raincoatsarebetterthancashm-blog
raincoatsarebetterthancashm-blog
Wisata Keliling Bogor
21 posts
Hai! Saya Vida, siswa SMP dari Bogor ingin berbagi tentang museum-museum dan tempat tempat yang menarik sekitar kota saya. Blog jalan-jalan sekitar Bogor ini diperuntukkan untuk projek pelajaran Bahasa Indonesia. Semoga blog ini bermanfaat untuk kalian semua yang ingin berkunjung ke Bogor. Selamat membaca!      
Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo
Tumblr media
Diorama 9, rapat terbuka di IKADA.
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Diorama 6, peristiwa Rengasdengklok.
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Diorama 5, tipu daya Jepang.
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Diorama 4. Pemberontakan PETA di Blitar
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Diorama 2. Pelatihan Sumo
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Diorama pertama di Museum PETA
2 notes · View notes
Text
14 Diorama Dalam Museum PETA (Bagian 2)
Museum PETA berisi 14 diorama yang menceritakan perjalanan PETA sejak ide inisial dari para pendiri PETA dicetuskan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1943 (diorama pertama) hingga tanggal 12 November 1945, tanggal dipilihnya Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat, yang kini disebut TNI (diorama terakhir).
                  Diorama pertama menunjukan 7 tokoh utama pendiri PETA, Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Ki Ageng Suryomataram, Ki Hajar Dewantara, Gatot Mangkupraja, K.H. Mas Mansoer dan K.H. Agus Salim. Tokoh-tokoh penting pada diorama ini sedang mendiskusikan tentang petingnya tenaga pertahanan jika Indonesia ingin segera merdeka. Tidak hanya itu mereka juga berbincang tentang cara-cara untuk mendiplomasikan keinginan ini sehingga bisa didukung oleh Jepang; yang berasumsi bahwa tentara PETA beguna untuk membantu mereka melawan Tentara Sekutu pada saat Perang Dunia.
  Diorama ini dilanjutkan dengan 13 diorama lain; diantaranya:
  Diorama 2 : Kegiatan latihan di Pusdik PETA; dimana para tentara dilatih untuk bisa melawan dengan tangan kosong dengan mempelajari Sumo. (1943)
Diorama 3: Pelatihan prajurit-prajurit PETA di Daerah jawa, Madura dan Bali; dilatih oleh para lulusan didikan dari Pusdk di Bogor.(1944)
Diorama 4: Pemberontakan PETA di Blitar yang dipimpin oleh Syodancho Muradi; yang menghilang pada malam hari itu juga. (14 Februari 1945)
Diorama 5: Tipu daya Jepang terhadap para pemberontak Jepang di Blitar; dimana kebanyakan dari mereka yang menyerahkan diri terhadap Jepang dieksekusi oleh para tentara Jepang.(15 Februari 1945)
Diorama 6: Peristiwa penculikan Soekarno oleh para Tentara PETA ke Rengasdengklok agar Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan secepatnya, pada esok hari juga. (16 Agustus 1945)
Diorama 7: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta pada pukul 10 pagi secara kecil-kecilan. Karena kenaikan bendera merah putih dianggap sebagai tindakan pemberontakan oleh Tentara Jepang yang hanya akan menghasilkan kerusuhan yang tidak diinginkan. (17 Agustus 1945)
Diorama 8: Dibangunnya Badan Keamanan Rakyat (panggilan lama untuk TNI). (22 Agustus 1945).
Diorama 9: Rapat terbuka di Lapangan IKADA guna menginformasikan kepada rakyat pribumi bahwa Indonesia telah merdeka untuk meminta dukungan mereka. (19 September 1945)
Diorama 10: Pasukan BKR Yogyakarta menyerbu Osha Butai Kota Baru (Oktober 1945)
Diorama 11: Pembentukan Kekuatan Bersenjata Indonesia. (Oktober 1945)
Diorama 12: Pemindahan Markas tentara AD Jepang (Oktober 1945)
Diorama 13: Lahirnya TNI AD. (15 Desember 1945)
Diorama 14: Pemilihan Panglima Besar TKR. (12 November 1945).
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Koleksi persenjataan di Museum PETA.
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Munumen Jenderal Sudirman.
