puttiput
puttiput
Putri Hs
10 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
puttiput · 5 years ago
Audio
Very touching T.T
0 notes
puttiput · 6 years ago
Text
Masih Dengan Perasaan Yang Sama
Hari ini tangisku pecah untuk kesekian kalinya. Mungkin untuk sebagian orang, menangisi seseorang karena urusan cinta adalah pembodohan. Tepat seperti yang kufikirkan pada waktu dulu. Lebih dari pada itu, tak pernah ku bayangkan untuk merasakan rasa sesakit ini, hanya perkara urusan cinta. Apa itu cinta? Pikirku waktu itu.. Bahkan ketika dahulu ku dapati bagaimana orang-orang di sekitarku merasa terpukul karna putus cinta, yang ku lakukan hanyalah menghibur mereka dan mengatakan semua akan baik-baik saja, mereka akan mendapatkan seseorang yang lebih baik ketimbang orang yang mengkhianati mereka. Tapi nyatanya, ketika posisi itu berbalik, semua terasa tidak baik-baik saja bagiku. 
Aku adalah tipe orang yang cukup keras, terutama pada diriku sendiri. Aku membuat prinsip hidup yang sekalipun tak pernah ku ingkari, sampai dimana aku bertemu dengan dia. Dia yang pernah membuat semua prinsip dalam hidupku menjadi berantakan. Awalnya aku tak pernah tertarik dengan orang ini, sama sekali tak pernah terfikir jika suatu hari aku akan jatuh hati padanya. Jatuh hingga sedalam itu. Dia bukan tipe orang yang serius, aku tau.. Aku bahkan sadar bahwa ia hanya datang di waktu yang sangat tepat. Ia datang di saat aku kehilangan harapanku pada seseorang.
Berkali-kali ku katakan pada diriku, “Jalani saja dulu”, “Apa salahnya mencoba”, “Biarlah lelah menjadi urusanku, toh kita tidak akan pernah tahu ending-nya seperti apa”. Ya, itulah hal yang terlintas dipikiranku saat itu. Namun,  
-cont-
0 notes
puttiput · 6 years ago
Text
Ambisius
Mungkin aku adalah seseorang yang sedikit ambisius, yaa aku memang.
Ketika memiliki suatu keinginan, sebisa mungkin aku akan mewujudkan keinginan tersebut. Entah dalam waktu yang singkat ataupun butuh proses untuk mendapatkannya. Tapi yang perlu kalian tau, seseorang yang ambisius tidak harus merugikan orang lain demi kepentingannya apalagi sampai menjatuhkan. Cukuplah semangat untuk mendapatkan sesuatu, tapi tidak dengan menggunakan segala cara untuk mendapatkan hal tersebut.
Perlu diingat, bahwa untuk mendapatkan sesuatu, kita juga tidak boleh terlalu egois. Kita tidak boleh merasa "mampu" melakukan segalanya sendiri tanpa melibatkan orang lain di dalamnya. Ketahuilah, terkadang kita memang perlu bantuan, atau sekedar support dari orang lain. Berhenti untuk berkeras hati. Dengan begitu, keinginan maupun pencapaian yg telah kau dapat, juga akan membuat banyak orang ikut berbangga karenanya.
Jakarta, 15 Maret 2019
0 notes
puttiput · 7 years ago
Text
Hyora’s Story (Fan Fiction)
“Ketika seseorang telah pergi meninggalkan kita, kita tersadar akan betapa penting arti dirinya. Entah mereka pergi untuk menemukan yang lain, atau bahkan pergi untuk selama-lamanya.” 
Maka hargai dan sayangilah siapapun yang berada di sisi kita saat ini. Mungkin kita belum menyadari hal itu, tapi suatu saat nanti, kita akan bersyukur untuk itu dan untuk apa yang kita lakukan saat ini.. 
Yah.. Apapun bentuknya. 
 ~~~~~~~~~~~~~~~~
[Hyora’s POV]    
Hi.. Namaku Shin Hyora. Panggil saja aku Hyo. Aku adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Terkenal sebagai anak yang sangat mandiri. Aku bukan sedang berbangga, namun karna pandangan tersebut, aku selalu melakukan semua hal secara sendiri, bahkan tanpa bantuan orang lain sedikitpun. Kalian dapat bayangkan? Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah, lebih tepatnya kelas enam sekolah dasar. Aku…hanyalah seorang gadis kecil yang mencoba tegar pada masa itu.
 #15 Years Ago#
          Siang itu udara begitu panas, matahari terasa menyengat kulit. Angin bertiup pelan menyingsingkan rok sekolahku. Aku berjalan lunglai sembari menyekat peluh yang terus menetes melalui dahi. Lelah yang kurasakan, tapi apa boleh buat, tak ada yang sempat menjemputku di sekolah.
          Syukurlah setelah menempuh waktu sekitar 30 menit, sampai juga aku di rumah. Sesegera ku tanggalkan seragam sekolah yang sedikit basah oleh keringat. Tak lama berselang, suara appa terdengar dari balik pintu kamar, “Hyora~ ya..” panggilnya.
Appaku memang sedang sakit saat itu, kira-kira sudah enam bulan lamanya beliau berbaring di kamar. Keseharian beliaupun hanya dilakukan di dalam kamar saja. Jangankan untuk keluar kamar, sekedar duduk saja beliau kesusahan. Aku yang mendengar suara appa memanggil, bergegas menghampiri kamarnya.  “Ne appa, waeyo?” sautku.
          “Aah~ kau baru saja pulang?” tanyanya. Aku mengangguk. “Kemarilah Hyo...ada yang ingin appa sampaikan padamu”. ��Aku mendekat dan duduk di samping ranjangnya.  “Emm.. ada apa appa? “ tanyaku sedikit penasaran.
          “Tak ada, hanya ingin sedikit mengobrol dengan putri kesayangan appa”. Aku tersenyum mendengar perkataan itu. “Bagaimana sekolahmu? Lancar-lancar saja bukan?”
          “Eum…sekolahku lancar-lancar saja appa. Walau tak mendapat peringkat tiga besar dikelas, tapi aku akan berusaha lebih giat lagi. Aku pasti bisa menjadi seorang uisa seperti yang appa inginkan” jawabku meyakinkan. Bahkan sebenarnya akupun tak yakin dengan apa yang aku katakan pada appa.
            “Bagus jika kau mempunyai motivasi seperti itu.. Bukan itu yang appa maksud, appa menginginkan Hyo untuk menjadi seorang uisa semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu, dan dengan ilmu yang kau peroleh, kau dapat membantu banyak orang nantinya” jelasnya.
          “Ne, aku mengerti maksud appa” aku tersenyum mengucapkan itu. “Anakmu ini akan berusaha untuk itu.. Oiya, tadi appa ingin mengatakan sesuatu padaku bukan?”tanyaku penasaran. Jarang-jarang appa berbicara seserius ini padaku.
          Beliau tersenyum sebelum menjawab pertanyaanku. “Benar.. Begini, kau tau bukan sejak beberapa bulan terakhir appa tidak melakukan pekerjaan apapun. Dengan keadaan seperti ini, appa mengerti bahwa appa hanya dapat menyusahkan kalian saja. Bahkan jika waktu bisa berputar, appa akan lebih berhati-hati dan tidak seceroboh waktu itu”. Aku memotong pembicaraannya. “Apa yang appa bicarakan? Siapa yang menyusahkan? Tidak ada yang menyusahkan disini.. Kalau boleh jujur, mungkin akulah yang paling menyusahkan kalian semua”. Nadaku sungguh terlihat seperti orang menyesal.
          “Mengapa kau bicara seperti itu.. Appa sudah memutuskan sesuatu Hyo. Bulan depan appa akan pergi ke luar kota untuk bekerja, walau keadaan appa seperti ini, mereka masih membutuhkan ilmu appa disana” jelasnya. “Jadi appa berpesan padamu, tolong kau jaga eommamu.. Walau ia sedikit galak, tapi yang dia pikirkan hanyalah demi kebaikanmu. Kau harus memahami itu”
“ta...” belum sempat aku berucap, appa menyela perkataanku.
“Appa mungkin tidak akan di sini lagi, tapi appa berjanji akan selalu memberi keperluanmu dari sana” ucapnya yang semakin membuatku sesak. Entah mengapa mendengar perkataan itu aku merasa begitu sedih, aku tak dapat membendung  air mata yang kini sudah berada di ujung. Bagiku, seseorang yang sangat menyayangiku adalah appa, selain eommaku. Bahkan eomma, lebih sering memarahi ketimbang memanjakanku. Lalu, jika appa pergi, siapa yang akan membelaku nanti?? Begitulah yang ada dipikiranku saat itu.
