Tumgik
prizkymayang · 3 years
Text
Padamu yang sedang menepi dan menunggu, bersabarlah sedikit lagi. Setiap hujan deras pasti akan ada redanya, dan setiap panas matahari pasti ada teduhnya. Hidup ini hanya dipergantikan antara sedih dan bahagia, antara menunggu dan dijemput, antara pernikahan dan kematian. Tidak ada kebahagiaan abadi untuk dunia, dan ujian hidupmu pasti akan ada akhir ceritanya.
Yang dahulu muda kini sudsh bertambah usia dan tua, tidak lagi semenawan dahulu saat ia memamerkan paras dan cantik tampannya. Menepilah untuk melihat dan mawas diri, bahwa dunia ini hanya singgah sementara dan bercocok tanam pahala, apalah lagi yang kita harapkan dari sesuatu yang fana dan pasti akan kita tinggalkan selamanya.
Pada khawatirnya hatimu dari menunggu janji atau ketetapan Ilahi, sematkanlah puji-pujian dan syukur pada-Nya, tersebab segala hal yang diberikan padamu pasti yang terbaik dan sesuai porsinya untukmu. Tidak lebih dan tidak akan kurang.
Saat nanti kamu sudah menemukan apa yang kamu tunggu, jangan pernah kamu lari dan lupa pada setiap untai doa dan harapan kala dulu kamu menunggu, jangan sampai luntur pula ibadah ketika Allah sudah mengijabahi setiap doa yang dulu kamu sangat ingin dikabulkan.
Setiap penunggu akan dipertemukan dengan sang pencari, dan setiap hati pasti akan dipertemukan dengan sang pemiliknya.
Menata hati dan rasa.
@jndmmsyhd
629 notes · View notes
prizkymayang · 3 years
Text
Catatan: Petuah Rumah Tangga
Begitulah perempuan dan hujan, tidak mudah ditebak kapan perasaannya berubah. Mendung bukan berarti berakhir hujan, bisa jadi hanya lengit gelap yang sekedar lewat, cerah juga bukan berarti tidak akan turun hujan, seringkali matahari terik tapi hujan justru turun. Memang begitu bukan perempuan dan perasaanya? Siapa yang bisa menebak?
Tidak perlu diperdebatkan dan dipersulit, berlaku untuk perempuan juga laki-laki. Sebagus apapun usaha untuk menyenangkan dan membahagiakan mereka yang menjadi separuh agamamu, jika niat dan tujuanmu hanya untuk itu maka mudah nantinya kamu kecewa karena bisa jadi tidak mendapat apresiasi atau pujian.
Mudah pula bagimu untuk kesal dan emosi, karena apa yang kamu harapkan ternyata malah berbalik menjadi bumerang, entah karena dia tidak suka dengan caramu atau mood yang memang sedang tidak stabil.
Coba jika diniatkan karena mengharap ampunan dan pahala dari Allah, bagaimana pun reaksi dan timbal balik darinya kamu akan tetap bahagia, sebab bahagiamu memang karena sudah bisa menjalankan apa yang Allah perintahkan. Bukan mengharap pujian kekasih atau sanjungannya, bukan mengharap feedback dari manusia atas apa yang baru saja kamu berikan.
Menentukan niat itu penting. Sebab dari sanalah bahagia atau kesal berawal. Silahkan mencoba, jika saatnya nanti tiba.
@jndmmsyhd
441 notes · View notes
prizkymayang · 3 years
Text
Hujan Desember
"Jangan buru-buru menurunkan tangan selagi masih ada doa yang hendak diucapkan, jangan pula tergesa-gesa dari menyampaikan doa hanya karena urusan dunia, dan jangan sampai kamu terlupa dari meminta ikhlas diakhir doa."
Kita tidak tahu doa mana dulu yang akan Allah ijabah, kita juga tidak akan pernah tahu kapan dan pada ucapan mana yang Allah terima duluan. Jangan terburu-buru, sebab berdoa tidak sebercanda permainan, doa juga tidak sekecil antara kamu dan urusanmu.
