat.

Walaupun Yoonjae seperti itu, apalagi setelah suatu kejadian besar yang menimpa dia, dia tetap berusaha hidup 'normal' karena itu kira-kira yang pasti ibunya mau. Di sekolah dia dijuluki monster dan terkenal dingin banget. Untungnya Yoonjae sedikit terbantu karena pelatihan dari nenek dan ibunya untuk merespon sesuatu, walau kadang tetap sulit.

Secara pribadi, ketika baca respon Yoonjae terhadap sesuatu aku juga mikir kayak 'ini orang dingin banget' dia bener-bener emotion less sekali.

Sampai suatu hari, dia bertemu dengan monster lain, Gon namanya. Dia anak yang pernah hilang, berandalan, nakal, dan suka ngebully termasuk bully Yoonjae. Tapi sekeras apapun Gon bully Yoonjae, dia gaakan dapet apa yang dia harapkan. Akhirnya ketika tahu Yoonjae punya penyakit kejiwaan, Gon jadi agak beda gitu sifatnya walaupun tetep suka marah-marah tapi dia keliatan kaya pengen akrab sama Yoonjae. Mereka suka ketemu di toko bukunya Yoonjae dan ngobrol sedikit-sedikit.

Kita mulai masuk nih ke arah klimaks. Gon marah-marah ke Yoonjae gara-gara pas tangannya berdarah dia malah diem aja. Kata Yoonjae 'sakit sih, tapi kutahan saja' dan di sini aku ngeliat gimana Yoonjae malah menjadikan penyakitnya semacam excuse dari situasi tertentu. Kaya dia suka bilang 'ini penyakit bawaan' dan Gon jawab 'bawaan lahir? Itu adalah kata yang paling sial di dunia ini'.

Dan aku dari situ ngeliat juga bahwa sebetulnya Yoonjae bisa belajar, dia melatih otaknya. Otaknya perlu dipake untuk hal-hal baik, jangan hal-hal buruk. Yoonjae sedikit-sedikit jadi punya rasa khawatir.

Di sisi lain kisah Gon juga menarik. Terpisah sekian belasan tahun dari orang tuanya dan yang pertama dia dapat justru pukulan dari ayahnya. Dia ga pernah tanya 'gimana' Gon. Gon yang terlihat kuat sebenernya cuma pura-pura, yang betul adanya adalah dia terluka dan banyak merasa kehilangan.

Masuk ke bab 3, terjadi perkembangan otak yang luar biasa di Yoonjae. Apa? Dia jatuh cinta .. dia juga mulai bercerita pada ibunya yang menurut dia tidak bisa mendengar.

"Andai saja aku tidak bisa merasakan takut, sakit, dan rasa berdosa," ini dialog Gon. Yang menurut aku cukup sedih dan memperlihatkan betapa terlukanya Gon.

Di akhir, akhirnya Yoonjae bisa menangis dan tertawa.

Kalau melihat catatan penulis di sana ada pesan 'aku berharap dengan adanya novel ini dapat membantu orang yang terluka, terutama anak-anak yang masih belum bisa menemukan jati dirinya.'

'anak-anak memang mendambakan cinta, di saat yang bersamaan mereka adalah orang yang paling banyak memberikan cinta.'

[poet-n-busy-bee]

Akhirnya selesai baca ini. Cukup lama aku selesaiin buku ini, mungkin karena ceritanya cukup detail dan aku juga nyambi buku-buku yang lain.

Nggak bakal banyak review, pokoknya ini bagus dan menurut ku masih belum banyak yang bahas ide cerita seperti ini. Buku ini membuka pandangan dan pengetahuan aku terhadap apa yang pernah terjadi kepada para keturunan Tionghoa di Indonesia pada zaman dulu. Khususnya aku juga suka bagian cerita ketika Rony mulai sadar apa yang salah dari dirinya sebagai suami dari Martha.

Life becomes more meaningful, more beautiful, when you share it with someone else.

[poet-n-busy-bee]

It's here, finally! I will read this slowly with my heart as its my 2nd english book.

[poet-n-busy-bee]

Another pages from Howl's book. And they are my favorite!

[poet-n-busy-bee]

Buku ini seruuu bangetttt, terutama kalau kalian suka Howl!

Ternyata cukup banyak juga yang beda kalau dibandingin sama filmnya, terutama karena bentuknya deskripsi dan POV Sophee kita jadi lebih tau banyak hal dan bagaimana Howl di mata dia.

Baca buku ini bikin aku sadar kalau ternyata Howl tuh drama king, alias banyak drama. Karakternya agak susah ditebak, tapi aku suka karena jadi bener-bener ngeliatin Howl yang bukan cuman punya kelebihan tapi juga kekurangan.

