raniwidha - Tumblr blog

[raniwidha]

bapak, sakit? oh, jadi harus nunggu sakit dulu baru mau bicara? harus mau pergi dulu, baru merasa bersalah? klasik. “Ge, kamu tau nggak, apa yang lebih bahaya dari radiasi? Ra dianggep. Hahahaha..” yeah, I know this is a bad joke in a really bad time. Gema menatapku, pandangannya antara heran, kesal, dan menahan kuat-kuat rasa ingin mencekikku. “Mas, Bapak sakit loh. Bisa nggak kalo jangan bercanda dulu? Sumpah, nggak lucu.” “Lah, bener lo, Ge. Aku jadi kayak gini gara-gara ra dianggep sama Bapak. Lagian salah kita apa coba, kita masih 11 tahun, Ge, ditinggal Ibuk! Kita udah terlalu sakit ngeliat Ibuk pergi, Bapak malah bertingkah, emang yang sakit Bapak doang, kita baik-baik aja? Nggak kan! Bapak pernah mikir gitu ga kira-kira?” Gema diam. pelupuk matanya tergenang. shit, aku sudah kelewatan. @30haribercerita #30haribercerita #30HBC2023 #30HBC2307 https://www.instagram.com/p/CnHfai5JCNO/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[raniwidha]

Mas Gaung. Wajahnya masih seperti kali terakhir aku bertemu dengannya, hanya nampak lebih.. lelah? Kulitnya sedikit menggelap dengan beberapa jerawat kecil di jidat. Namun tatapannya masih menyuar penuh wawasan yang bersinar. Menyala-nyala. “Ge!” “Mas, sehat?” “Alhamdulillah. Nggak nunggu lama kan? Ontime kan aku? Oke, kamu mau ngomong apa soal Bapak?”. Sudah kuduga, he always straight to the point. “Basa basi dulu bisa kali, Mas. Nih, masih suka kan?” aku menyodorkan kopi botol yang kubeli di minimarket. Machiato, rasa favoritnya, paling tidak sampai terakhir kami bertemu. Ia menerima kopiku sambil tersenyum. Tipis sekali. “Kaosnya kudu pink banget nih, Mas?” tanyaku mencoba memecahkan kecanggungan. Mas Gaung mengenakan kaos merah muda yang dilapis jaket kulit hitam. Ransel hitam tersampir di samping badannya. “Tuh kan, kamu pasti mikir kalo pink itu warna feminin kan? Padahal tau nggak kamu…” Okay, here we go, kuliah sejarah dimulai dalam tiga.. dua.. satu.. “Dari abad 18 di Eropa, hampir semua bayi laki-laki pake baju pink, warna ini tuh turunan dari merah yang kuat, semangat, tegas. Ada datanya juga dari Times, dulu retail baju tuh kalo bayi laki malah dikasih warna pink, biru justru buat perempuan karena identik sama kelembutan. Lagian ya, aneh juga orang-orang, sejak kapan warna punya gender? Warna ya warna aja, kalo cowok suka pink, emangnya kenapa?” Aku tertawa. Membuatnya bicara banyak itu mudah saja, lempar satu isu menarik, lalu dia akan mengomel dengan sendirinya. Pancingan yang berhasil. “Udah, Ge. Ada apa? Kamu ini mbok ya langsung to the point gitu lo, nggak usah…” “Bapak sakit, Mas, terminal ill. Bapak minta Mas nemuin beliau. Bapak udah banyak berubah kok, Mas Ga mau kan maafin Bapak?” potongku. Mas Gaung terhenyak. Aku mencoba menangkap arti rautnya, yang tetap saja gagal aku baca. “Aku nggak nyalahin kalo Mas Ga marah sama Bapak, tapi mau sampe kapan kayak gini, Mas? Aku juga nggak bisa maksa, Because, I can’t make you trust him if you don’t, Mas Ga. I can’t force you to do something you don’t want to do. @30haribercerita #30haribercerita #30HBC2023 #30HBC2306 https://www.instagram.com/p/CnHLWL1Jip2/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[raniwidha]

