radhonna

[radhonna]

It’s an honest feeling, so pure, too significant.

In all the sudden there comes a wave, a thunderstorm enlighten by the lightning glitch.

Rain, there was come the heavy rain.

Swinging swong while birds cripple to the sea then another fly away as the eyes can’t see.

There’s a man, and a woman, holding the red umbrella, whispering something and somewhat to each other.

Half measure away, standing there an old lady wearing blue jacket as big as she could pulls her head into it.

While the writer is standing near the wave, seeing sky full of stars and heart full of hopes that she can fly.

It was an honest feeling, but it’s also not real.

[radhonna]

Kini semua terlalu pekat, untuk dikenang dalam angan.

[radhonna]

Tuhanku,

Lembutkanlah hatiku sebagaimana engkau menjaga kelembutan hati Aisyah binti Abu Bakar.

Dan kuatkanlah aku sebagaimana engkau menguatkan hati khadijah binti Khuwaylid.

[radhonna]

Aku takut bangun dari tidur, berita buruk selalu datang sesaat setelah mataku terbuka.

Aku benci pulang kerumah dengan rute itu, sesak dadaku mengingat kepulangan untuk menemui akhir.

Aku tidak lagi suka makan, hatiku lebih lapar.

Aku yang tidak bisa memaknai perpisahan.

[radhonna]

Aku tidak tau bagaimana hidupku jika ku denganmu.

Jangan jadikan itu alasan.

Hatiku sudah berat, aku tidak tahan.

Tidak boleh seperti itu.

Hatiku, telanlah walau pahit.

[radhonna]

What ifs Iam actually loves the pain. I love being hurts.

What ifs I am actually enjoys the silence. From hearing echo to hear nothing at all.

What ifs I am actually likes the emptiness. Nothing in touch and nothing to reach.

What ifs I am actually believes the the S, the infinity, something out of reach.

What ifs I am actually.

[radhonna]

It was beautiful, so beautiful, it hurts.

[radhonna]

Somebody got accused for abuse, by giving someone a too much care.

Somebody got accused for bad news, by planning a better life for a couple pie.

Somebody got accused for losses, by loving someone with no causes.

Yet somebody still believe, there’s no bad guy. It’s just not the right time at the right place.

[radhonna]

Aku ulangi sekali lagi:

Perempuan itu menang dengan dua cara; mengalah dan mengabdi,

Laki-laki itu menang dengan dua cara; bertanggungjawab dan menghargai.

[radhonna]

Sabar itu harus disertai ikhlas, syg, agar sabarnya tidak berbatas.

[radhonna]

Ingatan tentang segala keindahan tentangmu telah berguguran bersamaan dengan hentakan tempurung kepala ini saat keadaan tidak juga memudahkanku untuk sabar.

Kamu bukan lagi dia yang hatinya selembut sutera yang kudambakan sebagai sesosok idola.

Tapi lebih parahnya cinta dan rasa percaya itu ikut pula berguguran ketika dalam hitungan detik kau tidak jua beranjak dari tempatmu terduduk untuk menghalauku, menghentikan hentakan demi hentakan yang menghancurkanku dan segala tentangmu.

Katakanlah aku pendosa, tapi aku sangat benci dengan orang yang egois dan tidak perasa namun bertingkah seolah dialah malaikat si baik rupa.

[radhonna]

Dra, aku masih ingat suara teriakanmu yang menulikan telinga ini tadi sore. Masih, sesakit itu perasaan yang tertinggal.

[radhonna]

Your big mouth makes drama. Two-bit drama. So cheap.

[radhonna]

Terima kasih telah melindungiku selama ini, dan menyayangiku dengan selembut-lembutnya cinta dan kasih sayang. Segala yang buruk dariku adalah ketika aku lupa semua pelajaran cinta dan kasih yang telah engkau ajarkan. Terima kasih telah menyelamatkanku dari penyakit mental. Terima kasih telah menjadi alasanku untuk tetap hidup.

[radhonna]

Akutuh happy banget loh hidupnya. Bahagia dan penuh cita-cita. Tapi ga sampai kefikiran kalau ternyata orang yang ngaku keluarga yang malah merusak semua isi otak ini dalam waktu kurang dari satu tahun. Kadang orang lupa kalau keluarga adalah hal pertama yang tidak boleh tersakiti fisiknya oleh siapapun, apapun alasannya, bagaimanapun keadaannya. Tapi jika setiap kesalahan harus diukur dengan tamparan, ancaman pukulan, atau bahkan sebuah tongkat kayu yang siap diayunkan, kukira aku berhak memilih untuk tidak berada dilingkaran hitam yang menyeramkan disana.

It’s an amazing changes, how a small clap on the cheek, some abussive words, and abussive act can affect the whole lifetime story, and how the heart could feel the pain when something’s recalling it.

Kalau akibatnya sebegini buruk untuk kesehatan mentalku, rasanya cukup adil jika bagiku kalian tidak lagi termasuk dalam daftar orang-orang yang mencintaiku dengan tulus. Rasanya cukup adil bagiku untuk menganggap kalian jahat. Demi isi otakku yang lebih waras dan kemauanku untuk bertahan hidup lebih lama.

Sebagian orang pandai marah dengan rangkaian kata yang memberikan tawaran solusi, sebagian lagi memilih diam dan meredamnya. Selebihnya orang yang berkata kasar lagi ringan tangan tidak termasuk dari sebagian orang yang berbudi baik pada kalimat sebelum ini.

[radhonna]

I know you’re in the hard time, you’re having condition you can’t understand. I know you’re having trouble in keeping your heartbreak alone, till it affect your whole day. I know you’re facing a rough people, that human who can’t accept you for who you are now. I know you’re troubled, and I’m troubled too, tho maybe yours is bigger than mine. But I hope you don’t mind being in trouble together. So I wish that you’re staying with me, stay alive to read this again for at least one more day. I can’t promise that the pain will gone, but I promise that I’ll never leave you, and I will love you for whoever you are, always.

[radhonna]

The man who passes the sentence should swing the sword.