Ada apa denganmu, sampai-sampai meminta saja dengan terburu-buru sementara soal pekerjaan saja kamu berkata pelan pada atasan. Apa iya doa seremeh itu dihadapanmu?
Perbaiki caramu meminta dan berdoa, perbaiki urusanmu dengan-Nya yang selama ini kamu menyepelekannya, karena doa tidak sebercanda manusia dan urusan dunianya.
Kamu tahu kenapa? Sebab doa bisa mengubah langit mendung menjadi terang seketika, apalagi jika hanya untuk urusan hati manusia dan apa yang diimpikannya.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
prizkymayang · 3 years
Text
Hujan Desember - Bagian 2
Hujan di luar terlalu ramai, benturan air yang mengenai bumi kadang lembut dan kadang keras. Seperti ramainya pikiran dan prasangka hati yang tidak kunjung tenang, selalu penuh dengan obrolan dan pertanyaan perihal "kapan".
Tapi begitulah manusia dan jalan hidupnya, akan selalu ada bayang-bayang dari prasangka dan ramainya pikiran yang terus mengajak untuk berbicara, perihal kapan dan bagaimana. Dan kadang mereka datang dengan keras untuk menagih realita sekarang yang belum tercapai.
Pembicaraan orang di luar biarkan saja berlalu, tidak perlu dikhawatirkan apa yang mereka bicarakan soalmu. Sebagaimana hujan yang selalu ramai dan berisik, tapi justru menjadi waktu terbaik untuk melantunkan doa. Semoga kebaikan yang mereka bicarakan segera Allah kabulkan, dan semoga keburukan yang mereka sangkakan Allah jauhkan.
Kamu selalu memiliki cara terbaik untuk menikmati ramai dan bising bukan? Jika perlu menutup telinga pun tidak masalah, tapi adakalanya lucu saja mendengar dan melihat bagaimana prasangka orang luar pada apa yang terjadi di hidupmu, yang sebenarnya kamu pun menikmati apa adanya.
@jndmmsyhd
246 notes · View notes
prizkymayang · 3 years
Text
RTM: Wanita dan Pandangannya (Bagian 1)
Unik dan ajaib memang wanita dan perasaannya itu, kadang sulit sekali menebak mau dan pintanya, apalagi soal pandangannya yang sering berbeda dengan cara laki-laki menilai.
Memasuki bulan ke 5 semenjak kami bertemu dan tinggal bersama untuk selamanya (tidak ada dan tidak akan lagi ldm) ada banyak hal baru yang saya pahami dan pelajari dari wanita yang sekarang menjadi istri saya. Iyap, kami memang ldm sejak 2018 karena kesibukan dan belajarnya masing, setahun mungkin hanya 2 atau 3 kali bertemu dengan durasi paling lama 1,5 bulan. Kami memang membuat kesepakatan untuk fokus pada amanah masing-masing, dalam sekepan mungkin video call hanya sekali atau 2 kali, kalo chattingan yaa setiap hari tapi sekosongnya.
Rumah tangga muda, pada usia yang memang sudah seharusnya bisa mengontrol emosi, ego, dan kepentingan. Ada banyak hal yang mulai berubah dari cara berpakaian saya dan jam untuk menikmati bacaan.
Saya yang biasa memakai baju kaos dan celana yang bisa dibilang "yang paling atas ya itu yang diambil dan dipakai, biar gausah ngangkat baju yang kadang nanti malah bikin berantakan", tapi tetap saja istri selalu komplen dengan kata tidak mecinglah kurang pas lah. Hingga saat ini setiap mau pergi atau ada acara entah di dalam kota atau harus keluar kota yaa dia yang nyiapin, ini sebenarnya bertolak belakang sekali dengan prinsip berpakaian saya yang simple dan yang penting bagus rapih dan layak :)
Ada hal lain yang musti saya ubah juga, terhadap me time dengan buku-buku dan tontonan, dengan video call bareng temen dan beberapa agenda lainnya. Tapi memang beginilah pernikahan, akan mengubah dan harus berubah dengan menyatukan prioritas yang lebih besar skalanya.