pesan terakhir dari Gema sungguh mengacaukanku. aku gagal berkonsentrasi berhari-hari. sial. apa? Bapak mencariku? apa-apaan, setelah selama ini, kami tidak pernah sekilaspun dianggap… anak? aku tak pernah habis mengapa Gema sungguh mau bertahan disana, dan menolak ajakanku untuk kabur dan meninggalkan rumah… kalau tidak mau disebut neraka. aku dan Gema memang kembar, tapi sifat kami sungguh sangat berkebalikan. aku memutuskan untuk menciderai egoku sedikit, dengan menemui Gema. cuma Gema, bukan yang lain. isi kepalaku yang berkecamuk beresonansi dengan getar kereta yang kunaiki. Gema tahu aku tidak segan untuk pergi kembali kalau dia punya agenda lain, selain menemuiku. satu yang aku pinta ya Tuhan, aku tidak mau melukai Gema dengan omonganku yang terlempar setelah terproses sepintas lalu, penyakitku. kotak empatiku sepertinya sudah usang dan siap dibuang. desisan pintu kereta yang terbuka membuyarkan pinta dalam lamunanku. aku cepat melangkah keluar sebelum terjebak lautan manusia yang menenggelamkanku balik masuk ke dalam gerbong. setelah menoleh beberapa pasang kali, aku melihat Gema, yang entah sedang menulis apa. aku memandangnya dari jauh cukup lama. banyak sekali yang ingin aku tanyakan “kamu apa kabarnya?”, “kamu sehat?” “kamu nggak papa?” tapi tanya-tanya itu tidak pernah terucap. aku malah memanggil dengan setengah berteriak “Ge!” Gema menoleh mencari arah suaraku, lalu melambai pelan. tatap matanya sendu, dan sejujurnya sungguh janggal. sebenarnya, ada apa, Ge? @30haribercerita #30haribercerita #30HBC2023 #30HBC2305 https://www.instagram.com/p/CnCpU0_pV-J/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[raniwidha]

Hari ini aku melanglang ke stasiun, menjemput manusia yang bilang akan “pulang”. Kaki berjalan, kepala mengawang. Dunia seperti menjadi milikku seorang. Bangunan yang menjulang, dan aku yakin semua punya kisah untuk diceritakan. Ada tetes harmoni yang menyesap dalam-dalam. Aih, kakiku sungguh tidak pandai bernegosiasi. Akupun berhenti pada sebuah bangku di bawah Tabebuya kuning yang sedang mekar-mekarnya, indah sekali. Seraya menikmati kubah bunga dalam diam, aku melihat sepasang lansia berjalan beriring mengaitkan jemari-jemari. Sang kakek satu langkah lebih dulu, membungkuk dan membetulkan tali sepatu sang nenek, lalu menatapnya lekat-lekat. Sang nenek menarik naik tangan sang kakek sambil tersenyum manis, mengaitkan lengan, lalu melanjutkan perjalanan. Sebagai saksi bisu peristiwa itu, hatiku luar biasa menghangat, sungguh sensasi yang menyenangkan. Aku melanjutkan langkah, sampai ada suara kereta datang bergemuruh dan menyiul-nyiul. Aku menuruni anak-anak tangga bawah tanah, bersamaan dengan manusia-manusia lain, lalu merasakan perasaan yang tiba-tiba masygul. Di sudut peron, mataku menangkap layar besar berpendar warna-warni. Ah 7 menit lagi. Aku mengeluarkan sepasang catatan dan pena, dalam 420 detik, aku menuliskan kata-kata acak. “At the station, such a scene Bustling crowds, a busy queen Some are sad, some are glad Leaving loved ones, feeling mad I’m feeling lost or blue So head to the station, it's the thing to do” “Ge!!” Suara yang familiar memanggilku.. “Mas Ga..” Aku memandangmu dengan pandangan yang… wagu. Ada sesuatu yang harus kusampaikan padamu. Dengan memikul potensi besar, menyakitimu. @30haribercerita #30haribercerita #30HBC2023 #30HBC2304 https://www.instagram.com/p/CnCpO2BpY4L/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[raniwidha]

Halo, saya Gaung Bimasena. oke, satu hal, saya benci di rumah. maka saya memilih untuk pergi. jauh. supaya saya tidak perlu untuk kembali. oh mungkin akan terdengar kejam dan nir empati. tapi untuk apa pulang kalau saya tidak ada rumah untuk berteduh dan berhenti? untuk apa kembali kalau tidak ada yang saya cari? Jauh dari rumah membuat saya lebih mengenal diri sendiri, tanpa ada satupun yang memghakimi. banyak yang bilang kalau saya terlalu mengejar dunia. tapi percayalah, yang saya perlukan adalah sebuah rumah kecil saja. jauh di dalam hati saya. sungguh. saya masih menyisakan sekuntum idam. untuk siapapun, apapun. yang mau menyambut saya, kembali bisa merasakan rindu. Tring.. Pesan dari Gema. “Mas Ga, kapan pulang? Dicari Bapak, Mas.” @30haribercerita #30haribercerita #30HBC2023 #3hbc2303 https://www.instagram.com/p/Cm_bm50Je7v/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[raniwidha]

