Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
I've been lost, I've been lost I've been lost, I've been lost for a while But I'm really tryin' I've been lost, I've been lost I've been lost, I've been lost for a while But I'm really tryin'
But I'm really tryin'
Fred again-Angie (ve been lost)
0 notes
Text

Suatu malam yang dingin di Austria, 14 januari 1907, setelah merasakan nyeri yang luar biasa di dadanya Klara Polzl pergi menemui dokter langganannya, Eduard Bloch.
Pemeriksaan telah dilakukan, diagnosis telah diputuskan, untuk menjaga suasan batin Klara Polzl agar tak tertumbuk, Eduard Bloch tidak menyampaikan hasil diagnosis tersebut secara langsung kepadanya melainkan kepada anak keempatnya yang saat itu berusia 18 tahun.
Anak tersebut begitu terpukul dan terguncang mendengar vonis mengerikan dari sang Dokter : sang Ibunda tercintanya mengidap Kanker Payudara.
Tidak mau tidak, tidak bisa tidak, pengangkatan payudara adalah satu-satunya jalan keluar untuk menyambung sisa hidup yang ada. Tindakan operasi harus segera dilakukan, dan klara harus menghabiskan sisa hidupnya dengan satu payudara yang ada.
Mendung tak berdaya tertolak, kelabu terlalu pekat untuk diserbak, pengangkatan payudara itu hanyalah menjadi awal mula terbukanya gerbang pintu neraka, kanker tersebut kadung menyebar ke seluruh tubuhnya, menggerogotinya satu persatu. bagi Klara hidup menjadi pesakitan adalah sebuah kematian yang tertunda.
Bagi anak keempatnya, nestapa seolah rutinitas, kepedihan seakan tak pernah lekang dari hidupnya, 4 tahun sebelumnya ia baru saja kehilangan ayahnya yang otoriter karena pendarahan paru-paru. pada tahun 1900 adiknya yang paling disayanginya dan menjadi teman sepermainan meninggal karena cacar dan batu nisannya dapat dipandang secara jelas dari balik jendela kamarnya. Sebelumnya 3 orang kakaknya juga pergi terlebih dahulu karena alasan kesehatan.
Saat tahu Ibunya sekarat tak berdaya, anak keempat menjadi getir bukan kepalang, terlebih lagi cita-citanya untuk masuk ke akademi seni di vienna austria menambah masygul duka yang ada.
Pilihan terlalu sukar diperhitungkan, keputusan terlalu lara diambil. Pada suatu musim dingin, sang anak pergi untuk mengikuti ujian masuk akademisi seni di Vienna, namun riwayat selanjutnya terlalu perih untuk dilanjutnya. Sang anak gagal meneruskan cita-citanya.
Dunia terlalu jujur untuk hati kecil seorang anak yang terlalu sering didera kesedihan, ia gagal meraih kebahagiaannya.
Hari berganti hari, waktu bergegas meninggalkan doa, kondisi klara kian mengenaskan, sang anak memilih terus melayani ibu kesayangannya, mengurus segala kebutuhan yang ada sambil terisak akan kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul dari erangan rasa sakit.
Hingga pada bulan Desember di malam bersalju yang dingin, pada tanggal 21 desember 1907, beberapa hari sebelum keluarga itu merayakan natal. klara polz menghembuskan nafas terakhirnya. seluruh anggota keluarga yang ditinggalkanya menangis kecuali anak keempatnya : ia tampak berdiam, sorot matanya membara, ia didera kemarahan yang luar biasa.
Pada Mei 1913, sang anak pindah ke munich jerman dan di tahun berikutnya mendaftar tentara jerman untuk berperang di perang dunia I yang mengakibatkan matanya buta separuh.
Setelah negaranya luluh lantah akibat kekalahan dalam perang, sang anak bergabung dengan Partai pekerja yang kelak berganti nama menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei, tak butuh waktu lama, dibawah kepemimpinanya anak ini berhasil menguasai seluruh jerman.
cerita selanjutnya mengenai anak ini adalah tragedi dan petaka.
anak ini bernama adolf hilter.