“Hey, mengapa kau menangis Hyora?” appa mengusap air mataku. “Sudah, jangan menangis.. Kau belum makan kan? Sekarang kau harus makan dulu..” aku masih diam tak berkutik. “Kau makanlah dulu, ppali” perintahnya lagi.
“Ne..” ucapku lirih. Akupun menuju ke dapur seperti yang appa perintahkan. Ternyata sedari tadi eomma mendengar percakapan kami dari balik pintu kamar. Eomma memberi isyarat padaku untuk diam, beliau kemudian tersenyum lemah dan berlalu begitu saja. Entah apa yang ada di fikirannya saat itu, akupun tak tahu.
---------------------------
Aku menyantap makan siangku di ruang tamu bersama anjing kesayanganku bernama ‘chiko’. Sepi yang kurasakan, memang. Karna semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Aku mengangkat dan mengusak anjing mungil itu, aku tersenyum dengan tingkah manjanya namun setelahnya perkataan appa kembali terngiang di telingaku. Aku termangu dan menatap chiko yang kini menggelengkan kepalanya gemas “chiko, apa appa akan benar-benar pergi? Apakah itu benar? Huuh, seandainya kau bisa berbicara chikoku...”  Aku menurunkan chiko kembali ke lantai, kembali teringat bahwa dua hari lalu rekan kerja appa menelepon untuk menawarkan pekerjaan di sebuah perusahaan yang dahulu pernah appa kelola. Tapi, entah mengapa, masih ada perasaan yang sangat mengganjal hatiku.
 ######
 Dua minggu terlewati, malam itu aku keluar rumah hanya sekedar untuk bermain bersama teman-temanku. Terutama dengan Hyukkie, teman baikku.. Sejak appa sakit, aku tidak pernah bermain. Jangankan bermain, keluar rumah saja tidak ku lakukan karena aku harus mengerti keadaan appa. Kebetulan, kali ini aku diijinkan untuk bermain. Walaupun tidak jauh dari rumah, tetapi setidaknya aku dapat refreshing di luar rumah. Saat kami sedang bercengkrama, salah seorang temanku datang dan tiba-tiba bertanya padaku “Hyo, ada apa dengan appamu?”.
“Mwoya? Memangnya ada apa dengannya?” aku balik bertanya.
“Sepertinya appamu sakit Hyo. Mereka membawanya menuju rumah sakit sekarang. Itu yang ku lihat dan dengar sewaktu aku lewat di depan rumahmu” jelasnya.
“Mwo??!”
karena khawatir melihatku begitu pucat mendengar perkataan temanku tadi, Hyukkie mengantarkanku pulang ke rumah.
“Gomawo, telah mengantarkanku pulang, Hyukkie” ucapku lemas.
“Jangan sungkan, aku khawatir melihatmu seperti itu.. Sekarang masuklah, aku akan pergi setelah kau masuk rumah”
“ne..kau hati-hati yaa” senyumku di balas lambaian tangan olehnya. Setelah menutup pintu rumah, aku terdiam. Perasaan bersalah seakan menghampiri.  Appa sedang sakit, aku justru asik bermain dengan teman-teman, betapa egoisnya diriku..
 ####
 Hampir sebulan lamanya appa berada di rumah sakit. Terkadang aku juga menginap disana. Sebenarnya aku tidak diperbolehkan masuk ruang ICCU, umurku tidak memenuhi untuk itu. Tetapi dengan bermodal nekat, aku masuk bersama eonni. Hanya ada rasa sedih yang menggores hati. Melihatnya terbaring di rumah sakit, membuat air mataku jatuh tak dapat kutahan. Rasa sakit menghimpit dadaku saat beliau bertanya, “siapa kau nak? Mengapa kau berada disini?” yaa, sosok appa yang sangat menyayangiku seakan hilang, bahkan beliau tidak mengenaliku lagi. Terdengar kabar appa semakin parah, sehingga uisa menyarankan agar beliau dipindahkan ke bangsal. Saat itu perasaan kami begitu tidak karuan. Kami hanya berpasrah diri pada Tuhan, berharap datangnya kemukjizatan.
 ####
 Pagi itu aku berada di sekolah. Ada perasaan aneh. Aku tidak dapat memastikannya. Seseorang menjemputku. Aku bingung, sungguh tidak mengerti mengapa hari itu aku di jemput. Yang membuatku semakin bingung adalah Hyukkie. Mengapa ia juga meminta izin pada guru untuk menemaniku pergi? Pikirku, mungkin aku akan diantarkan ke rumah sakit olehnya. Tapi dugaanku salah, mereka membawaku pulang ke rumah.
Mungkin wajahku saat itu seperti orang bodoh, aku bingung. Kini aku mulai bertanya-tanya dalam hati, ada acara apa ini?? Kursi yang semula di dalam rumah berada di luar, tenda-tenda mulai di pasang, orang-orang berdatangan dan membantu membersihkan rumahku. Aku perlahan masuk ke dalam rumah. Terdengar sayup-sayup tangisan dari kejauhan. Batinku semakin mendesak untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba semua orang mendekapku, aku terdiam.. Semuanya kini tampak aneh dan tidak jelas. Seakan mengiringi hujan kali itu, air mata eonni mengalir tiada henti.  Tanganku gemetar kala itu. “Eo..eonni, sebenarnya a..apa yang terjadi?” tanyaku sedikit terbata.
“Appa..appa meninggal Hyora” isaknya, semua orang mencoba menenangkannya. Aku mengerjapkan mata tak percaya “a..appa meninggal, itu bohong bukan..tidak mungkin appaku meninggal. Katakan padaku lagi kalau itu semua bohong!”.
Seseorang memegang bahuku “hentikan, jangan begini Hyora .. Kau hanya akan membuatnya sedih dengan bersikap seperti ini”ucapnya lirih. “ikhlaskanlah..” aku terduduk, tanganku mulai terasa dingin. Kaku yang kurasakan pada tubuhku.  Aku masih terus tak percaya kenyataan bahwa appaku telah pergi. Bukan pergi sementara, tapi untuk selamanya. “a.appa....andwae appa..andwae” isakku. Hyukkie  mendekapku yang tengah terisak. Mencoba berbagi rasa pedih yang aku rasakan saat itu. Ia menghapus air matanya dan menguatkanku untuk tetap tegar menerima semua itu.  “Beliau tenang berada di sana, ikhlaskanlah Hyora..”  aku menangis sejadinya..
Hujan kala itu seakan menjadi saksi kesedihan keluarga kami, dan aku mulai mengerti arti perkataan appa padaku dahulu. Satu hal yang masih kusesali hingga kini, aku tidak dapat menjadi seorang uisa seperti yang appa inginkan. Maafkan aku, karena telah membuatmu kecewa appa.. Aku yakin, kau akan tetap tersenyum dan mendukung setiap pilihan yang aku buat. Semoga kau tenang di alam sana.. Aku mencintaimu appa, saranghae~
 -END-
0 notes
puttiput · 7 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
puttiput · 8 years ago
Text
“JAERIN” (Fan Fiction)
Cerita ini dibuat sekitar delapan tahun yang lalu, atas unsur suka sama suka. Alurnya memang terlalu memaksa, tapi yang terpenting adalah berakhir dengan happy ending, LOL! 
Selamat membaca~
“JAERIN”
Title : “Jaerin” 
Cast :
. Kim Hyurin
. Eunhyuk aka Hyukjae-hyukkie
. Lee Sonhae
[Hyurin’s POV]
“Saengil chukhahamnida ..
Saengil chukhahamnida ..
Saranghaneun Lee Hyukjae ..
Saengil chukhahamnida ..
Wuuhuu!! Saengil chukhae monkeyy!!”
Sorakan serta ucapan selamat dari penghuni dorm mengiringi Hyukkie melangkah ke usianya yang semakin dewasa. Hari ini adalah hari dimana usianya genap 24 tahun.
Aku memandang raut bahagia Hyukkie, melihatku dan seluruh anggota suju mengingat hari ulang tahunnya.