2 notes · View notes
Text
Museum PETA (Bagian 1)
Semua pecinta sejarah Indonesia pasti familiar dengan museum yang satu ini; Museum PETA, alias Museum Pembela Tanah Air. Museum ini berada di satu area dengan Pusdik Zeni, tempat pelatihan tentara Bogor yang masih aktif hingga sekarang. Museum ini mulai didirakan pada tanggal 14 November 1993 oleh Umar Wirahadikusumah (Mantan Wakil Preseiden RI ke-4). Namun, bangunan museumnya dibangun pada tahun 1745 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang berjabat pada masa tersebut, Baron van Imhof. 
Kota Bogor, yang dulunya disebut Buitenzorg dipilih sebagai tempat yang paling ideal untuk membangun istana (kantor para jenderal Belnda) dan markas tentara pada masa penjajahan karena Bogor jauh dari laut, sehingga peluang banjir kecil, asri, dan tidak banyak penduduk karena rendahnya kasus urbanisasi.
                  Area museum dan Pusdik Zeni yang awalnya digunakan sebagai markas bagi para pengawal-pengawal jenderal pada masa Belanda ini banyak dipengaruhi oleh negara-negara yang menjajah. Ini bisa dilihat dari struktur atap dan ketinggian bangunan-bangunan; dimana bangunan buatan Belanda beratap seng (berwarna hijau dari atas) dan tinggi kokoh, sementara bangunan buatan Jepang beratap genteng (berwarna oranye dari atas) dan relatif pendek. Namun, herannya, kombinasi bangunan karya kedua negara penjajah tersebut hingga sekarang masih kokoh bediri tegak di Pusat Kota Bogor, meskipun sering terjadi gempa bumi.
                  Museum ini dilengkapi dengan 14 diorama yang menceritakan tentang kisah perjuangan tentara PETA, kaitan dan kontribusi mereka untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya diorama saja, museum ini juga memamerkan koleksi lengkap senjata, contoh seragam, bendera, hingga peralatan-peralatan lain yang digunakan tentara PETA, seperti botol minum berbentuk granat yang terbuat dari batok kelapa.
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Tempat duduk penonton di Sirkuit Sentul.
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media Tumblr media
Berfoto di Sirkuit Sentul
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Pemandangan dari tempat duduk penonton Sirkuit Sentul.
2 notes · View notes
Text
Sirkuit Internasional Sentul
Dengan tiket yang sama (untuk masuk Museum mobil Sentul); selain kita bisa menikmati koleksi mobil dan motor antik, kita juga bisa menikmati pemandangan arena balap mobil dari tempat duduk penonton Sentul International Circuit, sirkuit balap mobil international pertama di Indonesia. Pemandangan sirkuit ini bisa kita saksikan dengan menaiki tangga persis disebelah museum mobil. Dengan hanya menanjak bereberapa anak tangga saja, kita dapat duduk santai sambil merasakan sensasi menonton balap mobil bak penonton pada saat perlombaan diselenggarakan di sirkuit yang selesai dibngun pada tahun 1994 ini. Fasilitas arena balap mobil ini pernah digunakan sebagai arena dalam penyelenggaraan Asian F3 dan motoGP.
                  Hutomo Mandala Putra, anak dari bapak pembangunan Indonesia, Pak Soeharto adalah yang memelopori pembangunan arena balap ini. Sirkuit Sentul tadinya diharapkan dapat mengharumkan nama Indonesia dengan dibangunnya sirkuit internasional kedua di Asia setelah Jepang yang dapat memenuhi syarat untuk menyelenggarakan perlombaan Formula 1. Namun, karena sirkuit tersebut sebatas memmenuhi standard balap Formula 1 pada tahun 94, sampai sekarang, sirkuit tersebut tidak pernah digunakkan untuk ajang balap internasional berkelas tersebut.
                  Acara yang baru-baru ini diselenggarakan di sirkuit ini empat hari lalu adalah acara rilis mobil ‘hypercar’ McLaren P1, merek otomotif terkenal di Inggris. Komunitas mobil papan atas seperti Lamborghini dan Ferraripun ikut menonton pertama kalinya mobil yang ditaksir berharga US$1,50 M atau 13-15 miliyar rupiah ini pertama menampakkan diri di Indonesia.
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Beragam koleksi mobil klasik yang dipamerkan dalam Museum Mobil Sentul.
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Koleksi galeri foto, trofi, dan penghargaan Ananda Mikola.
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media Tumblr media
Berberapa koleksi kendaraan beroda dua antik.
2 notes · View notes