Pandangan laki-laki yang memang kebanyakan inginnya serba mudah dan cepat, tidak riweuh dan sangat diatur. Tapi memang dengan begitu akan lebih teratur dan lebih rapih juga sih. Untuk para lelaki, saya doakan nanti mendapat istri yang rapih, dari rapih menata luar dan dalam, menata keuangan dan kepentingan.
Nanti akan kamu temukan, pandangan wanita yang seringnya bertabrakan dengan pandanganmu, tapi cobalah untuk mendiskusikannya, pada peran dan bagaimana jalan tengahnya, soal pembagian keuangan dan kepentingan, soal menata masa depan dan target tahunan yang harus dicapai masing-masing dan bersama.
Tidak mudah memang, sedikit cemberut dan ngambek itu biasa, sedikit baper dan minta dimengerti itu wajar, sedikit ingin diberi apresiasi dan berbincang bersama itu standart, pernikahan memang tidak semudah bulan atau tahun pertama. Ombaknya kadang ringan kadang tinggi, dan cobalah untuk melihat hubunganmu dengan-Nya saat ada yang tidak beres dengan pasangan, barangkali ada porsi ibadah yang berkurang, ada tilawah yang tidak mencapai target harian, ada puasa sunnah yang mungkin malas dikerjakan.
Sakinah itu berasal dari tinggal bersama dan menyelesaikan masalah bersama, mawaddah itu berasal dari kelapangan dada menerima baik buruknya pasangan, dan warohmah itu adalah tujuan dari setiap pasangan untuk mendapatkan rahmat-Nya. Kerjakan saja semuanya karena Allah, soal apresiasi dan tidak itu belakangan, yang penting semuanya untuk ibadah.
Jarang sekali saya menulis seperti ini, yang biasanya hanya tertulis dalam catatan hp dan laptop, untuk disimpan sendiri dan menasehati hati. Tapi sepertinya ini perlu saya sampaikan juga, bahwa ilmu itu lebih penting daripada langsung beramal tapi tanpa ilmu.
Tenangkan dulu badai dan gemuruhnya, redakan nafsu dan lapar mata yang menyala, dan niatkan semuanya untuk ibadah. Bahkan soal menunggu pun jika karena Allah justru akan berbuah pahala juga, yang kamu cari berkahnya bukan?
@jndmmsyhd
523 notes · View notes
prizkymayang · 3 years
Text
Tulisan: Bercerita Pada Hujan
Ada waktunya saat kamu malas sekali untuk berbagi kisah dan cerita hari ini pada manusia, entah karena ingin memendam sendiri saja atau karena tidak mendapatkan solusi nyata. Pada akhirnya saat kamu sudah tidak kuat lagi menahan gemuruh yang semakin sesak, akan turun hujan dari matamu yang membasahi pipi dan hati.
Tidak semua orang yang mendengar kisahmu itu ingin membantu, tidak semua orang yang memperhatikan alur ceritamu itu ingin memelukmu, terkadang mereka hanya ingin membandingkan dan menjadikanmu obrolan dengan teman-temannya.
Sekuat apapun hati manusia memendam dan memenjarakan rasa dan khawatirnya, tetap saja ia tidak akan bertahan lama. Sebab tembok hati itu mudah runtuh dan jatuh, mudah menjadikanmu menangis dan marah.
Luapkanlah semuanya pada yang benar-benar ingin membantu, sampaikanlah pada yang benar-benar memiliki solusi, Allah. Jika siang terlalu terang dan takut terlihat, maka tunjukkanlah pada sepertiga malam atau mengadu dalam doa sebelum tertidur lelap.
Jadilah sebaik-baik teman yang menjadikan hubunganmu itu bertujuan sampai surga, jadilah sebaik-baik pasangan jika nanti kamu menikah, menjadi pemeluk duka dan lara yang hari ini terjadi. Kamu boleh menangis, tapi tidak boleh putus asa. Kamu boleh istirahat, tapi tidak boleh berhenti.
