Lebih baik menjadi burung gagak daripada burung yang terkurung disangkar, bisa menjadi gagak sudah cukup bagiku.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Glimpse of Us
Akhir tahun ini, saya mendapatkan sebuah jawaban yang dulu selalu mengganjal di kepala saya.
Jawaban dari pertanyaan yang padahal sudah saya ikhlaskan. Yang kalaupun saya tidak tau, hidup saya akan tetap seperti ini. Tidak ada yang berubah. Pun kalaupun saya tahu, saya juga tidak akan berbesar kepala.
Sebab seperti yang sudah saya bilang, pertanyaan itu sudah saya ikhlaskan.
Pertanyaan tentang,
“Kenapa jalan kita terus bersebrangan kalau sebenarnya kita tidak bisa bersama? Kenapa kita tidak bisa bersama padahal saya tau bahwa perasaan kita sama?"
Di pertemuan terakhir sebelum pada akhirnya saya dan dia tidak akan pernah bisa bertemu lagi, kami sempat bertemu sekali lagi. Kali itu, semua terasa berbeda. Kali itu, untuk pertama kalinya, kami berdua sama-sama merasa bisa memperjuangkan hubungan itu.
Tapi lagi-lagi hidup begitu lucu.
Hidup saya saat itu tiba-tiba tertahan oleh sesuatu hingga saya tidak bisa menghubunginya. Dan selepas pertemuan itu, kami tak pernah bertemu lagi, saling hilang kabar, dan berpisah jalan.
Banyak yang terjadi di hidup kami berdua setelah bertahun-tahun tak bertemu. Dia sudah bahagia dengan buah hati dari seseorang lelaki yang sebenarnya dulu saya pernah berdoa untuk bisa ada di tempatnya. Sedangkan saya masih tetap ada di sini. Dan baik-baik saja.
Tapi akhir tahun ini saya mendengar sebuah cerita, bahwa sebenarnya tanpa saya ketahui, di pertemuan terakhir itu dia mencari saya. Tapi sayangnya, saya tidak bisa ditemukannya.
Dan kalian tau apa yang lebih lucu? Alasan dia mencari saya saat itu adalah, karena saat itu dia akan bertemu dengan lelaki asing. Namun, dia merasa ragu dan ingin membatalkan pertemuan itu karena dia merasa lebih baik menghabiskan waktu dengan saya.
Sayangnya, saat itu dia tidak bisa menemukan saya.
Dan kalian tau siapa orang yang akan dia temui saat itu?
Orang itu adalah suaminya yang sekarang.
Bayangkan apa jadinya kalau saat itu dia menemukan saya? Mungkin semuanya berbeda.
Tuhan memang Maha bercanda..
185 notes
·
View notes
Text
"Pak, jadi dewasa berat banget. Saya butuh bapak. Tolong hidup lebih lama lagi ya."
"Tapi bapak kan udah mati nak."
"Oh iya, lupa hehe."
"Hehe..."
"Hehehe 😭😭😭"
"Hehehe 😭😭😭"
-Re-edit boychandra
0 notes
Text
Bu, semua orang bergantungnya padaku.
Dianggapnya aku paling bisa banyak hal. Diserahkannya semua padaku. Bahkan urusan yang ratusan kilometer jauhnya pun, aku yang diandalkan. Semuanya. Mereka semua mengadunya padaku, bu.
Tapi, bu, sialnya, kenapa ibu juga jadi bagian dari orang-orang yang juga mengandalkan segalanya padaku?
Lalu, aku harus mengandalkan siapa, bu?
• Jakarta, Desember hari ke dua
0 notes
Text
Bagaimana Harus Bersikap??
Kenapa memilih diam, pergi dan menjauh sejauh mungkin?
Sebab ada jenis orang yang menolak yang paham dan sadar bahwa dirinya adalah akar dari permasalahan itu sendiri. dia menuduh orang lain sibuk dengan urusan orang lain, namun ia lupa dengan dirinya sendiri (aib) yang juga sibuk mengurusi urusan orang lain. Orang seperti ini biasanya menyakiti seseorang dan tak pernah merasa bersalah. Sebab baginya apapun yang ia lakukan ada sebuah tindakan yang benar, dan semuanya salah menurut ukuran dan cara pandangnya.