Hai, aku Gema Atharya. Inginnya, tulisan ini kutulis cepat-cepat karena di depan pintu sudah ada tamu yang mengetuk-ngetuk dengan terburu. Sebentar, kubilang sembari melongok siapa disitu. Tapi, merajut huruf-huruf ini ternyata memakan waktu, kukira membuatnya menunggu sebentar tidak akan membuatnya marah, ya kan? Kepalaku bising sekali hari ini. Berdesakan dari kotak terang, kotak gelap juga tidak mau kalah berjuang. Tenang, mohon antri, semua dapat giliran untuk tumpah lewat ujung-ujung jari. Tentu tidak semua lolos sensor, beberapa berakhir jadi kertas yang menggumpal di ujung lobus frontal. Hari ini warna langit sungguh menarik. Entah biasanya selalu begini atau atau aku saja yang terlalu lama melesap dalam keyboard mekanik. Warnanya seperti karpet lembayung yang ketumpahan belau, dengan pendar keperakan di ufuk barat yang kutebak adalah Hesperus, eh, apa sudah jadi Fosfor? Semoga kamu cukup paham bahwa aku agak payah soal orientasi waktu. Tapi waktu itu relatif kan ya? Tak peduli betapapun hidup diatur oleh detik-detik, menit-menit, jam-jam, hari-hari, pekan-pekan, bulan-bulan yang sama, dimanapun tempat berdiam di bumi, waktu tidak akan pernah absolut, kan? Laju lintasannya bergantung sekali dengan kecepatan dan akselerasinya. Ngomong-ngomong soal relativitas waktu, masih jadi misteri, mengapa waktu bisa lebih lambat dan lebih cepat pada saat yang bersamaan? Misalnya, kalau aku sedang bersama kamu, mengapa waktu terasa jauh, jauh, jauh, lebih singkat? Einstein, bisa bantu? #30haribercerita #30HBC2023 #3HBC2302 https://www.instagram.com/p/Cm5gpFWpmpD/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[raniwidha]

Kesibukan duniawi yang melenakan membuat saya vakum di #30haribercerita 2022. Atas nama komitmen dan mengasa katarsis sederhana, saya berharap tahun ini ada senukil dua nukil rekaman hari-hari di bulan pertama, tanpa jeda. Ya, semoga ya. Mungkin saatnya saya kembali dengan cerita sepanjang tahun yang dirangkai dengan diksi yang jauh dari kata paripurna. Agaknya tahun ini ingin memakai pola cerita yang berbeda: merangkai semburat dalam kepala dengan jalan prosa dan puisi yang biasa. Baik, kita intip dulu dua pemeran utamanya. Gema Atharya Figur nona medioker dengan daya tarik yang tinggi terhadap semua hal baru, meski seringkali agak terlalu. Naif, idealis, kadang perfeksionis, tapi lekat dengan sikap humanis. Sebisa mungkin menampik segala konflik, namun bila tak terhindarkan, usaha penyelesaiannya jauh dari cilik dan licik. Sering terlalu keras terhadap diri sendiri, nampaknya perlu disadarkan bahwa kadangkala gagal itu natural dan bagian dari hukum alam. Gaung Bimasena Sesosok tuan yang penuh dengan daya cipta, naluri, logika, dengan sedikit bumbu filosofis. Suka membaca, belajar sejarah, dan berkelana. Jeli, memilah siapa yang bisa mengintip ruang hidupnya meski orang-orang itu harus mau memicing penuh tanya. Pandangannya akan hidup cukup visioner, konstruktif menggunakan kebebasan tanpa perlu otoriter. Namun, sering juga pula kepayahan melerai paradoks abadi yang bergelut dalam kepalanya: idealis atau realis? Saya belum tahu bagaimana ini akhirnya. Berbagai macam skenario berserabutan saling sikut dan berlomba mana yang akan jadi juaranya. Tunggu saja, ya. #30haribercerita #30HBC2023 #30hbs2301 (at Somewhere Only We Know...) https://www.instagram.com/p/Cm2tmO_JQkJ/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[raniwidha]