Menguatkan hati.
@jndmmsyhd
720 notes · View notes
prizkymayang · 3 years
Text
RTM: Menyatukan itu bukan berarti menyempurnakan.
Nanti, saat kamu sudah menemukan dia yang mendapatkan hati dan juga dirimu, jangan terlalu berharap tinggi pada ekspektasi. Sisakan ruang kosong untuk menampung rasa "memaklumi".
Saat ekspektasimu terlalu tinggi, bisa jadi nanti mudah bagimu untuk kecewa. Maklumilah bahwa pasanganmu itu manusia yang salahnya selalu ada dan akan terus berganti kesalahannya, bahkan menyatukan dua hati bukan berarti menyempurnakan semuanya, jika sudah sempurna maka tidak akan ada yang namanya saling memaafkan kesalahan dan saling mengingatkan soal kelalaian.
Bagimu yang sedang menunggu atau mencari, perbaikilah dirimu sembari mengusahakan untuk menjemput dan dijemput. Bagimu yang sedang berlayar dengan kapal dan nahkodanya, salinglah memperbaiki dan menasehati dengan sebaik-baik kata dan perilaku, pasanganmu layak mendapatkan pengingat tanpa melukai.
Perjalanan ini, jika tidak karena mencari pahala dan berkahnya Allah, akan mudah bagi kita untuk marah dan mencaci, mudah bagi kita untuk mencela dan mengganti. Niatkan saja semuanya untuk Allah, soal apresiasi atau tidak itu urusan belakang, yang terpenting adalah apresiasi Allah dengan pahala yang kamu dapatkan. Entah atas perjuanganmu melayani, atau mencari dan menunggu dengan menjaga diri.
Menyatukan itu tidak harus menyempurnakan, tapi membersamai dalam perjalanan dan mengobati luka perjalanan bersama-sama. Memadamkan api jika salah satu ada yang terbakar, menghangatkan hati jika salah satu ada kedinginan karena emosi yang selalu bergejolak.
Menikah itu perlu ilmu, bukan hanya ilmu biologis. Tapi ilmu menata hati dan rasa, menata marah dan bahagia, menempatkan cemburu dan perhatian pada tempatnya.
Selamat bertumbuh.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
prizkymayang · 3 years
Text
Untukmu yang Terjatuh
Tulisan ini untukmu, yang merasa bahwa dunia mengkhianati perjuanganmu. Barangkali saat ini kondisimu tidaklah baik, sedang berada pada posisi hancurnya impian dan retaknya hati. Pada tangisan yang hanya terdengar lirih oleh diri sendiri dan berharap orang lain tidak melihat lemahmu.
Tenanglah, sebentar lagi akan habis masa sulitmu dan datang masa mudahmu. Bukankah begitu janji-Nya padamu yang mampu bersabar meski ada tangisan? Bahkan itu sebuah kenikmatan saat kamu mampu mengalokasikan banyak dari waktumu untuk selalu berdoa dan mengadu? Sebab orang yang sedang bahagia dan merasa bangga dengan pencapaiannya belum tentu dekat dengan-Nya. Nikmatilah masa-masa sulitmu.
Aku tahu bagaimana sakitnya dikhianati dan merasa gagal, aku tahu bagaimana rasanya lelah menunggu dan sulitnya merangkak bangkit. Tapi begitulah cara Allah mengajarkan dan menjadikanmu lebih kuat, memberikanmu pencerahan bahwa harapan terbaik itu hanya pada Allah.
Kesuksesan dan keberhasilanmu bukanlah dijamin oleh manusia, ketenangan dan kenikmatan hidup juga bukan berasal dari manusia, sudah waktunya kamu sadar dan mengubah jalan pikiran. Bahagia dan sengsara itu milik Allah, maka biarkan Allah yang memberikan rasa itu pada setiap hamba-Nya. Tugasmu hanya mengabdi dan menjadikan setiap perjuanganmu itu ibadah. Niat dan ikhlas.