“ayo tiup lilinnya oppa ..” kataku seraya tersenyum manis mengangkat kue ulang tahun buatanku dan teuk oppa tepat di hadapan wajahnya. Hyukkie mulai bersiap meniup lilin berjumlah 24 sesuai dengan jumlah umurnya kini, namun donghae membungkam mulutnya dengan satu tangan, mencegahnya meniup lilin. Hyukkie menatapnya dengan pandangan penuh tanya.
“hyaa .. kau harus make a wish dulu sebelum meniup lilin ..”
“ahh.. arasseo..” Hyukkie tersenyum. Dia menatapku dalam sebelum akhirnya memejamkan matanya untuk make a wish.
“ffuuuhh!” dengan satu tiupan keras semua api yang menyala padam.
“saengil chukkae hyukkie!!” semua anggota suju kembali mengucapkan selamat sebelum akhirnya mengeroyok hyukkie untuk ‘dihias’ dengan krim yang ada di kue ulang tahunnya. Aku tertawa melihat wajah pasrah hyukkie yang sedang ‘dihias’ dengan krim.
Tujuh tahun sudah aku mengenalnya. Sosoknya tidak pernah berubah dimataku walaupun kini ia adalah seorang artis terkenal. Bersama dengan Super Junior telah membuatnya di kenal di seluruh penjuru dunia. Ia tidak begitu tampan, tetapi sangat menarik. Seorang yang penyayang. Dia juga seorang yang pandai menghibur orang di sekelilingnya dan terkadang dia mudah sekali terharu. Dia suka sekali dance, dan karena dance lah yang membuatku pertama kali terpukau olehnya. 
Pandangan hyukkie tak pernah lepas dariku meskipun ia sedang ‘dikeroyok’ oleh anggota Suju. Akupun tersenyum padanya, waktu seakan terhenti dan kembali mengingatkanku pada kisah kami beberapa tahun yang lalu ..
*Flash Back On*
Hari itu adalah hari pertamaku masuk di sekolah baruku. Appaku seorang diplomat, aku sering sekali terpaksa pindah sekolah karena appa dipindah tugaskan. Aku lelah harus terus-menerus pindah sekolah.  Namun kali ini aku memutuskan untuk tinggal bersama nenekku yang berada di Seoul, Korea. Syukurlah orangtuaku menyetujuinya, mungkin untuk saat ini dan seterusnya aku lebih baik tinggal bersama nenek ketimbang berpindah negara setiap tahunnya. Kini mereka berada di London, entah sampai kapan mereka akan menetap disana, akupun tak tahu meski kami sering berkomunikasi lewat telepon atau via internet.
Disebelahku ada seorang perempuan bernama Sonhae. Dia adalah teman baruku yang ditunjuk sonsaengnim untuk mengajakku keliling sekolah. Tatapanku yang sedari tadi tak henti berkeliling, terpaku di hall sekolah yang tidak jauh dari tempatku berjalan bersama Sonhae. Rasanya suara Sonhae terdengar semakin menjauh. Seluruh tubuhku terfokus pada seseorang yang tengah melakukan breakdance di hall sekolah. Dia dikelilingi oleh beberapa lelaki seusianya. Dia terus mengikuti alunan musik, walaupun keringatnya sudah membanjiri wajahnya. ‘Siapa pria itu? dan... kenapa aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya? jantungku.. iya, jantungku juga berdetak lebih cepat dari biasanya. Ada apa denganmu hyurin??’
JDUUGH !!
“awww ..” jeritku tak bisa dikontrol. “aww, sakit!” Aku menggosok-gosok keningku sambil mendongak, ternyata ada tiang berdiri kokoh di hadapanku. ‘Sial! Sejak kapan ada tiang disini?!’
“neo gwaenchana?” aku menoleh. Sonhae sedang menatapku khawatir sambil mengulurkan satu tangannya kearahku.
“ne, gwaenchana ..” aku menyambut tangan Sonhae sambil terus memegangi dahiku.
Aku menoleh mendengar gelak tawa tak jauh dariku. Beberapa lelaki di hall tadi sedang tertawa terbahak sambil menunjuk kearahku. Dan, omonaaa~ laki-laki yang tengah breakdance tadi sudah menghentikan tariannya! Dan kini ia sedang ikut menatapku, terlihat senyum geli menghiasi bibirnya. Gawaaat! Entah bagaimana wajahku sekarang. Aku langsung menarik tangan Sonhae dan mengajaknya berlari menjauhi hall sekolah. Aku berhenti setelah ku rasa jarak dari hall sudah jauh. Aku dan Sonhae terengah mengatur nafas kami.
“kau ini tadi kenapa? Tiang sebesar itu kenapa di tabrak juga ha? Jalannya kan masih lebar hyurin.. ” bibir Sonhae membentuk senyum geli.
“sudah, yang tadi jangan di bahas lagi yaa..” mendengar jawabanku, bukannya diam Sonhae malah tertawa terbahak-bahak. Aku melihatnya dengan raut wajah datar. Kemudian iapun tersadar dan langsung menghentikan tawanya.
“mianhae.. tapi tapi, tadi kau terlihat lucu sekali hyu! hahahaha..” Sonhae kembali tertawa. ‘Huuuuh, Sonhae saja terbahak seperti ini. Pasti aku kelihatan bodoh sekali tadi, arrgh!!’ 
Yah, beginilah sifatku. Aneh, ceroboh, dan terkadang sedikit lola hingga membuat orang di sekitar kesal. Dulu, aku sering sekali menjadi bahan kejahilan teman-teman di sekolah lamaku. Tak ada seorangpun yang mau membantu, karena aku memang hanya sekedar murid pindahan dan tak mempunyai teman dekat sama sekali.
Aku menjadi semakin malu. “Babo!! Babo kau Hyurin!” gumamku sembari memukul pelan kepalaku dan mengacak-acaknya seperti orang frustasi.  ‘Kenapa bisa tadi aku berbuat hal yang memalukan di depan banyak orang apalagi di depan orang yang menarik perhatianku tadi. Ahh, iya .. pria tadi .. siapa ya namanya? Apakah Sonhae mengenalnya?’ Aku menatap Sonhae yang masih tertawa.
“apa kau tidak lelah dari tadi tertawa.. sonHae~ya..” tanyaku datar.
Sonhae berusaha menghentikan tawanya. 
“oh, mian...hehehe” Ia hanya meringis lebar ke arahku.
“eh, Sonhae ..”
“apa? ada apa? hahaa”
“heol, sudah hentikan tawamu itu! Sonhae, apa kau mengenal siapa laki-laki yang tengah latian dance di hall tadi?”
“hahaa, baiklah.. siapa yang kau tanyakan? Maksudmu Hyukjae sunbae?” alis Sonhae mengerutkan keningnya. ‘Ahh..namanya Hyukjae’ batinku.
“kau mengenalnya, Sonhae?” aku kembali bertanya.
“mm” Sonhae mengangguk. Tatapanku langsung semangat.
“bagaimana bisa kau mengenalnya?” tanyaku penasaran.
“siapa yang tidak kenal Hyukjae sunbae di sekolah ini? Dia sangat terkenal karena bakat dancenya itu. Semua orang memanggilnya dance machine.”
‘Ohh .. dia terkenal disini ..’ batinku. tak sadar aku mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Sonhae.
“tunggu, kenapa kau bertanya tentang Hyukjae sunbae?” Sonhae menatapku heran.
“a..ah, aku hanya bertanya. Tadi aku melihatnya tengah breakdance di hall, memang keren sekali! Hehehe ”
“Oho! Jangan-jangan, gara-gara itu kau tadi menabrak tiang?”
“mwo? ah, ani ani!” jawabku cepat. Pipiku memanas. Aduh, bagaimana Sonhae tepat sekali menebaknya!
“hyaa! Pipimu memerah! Haha, apakah benar? Ckckckk.. sampai seperti itu..” Sonhae mulai menggodaku. Wajahku makin memerah.
“a..a.ani, kau ini sok tahu sekali!” aku terus menyangkal sambil mulai berjalan meninggalkan Sonhae yang masih tertawa.
“hya! kenapa kau melarikan diri? Tunggu aku Hyurin!”
“lupakan! Dari tadi kau menertawaiku!”
Terdengar gelak tawa Sonhae untuk kesekian kalinya.
“hya Hyurin~ah ..” Sonhae berhasil mengejarku. Aku tak menjawab. Mukaku pasti masih merah.“Oppaku adalah teman dekat Hyukjae sunbae, dia sering main kerumahku. Apa kau mau aku kenalkan dengannya?”
Langkahku terhenti. Aku menatap Sonhae tak percaya.