Emm, agak susah jelasinnya, tapi Howl di buku tuh agak apa ya... T lah kalau secara kepribadian. Kadang agak sinis dan nyindir-nyindir.

"Tak lama, Howl keluar dari kamar mandi dengan semerbak wangi parfum. Dandanannya rapi sekali. Bahkan hiasan perak dan bordiran pada setelan bajunya tampak lebih cemerlang."

Salah satu part yang menurut aku lucu, yaitu part ketika Sophie bersih-bersih istana. Di film-nya heboh, di bukunya lebih heboh lagi. Calcifer sampe ketakutan kayak "Howl, hentikan dia! Ia bisa membuat kita berdua mati" dan Howl banyak ngeluh aja "nenek gila".

"Hari-hari berikutnya, Sophie membersihkan seluruh istana tanpa ampun."

Howl juga punya sisi redflag, dia suka ngejar perempuan sampai perempuan itu jatuh cinta, tapi kalau udah disukain balik Howl jadi gamau ngejar perempuan itu lagi.

Waktu rambut Howl jadi kacau: "Lihat. Perhatikan. Teliti. Rambutku kacau! Aku keliatan seperti sepiring telur orak-arik!"

"Tak ada harapan!" teriaknya. "Menyedihkan! Mengerikan!"

Cerita berakhir happy ending yang gemas banget!

Howl berkata, "Aku pikir kita harus hidup bahagia selamanya," dan Sophie merasa Howl bersungguh-sungguh. Sophie tahu bahwa hidup bahagia selamanya dengan Howl pasti jauh lebih heboh daripada yang terjadi dalam cerita mana pun, meskipun begitu ia ingin mencobanya. "Pasti mengerikan, tambah Howl.

"Dan kau akan mengeksploitasiku," ujar Sophie.

"Lalu kau akan memotong-motong semua bajuku untuk memberiku pelajaran," kata Howl.

Salah satu perbedaan yang cukup kentara juga adalah ketika Howl pertama kali ketemu Sophie. Di film, Sophie dihadang dua laki-laki dan kemudian dibantu Howl untuk melarikan diri. Kalau di buku, justru Howl yang menghadang Sophie dan ngajak dia minum. (Wow..) "Selama ini aku mengira kau memang gadis manis yang kutemui pada perayaan May Day. Kenapa kau ketakutan sekali waktu itu?" Dan gais, deskripsi Sophie terhadap Howl ketika pertama ketemu emang udah keliatan banget seganteng dan secemerlang apa.

"Aku harus menyelamatkan Sophie bodoh itu."

Howl spent two hours in the bathroom and this is how he looked like when he came out:

Howl keluar dari kamar mandi dengan pakaian hitam mengkilat, rambut putih berminyak, beruap wangi tanaman gentian.

Kalian tau, kalau cowok demam mereka ngerasa mau mati? Ternyata itu juga terjadi di fiksi dan salah satunya adalah Howl.

"Aku merasa sakit," katanya. "Aku mau tidur, aku mungkin akan mati." Ia terhuyung-huyung menuju tangga dengan memilukan.

... Howl berteriak lemah, "Tolong aku! Aku sekarat karena tidak ada yang mengurus di atas sini!"

A guide to Howl's identity:

- Penyihir Jenkin di Porthaven

- Pendragon di Kingsbury

- Howl di kerajaan

[poet-n-busy-bee]

Kapan Nanti by Ziggy

Karya Ziggy ketiga yang aku baca. Buku ini berisi beberapa cerita pendek yang semuanya beda cerita. Seperti biasa Ziggy selalu bawa cerita unik dan penuh makna tersirat. Secara personal, aku menyebut karya-karya Ziggy itu "indah dalam kengerian". Memang betul begitu menurutku, mungkin ceritanya ngeri, tapi beberapa deskripsi betul-betul cantik dan aku suka.

Kapan Nanti ini khususnya juga banyak banget makna tersiratnya. Secara pribadi, aku paling suka bagian ruang cuci. Bab itu benar-benar cantik banget.. ironisnya cantik dalam kehancuran..

Oh iya, buku ini juga diisi beberapa ilustrasi bergaya watercolor yang cantik banget.

some quote

Siapa yang akan mencintaimu kalau kau jelek.

"Aku."

Georgette menginginkan mata Zabka untuk menggantikan matanya sendiri. Dia ingin melihat apa yang bisa Zabka lihat, karena yang Geogette lihat adalah apa yang tidak ingin Georgette lihat.

Rambutnya memanjang dan memanjang, dan dalam kesedihannya, dia menjadi semakin indah.

Dan kami pun sadar mengapa Georgette bukan hanya indah, tapi begitu indah. Georgette begitu indah karena dia begitu terluka.

