rahadytma
247 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
"Apa pun tak akan bisa membahagiakan orang yang sedang jatuh cinta kecuali bertemu dengan yang dicintainya..."
Engkau mungkin melihat dia gembira dalam kiriman instastory nya, tertawa, bercanda. Tapi tetap saja bila kamu lah yang dirindukan, kehadiranmu saja lah yang bisa membuatnya bahagia. Tertawanya demi sebuah kebersamaan, tawa dan bahagia sejatinya bila berdua saja denganmu.
26 notes
·
View notes
Text
“You know who’s gonna give you everything? Yourself.”
— Diane Von Furstenberg (via naturaekos)
39K notes
·
View notes
Conversation
Kamu
TM: beberapa hari ga online app kenapa?
AR: ngapain?
TM: ya cari apa gitu.
AR: aku sudah nemu apa yang aku cari.
TM: maksudnya?
AR: kamu.
Januari 2016.
1 note
·
View note
Text
“Yang jahat adalah yang dulunya pernah baik, namun dijahati. Yang pergi adalah yang dulunya pernah setia, namun tidak dipedulikan.”
— (via mbeeer)
2K notes
·
View notes
Text
“Sebenarnya aku begitu merindukanmu. Tapi aku tak ingin menjumpaimu, tak ingin tahu kabarmu, tak ingin melihat senyummu.”
— (via mbeeer)
2K notes
·
View notes
Text
“Meskipun bisa pergi ke mana saja. Meskipun sanggup memilih siapa saja. Buatku, kamu tetap menjadi pilihan pertama di semua pilihan yang ada.”
—
454 notes
·
View notes
Text
“Pada akhirnya yang pergi akan tetap pergi. Tak peduli sekuat apa kau telah bertahan, tak peduli telah seletih apa kau berjuang. Perginya selalu menjadi tanda bahwa semua perjuanganmu itu di matanya akan selalu terlihat tak cukup.”
—
502 notes
·
View notes
Text
Cintamu Tulus atau Ambisius?
Mencintai seseorang bisa membuatmu melakukan apapun agar bisa dicintai kembali olehnya. Seolah-olah itu wajar, tapi terkadang malah membuatmu tampak ambisius untuk memilikinya. Padahal itu bukan cinta yang sejati, tapi hasrat untuk mendapatkan apa yang kamu mau.
Jika kamu merasa sudah menemukan orang yang tepat dan yakin gak mau memilih orang lain selain dia, simak lima hal berikut yang bisa membedakan cintamu itu cinta yang bagaimana.
1. Cinta yang tulus gak memaksa, cinta ambisius memakai banyak cara
Ya tentu gak ada salahnya memakai banyak cara untuk memiliki orang yang kamu sayangi. Itu wajar-wajar aja, sebab hati seseorang akan luluh kalau mengetahui ada orang yang berjuang ekstra untuk mendapatkan dirinya.
Tapi kamu bisa terjebak pada hasrat agar berhasil mendapatkannya, bukan fokus pada mencurahkan cintamu. Bisa jadi kamu menawarkan kebaikan, memberi perhatian kepadanya, atau menghiburnya di kala ia sedih. Semua itu adalah usahamu untuk mendapatkan timbal balik dari perasaanmu.
Lalu kalau sudah memilikinya apakah cintamu bisa mempertahankannya? Kalau dia mau kamu miliki karena merasa iba melihatmu berjuang, apakah dia juga mencintamu sama sepertimu?
Cinta yang tulus akan selalu memberi, memperhatikan, menyayangi, gak gampang marah, dan gak memaksa. Jika akhirnya ia pun mencintamu dengan tulus, itu adalah anugerah.
2. Cinta yang tulus gak mudah kecewa, cinta ambisius sebaliknya
Saat harapanmu gak sesuai dengan kenyataan, kamu pasti kecewa. Misalnya kamu mengirimi sebuah lagu yang kamu nyanyikan untuk dia agar dia merasa bahwa kamu menyukainya. Tapi akhirnya dia mengabaikan kirimanmu dan gak memberi respons. Jika kamu sangat kecewa, itu artinya cintamu ambisius. Kalau sebaliknya, cintamu sangat tulus.