“jeongmariya?” o.o
“hyaaa, akhirnya ketahuan! hahaha.. kau benar-benar tertarik pada Hyukjae sunbae kan? hahaha” Aku menatap Sonhae kesal.
“hya! kau menggodaku lagi? Sudah, lupakan! Anggap saja tadi aku tidak bertanya padamu, kau paham!” aku meninggalkan Sonhae sambil mengomel sendiri. Sonhae terbahak, dia berhasil menyusulku(lagi).
“heyy, aku serius! Donghae oppa kenal dengan Hyukjae sunbae .. kau mau aku kenalkan?”
“Tidaaaak!! Terima kasih!!”
Baru sehari mengenalnya saja aku sudah dijahilinnya seperti itu. Kalian lihat? Aku memang mudah sekali dikerjai! Huuh..
####
Waktu menunjukkan pukul 12:45 KST. 
Saat pelajaran Sosiologi berlangsung, aku tertidur di kelas. Semalam suntuk ku habiskan waktu untuk bermain game, dan lihat sekarang hasilnya...
“Hyurin!!” sonsaengnim mengguncangkan tubuhku agak kasar. Aku terperanjat membuka mataku.
“ya pak !! hadir !!” ujarku sambil berdiri tegak dan mengangkat tangan setinggi-tingginya. Teman-teman sekelas kontan menertawaiku terbahak. Sedangkan Sonhae yang duduk di sebelahku, hanya bisa memegang kepalanya putus asa.
“apa yang kau lakukan?! Kau tertidur di kelas lagi?? Sekarang cepat basuh mukamu! Dan setelah itu akan kuberi kau tugas tambahan karena sudah tiga kali kau tertidur di kelasku!”
“baik sonsaengnim..” ucapku lesu. Sonhae menatapku tak tega.
-di luar kelas-
“Babo!! Sampai kapan kau akan terus seperti ini Kim Hyurin! Sadarlah!” aku memukul-mukul kepalaku kesal. Sudah dua minggu sejak pertama kali aku tiba di sekolah ini. Dalam dua minggu terakhir, aku kerap kali di kerjai teman-teman kelasku. Beruntung, saat ini aku mempunyai sahabat seperti Sonhae. Meskipun dia terkadang juga jahil, tapi dia tak segan-segan memarahi teman-temanku yang mulai kelewatan mengerjaiku. Aku berterima kasih karena itu.
BRUUUK!!
Tubuhku langsung jatuh dengan pantat terlebih dulu.
“aduuh!! hyaaa.. kau! Kalau jalan lihat-lihat dong!” Aku langsung memarahi orang yang menabrakku. Padahal sudah jelas-jelas aku yang salah, jalan sambil melamun, haha.
“ahh, mianhae.. Kau baik-baik saja?” sebuah tangan mengulurkan diri membantuku. Aku mendongak, dan mematung. Omoo~ Hyukjae oppaaaa!! o.o
“hey, apa kau baik-baik saja?” Hyukjae tampak khawatir melihatku diam saja menatapnya.
“eh.. mm.. ne, aku baik-baik saja!” aku tersadar dari lamunanku. ‘babo! kenapa malah melamun sih’
“ayo aku bantu berdiri..” Hyukjae kembali mengulurkan tangannya sambil tersenyum kepadaku. Aku menyambut uluran tangannya. Setelah aku berdiri, aku langsung membungkuk hormat padanya “gomawoyo” ucapku berkali-kali. Hyukjae sampai tertawa melihat tingkahku.
“kau, kau gadis yang dulu jatuh menabrak tiang itu kan?”
Hatiku mencelos. Ternyata dia mengingatku. Eh, maksudnya ternyata dia ingat kebodohanku.
“kau teman Sonhae kan?”
“eh? Ne, kami sekelas ..”
“ya aku tahu .. Sonhae sering bercerita padaku tentangmu ketika aku sedang berada dirumahnya. Katakan padanya, akhirnya kita bertemu ..”
“ne, baiklah.. Apa kau sering main kerumahnya?”
Hyukjae mengangguk. Sedikit ada perasaan sedih dihatiku.
“Kakaknya adalah teman baikku..”
“Eh?” Aku terkejut. Ternyata Sonhae tidak bohong~
TEEEET!!!
Bel tanda pergantian pelajaran berbunyi menyadarkanku.
“Ahh, aku harus pergi oppa!! Aku lupa tadi sonsaengnim menyuruhku untuk membasuh muka” kataku polos.
“Gadis nakal, pasti kau tertidur di kelas kan?” tanyanya. Aku meringis, hihii..
“Baiklah, sampai jumpa. Oiyaa, saranku, sebelum kau masuk toilet, lihat dulu tulisan yang ada di pintu, okee” ucapnya jail.
“hyaa oppa, kau tidak sedang  mengejekku bukan?“
“hahahaa....ani ani. Aku bercanda.”
“baiklahh, sampai jumpa oppa” aku meninggalkan Hyukkie dengan perasaan tidak karuan di dalam hati. ‘hey, apakah kau sedang bermimpi Hyurin? Kau tadi sangat dekat dengannya, bahkan kau memegang tangannya. OMAGAH senyumannya tadi!!’
“heyy!” aku menoleh. Ternyata Hyukjae masih ditempat itu.
“namamu Hyurin kan?” dia berteriak.
“ne! Kim Hyurin, oppa!” aku balas berteriak.
“aku Hyukjae! Lee Hyukjae! Ingat namaku okee” dia berteriak lagi.
“aku tahu! Sampai jumpa oppa!!” aku melambaikan tangan sebelum menghilang di koridor menuju toilet sekolah. Hyukjae masih berdiri disana, dia tersenyum.
“anak yang menarik..” gumamnya.
Semenjak pertemuan yang kebetulan itu, aku sering sekali bertemu dengan Hyukjae. Kami hanya saling berbalas senyuman dari kejauhan. Aku baru tahu, teman-temannya memanggilnya dengan panggilan Hyukkie. Sonhae juga sering memanggilnya dengan panggilan itu. Kadang aku iri melihat Sonhae bisa tertawa lepas dengan Hyukkie oppa. Uups diam-diam aku juga memanggilnya dengan sebutan itu, walau hanya dalam pikiranku, haha.
Sonhae sering menelpon sekedar mengajakku untuk main kerumahnya ketika hyukkie sedang berada juga di rumahnya. Tapi, aku selalu menolak. Aku takut aku akan bertingkah bodoh lagi dihadapan Hyukkie.
Hari demi hari rasa sukaku bertambah besar. Dan hanya pada Sonhae lah aku berani menceritakan isi hatiku tentang Hyukkie. Sonhae mendesakku agar aku menyatakan cinta pada Hyukkie. Akhirnya setelah sehari penuh aku memikirkan tawaran Sonhae, aku memutuskan untuk mengungkapkan isi hatiku lewat sepucuk surat. Aku membuatnya semalam suntuk. Paginya aku terbangun dengan keadaan kamar yang penuh akan kertas surat yang gagal aku buat, lol!
Di tanganku saat ini terdapat sepucuk surat yang aku tulis penuh dengan kehati-hatian dan perasaan. Rencananya aku akan memberikannya sepulang sekolah.
Aku resah, berkali-kali aku mengecek jam di tangan. Sonhae yang duduk di sebelahku berkali-kali bertanya apa yang sedang ku fikirkan. Aku hanya menjawab sekenanya. Aku ingin merahasiakan dulu tentang surat ini kepadanya. Kalau aku katakan sekarang, sudah pasti dia akan terkejut dan itu akan membuatku semakin resah.
TEET! TEET !!
Akhirnya bel sekolah yang aku tunggu-tunggu berbunyi juga. Sesegera mungkin aku membereskan buku-bukuku. Aku mengetuk jariku ke meja tak sabar karena sonsaengnim tidak juga mengakhiri pelajarannya. Setelah jam pulang sekolah lebih 15 menit baru sonsaengnim menyudahi pelajarannya. Dengan cepat aku keluar kelas setelah kami memberikan hormat kepada sonsaengnim. Aku berjalan tepat di belakang sonsaengnim ketika akan keluar kelas. Sonhae yang masih berada di tempat duduk hanya menggeleng heran melihat tingkahku.
