Tumgik
ratnadewipertiwi · 8 years
Photo
Tumblr media
Aku menunggu untuk…. Aku menunggu untuk dua hal Dua hal yg sampai saat ini masih menjadi misteri.. Ya masih menjadi misteri namun pasti.. Tapi aku tak hanya berdiam diri menunggu. Sebisa mungkin aku berusaha mempersiapkan bekal ku Untuk kedua hal itu.
Dengan mengantungkan dan memasrahkan diri pd Illahi Rabbi.
Entah yg mana, yg akan datang lebih dulu, karena kedua hal itu sama2 pasti. Pasti akan datang kepadaku. Dan salah satu dari kedua hal yg kutunggu itu tidak mengenal usia dia akan datang.
Ya entah yg mana yg datang lebih dulu menghampiriku.
Kedua hal itu “jodohku” atau “kematianku”. #muhasabah diri
Kontribusi oleh @yeni_sarah
#duniajilbab #selfremind #belajarjdbaik #moveon #positifthink
18 notes · View notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Quote
Allah tau ada perih yang kau sembunyikan. Ada kata duka yang tak bisa kau ungkapkan. Ada kesedihan yang tak seorangpun melihatnya darimu. Sejenak angkatlah kepalamu… Jangan bersedih, karena pertolongan-Nya begitu dekat, kamu hanya perlu berbisik dalam sujud. Karena saat itu, engkau dan DIA begitu dekat.
Ustadz Aan Chandra Thalib (via shintarahayu)
283 notes · View notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Quote
후아요
Aku ingin kamu berubah jadi kita
0 notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Quote
Nikmati waktu-waktu Al-Qur'anmu sebagaimana kamu menikmati cinta. Bukankah ia adalah cinta dari Tuhanmu?
©Quraners (via quraners)
382 notes · View notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Link
Dengarkan Ussy feat andika oleh user369880781 #np di #SoundCloud Lagu ni buat seseorang yg jauh di sana Yg aku gak tau ada dimana Tapi hingga saat ini aku masih berharap bisa deket sama dia kayak dulu,
0 notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Text
Senja Merefleksi
Ini bukan tulisan tentang obsesi saya terhadap senja ‘lagi’. Bukan. Hanya saja tentang apa yang saya dapat di senja ini. Saya belum tahu tepatnya ini akan tentang seseorang atau hanya tentang keegoisan saya saja. Tapi ijinkan saya menuliskannya sampai akhir.
Seperti kalimat yang sudah ada disusun oleh entah siapa.
‘Kita tak bisa memilih lahir dalam keluarga seperti apa, bahkan siapa saja yang ada di dalamnya. Tapi kita bisa memilih berteman dengan siapa.’
Jika pertemanan hancur, mungkin kita yang salah memilih atau kita yang jahat membiarkannya demikian.
Refleksi di senja tadi mengajarkan saya bagaimana berteman itu sebernarnya. Pelajaran yang membuat saya banyak gelisahnya kali ini. Gelisah apakah saya sudah terlalu jauh berbuat salah? Atau justru tak berbuat apa-apa dalam berteman?
Banyak pertanyaan yang berisi kekhawatiran saya ajukan pada diri sendiri.
Apakah sudah sangat egois dengan tuntutan selangit?
Apakah sudah sangat egois dengan harapan bak cerita dongeng putri raja?
Apakah sudah sangat egois meminta perhatian penuh seolah diri pusat segalanya?
Apakah sudah sangat egois untuk meminta didahulukan lebih dari lainnya?
Apakah sudah sangat sombong sampai tak mau belajar dari rentetan nasihat?
Apakah sudah sangat sombong sampai tak bisa memperbaiki diri dari kesalahan?
Apakah sudah sangat sombong sampai tak berguna bagi lainnya?
Apakah sudah cukup baik tanpa merubah diri menjadi tak jahat?