0 notes
Text

# Etterarth
Apa yang getir seusai perjumpaan ? mempersiapkan perpisahan untuk menyudahi sebuah kenangan. Bahwa kita pernah terlibat dalam sebuah masa-masa yang sentimentil, serupa membereskan tumpukan-tumpukan buku di meja belajarmu dan mengemasinya dalam sebuah kotak, untuk sejenak terdiam, mengingat kembali apa yang sudah terlalui, bahwa kita pernah dalam sebuah masa-masa tersulit bersama
masih ingatkah kamu, ketika kita terjaga semalaman, menyelesaikan segala urusan-urusan yang sudah harus tuntas di sabtu pagi, menuliskannya kata demi kata, lembar demi lembar bergaris dari pena hitam yang tengik itu, dari mata sudah teramat pedas dan jemari yang sudah terlalu payah untuk terpaksa terjaga selama 4 jam lamanya hingga panas menyengat
atau ketika kita terkoyak-koyak dengan waktu, menyisakan segala daya yang kita miliki pada titik terendah, memaksa kita memahami semua isi buku-buku itu dan misteri yang ada terus menerus hingga suara jangkrik menemani dalam kesunyian dan menjadikan kita sebagai makhluk nocturnal yang menyisakan mata legam sisa kantukan semalam.
hingga kita hampir dipaksa menyerah.
tapi harapan mungkin satu-satunya yang membuat kita bertahan, bertahan dari segala kegamangan yang membuat manusia kecil pulang ke pelukan orang terkasih yang hangat. kita tidak sedang berusaha menjadi maskulin, kita sedang tidak berusaha terlihat kuat, kita hanya sedang berusaha menyelesaikan apa yang telah kita mulai.
sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya
Mungkin kita hanya beretorika, seperti yang biasa kita lakukan, mungkin kita hanya sedang omong kosong, seperti yang hanya bisa kita lakukan. Tapi boleh kan? sekali saja dalam hidup kita yang masih tertatih-tatih ini mempercayai satu hal, bahwa hidup, seberat apapun, memang sudah seharusnya diteruskan, memang sudah selayaknya diperjuangkan.
Dunia terlalu berantakan, dan kita tak akan berhenti di hari yang buruk.
Mempersiapkan perpisahan adalah perkara yang rumit, kita sedang menata kenangan yang sudah ada untuk kemudian bertemu dengan misteri-misteri di masa yang akan datang. Apakah suatu saat kita akan rikuh untuk saling berbicara, saat kamu menjadi pemenang atas segala mimpi-mimpimu, ketika salah satu dari kita hanya diam tertahan dengan keinginan yang tertinggal, saat pada akhirnya kita menjadi asing satu sama lain dan melupakan masa-masa sulit yang pernah kita lalui bersama
barangkali perpisahan adalah semacam rumah, sebuah keniscayaan, tempat dimana kita akan kembali untuk memulai yang baru. Seperti hujan di bulan desember yang menyapu semua fragmen kala kemarau yang ada
manusia datang dan pergi, rasa sayang timbul dan tenggelam, yang patah tumbuh yang hilang berganti, suatu hari mungkin kita akan menjadi asing dan tak saling menyapa lagi, namun kenangan ini adalah selamanya.
untuk kalian yang selalu baik, pernah mesra dan simpati satu sama lain
0 notes
Text

Dunia terlalu berantakan, dan Aku tak mau mati di Hari yang buruk
Raditya kenzo
0 notes
Text
when he says :
he wants kids to "continue his bloodline"
but nizar qabbani wrote :
"Give me a daughter with your stubborn heart, or your even temper. Give our children your dark-bright eyes, or your enchanted smile. So that even when we are gone, the world will find within them all the reasons I loved you."