… for the place I used to call my own where memories and love were shown a feeling so strong it grips my heart all day long I miss the familiar, the dear, the known the place where I am not alone for the day when I can return to love it all over again my dear, dear home, until then. ◡̈ (at Home) https://www.instagram.com/p/CmkxT7ypTdQ/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[raniwidha]

tau nggak? puncak kangen sama orang rumah tuh bukan pas udah lama pergi, tapi, pas baruu aja pamit, bahkan belum sampe ke tempat tujuan akhirnya, tapi mata udah basah lagi, udah pengen ketemu lagi, pulang lagi. dasar, rantau amatiran 🥺 sehat sehat ya semuanya. tak pinter pinter cari kerjaan deh; biar pulangnya lebih lama, bisa lebih seringan. makasiiy semuanya ♥️ (at Malang) https://www.instagram.com/p/CiHHOUipsuV_PlS0H82XmXW_IM0V2FutYljFeE0/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[raniwidha]

and the hectic days,

begin.

[raniwidha]

Kunci membangun rumah tangga yang harmonis kata ibu, adalah kejujuran.

Itu berarti perlu dibangun, harmonis engga terjadi begitu aja. Perlu dua orang yang sama-sama percaya untuk berbagi satu sama lain.

Ibu pernah bilang "kalau mau rumahmu selalu hangat, pulanglah dengan jujur."

Aku rasa ibu ada benarnya. Kejujuran membawa begitu banyak ketenangan. Ia memang tidak terlihat atau tersentuh, tetapi bisa dirasakan.

Rumah tangga yang jujur itu hangat, nyaman untuk ditinggali. Rumah tangga yang jujur, saling menghargai satu sama lain.

Ibarat sebuah pintu rumah, setiap pasangan pegang kunci yang sama untuk membukanya. Dan kunci itu bernama kepercayaan.

Ketika salah satu kepercayaannya itu rusak, maka hilang juga seluruh ketenangannya.

Jadi, jujur itu tempatnya di hati. Seseorang yang hatinya terbiasa bersikap jujur, ia begitu luas untuk menerima.

Mau pulang capek, mau pulang gagal, mau pulang dengan kalah pun. Setiap hati punya ruang tersendiri untuk mendengarkan.

Kalau mau tenang, pulangkan setiap ceritamu ke rumah.

Di rumah, ada orang-orang yang menunggu kepulanganmu. Mereka yang mencintaimu dengan tulus, dengan segala cerita dan keluhkesahmu.

Bukan orang lain, bukan siapapun, bukan di manapun.

Pulanglah dengan jujur, karena semua ketenangan itu kuncinya ada di kamu.

Selamat bersantap sahur

—ibnufir

[raniwidha]

sempet mikir, dulu kok bisa aku begini.

sekarang, baca lagi tulisan bertaun lalu aja banyak gak pahamnya.

apa bener ini tanda2 degradasi otak?

atau isi kepala kebanyakan hal ngga pentingnya? 🥺

[raniwidha]

13/04/2022

22.30 pm

kuatlah seperti yang sudah-sudah. kuatlah seperti yang sudah pernah. kuatlah seperti yang sudah terlewati. aku dihancurkan oleh hatiku sendiri. aku diremukkan oleh pikiranku sendiri. aku ingin menertawakannya sekali lagi seperti yang selalu kulakukan dahulu.

kau tahu? butuh waktu seumur hidupku untuk bisa menjadi selupa sekarang ini. kupikir aku akan bahagia dengan kehilangan banyak ingatan. kupikir akan ringan langkahku saat aku berhasil merontokkan semua ingatan yang menyakitkan. tanpa aku sadar aku juga melunturkan diriku dari kehidupan.

terimakasih untuk telah menanyakan apakah aku baik-baik saja atau tidak.

[raniwidha]

dicengin sodara ❎

dicengin shopi ✅

🥲🥲

[raniwidha]

nama anak orang bagus bagus amat yak

ngga kebanyakan huruf dobel, y, z, dll yg bikin gurunya susah ngabsen 😂😂

[raniwidha]

22-02-21

let me.

just let me.

[raniwidha]

dipermainkan harga tiket lebaran.

APA APAAN PNK SUB NEMJUTANEMRATUS ITU?! NGADI2 AJAAA 😤😤