Tumgik
republikbumi · 7 years
Text
Sumpah Pemuda Dunia
Jadi, Republik Bumi itu ingin melanjutkan sumpah pemuda tahun 1928 dalam tataran global.
Kami Putra-putri Bumi mengaku:
1. Bertumpah darah satu, tanah air bumi.
2. Berbangsa satu, bangsa manusia.
3. Berbahasa satu, bahasa cinta keadilan.
 Inginnya tahun 2028, tepat 100 tahun sejak sumpah pemuda, kita bisa deklarasi dengan perwakilan dari setiap negara.
Bumi ini adalah satu ekosistem yang saling terkait. Tidak bisa dijalankan oleh banyak kepala. Dengan syarat pemimpin yang adil. Kalau tidak, akan selalu terjadi penjajahan antara satu negara terhadap negara lain, kalau tidak secara politik, ya ekonomi atau budaya.
Yang salah dari imperialisme adalah memaksakan cara berpikir suatu wilayah negara ke wilayah negara lain yang berbeda secara banyak aspeknya (budaya, bahasa, sistem, dlsb).
Yang harus jadi PR utama adalah menemukan benang merah esensi universal manusia: "Apa yg membuat manusia menjadi manusia", esensi kemanusiaan. Dan hanya atas dasar itulah baru Tatanan Pemerintahan Satu Dunia tidak lagi menjadi gaya penjajahan model baru.
Masalah memilih siapa yang menjadi pemimpinnya nanti, pada prinsipnya adalah: “Berikanlah pada Ahlinya.”
Adapun mengenai bagaimana cara untuk mengetahui, menyeleksi, dan memilih Ahlinya, adalah persoalan teknis.
Misal, contoh teknisnya: 
1. Dibentuk Dewan/Majelis Bangsa-bangsa
2. Diseleksi calon pemimpin yang memenuhi kriteria.
3. Dewan/Majelis bermusyawarah untuk memilih 3 calon terkuat.
4. Referendum untuk memilih 1 pemimpin.
 Perlu ditekankan disini bahwa dengan diproklamirkannya Republik Bumi, bukan berarti serta merta negara-negara yang ada dibubarkan. Sebagaimana ketika Indonesia merdeka, bukan berarti tidak ada lagi suku-suku bangsa. 
Tetap kita menganut Bhinneka Tunggal Ika. Walau berbeda-beda kewarganegaraan, kita tetap dalam satu tujuan Republik Bumi, yakni meratanya keadilan dan perdamaian di muka bumi.
Jadi nantinya hubungan antara Republik Bumi dengan negara-negara yang sudah ada itu ibarat hubungan yang ada sekarang antara negara dengan otonomi daerah, hanya saja dengan kedaulatan yang lebih penuh.
Untuk ini, kita perlu merevolusi paradigma berpikir kita dan menemukan konsep-konsep baru guna menjelaskan realitas baru yang akan terwujud nantinya. 
Dunia baru akan memerlukan perangkat konsep yang baru pula untuk menjelaskan dirinya. Sesuatu konsep yang belum ada realitasnya saat ini bukan berarti mustahil terwujud di masa yang akan datang.
Dinamika sistem politik di setiap negara bisa dibiarkan berlangsung saja sesuai dengan dialektika keperluan dan kepentingan yang ada di sana. Tapi semua itu diredam dan dipantau oleh pemimpin global yang mengutamakan kepentingan bersama.
Contohnya begini, surplus produk pangan di benua Eropa dan Amerika janganlah dibuang ke laut karena khawatir menurunkan harga. Melainkan disalurkan kepada orang-orang yang kelaparan di benua Afrika.
Zaman makin canggih, peradaban makin maju, teknologi makin modern, tapi malahan makin banyak yang depresi, ketimpangan kemiskinan semakin menjurang, penjajahan di atas bumi masih terjadi...
Tentu ada yang salah dengan semua ini...
 Ideologi yang hendak dibangun adalah ideologi kemanusiaan yang universal. Maka ini perlu kesadaran kolektif global terlebih dahulu. Sebagaimana halnya spirit sumpah pemuda thn 1928 menjadi basis kesadaran terwujudnya Kemerdekaan Indonesia. Ketika rakyat memutuskan untuk bersatu, tak ada yang dapat menghalangi.
Musuh kita adalah neo-imperialisme yang menjajah melalui dunia ekonomi, pendidikan, budaya, dll. Ini yang jarang disadari, dan perlu diangkat ke permukaan. Dengan cara ini, semua komponen pecinta keadilan akan bangkit bersama melawan musuh bersama, musuh kemanusiaan global.
Maka itu kesadaran ini mesti dibangun secara bottom-up, bukan top down. Dimulai dari kesadaran pribadi, menular ke kolektif-sosial hingga global. Spirit kesadaran individu nya mesti terbangun dulu. Ketika warga bumi menghendaki dan membulatkan tekad untuk bersatu dan memerdekakan diri dari neo-imperialisme global, tak ada yang dapat menghalangi....
Kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang selalu berupaya meraih kesepakatan di antara banyak kepala yang berbeda, telah terbukti di berbagai belahan bumi, sejarah pun berkata demikian.
Bukanlah hal yang mustahil untuk tercapainya kesepakatan di tingkatan global, karena kita masih sesama manusia. Betapa banyak kesamaan, lebih banyak kesamaan yang ada, di antara berbagai perbedaan yang ada, karena kita diikat oleh kesamaan esensi sebagai manusia.
Meski sulit, bukan berarti mustahil... Dan untuk menuju pada sebuah kesepakatan itu dibutuhkan power yang multi dimensi, tanpa power akan sangat mustahil.. Power yang terkuat adalah people power. Maka kesadaran global yang mengakar rumput perlu terus ditebarkan. Terus menanam benih hingga tiba saatnya nanti panen tiba.
Ketika warga bumi menghendaki untuk bersatu dan bangkit melawan neo-imperialisme kapitalisme global, maka tak ada kekuatan yang mampu membendungnya lagi.
Ketika sudah tampak kerusakan di mana-mana akibat sistem yang menindas dan tidak manusiawi, padahal peradaban dan teknologi sudah sedemikian maju, tidakkah akan terbuka mata umat manusia bahwa ada yang salah dengan ini semua?
Yang perlu terus dipupuk dan ditumbuhkan adalah kesadaran individu per individu yang mengakar hingga ke lubuk fitrah, yang senantiasanya merindukan kebenaran, kebaikan, keindahan, kebebasan, dan keadilan.
Karena demikian tidak disadarinya cara musuh menghegemoni jajahannya, diperlukan cara-cara kreatif yang menggugah kesadaran. Salah satunya adalah melalui penebaran ide Republik Bumi ini. Supaya ada peluang warga bumi terbangun dari tidur panjangnya.
Memang sebuah keniscayaan bahwa sebelum bisa terjadinya revolusi mesti evolusi terlebih dahulu. Wilayah yang cukup strategis untuk menebar benih kesadaran dan bisa digarap adalah dunia pendidikan.
Misalnya dengan gencar menyelenggarakan training/workshop untuk guru mengenai metode belajar mengajar yang mengedepankan pola berpikir kritis dan kreatif agar sekolahan tidak hanya mencetak generasi penghapal, melainkan generasi yang bisa berpikir mandiri.
Karena dunia pendidikan memiliki sarana yang paling mumpuni untuk menyemai tumbuhnya kesadaran dan pencerahan. Mengingat dunia pendidikan ini punya bangunan sekolah, sumberdaya pengajar, kurikulum, buku, perpustakaan, dlsb.
0 notes
republikbumi · 7 years
Text
Visi Perdamaian Dunia
Dunia membutuhkan solusi nyata atas problem yang dihadapinya di zaman ini. Permasalahan global mesti diatasi secara global pula, dengan saling bahu membahu, serta menyingkirkan segala kepentingan lokal dan temporer. Sebuah solusi universal, yang akan memberikan cahaya pencerahan atas segala permasalahan spiritual, intelektual, rasional, emosional, maupun aktual.
Pertama-tama, cara pandang kita mesti dibenahi. Kita mesti berdiri di atas sebuah platform bersama, yang mampu mengayomi seluruh sudut pandang umat manusia di bumi ini, sehingga mendapatkan perspektif yang utuh.
Kemudian, disusunlah program yang realistis yang dapat dilakukan bersama untuk tegaknya cita-cita bersama yang kita impikan. Program-program yang akan mempengaruhi hajat hidup orang banyak, di mana kita semua merupakan pemangku kepentingan atasnya.
Lalu, pelaksanaan program ini mesti pula melibatkan peran-peran kunci yang memiliki pengaruh terhadap nasib masa depan umat manusia di seluruh dunia. Kepentingan bersama yang akan diutamakan, selayaknya menghapus segala konflik parsial yang terjadi, karena kita memandang perlunya menemukan solusi  atas masalah yang lebih besar dan mendasar.
Akhirnya, dirancanglah rencana untuk mewujudkan hal tersebut. Antara lain bagaimana untuk menyamakan persepsi, menyatukan kekuatan, dan membangun soliditas. Kesadaran ini mesti dikampanyekan untuk tersebarnya pemahaman yang luas dan mendalam akan permasalahan yang kita hadapi bersama.
Untuk terwujudnya semua itu, kita mesti memberdayakan segala potensi yang dimiliki oleh manusia seutuhnya. Yakni potensi spiritual, intelektual, rasional, emosional, dan aktual. Dengan demikian, seiring berjalannya waktu, cita-cita bersama ini akan terealisasi tanpa dapat dibendung lagi.
Let’s Republish The World!
0 notes