967 notes
·
View notes
Text
#Tetaplah Hidup
Geminiku,
kamu ada alasan untuk tetap hidup, Mungkin ini cara terbaik untuk tetap hidup, setelah kita bosan hidup tak terus bertanya-tanya tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
Setelah kita terus-menerus digerus dan kalah dalam sebuah peperangan yang tidak akan pernah kita menangkan dan hidup sebagai penyintas kekhawatiran untuk seumur hidup
manisku dan sayangku
0 notes
Text
# Barasuara & Bir Dingin

Dering telpon ke 3 x nya membangunkan saya dari dinginnya petang minggu itu, mata rasanya terlalu perih karena sisa-sisa aktifitas nokturnal malam sebelumnya, dengan sedikit malas sayapun beranjak mandi...petang itu badan benar-benar terasa menjadi "the walking dead" Beruntung hujan hari itu sudah selesai
Kami pun tiba di JCC tumpukan buku yang hadir di setiap lorong menuju panggung membuat darah bibliophile saya menjadi penasaran namun sayang candu kafein yang saya cari-cari sebelumnya tidak ada, sayapun terlalu malas untuk melakukan kegiatan bibliomania
Perjalanan kami berhenti di sebuah tempat, dengan menempati sebuah venue utama tepat pukul 20.00 wib barasuara tampil sebagai penutup seluruh rangkaian acara malam itu
Mendengar beberapa lagu di awal pertunjukan yang merupakan duet vokal antara asterika,iga dan puti secara samar mirip terdengar sebuah glossolalia (rangkaian doa dalam bahasa roh di tradisi kristen)
Menyaksikannya secara langsung serupa nostalgia album pertama dan kedua band post-punk revival asal Kanada Arcade fire (funeral& neon bible) tetapi minus instrumen terlebih di salah satu lagu merupakan potongan ayat doa Bapa Kami semakin mengukuhkan argumen awal tentang christian band serupa underoath dekade 2006an, walaupun dari sebuah wawancara sigi tidak berusaha mendedikasikan jiwa nya untuk win buttler
Tapi yang membedakan band ini dari arcade fire secara mencolok adalah permainan gitar Iga dan TJ yang selalu dominan khas jack white dalam setiap lagu ; Mentah dan kasar dengan balutan gebukan drum yang powerfull
Dari awal pertunjukan hingga akhir band ini menampilkam kesam Enerjik dan eksplosif tetapi pas dan tidak hiperbolis, ramuan antara drum yang powerfull, gitar yang mentah , bass dan paduan vokal yang mirip rajutan doa serupa masturbasi yang dibuat perlahan dengan pelumas awalnya namun semakin menanjak untuk mencapai orgasme yang purwarupa
Barasuara bukanlah The White Stripes, bukan pula interpol Ia serupa arcade fire dengan ayunan gitar khas jack white dan duet pelumas glosolia puti dan asterika yang lebih nikmat bila di saksikan di sebuah mini gigs dengan bir dingin
Jakarta, Desember 2015
0 notes
Text
-
# Pulang
Understand the things I say
Don¹t turn away from me
Cause I spent half my life out there
You wouldn't disagree
D¹you see me, d¹you see
Do you like me, do you like me standing there
D¹you notice, d'you know
Do you see me, do you see me
Does anyone care
Apa yang lebih romantis dari pulang di hari lebaran, katakanlah padaku tak ada sajak paling indah yang sanggup untuk dituliskan saat kau berhasil berjibaku di depan komputer sampai larut malam hanya untuk mendapatkan tiket kepulangan, serupa menjadi mahasiswa semester tengah yang memperebutkan mata kuliah dengan dosen favorit.
katakanlah padaku tak ada puisi kegembiraan yang sanggup diriwayatkan saat kau berhasil menggenggam secarik tiket kereta yang nilainya spiritualisnya bahkan melebihi tiket konser jazz manapun.