Orang seperti ini tidak akan pernah paham sekalipun banyak orang yang menjelaskan letak kesalahannya, orang seperti ini pula tidak akan menyesal atas apa yang telah ia lakukan kepada orang lain karena baginya hanya dia yang benar, dan semuanya salah sebab tidak bisa menerima kebenaran.
dia akan tetap berdiri pada pendiriannya sampai kapanpun sekalipun semua orang menasehatinya atau bahkan mengatakan letak kesalahannya, dan orang seperti itu akan punya banyak alasan perihal memutar balikan sebuah fakta dan sangat bisa menjadikan orang lain sebagai tersangkanya. Katanya, "pokoknya aku benar, orang lain yang salah karena gak paham atas maksudku."
Jadi, berhenti meladeni orang seperti itu. Berhenti berdebat dengannya, hargai dirimu sendiri. Jangan buang waktu dan energimu hanya untuk hal-hal yang tidak akan pernah dia bisa terima dalam hal apapun dan sampai kapanpun. Karena sungguh ini membuat lelah.
Biarkan dia dengan dirinya sendiri, biarkan dia dengan drama yang telah ia ciptakan sendiri, dan biarkan dia dengan prasangkaannya sendiri. Jangan menanggapi apapun itu. Sebab langit tak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi. Dan laut tak pernah menjelaskan bahwa dirinya dalam. Demikian pula dengan dirimu. Jangan berpijak pada hal-hal yang sia-sia saja.
Diam, pergi, dan menjauh lah sejauh mungkin. Sekalipun yang terlihat tak bisa kau menangi didunia, kamu masih memenangkan dengan caramu sendiri. Mengadu kepada Allaah yang Maha Kuasa.
Sebab ada beberapa hal yang memang dalam hidup ini harus kita bawa, atau memang harus kita tinggalkan. Bukan sebab berhenti peduli, melainkan urusan hati manusia hanya Allaah yang bisa memberikan kelembutan dan penerimaan tentang sebuah kebenaran.
Pada akhirnya kita akan paham, sekuat apapun kita ingin memahamkan kepadanya, sekuat apapun kita memberikan sebuah kebenaran untuknya. Urusan hati mutlak adalah urusan Allaah. Maka jalan terbaik adalah mendoakan kebaikan untuknya dan diri sendiri. Agar kala nanti kebenaran apapun itu sampai kepada kita tak peduli siapa yang menyampaikan, Allaah berikan kita kelembutan hati untuk menerima kebenaran sekalipun tidak kita sukai sebelumnya.
Sebaik-baik tempat kembali adalah mengembalikan semuanya kepada Allaah. Cukuplah Allaah. Cukup... Maka cukup mengenal orang-orang yang demikian.
*aku nggak bisa bales apa-apa. dan Allaah menyadarkan bahwa orang seperti itu nyata adanya. Ya Allaah...
Ruang || 12.03
104 notes
·
View notes
Text
Dadaku; selalu berdetak tentang sesuatu, dengan bahasa yang mudah dipahami oleh rindu
Sebab merindukanmu adalah pesta yang tak pernah usai, aku terus merayakannya dengan kesunyian, juga dengan ketabahan
Dan pada dua jemari yang pernah bertaut, punya debar yang lebih abadi, dari janji itu sendiri; — Semoga kau tak lupa
36 notes
·
View notes
Text
Pada kenyataan yang pahit ini, sebenarnya aku hanya ingin menjadi manusia yang telah selesai dengan segala pencariannya. Yang hidup dan telah menemukan arti atas sebuah pencarian.
Semudah itu keinginanku,
Aku ingin selalu dicari
Aku ingin selalu dibutuhkan
Aku ingin selalu menjadi tempatmu mencari tawa
Pun aku juga ingin menjadi wadah yang menampung atas segala kesedihanmu
Dari rasa - rasa beruntungku pada orang - orang sebelummu, hanya di waktu ini aku sangat merasa seberuntung itu menemukanmu. Tidak sedikit pun aku berdusta atas segala penilaianku terhadapmu; Wajahmu yang kau anggap tidak menarik, tingkah konyolmu, sifatmu yang cerewet dan kekanakan, masa lalumu yang begitu berat, caramu dalam berpakaian, juga cara tertawamu yang lucu pun aku anggap semua itu adalah sebuah bentuk keistimewaan. Wanita sepertimu mungkin banyak sudah aku temui, tapi bersamamu entah kenapa rasa - rasanya ada perasaan yang berbeda.