Untuk yang sedang mencoba merapihkan kaca yang pecah karena ujian perjalanan hidup, semoga Allah memberikanmu kekuatan untuk terus berprasangka baik dan selalu optimis, bahwa setelah kesukaran ini akan ada kemudahan dan kemenangan.
Dariku yang sedang menata jalan kehidupan.
@jndmmsyhd
845 notes · View notes
prizkymayang · 3 years
Text
Tonton "RIHLAH Santri SD Tahfidz Al-Qur'an Lukmanul Hakim 21 Rabi'ul Awwal 1442 H - 07 November 2020" di YouTube
youtube
0 notes
prizkymayang · 4 years
Text
Dan pada akhirnya engkau akan tau kemana harus berlari.
AZ, 25 Jumadil Awal 1441 H.
1 note · View note
prizkymayang · 5 years
Text
Ada cinta yang besar dan tanpa syarat dari ibu.
Dan Rabbmu lebih mencintaimu dari pada cinta ibu kepada anaknya.
0 notes
prizkymayang · 5 years
Text
25. Takdir Seorang WANITA
“Enak kamu ya masih belum bolong. Aku sudah bolong 7 hari huhu”
“Ya Allah, dapet lagi. Padahal kemarin bersih loh, mbak. Ini dapet lagi, gak bisa ikut maleman”
“Enak kamu ya. Punya saudara laki-laki, jadi kemana-kemana dianter. Bisa qiyamul lail, lha aku. Punya abang juga gak mau nganterin. Jadi pengen nikah aja kalau gini”
“Paling nyebelin itu kalau kedapetan haid di 10 hari terakhir. Serasa gak bisa maksimal ibadah. Pfft.”
“Ujian cewek ya, hutang puasa bisa nyampek sebulan penuh huhu (muka sedih)”
Kau tahu ya sholihat. Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan mengujinya. Apabila ia ridha dengan ujian tersebut, maka Allah juga ridha kepadanya.
Sebaliknya, jika ia tidak ridha, maka Allah juga tidak ridha kepadanya. Maka berbahagialah ia yang tengah diuji oleh Allah Ta'ala.
Ya. Sebagian dari kita, barangkali ada yang memprotes takdir. Mengapa begini, mengapa begitu. Padahal sejatinya, apa yang terjadi pada setiap hambaNya adalah bagian dari sunnatullah.
Haid adalh salah satu sunnatullah yang terjadi pada setiap wanita setiap bulannya. Dan sesuatu ketentuan yang tidak bisa diubah ataupun dipindahkan kodrat.
Dan bukan kewenangan manusia untuk menentukan kapan ia akan haid, kapan ia akan berhenti haid. Inilah salah satu tanda kuasa Allah bagi orang-orang yang berpikir dan bersyukur.
Jika saat ini diantara kita sedang mendapatkannya ‘haid’. Maka janganlah kita mencela, menggrutu, marah-marah, memprotes, bahkan mengutuk takdir yang terjadi.
Tidak perlu pula berkecil hati disebabkan tidak bisa beri'tikaf di masjid atau memaksimalkan ibadah yang lain semisal puasa ataupun qiyamuil lail.
Kita (wanita) masih bisa mendapatkan lailatul qodr, tentu atas izinNya. Bisa dengan cara lain, semisal ; menyiapkan peralatan ayah atau saudara laki-laki ketika mereka hendak beri'tikaf di masjid. Membantu ibu menyiapkan makanan sahur, membaca Al-Qur'an, berdzikir, menyiapkan makanan berbuka, bersedekah, dan melakukan ibadah atau kebaikan lainnya kecuali sholat dan puasa.
Jangan lagi memprotes apa yang sudah menjadi kodrat seorang wanita. Sebab hal itu tidak akan meruba keadaan, justru itu akan mengundang murkaNya. Banyaklah bersyukur, basahi lisan dengan dzikir dan diam jika tidak mampu berkata baik.