Sasha mencintainya dengan begitu menyakitkan hingga badannya robek dan menganga dan terus hingga seluruh dirinya hilang dalam cabikan luka

..., Georgette menjadi indah karena dia menyembuh.

[poet-n-busy-bee]

“Untukmu, keseribu kalinya.”

Empat ratus sembilan puluh halaman yang penuh gejolak dan kompleksitas manusia beserta sifat dan emosinya.

Aku rasa ini pertama kalinya aku baca buku dengan detail dan plot sekompleks ini. Paragraf-paragraf indahnya seperti betulan nyata ada di depan mata.

Banyak nangisnya baca buku ini, terutama ada satu bab di halaman 200an atau 300an. Juga disertai dengan plot twist yang kaget banget sampe diem dulu buat mencerna.. tulisannya betul-betul bagus sampai kita sebagai pembaca juga ikut merasakan apa yang dirasakan Amir.

Rasanya buku ini bakal sangat berkesan bagi aku, bakal kangen membacanya lagi sebagaimana aku membacanya pada pertama kali.

Endingnya haru dan cukup cantik. Walaupun seperti yang dikatakan bukunya sendiri, ia nggk tahu apakah betul-betul bahagia atau nggk, tapi zendagi migzara, kehidupan terus berjalan.

Terima kasih atas pengalaman membaca yang luar biasa.

Some quotes:

“Anak-anak bukanlah buku mewarnai. Kau tak bisa begitu saja mengisi mereka dengan warna-warna kesukaanmu.”

“Ayahmu, seperti dirimu, juga memiliki jiwa yang tersiksa, Amir,”

[poet-n-busy-bee]

Judulnya "Pasta Kacang Merah" karya Durian Sukegawa.

Sekilas kalau hanya liat dari covernya, akan bertanya-tanya 'ini bahas makanan?' covernya pun terlihat manis, warna merah muda.

Ternyata memang bahas makanan, tapi itu hanya pembawa ceritanya aja. Buku ini tuh, apa ya .. kalau kalian cari buku yang heartwarming dan enteng, buku ini cocok.

Saking heartwarming-nya, selama baca rasanya kayak ikut disayang sama Tokue (salah satu tokoh dalam buku ini). Aku rasa dia baik, penyabar, dan tulus banget.

Di bab-bab akhir jujur nangis banget, gabisa bayangin hidup menghabiskan waktu dalam 'kurungan'

😔😔

[poet-n-busy-bee]

... bahwa mereka yang melupakan mimpi-mimpinya akan bangun tidur setiap pagi, dalam keadaan kalah.

Judulnya Briana dan Bottomwise karya Andrea Hirata. Sejauh ini, nggak ada karya Hirata yang mengecewakan. Selalu bagus!

Kayaknya yang satu ini pun bakal jadi my most current favorite dari karya Hirata. Ceritanya betulan menarik dan rame banget buat diikutin. Nggak hanya berfokus pada satu tokoh, tapi kesana-kemari.

Pelajaran moral yang didapat juga cukup banyak. Kita juga bakal menyelam ke sebuah ironi pada beberapa bagian dalam cerita ini. Humornya pun dapet banget, ada aja yang bikin lucu sampe ngakak.

Pokoknya, menurutku ini must read dan aku rasanya ga sabar buat nunggu buku selanjutnya!!

[poet-n-busy-bee]

Sekali berarti. Sudah itu mati. (Sajak Diponegoro)

Tiba-tiba baca buku non-fiksi. seri buku tempo Chairil Anwar, karena waktu itu Alwijo rekomendasiin buku ini. Selain itu, Chairil Anwar juga banyak disebut di buku yang aku baca sebelumnya, Nadira karya Chudori.

Untungnya aku pun cukup enjoy bacanya, ga terlalu tebel dan bahasanya gak baku banget.

Memang belum banyak tokoh-tokoh sejarah yang aku kenali lewat buku, tapi aku rasa kisah Chairil cukup unik juga. Di buku disebutin kalau cara beliau bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya membaca adalah dengan mencuri. "Tak apa-apa mencuri kalau di toko milik orang Belanda. 'Bangsa mereka juga merampok kekayaan negeri kita'" (hlm. 47). Chairil Anwar betullah seorang maniak buku.

"Aku suka pada mereka yang berani hidup. Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam. Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu..." (Sajak Prajurit Jaga Malam)

Chairil ternyata adalah seseorang sastrawan Angkatan 45 yang paling besar pengaruhnya. Kala itu, ketika Bahasa Indonesia pada tahun 1940-an masih sangat muda, Chairil mampu meyakinkan bahwa bahasa itu menyimpan tenaga besar.

[poet-n-busy-bee]

I'll be also revewing anime here ..

Trigun & Trigun Stampede

Baru aja selesai nonton dua anime ini dan jujur bingung harus merasa apa ..