Dengan segera aku berlari menuju kelas Hyukkie oppa. Ternyata sesampainya disana, kelas tersebut kosong. Hyukkie oppa sudah pulang sedari tadi. Aku tertunduk lesu, lalu aku teringat sesuatu. Ah ya! Tempat latihan dance! tak banyak fikir, aku langsung berlari menuju tempat latihan dance. Aku sudah sampai di koridor dan tepat di ujung adalah pintu ruangan dance. Ku keluarkan sepucuk surat berwarna merah muda dari tasku. Jantungku berdetak kencang, baru kali ini aku nekat menyatakan cinta pada seseorang. Aku mulai berjalan lambat kearah ruang dance. Mungkin ini perasaanku saja, tapi kenapa ruang dance terlihat jauh sekali? Sesampainya di ruang dance, aku mengintip lewat kaca pintu. Kosong. Tidak ada seorangpun yang berada disana, kemana orang-orang itu? Terutama, kemana Hyukkie oppa?! Kenapa ketika aku mencarinya dia malah menghilang!! Masih ada satu tempat lagi, tapi aku sudah setengah putus asa ketika berjalan menuju hall. Sesampainya di tepi hall sekolah, tepat di samping tiang yang dulu pernah ku tabrak, aku melihatnya disana, ada Hyukkie oppa! Dia terlihat tengah sibuk menelpon seseorang. Aku tersenyum walau jantungku berdetak tiga kali lipat lebih cepat dari yang seharusnya. Baru selangkah aku berjalan mendekatinya, aku melihat kedatangan seorang wanita yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Hyukkie terkejut, dia menoleh dan tersenyum ketika melihat wanita itu. Wanita itu mengalungkan satu tangannya di pundak Hyukkie, Hyukkie terlihat tidak keberatan. Mereka terlihat mengobrol akrab.
Tak sadar ku remas surat yang aku pegang sampai kusut. Nafasku tercekat melihat pemandangan yang ada di depanku. Aku berlari kencang keluar sekolah melewati mereka berdua. Air mata membanjiri mataku. ‘Kim hyurin bodoh! Kenapa kau menangis? Wajar saja orang seterkenal Hyukkie sudah mempunyai pacar bukan! Kenapa kau masih saja berharap padanya? Bodoh!’
“siapa itu Hyuk?” kata wanita yang tengah merangkul Hyukkie. “Hah? Siapa?” Hyukkie mengalihkan pandangan dari ponselnya. Dia melihat sekeliling, tidak ada siapapun.
“mana noona?” Hyukkie menatap noonanya bingung. Sora menunjuk ke arah gerbang sekolah.
“tadi ada seorang gadis berlari sambil menangis .. kau tidak melihatnya?” Hyukkie menggeleng bingung.
“aiish, sudalah tidak penting .. dimana perempuan spesial yang kau ceritakan padaku itu? Katanya kau akan menunjukannya padaku .. issh, dasar bodoh! Bahkan kau tidak pernah mengobrol dengannya. Bagaimana dia tau kalau kau menyukainya? Astagaaaa, kenapa aku bisa mempunyai adik sebodoh dirimu!” Sora tampak mendumel sendiri.
“hey noona!! Jangan mulai lagi, ini di sekolah. Bukan dirumah“
“hahahaa, baiklah..  haha, aku lupa. Nanti kita lanjutkan di rumah saja okee, kau deal?” ucapnya sambil mengacak-acak rambut Hyukkie. Hyukkie terlihat pasrah oleh perlakuan dari noona nya itu.
Hyukkie kembali berkutat dengan ponsel di tangannya. “kenapa tidak aktif? Apa Sonhae salah memberikan nomer ponselnya ya? Aishh, awas saja anak itu kalau sampai salah memberikan nomor ponsel Hyurin padaku” Hyukkie menggerutu sembari terus berkutat dengan ponselnya.
“ya sudahh .. besok kita temui dia oke? Sudah sore, ayo kita pulang bodoh ..”
“noona..“
“upss, hahaa.. ayo kita pulang sayang”
“kau tau? Aku ingin muntah mendengarnya!“
“issshhhhh, kau ini! Mau pulang tidakk?” Sora tertawa lalu merangkul dongsaengnya sambil berjalan menuju mobil.
“ne..baiklah” jawab Hyukkie lemas.
“aku belum pernah melihatmu galau seperti itu (galau XD) apakah kau benar-benar menyukai gadis itu Hyuk?” tanya sora di tengah perjalanan menuju rumah mereka. “kalau begitu nyatakanlah...”
“apa??” tanyanya bingung.
“nyatakanlah.. jika kau benar-benar menyukai gadis itu, nyatakanlah besok. Lagi pula kau juga belum tau bagaimana perasaannya padamu kan? Yang aku dengar dari ceritamu, sepertinya dia juga menyukaimu.. Kalian saling tersenyum dari kejauhan, dia selalu menghindar saat kau datang, itu bisa berarti dia menyukaimu atau dia kesal padamu. Tapi, tunggu...mana mungkin ada gadis yang suka padamu???” ucap Sora kembali menggoda dongsaengnya.
“hyaaa!! Aku sudah serius mendengarkanmu, kau malah mulai lagi!” jawabnya kesal.
“gyahahaaa...bukan begitu, tapi jika dia memang menyimpan rasa padamu, aku heran apa yang dia suka dari seorang Lee Hyukjae yaa?”
“kau tidak menyadari saja, kalau dongsaengmu ini sangatlah tampan..” ucap Hyuk sambil membenahi rambutnya yang sebenarnya tidak berantakan. “aku juga pintar menari, romantis, humoris, dan yang tak kalah menarik dari diriku adalah rajin menabung (?)”
PLETAKK!! sebuah jitakan kini mulus mendarat di kepalanya.
“hyaa kau Lee Hyukjae! Terkadang aku malu mempunyai dongsaeng senarsis dirimu!“
“hahahaaa, kau harusnya bersyukur noona. Aku limited edition” Hyukkie terbahak sambil mengelus-elus kepalanya yang sudah terbiasa mendapat sebuah jitakan dari noonanya.
“dasar“
Sora kembali fokus menyetir sementara Hyukkie termangu menatap keluar kaca mobil. Ia memikirkan apa yang noonanya katakan sebelumnya.
‘Hyurin, kau harus tau perasaanku padamu. Mengapa sangat sulit untuk mendekatimu? Baiklaah, mungkin memang benar, aku harus sedikit nekat untuk menyatakannya besok.. ’ batinnya memantapkan.
####
Wajahku terlihat pucat. Aku berjalan lesu keluar sekolah. Aku menangis semalaman. Kata Sonhae tadi badanku hangat. wajahku juga seperti orang sakit. Sebenarnya, aku tadi juga merasa sedikit tidak enak. Tapi aku tetap berangkat sekolah karena sadar akan kewajibanku sebagai pelajar.
“Hyurin ..” seseorang menepuk pundakku. Aku menoleh. ‘Omonaa~ Hyukkie oppa! Bagaimana ini? apa yang harus aku lakukan??’ aku mulai panik. Wajah Hyukkie terlihat khawatir.
“wajahmu pucat sekali, apa kau sedang sakit?” Hyukkie menyentuh kedua pipiku dengan kedua tangannya. Nada suaranya terdengar sangat khawatir. Aku sedikit terkejut, aku mundur, aku teringat dengan perempuan yang kemarin memeluknya mesra di hall sekolah.
“gwaenchana oppa .. aku hanya sedikit demam..”
“apa kau sudah minum obat?” Hyukkie kembali terlihat khawatir. Walaupun dia kelihatan kaget ketika aku mundur menghindari sentuhannya. Aku tersenyum lemah.
“sudah oppa .. Maaf, aku permisi oppa” Aku buru-buru melarikan diri sebelum air mataku kembali jatuh. Aku masih belum siap bertemu dengan Hyukkie. Ini masih terlalu menyakitkan. Tapi ada tangan yang mencegahku melangahkan kaki. Aku menoleh, Hyukkie menatapku dalam.
“ada yang ingin aku bicarakan padamu Hyurin. Bisa kau luangkan sebentar saja?”
“mianhae oppa, aku sedang buru-buru.” Aku melepas tangan Hyukkie dengan paksa. Dan aku langsung berlari sekencang yang aku bisa. Tapi langkahku masih bisa di imbangi oleh Hyukkie. Tangannya menahan tanganku, kali ini aku tak bisa melarikan diri.
“Ini tidak akan lama, kau hanya perlu dengarkan aku sebentar saja Hyurin. Jika bukan sekarang, aku tak tahu kapan lagi aku bisa mempunyai waktu untuk ini” Hyukkie sedikit mengguncangkan tanganku. Aku menatap Hyukkie yang tengah menatapku serius.