Bahwa berkumpul kembali dengan ayah dan ibu adalah kemewahan paling mahal yang Tuhan ciptakan untuk kau sadari, mengenali kembali tentang harta karun yang selama ini yang mau tak mau harus kau campakkan untuk sementara waktu di kota jakarta, kembali menjadi anak kecil yang merayakan kembali dekapan Ibunya yang hangat, kembali menjadi kakak sabar yang memulaikan adik dan keponakan yang nakal, kembali menjadi bocah manja yang merindukan pelukan Ayahnya yang bijaksana, atau merayakan tahun ini sebagai seorang orang tua baru yang kemudian berpumpun bersama dalam meja makan menikmati opor ayam dan ketupat hangat yang terhidang lezat. Perihal tentang sejauh-jauhnya kita berpetualang yang mengenali kembali tentang surga sesungguhnya
Bahwa berkumpul dengan sahabat-sahabat lama yang paling manis adalah keglamoran terakhir yang kau miliki, berbicara kembali tentang masa lalu yang indah dan nostalgia yang manis, saat-saat indah saat harus berpeluh-riang di jalan pakuningratan. Berucap tentang masa depan-masa depan yang menawan tentang kekasih-kekasih tercinta.Perihal tentang Burung-burung gereja yang kembali singgasananya
Saat dering stasiun adalah lagu paling puitis dalam hidupmu, saat lelah antrian yang berjubal penuh sesak tak memiliki arti lagi dalam otot-otot kaki dan bahumu yang begitu bergejolak, saat perjalanan di kereta itu menjadi perjalanan paling berharga dan indah dalam derap takdirmu, saat yang tepat untuk melupakan sejenak hingar bingar kota jakarta
katakanlah padaku, nikmat Tuhan mana lagi yang hendak kau dustakan saat kumandang takbir lebaran berkumandang dengan syahdu di surau-surau dan masjid depan rumahmu, saat anak-anak kecil yang nakal mengagetkanmu dengan bunyi petasan, saat rombongan bocah-bocah yang lucu berpawai-berlomba melintasi jalan masuk rumahmu dalam khidmat malam takbir, meneriakan yang di-Agungkannya yang di-Sucikannya, merayakan hari raya pagi di atas sajadahmu, untuk lalu mencium tangan ayah-ibumu yang lembut, mengecup pipi adik-adik serta keponakanmu yang lucu dan nakal untuk kemudian saling memeluk dan merangkul dalam bingkai foto
sebuah lemparan Dadu keajaiban Tuhan yang sangat sempurna
Tetapi bukankah pulang mengajarkanmu untuk menerima pertemuan dan perpisahan, Barangkali perjalanan ini pelan-pelan telah mengajarkanmu tentang manusia-manusia yang datang dan pergi, ayah dan ibu yang semakin renta, kakak yang hangat yang bertambah tua,adik nakal yang menjadi dewasa, para sahabat-sahabat yang kian merekah, mungkin mereka sedang menikmati senja sambil menggendong cucu,menemani anaknya, atau menikmati taburan bunga di bawah batu nisan
Pernahkah kamu duduk kembali di ruang keluarga setelah sekian lama, Ketika hujan turun dan suara kodok yang berorkestra kini menghilang, kamu mencoba kembali menikmati segelas teh panas manis dan singkong goreng, ketika detik jam dinding seakan bisa didengar seluruh penghuni ruangan, kamu mungkin sedang menggendong anakmu lalu memandang wajah ibu yang semakin keriput dan rambut ayah yang semakin putih, Tentang suatu masa yang tak akan bisa kita lawan, di ruang keluarga itu kamu akan belajar menemukan perasaan-perasaan yang dulu kita rayakan sebagai kemenangan perlahan menghilang.
My mother, my mother,
She hold me, she hold me, when I was out there.
My father, my father,
He liked me, oh, he liked me
Di gerbong kereta itu , Kamu bisa memilih dan memutuskan merayakan nostalgia yang melankolis atau menciptakan ingatan akan masa depan yang sentimentil
Namun pulang bukan sekedar perayaan materil, Pulang lebih daripada itu,Ia akan membentuk riwayatnya tersendiri, dari setiap masa, Perjalanan akan selalu memiliki sebuah tujuan dan pada akhirnya rumah adalah orang yang selalu kita tuju untuk kembali, Ia adalah semangat pujaan untuk sebuah kemewahan, Pulang adalah sebuah -Ode to my family- yang tak akan habis digerus waktu
seperti kata Sapardi Djoko Damono
Yang fana adalah waktu. Kita abadi,
memungut detik demi detik,
merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu
Kita abadi
Pulang adalah hasrat gerak kembali yang melebihi penaklukan-penaklukan puncak gunung manapun, sebuah pengalaman paling epik terdalam dari hidup manusia, di dalam kereta itu kita sedang menyusun kembali sajak-sajak pertemuan dan cinta, di dalam perjalanan itu kita sedang merangkai kembali noktah-noktah nostalgia indah dari masa depan
Di bulan ramadhan, disudut stasiun yang romantis dan puitis itu , di penjuru bandara yang dingin dan ekslusif , di pojok terminal yang panas dan pengap akan asap bus, kau akan mengecap sebuah semangat yang berjejal, kau akan mendengar puisi-puisi yang girang dan kau akan melihat air mata ratapan dan gelora kebahagian bernama pulang
Pulang untuk mereka yang merayakan kembali rumahnya
Jakarta, 27 April 2016
Tahun ke 4
1 note
·
View note