Tidak perlu gusar dengan ketetapanNya atas diri kita. Yang perlu kita yakini hanya satu, setiap yang ditakdirkan pada kita adalah baik.
“Engkau harus tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu dan sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, tidak mungkin menimpamu.” (HR. Abu Daud no. 4699, shohih)
Jadi tidak perlulah sampai minum obat agar tidak datang bulan demi bisa memaksimalkan 10 hari terakhir Ramadhan.
Syaikh Utsaimin bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah pernah menjawab pertanyaan serupa perihal bolehkah meminum obat pencegah haid agar bisa memaksimalkan ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan.
Berikut jawaban beliau, Saya tidak menyarankan para wanita menggunakan obat semacam ini, untuk membantunya melakukan ketaatan kepada Allah. Karena darah haid yang keluar, merupakan sesuatu yang Allah tetapkan untuk para anak wanita Adam.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemui Aisyah radhiyallahu ‘anha di kemahnya ketika haji wada’. Ketika itu, Aisyah radhiyallahu ‘anha telah melakukan ihram untuk umrah, namun tiba-tiba datang haid sebelum sampai ke Mekkah.
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam menemui Aisyah radhiyallahu 'anha, sementara dia sedang menangis. Sang suami yang baik bertanya, “Apa yang menyebabkan kamu menangis?” Aisyah radhiyallahu 'anha menjawab bahwa dia sedang sakit. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam menasihatkan, “Ini adalah keadaan yang telah Allah tetapkan untuk para anak wanita Adam.”
Demikianlah takdir yang telah tertulis. Maka sudah sepantasnya kita mensyukuri setiap nikmat yang ditakdirkan.
Terlahir menjadi seorang wanita itu takdir. Namun menjadi seorang muslimah adalah pilihan. Maka jadilah sebaik wanita muslimah yang beriman.
Yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, yang sami'na wa atho'na pada apa-apa yang telah ditetapkan untuknya.
Yuk. Belajar menjadi sebaik-baik wanita, yang selalu ridha terhadap setiap ketetapan-Nya.
~* 5 hari lagi Ramadhan akan pergi
'Allahumma innaka 'afuwun tuhibbul 'afwa fa'fu anni
25 Ramadhan 1438 H || 20.06.17 || ©andromeda nisa’
450 notes · View notes
prizkymayang · 5 years
Text
Tumblr media
KERINDUAN
.
Ada dua kota. Namanya disebut-sebut di setiap sudut dunia oleh mereka yang menghamba semata kepada Rabbnya. Dirindukan, dicitakan, senantiasa.
.
Jangankan yang pernah mengunjungi. Yang belum pernah menghirup udaranya, yang belum pernah menapak kakinya, yang belum bersentuhan dengan airnya, yang belum pernah terusik kakinya dengan pasir-pasirnya pun sama saja; merindu.. Bahkan sangat. Dan rindu itu hanya akan terkikis dengan temu. Terkikis sedikit, meluruh sebentar, lantas merindu lagi.. Begitulah perputaran akan rindu kepada dua kota itu.
.
Di sanalah mulut-mulut hamba basah merapal doa. Meminta apapun sesuai hajatnya. Oh iya, wajah mereka juga membasah. Ada air yang mengalir melalui celah-celah jemari mereka, memohon ampunan akan milyaran dosa, dan ketakutan akan Rabbnya..
.
Al haramain, kota-kota setrilyun kenangan, Ramadhan 1440 H
caption by @semilyarkenangan
0 notes
prizkymayang · 5 years
Text
Lailatul Qadr
Lailatur Qadr adalah nikmat yang Allah berikan kepada hambaNya, bentuk kasih sayang Allah kepada hambaNya. Bagaimana tidak, malam Lailatur Qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Beribadah di malam itu lebih baik dari seribu bulan, lebih baik dari beribadah selama 83 tahun 4 bulan. Maa sya Allaah.
Carilah malam tersebut di 10 terakhir bulan Ramadhan.