Aku pertama nonton Trigun (1998) sebelum nonton Trigun Stampede (2023). Tadinya aku juga mau coba nonton Tristamp tapi kurang suka gambarnya waktu coba nonton ep 1 dan lagi Milly juga gaada, padahal dia lucu. Akhirnya aku cuma nonton Trigun aja awal-awal, nontonnya ga maraton karena agak bosen di awal-awal.

Lalu satu hari memutuskan buat nonton lagi karena banyak baca di sosmed kalau emang bagus dan disaranin buat nonton Tristamp duluan, akhirnya aku coba nonton selang-seling. Rupanya, Tristamp lebih padet dan lebih serius. Aku takut kena spoiler, jadi aku lanjut nonton Trigun sampe beres dulu.

Animasinya cukup simpel dan ga berat-berat amat, mungkin karena untuk di atas 13 tahun dan tipe anime 90an yang mungkin ditayangin di tv buat remaja atau anak-anak? Di awal emang agak bosenin, tapi sampe tengah banyak hint yang ditampilin dan itu bikin penasaran. Ceritanya seru dan silly goofy-nya juga bikin mood baik pas nonton karena lucu. Sangat menarik dan tipe cerita yang sangat cocok untuk aku.

Berakhir happy ending, walaupun sedikit sedih karena karakter favorit aku mati. Tapi itu juga sih yang justru jadi kekuatan karakter2 lainnya buat terus maju dan berjuang. Karakter dan cerita yang bagus banget!

🌠

Lalu lanjut nonton Tristamp atau Trigun Stampede yang mana ini reboot dari Trigun. Beda sama Trigun yang sampe 23 episode, Tristamp cuman 12. Jadi di episode 3 udah ditampilin tuh siapa musuh utama Vash. Ceritanya lebih padat dan more serious dibandingin sama Trigun. Kalau nonton Trigun agak bingung karena banyak hint dan clue di awal, sebaliknya Tristamp langsung to the point.

Bener-bener rame, by saying rame it means seru banget. Susah deskripsiinnya, pokoknya aku rasa ini bakal jadi tipe anime yang suatu hari bakal di-rewatch.

Secara pribadi kaget, karena ternyata ga selesai di sini tapi bakal ada season 2 .. dan emang sangat digantung di akhir. Inti ceritanya masih sama, tapi jadi jauh beda kalau dibandingin sama Trigun. Serta ninggalin banyak pertanyaan buat penonton karena real cliffhanger.

Tapi sekali lagi, sangat sangat menarik. Genre sci-fi-nya lebih terasa, action-nya pun lebih aksi.

So if u asked me, mending nonton yang mana dulu, i would say Trigun Stampede (2023). TAPI kalau kamu pengen mengenal Vash itu kaya gimana mending Trigun (1998) dulu, simple dan heartwarming.

Karena S2 masih tahun depan, aku rasa aku mau mulai baca manganya. So that's it, what a good story!

[poet-n-busy-bee]

Mulai baca ini dari awal Juli dan selesai di awal Oktober. Cukup lama tapi cukup cepat juga untuk aku membaca novel full english dengan jumlah halaman >300. Walaupun bacanya sambil diselingi buku lain juga.

Aku rasa buku ini cocok sekali untuk dibaca khususnya pada saat kita tau apa yang sedang terjadi di Palestina saat ini. Karena Lemon Trees mengajak kita untuk mengetahui bagaimana angka-angka kematian yang ditampilkan di berita-berita itu bukan hanya sekadar angka, tapi mereka adalah manusia yang juga punya kisahnya masing-masing.

Lewat buku ini, aku diajak melihat bagaimana mereka menjalani kehidupan tanpa rasa aman dan dikelilingi puing-puing bangunan yang sudah hancur. Momen kehidupan di mana mereka bisa mati kapanpun tanpa aba-aba.

- - - -

Di samping tentang ceritanya, secara pribadi aku betul-betul bisa ngebayangin kalau Layla pasti cantik sekali .. beberapa deskripsi menjelaskan bagaimana Layla itu. Secara pribadi aku rasa Kawf pun jadi semacam villain yang cukup seram tapi di akhir nanti kita akan tau bahwa dia sebetulnya cukup baik dan dibutuhkan.

Lucunya, aku hampir menyelesaikan buku ini ketika sedang duduk di perpustakaan dan nangis di depan orang yang belum aku kenal. Aku kagum dengan karakter Dr. Ziad yang punya begitu 'have faith' dan keteguhan untuk berjalan di jalan yang dia yakini itu baik.

Kesimpulannya, buku ini mengarjakan kita untuk menyimpan dan memiliki harapan pada Tuhan kita di situasi terburuk sekalipun.

[poet-n-busy-bee]

do you think tristamp ww would eat a pikmin