rectumversum
rectumversum
Rectumversum
17 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
rectumversum · 4 years ago
Text
I'd rather pick your thunder and rain; over anyone's sunshine, any day
4 notes · View notes
rectumversum · 4 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
rectumversum · 5 years ago
Text
Hari itu adalah hari dimana pertama kalinya aku dapat bertatap muka denganmu, empat mata. Dan aku sangat tidak ingin melupakannya.
Aku ingat, di hari itu aku sama sekali tidak merasakan sebuah sinyal buruk yang biasanya muncul ketika aku akan bertemu dengan orang baru. Mungkin karena kita telah lebih mengenal satu sama lain sebelumnya, dan aku merasakan adanya sebuah koneksi. Sebuah koneksi antara aku dan kamu.
Kamu tahu, sebuah hal langka menemukan aku yang dapat dengan mudah membuka diri pada orang yang baru saja aku kenal. Denganmu, aku tidak perlu bersusah payah untuk menjelaskan diriku. Kamu dapat dengan mudah memahami aku dan segala ceritaku.
Tumblr media
Tumblr media
1 note · View note
rectumversum · 5 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
rectumversum · 5 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
rectumversum · 5 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
rectumversum · 5 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
rectumversum · 5 years ago
Audio
0 notes
rectumversum · 5 years ago
Text
not every loss is a loss. sometimes it gives you immunity so you get used to shocks and live with them. sometimes it gives you gaining you didnt expect and most of times it might give you opportunities for you to rebuild again.
0 notes
rectumversum · 5 years ago
Text
Hey, Stranger.
Apa kabarmu hari ini? Kamu bilang kamu bosan dengan pertanyaan itu.
Hey, apa saja rencanamu untuk hari ini? Kamu bilang pertanyaan itu selalu membuatmu jengkel.
Mesti dengan apa lagi aku datang kepadamu; tanpa apa lagi aku datang kepadamu.
Kalau aku punya semuanya, Sayang, bukan cuma barisan pertanyaan itu yang aku kirimkan. Melainkan ronce bunga, gaduh puisi, sesajian, tabuhan perayaan, pundi kekayaan, nyanyi-nyanyi kebahagian. Kalau saja aku punya semuanya.
Bukan hal yang mudah untukku mencintaimu di saat seperti sekarang ini, Adya. Dengan keadaanku sekarang, dengan hanya yang aku miliki dan apa yang tidak aku punya. Kemudian semuanya menjadi lebih kompleks ketika aku tahu apa yang sebenarnya kamu butuhkan namun tidak dapat aku tawarkan.
Dear,
Untukku mencintai adalah proses. Belajar mengerti, berjuang untuk bertahan, bersusah payah walaupun pada akhirnya semuanya tidak akan pernah cukup.
Untuk itu aku akan tetap di sini, di perasaan yang masih aku ingat betul reka bentuknya, rekah yang perlahan tumbuh hari itu di stasiun.
Aku akan bertahan di sini, dalam gaung laju kereta yang selalu membawaku pulang kepadamu.
Pencarianku akan kamu tidak akan berhenti, Sayang. Even if you despise me.
0 notes
rectumversum · 5 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
rectumversum · 6 years ago
Text
Dear WD,
Mungkin ini saat yang tepat, untuk kamu menyelamatkan dirimu sendiri, dari aku.
—AG
0 notes
rectumversum · 6 years ago
Text
Aku bukan siapa
Bukan apa
Hanya senyap dalam kata, berharap
Cuma ratap dalam bisik, berdoa
Hanya angin dalam siul, berhembus
Cuma gaung, cuma riuh,
mimpi dalam pundung
Damba dalam kurung
Ingin yang dipasung
Aku hanya jiwa, merindumu
wd
0 notes
rectumversum · 6 years ago
Text
Hai, Adya.
Apa kabarmu hari ini? Apa kabar Bandung? Apa kabar mata, apa kabar dahi, telinga, tangan, pundak, tawa, peluk dan cium itu?