Sambutlah 10 malam terakhir ini dengan istighfar, memohon ampun kepada Allah; tawakkal, meminta pertolongan kepada Allah karena tanpa pertolongan dari Allah kita tidak akan mampu (Laa hawla wa laa quwwata illa billah - tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah); dan berhusnudzon, berbaik sangka lah kepada Allah bahwa Allah akan memberikan taufik dan kekuatan kepada kita.
Bersemangat dan bersungguh-sungguhlah.
Karena tidak dapat dipastikan kita berjumpa lagi di Ramadhan selanjutnya. Manfaatkan waktu yang tersisa.
AZ, 20 Ramadhan 1440 H
Doa Malam Lailatul
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ، تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allaahumma innaka 'afuwwun, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, menyukai permintaan maaf, maka maafkanlah aku.
HR. Ahmad 25384, At-Turmudzi 3513, Ibn Majah 3850, An-Nasai dalam Amal Al-yaum wa lailah, dan Al-Baihaqi dalam Syua'bul Iman 3426. Hadis ini dinilai shahih oleh Al-Albani.
0 notes
prizkymayang · 5 years
Text
Tumblr media
akhir-akhir ini aku merasa cemas dengan masa depanmu kelak. mungkin aku terlalu berlebihan, untuk membayangkan sosok yg belum bisa kubayangkan wajahnya seperti apa, tapi sudah mencemaskanmu. entah, naluri keibuan muncul dengan sendirinya setiap bertambahnya detik mengiringi usiaku. tapi kurasa, tidak ada kata berlebihan untuk masa depan anak.
.
semoga kelak akan tumbuh di sampingku seorang anak yg takut kepada Rabbul’alamin, yg haus akan ilmu syar’i, yg lembut hati nya menerima kebenaran, tegar di atas haq, sabar menjalankan sunnah, baik ahlak nya, dan menjadi penyejuk mata ku, quratta a’yun.
.
saat ini aku akan berusaha menuntut ilmu sebaik-baiknya, karena aku tahu kamu berhak terlahir dari rahim wanita yg cerdas. dan masa depanmu itu adalah tanggung jawabku. aku adalah sekolah pertamamu. dan itu harus ku persiapkan dengan matang.
.
aku memang bukan wanita terbaik di dunia, tapi aku akan berusaha menjadi yg terbaik untukmu.
kelak kau akan menghadapi dunia yg lebih kejam dari masaku saat ini, karena zamanku dan zamanmu berbeda. namun jangan takut nak, selama kau tanamkan tauhid di hatimu insyaaAllah Allaah akan selalu bersamamu.
.
sebelum Allaah mengamanahkanmu kepadaku, sudah sering aku memanjatkan doa agar dijadikan sebagai orang tua yg bisa mendidik dan menuntunmu di jalan-Nya. agar kelak aku bisa mempertanggungjawabkan mu di hadapan Allaah.
.
aku selalu memohon kepada penciptaku dan penciptamu, supaya kelak kau bisa mejadi ‘mesin’ pendistribusi pahala yg terus menerus bagi ku ketika aku wafat..
.
“YaRabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. sesungguhnya Engkau maha mengdengar doa..”
(QS. Ali Imran: 38).
‎ميري رهـيُ | @merryrhy
23 Mei 2019
0 notes
prizkymayang · 5 years
Text
Tetesan Air Mata Pendosa
Ya Allah, tidak ada satupun yang tersembunyi di mata-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui siapa diriku yang sebenarnya...
Alangkah malu diri yang banyak dosa...
Alangkah hina diri yang banyak maksiat...
Alangkah kotor diri yang banyak salah....
Banyak dosa yang telah aku kerjakan...
Banyak maksiat yang telah aku lakukan...
Banyak waktu yang telah aku lalaikan...
Banyak nikmat yang tidak kusyukuri...
Banyak orang yang telah aku zhalimi...
Ya Allah, usahaku untuk meraih Surga-Mu sangatlah lamban dan semangatku untuk segera menjauhkan diri dari api Neraka-Mu sangatlah lemah...