“baiklah, apa yang ingin opp...”
“hyurin~ah.. sa..saranghae..”
Aku terdiam. Tubuhku berhenti bergeming. Aku terpana menatap Hyukkie yang masih menatapku dengan serius. Dia memegang kedua bahuku.
“aku menyukaimu Hyurin.. Entah kapan rasa ini mulai tumbuh, tapi aku menyukai semua yang ada di dalam dirimu. Tidak peduli seceroboh apapun kau .. saranghae Kim Hyurin ..”
Aku berkali-kali berkedip menatap Hyukkie. Apa aku bermimpi? Apakah baru saja Hyukkie menyatakan cintanya padaku?? Hyukkie melepaskan kedua tangannya dari bahuku.
“ha..hanya itu yang ingin ku katakan Hyurin~ah. Maaf sudah sedikit mengganggumu. a..a.aku pulang dulu ..” Hyukkie terlihat sedikit canggung sekarang. Kini ia berbalik pergi meninggalkanku.
Aku masih termangu menatap punggungnya yang mulai menjauhiku. Aku mencubit pipiku. ‘Aww! sakit ..’ berati aku tidak sedang bermimpi? Aku kembali menatap punggung orang yang sangat aku kagumi itu. Seketika aku langsung berlari mengejar sosok Hyukkie. Aku memeluknya dari belakang. Hyukkie menghentikan langkahnya.
“nado saranghaeyo oppa ..” aku berbisik pelan.
Sepertinya Hyukkie mendengar bisikanku, dia membalikkan badannya. Aku tertunduk malu. Hyukkie mengangakat daguku supaya dia dapat menatap wajahku yang mulai memerah.
“jeongmariya?” tanya Hyukkie kaget sambil memegang kedua pipiku. Aku mengangguk pelan.
“mianhaeyo, sikapku tadi agak sedikit ketus padamu, aku belum siap bertemu denganmu ..”
“eo? wae?”
“tempo hari aku melihatmu dengan seorang wanita di hall sekolah, kalian terlihat serasi sekali. Aku fikir dia pacarmu. Kau tidak akan memandangku kalau wanita secantik itu berada di dekatmu ..”
“seorang wanita?” Hyuk telihat berfikir. “ahh, dia adalah noonaku.. Lee Sora namanya ..”
“noona?” aku memandang Hyuk keheranan. “kau punya noona?” tanyaku bingung.
“aish .. gadis bodoh!” Hyukkie mengusak rambutku pelan. “maka dari itu, kalau cemburu lihat-lihat dahulu..”
“siapa yang cemburu?” tanyaku langsung. Mukaku memerah lagi. Hyukkie tersenyum geli. Dia memelukku erat.
“kau tidak perlu cemburu kepada siapapun Hyurin~ah.. karena hanya kau yang aku lihat, karena hanya kau yang akan selalu ada di hatiku mulai sekarang dan seterusnya.”
Wajahku memanas. Untung mukaku tersembunyi di dada Hyuk.
“gomawo oppa ..” aku balas memeluknya.
Hyuk melepas pelukannya. Dia kembali memegang pipiku. Aku tersenyum menatap lelaki di hadapanku ini. Hyukkie mencium keningku lembut.
“saranghae..neomu saranghae”
*Flash Back End*
Pandanganku menerawang. Aku tersenyum mengingat kejadian itu. Seseorang menepuk bahuku pelan. Aku terkejut dan menoleh. Ternyata Hyukkie sudah berada di sampingku. Wajahnya sudah bersih dari krim yang sebelumnya di oleskan rata di mukanya. ‘Eh? Berapa lama aku melamun?’ Hyuk tersenyum memandangku.
“kau sedang memikirkan apa?”
“ah, aniyoo.. kemana yang lain?” aku celingukan.
“Di dalam, kalau soal makanan mereka adalah yang nomor satu” kami tertawa bersama.
“hahaa ..” aku kembali terdiam. Tujuh tahun sudah aku bersama Hyukkie, tapi kenapa aku masih selalu gugup di hadapannya. Aku teringat sesuatu.
“ahh iya ..” kami bersamaan mengatakan kata itu. Kami tertawa kecil menertawakan kebetulan ini
“kau dulu ..” Hyukie menyilahkan sembari tersenyum. Aku mengeluarkan bungkusan kotak kado dari tasku.
“ini untuk oppa ..” aku menyerahkan bungkusan kado itu kepadanya. Hyuk menerima kado itu dengan penuh tanya. “apa ini?”
“buka saja ..” Hyuk membuka kotak itu. Dia terkejut melihat sebuah syal putih yang terlipat rapi di kotak itu.
“ini ..” dia mengambil syal itu dan memperhatikan dengan teliti seolah syal itu adalah benda yang amat berharga.
“mianhae, aku masih kurang pandai merajut. Aku akan belajar lagi .. maaf aku hanya bisa memberi ini untuk mu oppa ..” Hyuk masih memperhatikan syal buatanku, lalu dia menemukan tulisan yang aku rajut dengan benang biru muda bertuliskan “JAERIN”
“ini ..” hyuk menyentuh tulisan itu sambil menatapku agak terkejut. Aku tersenyum.
“aku menuliskan nama itu supaya kau selalu mengingatku. kau tahu? Terkadang aku resah melihatmu dikelilingi gadis-gadis yang lebih cantik dariku ..” aku mengatakan itu dengan nada bercanda. Hyukkie tersenyum geli menatapku. Aku mengambil syal itu dan mengalungkan ke leher Hyuk. Lalu, aku menatapnya.
“saengil chukhae oppa ..”
Hyukkie tersenyum kemudian menatapku dalam. Dia mendekatkan wajahnya, aku memejamkan mata ketika dia mendaratkan bibirnya ke bibirku. Ciuman itu terasa hangat. Hyukkie akhirnya melepas ciumannya. Dia kembali menatapku sekarang.
“saranghae Kim Hyurin .. yeongwonhi ..” ucapnya.
-END-
0 notes
puttiput · 9 years ago
Photo
Tumblr media
Miracles in June 
0 notes
puttiput · 11 years ago
Text
Dear Sahabat~
Tumblr media
Seorang Putri mungkin bukanlah sosok sahabat yang sempurna. Kalian tau, manusia memang tak ada yang sempurna guys. Tipikal gadis dengan tempramen tinggi, mood swing yang mengesalkan, sifat keras yang menyusahkan dan mungkin masih banyak lagi kekurangan yang ku miliki. Terkadang akupun bingung, sebenarnya apa yang ku miliki hingga kalian memilih untuk tetap berada dipihakku, disisiku, bertahan menghadapi segala sifat burukku, yah..hingga kini.
Kalian tau jelas guys, aku tak pandai memakai topeng. Mungkin kerutan di dahi, senyum yang melengkung kebawah, jawaban dengan nada ogah-ogahan adalah sedikit banyak hal yang amat sering kalian jumpai.  Well, itu sudah biasa btw.. Namun di balik itu semua aku tak pernah sekalipun mempunyai niat untuk melukai perasaan kalian. Aku hanya menunjukkan apa yang kurasakan dan tak ingin menjadi seorang yang munafik dibelakang, yeah kurang lebihnya seperti itu. Karena cukup sakit rasanya ketika orang yang kau percaya berbicara banyak hal dibelakangmu. Hati seseorang siapa yang dapat menebak bukan?