Berteman bukan hanya soal bagaimana kita tetap bisa selalu bersama. Bukan juga bagaimana kita jalani hidup tanpa pertengkaran. Atau bagaimana kita bisa menyamakan diri atas banyak hal agar tak menjadi alien bagi lainnya.
Ada kalanya baik, mengingatkan teman untuk menjadi lebih baik. Tapi jahat jika terlalu memaksa.
Ada kalanya baik, menolerir dirinya yang tak seluruhnya kita terima agar tetap menjadi dia di depan kita. Tapi jahat jika membiarkan dalam salah tanpa bantuan teguran.
Berteman tak harus selalu sama, perlu beda untuk saling melengkapi. Tapi bukan membebani. Saling menguatkan, bukan menjadikan yang lain kuat.
Berteman tak perlu memaksakan diri agar diterima. Tapi bukan pula menyusahkan dengan adaptasi yang dipaksa.
Saat salah, teman akan memberikan banyak kesempatan memperbaiki. Jangan artikan tak terhingga. Kita berteman dengan manusia, bukan udara.
Jangan terlalu egois, tapi jangan pula terlalu banyak mengalah. Jadilah seimbang.
Akkh siapa saya ini yang boleh memberikan nasihat tentang berteman. Ini bukan nasihat. Bukan pula hal untuk kamu renungkan. Ini hanya catatan untuk diri yang boleh kamu baca.
Saya murid yang masih tinggi egoisnya. Bagaimana mungkin bisa menjadi teman yang baik? Saya masih belajar sedikit berdamai dengan bebal yang menebal.
Ada kekhawatiran yang menghantui belakangan ini, tentang pertemanan yang terjalin bertahun lamanya. Bahkan sejak saya masih belum benar membedakan yang baik dan buruk.
Pertemanan yang terasa hambar tanpa pengetahuan akan satu sama lain yang lebih dalam. Saya tak akan menyalahkan jarak, karena alasan itu terlalu pengecut. Wajar saja tuntutan saat ini semakin tinggi. Saat jarak masih berbaik hati, cara berbagi yang baik dan benar belum kami temukan. Asas saling membuat tertawa dan bahagia yang menjadi pegangan diawalnya.
Jika indikator berteman baik itu cukup dari seberapa sering bertukar kabar, kami lulus dengan nilai sedikit di atas pas-pasan. Tapi jika pelajaran di tiap komunikasi indikatornya. Saya ragu apakah kami bisa mendapatkan nilai setengah dari standar kelulusan.
Oh tapi untuk perihal saling menyemangati, kami tak kalah dengan peserta Benteng Takeshi.
Kami belum masuk fase menyedihkan. Hanya saja tuntutan untuk naik kelas sudah mulai terasa mengganggu.
Jangan pula artikan ini bentuk kejenuhan. Hanya mulai tersiksa dengan keterbatasan. Ini dari egois saya. Saya belum bertanya pada lainnya.
Mimpi yang membuat kami masih tetap ingin saling merangkul. Mimpi yang mulai dirintis sejenak sebelum putih abu-abu berakhir. Selain cerita lampau dan sepintas kini, mimpi untuk esok yang masih menyatukan cerita kami. Dengan versi diri yang mulai dibentuk lingkungannya masing-masing.
Tampak baik? Jangan terkecoh. Saya banyak jahatnya.
Dulu dan sekarang masih sama jahatnya, bentuknya saja yang berbeda. Jika dulu menyianyiakan teman yang baik, sekarang berani menjadi tak baik.
Sebut saja ini  bentuk pertahanan diri, dari hal yang merugikan atau hal yang tak penting. Egois? Ya, saya murid yang masih belajar sedikit berdamai dengan bebal yang menebal.
- Medan, 29 Januari 2016 | Nur Fitriyani Saputri
2 notes · View notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Link
Simak sampul "Good person" ini melalui #Smule: #SingKaraoke
0 notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Link
Simak sampul "It Hurts (아파)" ini melalui #Smule: #SingKaraoke listen my voice
0 notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Good Company P1.