Ya Allah, dengan kondisiku yang jauh dari rasa syukur kepada-Mu, maka janganlah Engkau usir diriku dari pintu rahmat-Mu...
Ya Allah, dengan kondisiku yang masih sulit untuk tersentuh dan menangis karena takut kepada-Mu, janganlah Engkau usir diriku dari pintu ampunan-Mu...
Jika yang bisa berharap kepada-Mu hanyalah orang yang baik, lantas kepada siapakah seorang pendosa berharap dan berdoa...?
Aku tidak sabar atas panasnya matahari-Mu, lalu bagaimana mungkin diriku bisa sabar atas panasnya Neraka-Mu...?
Aku tidak bisa bersabar atas suara petir-Mu, lalu bagaimana mungkin diriku bisa sabar atas suara adzab-Mu...?
Dengan kemuliaan-Mu dan kehinaanku...
Dengan kekuatan-Mu dan kelemahanku...
Aku sujud sementara air mataku berlinang, hatiku risau atas dosa yang telah diperbuat, sedih terpejam dan penuh penyesalan...
Aku mendatangi-Mu dengan air mata...
Yang air matanya tumpah karena-Mu...
Yang tubuhnya merendah kepada-Mu...
Yang menghinakan diri di hadapan-Mu...
Ya Allah, apabila telah tiba masa kematianku, maka wafatkan diriku dalam keadaan Islam, dalam keadaan berdzikir, dalam kerinduan berjumpa dengan-Mu, dan dalam keadaan husnul khatimah...
Oh, alangkah bahagianya seandainya nanti maut menjemput sedang berurai air mata, dan merasakan manisnya iman dalam sujud penghambaan, serta merasakan rindu akan perjumpaan dengan-Nya…
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا
"Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan berikanlah kami ketaatan kepada-Mu yang akan mengantarkan kami ke Surga-Mu, dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini"
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar
0 notes
prizkymayang · 5 years
Text
Hikmah Safar
Ketika sedang dalam perjalanan, kesempatan untuk banyak berdzikir.
Mengingat Allah ﷻ
Ketika melihat pohon, banyak daun.
Ingatlah dengan firman Allah Ta'ala,
Tidak ada satu helai pun daun yg jatuh melainkan Allah mengetahuinya.
Allahuakbar.
Bayangkan Allah mengetahuinya, ada berapa banyak daun di muka bumi ini?
Apalagi dirimu, masalahmu. Allah mengetahuinya.
Ilmu Allah Maha Luas, meliputi segala sesuatu.
Dan semua daun itu, bukan hanya daun, semua makhluk bertasbih memuji Rabb-Nya dg cara mereka masing-masing.
Ketika melihat gunung, ingatlah dengan firman Allah ﷻ di banyak ayat tentang gunung.
Gunung yg berdiri kokoh sekarang, nanti akan menjadi seperti debu yang berterbangan.
Gunung patuh kepada perintah Rabb-Nya.
Ingatlah, ketika Allah ingin memberikan amanah yang besar, menjadi khalifah di bumi.
Allah menawarkannya pada gunung, gunung tidak mau dan akan hancur jika amanah itu dipikulkan kpd mereka, di karenakan tidak sanggup dan sangat takut kepada Rabb-Nya.
Lalu amanah itu dipikulkan kepada umat manusia, sungguh manusia itu memang sangat zhalim dan sangat bodoh.
Teringat ketika perjalanan dari Madinah menuju Mekkah, di sepanjang jalan begitu banyak kalimat dzikir yang ada, yang dipasang seperti tanda lalu lintas.
Untuk mengingatkan yg sedang dalam perjalanan agar senantiasa berdzikir.
Setiap jarak tertentu kalimat dzikir nya berbeda, agar yg membacanya tidak bosan.
Ma sya Allah, semoga di negeri kita suatu saat juga bisa seperti itu.
Wallahu a'lam bisshawab..
Solok, 12 Rabi'ul Akhir 1440 H
20 Desember 2018
1 note · View note