Menjadi seseorang yang peka itu perkara sulit, yang selalu mengerti apa dan bagaimana keadaan sekitar, apalagi jika itu menyangkut kalian. Tapi apapun itu, aku selalu mencoba, lebih tepatnya berusaha mencoba yang terbaik yang dapat kulakukan untuk kalian. Jangan pernah bandingkan perlakuan seseorang terhadap kalian, mungkin orang terdekat kalian selalu bersikap manis sedangkan aku tidak. Orang terdekat kalian selalu tersenyum saat mendapati kesalahan yang kalian perbuat, sedang aku jelas tidak. Atau mungkin orang terdekat kalian selalu mengatakan “ya” selagi aku memperhitungkan segalanya dan berakhir dengan kata “tidak”. Klarifikasi untuk itu semua, pertama jelas egoku mempertahankan sikap cuek dan terkesan acuhku padahal jauh daripada itu, aku adalah seseorang yang cukup care btw, aku ingin itu tak terlihat nyata. Lagi-lagi karena menyangkut ego. Kedua, kesalahan itu hal yang wajar, setiap orang pasti pernah melakukannya. Tapi jika terlarut dalam kesalahan, maka ibarat kesalahan di dalam kesalahan (?) perumpamaan yang rumit bukan? Aku juga bingung menjelaskannya -__- Intinya aku tak akan tersenyum saat kurasa itu salah, bahkan aku akan segan-segan membentak jika kurasa itu perlu. Sikap lembek akan membuat kalian jauh lebih dalam terhanyut, dan harapanku sebenarnya cukup simple, kalian dapat menyadari bahwa yang kalian lakukan memang salah, jadilah pribadi yang kuat sahabat, percayalah itu akan sangat membantu. Ketiga, terkadang mungkin aku memang menjadi sosok penghambat, yang selalu memperhitungkan segala sesuatunya. Well, sebenarnya kalian bahkan dapat melakukan dengan atau tanpa aku bukan? -__- Jadi jangan memperumit itu, aku memang memperhitungkan dari sisiku aku selalu memikirkan segalanya dengan hati-hati, tapi perlu kutekankan disini, itu-bukan-bentuk-dari-sikap-egois. Banyak pihak, situasi atau bahkan hal yang harus kufikirkan, sekali lagi itu-bukan-egois. “Ya” saat ya, “Tidak” saat tidak. Sesimpel yang kalian bayangkan, tapi kenyataannya tidak. Keputusan selalu berhubungan dengan pilihan, sayangnya aku termasuk orang yang tak pandai untuk memilih, terkadang “tidak” menjadi final.
Baca ini baik-baik “Kamu tu ga tau gimana rasanya jadi aku, kamu tu emang ga pernah ngertiin aku!” oh guys mari hentikan itu, aku sungguh tak ingin mendengar maupun melihat pertengkaran layaknya sebuah drama. Setiap orang memiliki posisinya masing-masing, akan sangat egois ketika kita memaksakan seseorang untuk berada di posisi kita dengan sudut pandang dan pemikiran masing-masing. Jadi mari hentikan, mari kita lupakan!  
And last but not least, I just wanna say.. Jangan pernah merasa sakit, jangan pernah merasa bersalah dan jangan pernah tersinggung dengan apapun yang kulakukan. “Aku membutuhkan kalian guys, bertahanlah hingga akhir” geez, itu amat terdengar cheesy! Bersyukurlah pada rasa gengsi hingga kata-kata tersebut tak langsung terucap dari bibir indahku (LOL) Tapi sungguh, kalian memang sahabat yang sangat berharga. Mungkin tak semua orang dapat menerima bagaimana caraku mengungkapkan rasa ‘sayang’, terlebih karena itu memang sedikit berbeda. Namun aku berharap kalian akan mengerti itu semua guys :)
Love ya, now and forever!
0 notes
puttiput · 11 years ago
Text
Pada Akhirnya Aku Masih Bertahan
Tumblr media
Mungkin untuk sebagian orang, kami, sebut saja “fans” merupakan orang-orang dengan tingkat delusi yang tinggi atau bahkan orang-orang yang terobsesi akan idolanya. Yah, mungkin hal tersebut ‘sedikit’ ada benarnya, tetapi perlu kalian ketahui, kami masih mempunyai akal sehat untuk itu semua. Pada dasarnya setiap manusia memiliki rasa ketertarikan yang berbeda. Seperti halnya permainan bola, konyol bukan? Dimana sebuah bola menjadi incaran 22 pemain sekaligus. Melelahkan, itu gambaran kecilnya bagi pemain, begitupula penonton yang menyaksikan, namun kita dapat melihat sisi menarik dari permainan ini, right? Dengan kata lain, setiap hal memang memiliki ketertarikan tersendiri. Begitupun yang kami rasakan untuk idola kami, yah..lagi-lagi mengenai suatu ketertarikan. Jangan pernah katakan kami terlalu mengagung-agungkan mereka, karena nyatanya memang tidak! Kalian mungkin cukup berlebihan untuk menggambarkan situasi tersebut. Diatas segalanya, kami masih tetap mempunyai Tuhan, keluarga, sahabat dan lagi, satu yang kami tekankan, yaitu akal sehat. Kami hanyalah sebagian orang (lain) yang mengagumi talenta dan wajah rupawan mereka, apakah hal tersebut salah? Sebut saja itu salah, lantas jika mengagumi adalah suatu kesalahan, apa jawaban yang benar dari kesalahan tersebut??
Sadar atau tidak, menjadi seorang fans tidaklah semudah seperti apa yang kalian fikirkan. Mereka bahkan mengorbankan waktu, tenaga dan juga uang untuk sekedar mendapatkan informasi mengenai idolanya. Jangan heran jika sebagian fans akan melakukan bashing pada pasangan sang idola saat ‘rumor dating’ menyebar. Aku akui, mereka memang cukup lelah btw, labil adalah akibat, bukan pilihan. Percayalah guys, aku cukup yakin itu semua tidak akan bertahan lama. Mereka hanya perlu waktu untuk dapat mengerti, walau bagaimanapun kalian (sang idola) memang hanya manusia biasa yang perlu mendapat sedikit ruang. Fans sejati akan memahami itu.
Sebagai seorang idola mungkin kalian lelah harus selalu terlihat sempurna di depan kamera, kami sebagai fans hanya mampu mengingatkan, itulah pilihan kalian, itulah yang harus kalian jalani. Jangan lupa, ada kami, ‘fans’ yang selalu mendukung dan menguatkan kalian. Bahkan kami akan menjadi orang pertama yang dengan sukarela melakukan voting untuk kalian, kami akan menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat untuk setiap penghargaan yang kalian dapatkan, kami akan menjadi orang pertama yang bertepuk tangan di setiap penampilan kalian dan kami juga akan menjadi orang pertama yang mengerti dan menguatkan kalian saat rumor berdatangan, walaupun awalnya kami akan sedikit kecewa. Yah kalian tau jelas, kami memang cukup lelah. Hanya itu yang dapat kami lakukan sebagai seorang ‘fans’ yang tak lain hanya sekedar dukungan.
Everlasting Friends atau ‘elf’ mungkin sangat akrab di telinga kalian. Dengan bangga ku akui, aku adalah bagian dari fandom ini. Kurang lebih hampir 6 tahun sudah aku menjadi seorang ‘elf’. Masih sangat jelas di ingatanku, saat itu aku berada di bangku kelas 2 SMA. Lebih tepatnya di akhir semester kelas 2. Tak banyak teman sekelas yang segila diriku menjadi seorang kpoper, bahkan mungkin tak ada. Yang kutau, aku mempunyai satu, satu dari sekian banyak murid di sekolahku. Suatu kebetulan, dia adalah teman se-genk ku. Kalian pasti sangat paham masa sekolah, masa-masa dimana kita mempunyai teman sepermainan, sebut saja itu genk, karena memang kami selalu bersama di segala kondisi dan dengan jumlah personil yang sama pula. Saat itu aku tak tau apa-apa, mengetahui mengenai SJ pun adalah hal yang tak terduga sebelumnya. Berawal dari suatu keisengan membuka profil sebuah boyband, dan disaat itu pula aku langsung menyukainya. Lucu bukan, tapi memang itulah kenyataannya. Aku adalah seseorang dengan ingatan buruk, sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk mengingat wajah dan nama mereka di memoriku. Aku seorang Jewel btw, jadi jangan tanya padaku siapa yang sering aku elu dan banggakan di SJ. Kkkk, tingkah konyolnya benar-benar!
Melalui temanku itulah, aku tahu banyak mengenai SJ. Ia seorang ‘elf’, saat itu mungkin lebih gila dari pada diriku. Ia bahkan mengumpulkan bertumpuk-tumpuk kepingan cd untuk menyimpan semua variety show, performance, MV dan lain sebagainya. Aku cukup berterima kasih pada jiwa kreatifnya, lagi-lagi ku dapatkan banyak informasi tanpa harus bersusah payah. Sedikit bercerita, ia jugalah yang telah mengenalkanku pada dunia fanfict, dimana masih ku selami (?) hingga sekarang. Kkkk!