Memang gak ada orang yang mau diabaikan, semua orang ingin dihargai. Tapi perhatikan lagi niatmu dan cintamu, apakah mencintainya harus selalu mendapatkan respons? Gak bisakah hanya memberi dan membiarkan cintamu yang tulus itu bekerja secara natural?
3. Cinta yang tulus memberi keyakinan, cinta ambisius memberi kecurigaan
Ketulusan cinta akan membikin dirimu yakin bahwa perbuatanmu gak akan sia-sia. Maksudnya, cintamu akan berdampak bukan hanya pada dirinya, tapi juga pada dirimu. Kamu akan lebih dewasa, lebih mengerti pada makna hidup dan relasi cinta, bahkan lebih bisa menerima keadaan dirimu sendiri.
Sementara cinta ambisius membuatmu selalu curiga. Kamu akan mencurigai dia yang lebih mencintai orang lain, mencurigai ada yang menghalangi cintamu, mencurigai dia gak bisa menghargai usahamu, bahkan mencurigai dirimu sendiri yang gak bisa melakukan apa-apa. Ironis, kan?
4. Cinta yang tulus menahan diri ketika terlalu cinta; cinta ambisius menampakkannya
Kenapa harus menahan diri? Sebab itu bisa jadi akan mengacaukan semuanya. Ibaratnya menstabilkan efek cinta. Cinta yang tulus berjalan secara wajar tanpa perlu digembar-gemborkan.
Sementara cinta ambisius perlu pengakuan dan perhatian. Cinta ambisius ingin tampak bahwa ia benar-benar menginginkan orang yang dicintainya. Jika cinta yang tulus hanya ingin orang yang dicintainya tahu, sedangkan cinta ambisius ingin banyak orang mengetahuinya.
5. Cinta yang tulus mendoakan kebahagiaannya, cinta ambisius berdoa agar bisa diterima
Sangat berbeda antara mendoakan kebahagiaannya dan berdoa agar ia menerimamu. Yang pertama jelas gak ada keegoisan, sementara yang terakhir menunjukkan bahwa kamu begitu egois.
Seperti dalam sajak berjudul “Dalam Do'aku” yang ditulis oleh penyair kenamaan Indonesia, Sapardi Djoko Damono, “Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu.”
Jadi, termasuk dalam cinta apakah cintamu saat ini?
2K notes
·
View notes
Text
🧑 : do people who fall in love have to have a sex?
🧒 : instead of asking that question, I wonder whether there's a love or not in it.
0 notes
Text
Teruslah mencari. Bukan sampai ketemu, tapi sampai kamu merasa sudah tidak perlu lagi untuk mencari.
0 notes
Photo

Pertemuan ini memang sudah seharusnya kuhindarkan, tapi apa daya, ajakanmu yang terus membombardir kehidupanku pada akhirnya meluluhkan apa-apa yang selama ini begitu kuhindari; Pertemuan dengan dirimu.
Hanya basa-basi. Itu adalah kesan awal yang muncul di antara kita berdua. Kau hanya sekedar bertanya bagaimana kabarku, yang padahal kau tau, aku selalu lebih baik ketika bersamamu dulu. Aku pun sama, menanyakan kabarmu, yang aku tau, kau bisa bahagia walau tanpaku. Kenyataan perihal ketidak-adilan itulah yang rasanya selalu menjadi sesuatu yang mengganjal di hatiku. Kenyataan bahwa dulu aku tak begitu membekas di hatimu, kenyataan bahwa dengan mudahnya kau mengganti posisiku itu, adalah apa-apa yang membuatku sulit untuk bisa rela melepaskanmu.
Kau memakai pakaian itu. Pakaian yang aku yakin kau butuh waktu lama untuk memilhnya. Berdandan begitu cantik untuk memberikan kesan pertama setelah sekian lama tak jumpa. Sedangkan aku, menggunakan baju yang sama seperti saat dulu aku pertama kali bertemu denganmu. Dan seperti yang aku sudah duga, kau tidak ingat atau bahkan menyadarinya.