Masih sama seperti pertama kali aku menyapamu di hari itu, sekarang pun aku menulis ini dalam bayang-bayang perasaan cemas. Yang berbeda adalah aku bisa mengerti apa yang sedang aku cemaskan dan mengapa:
Aku rindu kamu, Adya.  
Aku paham kalau perasaan rindu tidak akan pernah cukup: maka aku menulis ini dengan harap bisa memelukmu.
Adya, terima kasih. Terima kasih sudah mengangkat panggilan telepon dariku malam itu. Walaupun dengan perasaan ragu dan cemas yang sama-sama kita rasakan, akhirnya kamu mau menerima teleponnya, sehingga untuk pertama kalinya aku bisa mendengarkan suaramu meski dalam gemetar dan bisik.
Adya, terima kasih kamu sudah mau mendengarkanku bercerita tentang harapan dan cita-citaku, walaupun lebih banyak kamu yang bercerita sih hehe, tapi buatku itu adalah sebuah hal istimewa yang aku rasakan karena aku bukanlah seseorang yang bisa dengan mudah bercerita jujur tentang diriku sendiri kepada orang lain. Denganmu semuanya berlangsung begitu mudah dan cepat, untuk itu aku ingin memelihara semuanya dapat hidup dan tumbuh di taman waktu.  
Adya, Terima kasih.
Terima kasih karena sudah memutuskan untuk datang di hari itu. Aku ingat betul senyumanmu di stasiun saat itu: dengan dahi yang mengerenyit karena matahari kamu tersenyum menunjukkan gigi-gigi kecilmu, matamu  yang malu-malu menatapku dengan santun, menerima kedatanganku.
Terima kasih, Adya, karena sudah mengajakku ke tempat-tempat yang membuatku merasa damai: mendengarkanmu bercerita banyak tentang segala pengalaman, cita-cita, kecemasan dan seluruh ingatanmu tentang hidup, lalu aku bacakan kepadamu bait-bait puisi Radhar tentang mimpi, tentang semesta yang perlahan menjadi jurang di matamu saat kamu biarkan aku menyelinap menggenggam tanganmu erat. Adya, aku rindu.
Always,
WD
P.S: Terima kasih sudah mau berbagi cerita dengan menulis di sini, di tempat yang awalnya aku kira akan bisa menampung semua perasaan, pikiran, dan harapan kita masing-masing, tapi kenapa waktu dan jarak masih saja menjadi gang yang begitu sempit di hatiku. Adya, sayang.. aku berdoa agar kamu selalu dalam naungan kesehatan dan nasib baik.
1 note · View note
rectumversum · 6 years ago
Text
#3
Aku ingin berteriak, tetapi aku dibungkam
Aku ingin bertindak, tetapi aku diikat
Aku ingin bergerak, tetapi aku dihentikan
Aku ingin kebebasan, tetapi kebebasan menghempasku
Aku ingin melangkah, tetapi bagaimana aku bisa melangkah?
Aku ingin melangkah, tetapi kemana aku harus melangkah?
Aku ingin melangkah, tetapi apakah yang ingin aku tuju?
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Aku hanyalah raga, tak berjiwa, tak bertujuan
—AG
0 notes
rectumversum · 6 years ago
Text
#2
Malam tiba dimana aku masih terjaga.
Pikiranku masih merajai dan mengambil alih sadarku.
Sepi. Aku rasakan itu.
Hanya detak detik jam yang mengada.
Gelap menarikku dalam-dalam, dalam diam.
Mengendap-endap memakanku perlahan.
Aku mati dalam kesendirian.
—AG
Tumblr media
Memento Mori by Machine Sakata (2019)
1 note · View note
rectumversum · 6 years ago
Text
#1
Mencari kata yang tepat
Untuk sebuah kalimat
Yang tak dapat diucap dan disemat
Hanya menyisakan penat
—AG
2 notes · View notes