Multifandom? Sering dengar bukan? Aku cukup bingung menggambarkan diriku seperti apa, yang jelas aku memang menyukai banyak grup, hampir semua. Aku senang menjadi bagian dari fandom lain. Aku senang menjadi bagian dari CASSIE, VIP, BEAUTY, INSPIRIT, BOICE dan masih banyak tak terkecuali non boyband seperti KI AILEE. Kalian mungkin jauh lebih paham fandom untuk siapa KI AILEE itu, namun aku tak cukup kuat untuk mengatakan ini “JOONGKI~YA 사랑해!!” Hahaha, siapapun tolong selamatkan aku dari baby face nya! LOL! Oke kembali lagi -__- Sekitar 1 tahun yang lalu, aku membuka diriku untuk menjadi seorang EXO-L. Sebut saja aku tak setia, tapi apa salahnya menambah kegemaran?? Kata orang cinta pertama itu sulit untuk dilupakan. SJ adalah cinta pertama, jadi simpulkan sendiri apa maksudnya.
Dulu aku sempat membenci EXO, apalagi saat foto-foto teaser mereka dikeluarkan oleh SM. Sesuatu yang terlintas difikiranku saat itu adalah EXO-didebutkan-untuk-menggantikan-posisi-SJ, final!! Lihat saja jumlah personilnya, tak jauh berbeda dengan personil SJ bukan? Apakah mereka duplikasi SJ? Seketika pemikiran-pemikiran jahat berdatangan. Aku memang pernah khilaf, namun saat ini yang ingin ku sampaikan hanyalah maaf.. Maaf untuk segala pemikiran sempit itu, sekarang jangan biarkan kalian bercerai kembali. Aku disini masih berdiri dengan OT 15 untuk SJ dan OT 12 untuk EXO! No matter what happens~lalala^^
Seorang kpoper biasanya merangkap sebagai seorang drama lover, dan aku cukup percaya diri untuk menanyakan hal ini, apakah kalian pernah menonton drama Replay 1997? Haha, pikiranku menerawang membayangkan apakah hal tersebut juga akan terjadi padaku kelak? Bahkan setelah aku menikah, apakah aku masih akan segila ‘eunji’ pemeran utama dalam drama tersebut, kkk! Dalam drama Replay terdapat sebuah scene dimana seorang ayah geram terhadap sikap fanatic anaknya. Poster-poster menempel sana-sini di tembok kamarnya, apalagi kegiatan stalking-nya yang cukup membuat kesal. Amarah sang ayah akhirnya memuncak, beliau mencerca personil boyband tersebut dengan sebutan ‘monyet’. Seketika itu juga aku terbahak, bagaimana tidak? Itu pula yang pernah terjadi padaku, kkk! “apa untungnya suka sama monyet-monyet itu!” “monyet kayak gitu disukain hah?!” bla bla bla, dan masih banyak lagi. Sangat menggelikan mengingat kejadian tersebut, dimana seorang ibu dengan geramnya mengatai sembari menunjuk, lebih tepatnya menuding poster SJ saat itu. Yah, beliau adalah ibuku. Seseorang yang kini mungkin telah mengerti akan kegemaran anaknya. Bahkan saat idolaku muncul dilayar televisi, beliau tak segan memberi tau via telepon, karena memang kami tidak tinggal satu atap sejak beberapa tahun yang lalu.
Mari kembali lagi..
Banyak masa-masa yang telah aku lalui sebagai seorang ‘elf’. Sampai dimana awal dari kehiatusanku dikarenakan kesibukan yang kulakukan di jenjang perguruan tinggi. Kalau boleh berbangga sedikit, aku tergolong mahasiswa yang rajin pada saat itu (perlu dikoreksi, itu hanya berlaku pada semester awal perkuliahan, kkk), sampai hampir melupakan kegilaan bersama teman-temanku se-fandom. Suatu cobaan pernah datang, lagi-lagi menyangkut SJ. Terdengar kabar bahwa SJ akan mengadakan sushow pertama mereka di Indonesia. Sebagai seorang fans, kalian dapat bayangkan bagaimana keinginan kami untuk bertatap muka langsung dengan idola meskipun dalam jarak yang jauh. Kabar yang teramat mendadak membuat aku atau bahkan sebagian ‘elf’ lain frustasi saat itu.
Cobaan yang lain datang dari teman-teman ‘elf’ ku, mereka berubah fandom. Saat ku tanya kenapa, mereka mampu menjelaskan. Mereka memiliki berbagai alasan diantaranya cukup meyakinkan. Aku sama sekali tak berniat untuk memancing fanwar, tapi nyatanya satu diantara mereka benar-benar sempat menyulut emosi. Fakta tersebut berkembang cukup lama, hingga pada akhirnya sekali lagi sebuah moment mempertemukan kami. Aku ragu saat itu, bahkan aku sempat meragukan SJ menjadi idola terbesarku. Kualihkan segala fokusku, lebih tepatnya keraguanku. Cukup, aku mungkin memang butuh hiatus, itu yang ada di fikiranku. Merenungkan segala kemungkinan yang muncul, namun pada akhirnya aku masih bertahan, hingga saat ini.
Terkadang aku berfikir tak ada yang ku lakukan selama ini untuk SJ, untuk fandom-ku atau untuk yang lain. Yah semua itu mengenai fasilitas. Aku bukan apa-apa, aku juga bukan siapa-siapa. Aku jelas tahu semua itu. Aku bahkan harus menahan diriku saat orang-orang terdekatku bisa melakukan segala hal yang ia mau (ini masih mengenai fangirling), sedangkan aku tak bisa. Sekalipun aku ingin, aku tak akan pernah berharap lebih pada sesuatu. Sekali lagi aku tak papa, sangat tak apa. Aku seseorang yang sangat mengerti situasi btw.
Enam tahun bukanlah waktu yang singkat, seharusnya sebagai seorang fans usia tersebut tergolong cukup dewasa. Tapi apa yang aku tau mengenai mereka, 없어~  bahkan saat ditanya mengenai hal simpel aku akan bergeleng lemah. Aku pernah mengatakan diawal bukan? Aku adalah seseorang dengan ingatan buruk, sekalipun sempat menjadi admin fandom pada beberapa website, bahkan menjadi salah satu pemberi berita pada waktu itu. Kalian tau? Itu sama sekali tak membantu.
Aku tak perlu tau segala hal, aku tak perlu tau apa dan bagaimana mengenai mereka secara detail, karena aku memang bukan mesin pencari guys. Yang aku tau aku masih seorang ‘elf’ hingga saat ini. Mungkin aku pernah kecewa, tapi kembali lagi, aku tau batasku. Aku seharusnya menjadi sisi pendukung, yah mendukung dan menghargai setiap pilihan yang mereka putuskan, bukan sebaliknya, menjadi sisi penyerang.         
Seorang teman pernah mengatakan ini padaku “satu yang aku sadari dari kamu, kamu belum dewasa”. Well, aku akui itu! Seharusnya diusiaku saat ini, bukan saatnya lagi untuk ber-fangirling-ria. Tapi kalian perlu tau, jiwa seorang fans sangat sulit untuk dilepaskan. Aku cukup mengerti mana yang perlu dan tak perlu, yang terpenting adalah bagaimana aku memposisikan diriku. Bagiku, usia tak menghalangi seseorang untuk ber-fangirling ^^
Yah, pada akhirnya aku masih bertahan~ untuk mereka.
0 notes
puttiput · 11 years ago
Text
Hi! Say! Hi!
Entah berapa lama blog ini terabaikan dan jamuran (?), yang jelas sekarang aku disini untuk memulai semuanya. Beberapa postingan yang absurd telah di hapus dan akan digantikan dengan postingan-postingan yang lebih absurd lagi *mungkin* -__-
Hi! say! hi!
Haiii~ aku Putri, pemilik blog btw ^^~ Seseorang yang dapat dikatakan 'cukup ekspresif' dalam mengungkapkan sesuatu melalui tulisan. Baiklah, aku memang amat senang menulis. Profesiku bukan sebagai penulis, guru bahasa atau semacamnya. Bukan seorang pujangga maupun penyair, jelas bukan. Bahkan seorang seniman dengan syair mendalam di setiap lirik lagu yang ia diciptakan, itu benar-benar bukan. Aku hanyalah aku. Aku menulis berdasarkan suasana hati, random, tak fokus, tak jelas dan terkadang absurd. Senang membahas sesuatu secara acak, well itu termasuk random tadi.
Sebenarnya tak perlu kata-kata bijak untuk dapat menulis, lebih tepatnya untuk mengungkapkan perasaan. Hanya ikuti apa yang ada disana, yah tentu yang ada di dalam hatimu, maka kamu akan menemukan titik kenyaman tersendiri dalam tulisanmu. Terkadang ketika keberanian seseorang menguap entah kemana, tulisan adalah solusi terbaik. Percayalah!^^
0 notes