Kau hanya memesan minuman manis, dan aku tetap dengan kopi yang lebih pahit dari segala perasaan yang meledak-ledak di dalam dada. Kau hanya mengaduk-aduk minumanmu seperti sedang menglur waktu agar aku mau berbicara lebih dulu. Sedangkan aku terus menyesap kopi pahit itu seakan sedang mengalihkan indra perasaku agar tersiksa dengan pahitnya kopi ini saja.
“Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?” Tanyaku, dan kau sedikit tersentak hingga bola matamu menatap tajam ke arahku.
“Aku.. Aku..” Kau menghela napas panjang sekali, “Aku akan mengikuti apa pun maumu sekarang.” Jawabmu.
Aku terdiam, meneguk kopi pahit itu hingga sedikit tersisa, lalu menaruh cangkirnya lebih depan hingga kau kembali melihat ke arahku terlepas dari lamunan menatap cangkirmu.
“Kalau begitu, aku ikhlas melepasmu. Pergilah. Semua sudah terjawab. Tak usah merasa bersalah. Anggap saja, pertemuan kemarin hanyalah cerita-cerita luka sebelum bahagia. Aku tak berhak memaksa, buat apa juga aku memintamu untuk tinggal kalau nyatanya yang kau inginkan adalah tanggal? Jadi, tak usah khawatir, tak usah dipenuhi perasaan bersalah. Melepasmu aku benar-benar sudah.” Selepas percakapan itu, aku pergi meninggalkanmu sendiri. Bersama minuman dinginmu, dan luapan hangat yang menetes deras di kedua kelopak matamu.
289 notes
·
View notes
Text
pernah berpikir gini juga
“Aku sudah selesai sekarang. Baiknya aku memang pergi. Tanpa banyak kata, Tanpa menunggu reaksi darimu, Tanpa pamit. Karena sejatinya selama ini aku memang tak pernah benar-benar ada di hatimu.”
—
1K notes
·
View notes
Text
bima: kenapa ga coba nunggu yang di Jepang balik ke Indo?
tommy: kontrak dia masih setahun, tahun depan baru balik. itupun kalo dia ga extend.
bima: emang dulu sama dia berapa lama, mas?
tommy: 4 tahun, bim.
bima: udah nunggu dia aja. 4 tahun bisa sama kamu, berarti dia bener-bener bisa ngerti kamu, mas. di antara semuanya, cuma dia menurutku yang paling bener.
tommy: liat nanti aja lah, bim. 3 tahun pisah belum tentu rasa itu masih ada juga.
0 notes
Text
Navil: bapak ibumu keras, Tom?
Tommy: iyo, makane aku yo keras.
Navil: pemikiranmu sing keras, prinsip.
Tommy: (tapi kerasku bisa sedikit berkurang kalo udah sayang sama orang)
0 notes
Text
Mencoba Membuat Diri Menjadi Lebih Baik
Cobalah untuk menurunkan ekspektasimu terhadap orang lain, agar kamu tidak kecewa karena mereka pasti memiliki kekurangan. Sebab kita seringkali tidak bisa memberi ruang pada rasa kecewa di hati kita.
Cobalah untuk melemaskan egomu terhadap setiap kehendak, agar kamu tidak lelah dalam menjalani hidup. Sebab banyak sekali urusan kita yang harus bersinggungan dengan banyak orang, sementara setiap orang memiliki kehendaknya masing-masing.
Cobalah untuk melapangkan ruang penerimaan. Sebab, menerima orang lain itu lebih sulit daripada saat menumbuhkan perasaan berharap. Sebab, seringkali kita sulit menerima karena kita seringkali merasa tidak diterima. Dan sekalinya ada yang bersedia menerima kita, kita yang seringkali tidak bisa menerimanya. Membuatnya kecewa dan pergi.
Cobalah untuk berani mengakui kesalahan. Sebab, hidup ini bukan tentang menang dan kalah. Kebahagiaan yang hakiki tidak hadir karena kita bisa mengalahkan orang lain. Mengakui kesalahan, bersedia untuk bertanggungjawab, bersedia untuk menerima risiko. Adalah sikap-sikap yang akan memudahkan kita dalam memaknai kebahagiaan. Bukankah perasaan bersalah, yang membuat kita sulit bahagia?
Malang, 4 Maret 2018 | ©kurniawangunadi
2K notes
·
View notes