3K notes · View notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Photo
Tcakep
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
160 notes · View notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Link
Simak sampul "Acha Septriasa-Sampai menutup mata" ini melalui #Smule: #SingKaraoke
0 notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Link
Simak sampul "Different (달라)" ini melalui #Smule: #SingKaraoke Dengarkan lagu ini Ungkapan suara hatiku Untukmu
0 notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Text
Rindu Padamu
Hari ini, disadari atau tidak, kami semua sebenarnya rindu padamu ya Rasulullah..
Sebab hari ini kami umatmu sedang kewalahan dengan kondisi kami saat ini. Kami sibuk dengan hal hal kecil sehingga lupa bahwa hal hal besar juga menunggu untuk diselesaikan.
Kami hari ini kewalahan dengan perasaan kami sendiri. Kami kesulitan membangun benteng yang kokoh atas perasaan kami karena kuatnya ujian yang menerpa saat ini.
Kami kebingungan mesti bersikap seperti apa. Tidak tau yang mana yang mesti diikuti.
Dan kebanyakan dari kami lebih memilih mengikuti hawa nafsu daripada mengikuti sunnahmu.
Ya Rasulullah, sungguh kami rindu caramu menyampaikan nasihat kepada para shahabat dan shahabiyah yang keliru, khilaf dan lupa dalam bersikap. Kami rindu sekali caramu memandang dengan cinta, bukan dengan benci atau dengan prasangka buruk. Kami sungguh rindu kehadiranmu yang membuat siapapun yang berada disekitarmu merasa nyaman dan aman.
Sebab hari ini kami mulai jarang sekali menemui cinta dalam ukhuwah. Seperti engkau bersikap kepada para shahabat, kami rindu caramu memperhatikan semuanya dengan kasih dan sayangmu.
Jangankan saling mendoakan dalam sujud, bertegur sapa saja kami malas. Jangankan saling bertegur sapa, berprasangka baik saja kami malas.
Hari ini, kami seringkali menyakiti saudara kami.
Tidak ya Rasulullah, bukan fisiknya yang kami sakiti, tapi hatinya.
Bukan ya Rasulullah, bukan dengan pedang, kami sakiti saudara kami, tapi dengan lisan kami yang tajam.
Ya Rasulullah, kami sadar bahwa hati yang terluka oleh lisan yang tajam butuh waktu yang lama untuk disembuhkan. Butuh pemaafan yang luar biasa agar luka itu sembuh.
Maka, hari ini ya Rasulullah, kami sungguh rindu dengan sikap pemaafmu yang luar biasa tak berbatas. Sungguh umatmu telah diperintahkan menjadikan engkau sebagai teladan, namun kami lalai dan justru menjadikan manusia lain sebagai contoh kami dalam bersikap.
Bahkan tidak jarang, ketidaksempurnaan kami yang bukan nabi telah kami jadikan pembenaran untuk leluasa bersikap salah dan selalu minta dimaklumi.
Ya rasulullah, kami rindu caramu yang teliti membagi waktu antara ibadahmu dan umatmu. Hari ini ya Rasulullah, kami kerepotan dalam beribadah.
Jangankan yang sunnah, yang wajib saja kami malas malasan bahkan tidak jarang semuanya dilakukan terburu buru. Padahal waktu dalam sehari yang Allah berikan kepadamu sama saja dengan kami. Tapi kami telah menjadikan kesibukan kami sebagai pembenaran.
Demi Allah, wahai Rasulullah, kami sungguh rindu hidup di zamanmu. Bertemu denganmu. Ikut membersamai langkahmu. Sekedar bertegur sapa denganmu ya Rasul Allah. Atau sekedar melihatmu berjalan dari kejauhan.
Jika engkau merindukan kami jauh berabad abad sebelum kami ada, benarlah kiranya cinta yang engkau tanamkan pada kami telah sampai hari ini kedalam hati setiap umatmu. Terasa mengalir dengan lembut dan Allah yang menjadi alasan cinta kita tumbuh.
Pantaslah kiranya mengapa dulu ketika Izrail hendak mencabut nyawamu yang bersih, engkau menangis mengingat umatmu. Engkau ingat kepada kami dan khawatir akan nasib kami tanpamu.
Ya rasulullah, lihatlah umatmu hari ini.. Begitu tersesat dari rasulnya.
Hari ini, disadari atau tidak, kami semua sebenarnya rindu padamu ya Rasulullah..
Allahumma shalli ‘alaa sayyidina muhammad
366 notes · View notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Quote
Don’t marry the person you think you can live with; marry only the individual you think you can’t live without.
James Dobson (via fyp-psychology)
17K notes · View notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Video
Sama saya juga suka banget anime ini.. Saya suka karakternya Inuyasa.. Tjakep...
youtube
Dulu gw tuh suka banget sama anime loh. Salah satu yang paling gw suka Inuyasha. Lebih suka versi anime nya dari pada komik. 
Kenapa? Pertama, ceritanya mirip banget sama komik. Kedua, gambarnya jauh lebih bagus dari pada komik. Ketiga, yang bikin background-nya yang gw puji-puji kece abis, ternyata orang/perusahaan Indonesia. Keempat, lagu-lagunya keren. Back sound nya juga kece, menyayat-nyayat perasaan perempuan. Kelima, gw suka banget sama suara dubber nya Inuyasha, Ferry Kurniawan namanya, dia dubber nya Kindaichi versi Indonesia juga.
Karena suka sama Inuyasha inilah, gw pernah bercita-cita jadi komikus, lalu memutuskan untuk kuliah di Bandung supaya bisa ke redaksinya majalah Animonster. Which is semua cita-cita itu berubah dengan cepat haha . (dini anaknya gampang berubah cita-cita).
Waktu SMA, dalam sebuah festival band anak muda se kabupaten, gw diminta (sebenarnya dipaksa, disogok coklat, dimodusin, dan dirayu) tim band teman SMA untuk jadi vokalis nya dan nyanyi lagu I Am ini. Barangkali karena hanya gw yang bisa cas cis cus nyanyi Jejepangan.  Sama nyanyi lagunya Britney, Hit Me Baby One More Time kalo ga salah (ampun deeeeh….). Dan gw satu-satunya vokalis yang pake kerudung dalam acara itu. Udah gitu suaranya cempreng ngerusak telinga lagi. -_-”. 
Tapi sampai sekarang pun gw masih suka lagu-lagu Jepang juga. Hanya sudah jarang nongkrong di playlist. Shalawat kebanyakan (mukelojauhdinnnn shalawat apaan). :p
25 notes · View notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Text
100 Perilaku Utama Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
Imam Shadiq berkata: “Saya tidak ingin seseorang meninggal dunia sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku Rasulullah”
1. Ketika berjalan, beliau berjalan secara pelan-pelan dan wibawa.
2. Ketika berjalan, beliau tidak menyeret langkah kakinya.
3. Pandangan beliau selalu mengarah ke bawah.
4. Beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya, tidak ada seorangpun yg mendahuluinya dalam mengucapkan salam.
5. Ketika menjabat tangan seseorang, beliau tidak pernah melepaskannya terlebih dahulu.
6. Beliau bergaul dengan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang paling mulia di mata Rasulullah.
7. Bila memandang seseorang, beliau tidak memandang sinis bak pejabat pemerintah.
8. Beliau tidak pernah memelototi wajah seseorang.
9. Beliau senantiasa menggunakan tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah mengisyaratkan dengan mata atau alis.
10. Beliau lebih banyak diam dan baru akan berbicara bila perlu.
11. Saat bercakap-cakap dengan seseorang, beliau mendengarkan dengan baik.
12. Senantiasa menghadap kepada orang yang berbicara dengannya.
13. Tidak pernah berdiri terlebih dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri.
14. Tidak akan duduk dan berdiri dalam sebuah pertemuan melainkan dengan mengingat Allah.
15. Ketika masuk ke dalam sebuah pertemuan, beliau senantiasa duduk di tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan di bagian depan.
16. Tidak menentukan satu tempat khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya.
17. Tidak pernah bersandar saat di hadapan masyarakat.
18. Kebanyakan duduknya menghadap kiblat.
19. Bila di hadapannya terjadi sesuatu yg tidak disukainya, beliau senantiasa mengabaikannya.
20. Bila seseorang melakukan kesalahan, beliau tidak pernah menyampaikannya kepada orang lain.
21. Tidak pernah mencela seseorang yang mengalami kesalahan bicara.
22. Tidak pernah berdebat dan berselisih dengan siapapun.
23. Tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali bila orang tersebut bicara sia-sia dan batil.
24. Senantiasa mengulang-ulang jawabannya atas sebuah pertanyaan agar jawabannya tidak membingungkan pendengarnya.
25. Bila mendengar ucapan yg tidak baik dari seseorang, beliau tidak mengatakan mengapa si fulan berkata demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin sebagian orang mengatakan demikian.
26. Banyak bergaul dengan fakir miskin & makan bersama mereka.
27. Menerima undangan para abdi dan budak.
28. Senantiasa menerima hadiah, meski hanya seteguk susu.
29. Melakukan silaturrahmi lebih dari yang lain.
30. Senantiasa berbuat baik kepada keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari yang lain.
31. Senantiasa memuji dan mendukung pekerjaan yang baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek.
32. Senantiasa menyampaikan hal-hal yg menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat kepada mereka dan berkali-kali mengatakan, “Orang-orang yang hadir hendaknya menyampaikan segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak hadir.”
33. Senantiasa menerima uzur orang-orang yang punya uzur.
34. Tidak pernah merendahkan seseorang.
35. Tidak pernah memaki atau memanggil seseorang dengan gelar yang jelek.
36. Tidak pernah mengutuk orang-orang sekitar dan familinya.
37. Tidak pernah mencari-cari aib orang lain.
38. Senantiasa menghindari kejahatan masyarakat, namun tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau selalu bersikap baik kepada semua orang.
39. Tidak pernah mencaci masyarakat dan tidak banyak memuji mereka.
40. Senantiasa bersabar menghadapi kekurangajaran orang lain dan membalas kejelekan mereka dengan kebaikan.
41. Selalu menjenguk orang yg sakit, meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yg sangat jauh.
42. Senantiasa menanyakan kabar dan keadaan para sahabatnya.
43. Senantiasa memanggil nama sahabat-sahabatnya dengan panggilan yang terbaik.
44. Sering bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menekankan untuk melakukannya.
45. Senantiasa duduk melingkar bersama para sahabatnya, sehingga bila ada orang yang baru datang, ia tidak bisa membedakan di antara mereka yg manakah Rasulullah.
46. Akrab dan dekat dengan para sahabatnya.
47. Beliau adalah orang yang paling setia dalam menepati janji.
48. Senantiasa memberikan sesuatu kepada fakir miskin dengan tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya kepada orang lain.
49. Bila sedang dalam shalat ada orang datang, beliau memendekkan shalatnya.
50. Bila sedang shalat ada anak kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya.
51. Orang yang paling mulia di sisi beliau adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.
52. Tidak ada seorangpun yang putus asa dari Rasulullah. Beliau selalu mengatakan, “Sampaikan kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikan kebutuhannya kepada saya!”
53. Bila ada seseorang membutuhkan sesuatu kepada Rasulullah pasti memenuhinya bila mampu, namun bila tidak mampu beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yg baik.
54. Tidak pernah menolak permintaan seseorang, kecuali permintaan untuk maksiat.
55. Beliau sangat menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.
56. Rasulullah sangat menjaga perasaan orang-orang asing.
57. Beliau selalu menarik perhatian orang-orang jahat dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat baik kepada mereka.
58. Beliau senantiasa tersenyum sementara pada saat yang sama beliau sangat takut kepada Allah.
59. Saat gembira, Rasulullah memejamkan kedua matanya & tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.
60. Tertawanya kebanyakan berupa senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.
61. Beliau banyak bercanda namun tidak pernah mengeluarkan ucapan sia-sia atau batil karena bercanda.
62. Rasulullah mengubah nama yang jelek dengan nama yang baik.
63. Kesabarannya mendahului kemarahannya.
64. Tidak sedih dan marah karena kehilangan dunia.
65. Saat marah karena Allah, tidak seorangpun yg akan mengenalnya.
66. Rasulullah tidak pernah membalas dendam karena dirinya sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak.
67. Tidak ada sifat yg paling dibenci oleh Rasulullah selain bohong.
68. Dalam kondisi senang atau susah tidak lain hanya menyebut nama Allah.
69. Beliau tidak pernah menyimpan Dirham maupun Dinar.
70. Dalam hal makanan dan pakaian tidak melebihi yang dimiliki oleh para pembantunya.
71. Duduk & makan di atas tanah.
72. Tidur di atas tanah.
73. Menjahit sendiri pakaian dan sandalnya.
74. Memerah susu dan mengikat sendiri kaki ontanya.
75. Kendaraan apa saja yang siap untuknya, Rasulullah pasti mengendarainya dan tidak ada beda baginya.
76. Kemana saja pergi, beliau selalu beralaskan abanya sendiri.
77. Baju beliau lebih banyak berwarna putih.
78. Bila memakai baju baru, maka baju sebelumnya pasti diberikan kepada fakir miskin.
79. Baju kebesarannya khusus dipakai untuk hari Juma’t.
80. Ketika memakai baju dan sandal, beliau memulainya dari sebelah kanan.
81. Beliau menilai makruh rambut yang awut-awutan.
82. Senantiasa berbau harum dan kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.
83. Senantiasa dalam kondisi memiliki wudhlu dan setiap mengambil wudhlu pasti menyikat giginya.
84. Cahaya mata beliau adalah shalat. Beliau merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat.
85. Beliau senantiasa berpuasa pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.
86. Tidak pernah mencaci nikmat sama sekali.
87. Menganggap besar nikmat Allah yang sedikit.
88. Tidak pernah memuji makanan dan tidak juga mencelanya.
89. Memakan makanan apa saja yang dihidangkan kepadanya.
90. Di depan hidangan makanan beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya.
91. Di depan hidangan makanan, beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir meninggalkannya.
92. Tidak akan makan sebelum lapar dan akan berhenti dari makan sebelum kenyang.
93. Tidak pernah makan dua model makanan.
94. Ketika makan tidak pernah sendawa.
95. Sebisa mungkin beliau tidak makan sendirian.
96. Mencuci kedua tangan setelah selesai makan kemudian mengusapkannya ke wajah.
97. Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.
98. Rasulullah lebih memiliki rasa malu daripada gadis-gadis pingitan.
99. Bila ingin masuk rumah, beliau meminta izin sampai tiga kali.
100. Waktu di dalam rumah, beliau bagi menjadi tiga bagian: satu bagian untuk Allah, satu bagian untuk keluarga dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Sedangkan waktu untuk dirinya sendiri beliau bagi dengan masyarakat.
Semoga kita bisa meniru perilaku beliau Shollallohu ‘alaihi wasallam.
Source: fanpage Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah - KTB (PISS-KTB)
3K notes · View notes
ratnadewipertiwi · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Waaaaah kreatif yaaah... 😋😋😋
0 notes