Aku setuju dengan prinsipmu dalam kehidupan, bukankah kita sebagai manusia sudah selayaknya hidup bebas dalam melakukan berbagai hal dan menentukan jalan hidup, tidak seperti burung kenari ayahmu yang selalu terkurung di dalam sangkar. Berkicau tapi tak bisa terbang bebas.
Walaupun nanti pada akhir bahagiamu bukanlah aku, setidaknya aku pernah menjadi segalanya bagimu pada waktu -waktu yang telah usai, tanpa mengutuk atas apa yang telah terjadi. Dan ucap syukur juga terima kasih menyertai atas pertemuan dan kebahagiaan yang hanya sesaat ini.
• November hari ke dua puluh enam
Marsyaf
0 notes
Text
Jika saja saat itu semua berjalan lancar dan kita tetap bersama, mungkin malam ini kita sedang duduk berdua di halaman belakang ditemani semangkuk kudapan dan teh hangat. Menutup malam dengan berbicara panjang lebar. Mendengarkan musik yg sama2 kita suka. Lalu memulai esok hari dengan tenang, karena aku tau kamu tetap ada.
178 notes
·
View notes
Text
Yang paling menakutkan dari sebuah pertemuan adalah, rasa rindu yang ternyata selama ini belum selesai, dan harap kosong yang tumbuh kembali meski tahu kalian sudah tidak punya kesempatan lagi.
230 notes
·
View notes
Text
mungkin kamu tidak tau; saya masih kerap mencari kamu di sosok-sosok baru yang hadir di hidup saya.
200 notes
·
View notes
Text
Setialah berlaku baik. Meski itu tak menjamin bahwa orang lain akan berlaku baik padamu juga, tapi setidaknya itu akan menjamin rezekimu akan hadir dari jalan-jalan yang baik.
454 notes
·
View notes
Text
Arti Menikah - Belajarlah tentang banyak hal.
Kata Bapak hafidzhahullah ta'ala, "jika cinta dan kasih sayang seorang laki-laki itu lebih besar dari pada cinta seorang perempuan, maka dia tidak akan pernah melepaskan perempuan itu darinya. ia akan tinggal lama dihatinya. dan untuk membuat seorang laki-laki demikian, dibutuhkan seorang perempuan yang sabar dan pengertian."
aku teringat obrolan santai dengan Bapak, sehari sebelum menjadi seorang istri. Kala semua orang sibuk menyiapkan banyak hal termasuk Ibu, Bapak justru mengajakku lebih banyak cerita dari kebiasaan Bapak yang tidak demikian. Saat itu aku bertanya bagaimana posisi Ibu dihati Bapak. Yang semakin banyak ku rinci, Bapak semakin banyak tersenyum seolah membenarkan.
Namun satu hal yang Bapak katakan membuatku tertarik untuk bertanya lebih lanjut. "Ibumu itu orang yang sabar dan pengertiannya begitu lapang. Ibumu itu keras terhadap pendirian dan pendapatnya, namun ketika keputusan Bapak tak selaras dengan Ibumu, ibumu meletakkan semua pendapatnya dan memilih pada keputusan Bapak. Ada banyak momen dimana Bapak tidak berkata sekalipun, Ibumu lebih peka perihal apa yang Bapak butuhkan. Tanpa bertanya banyak hal, Ibumu sudah menyiapkan semuanya dengan baik. Tanpa memberi tugas, Ibumu telah paham apa yang menjadi tugasnya. Beberapa hal bertanya tentang apa yang Bapak suka dan tidak, selebihnya tanpa Bapak kasih perintah, Ibumu telah lebih dulu mengerti.
Tak pernah bertanya kenapa begini, kenapa begitu sebab paham bahwa Ibumu tidak ingin memberikan banyak beban. Ibumu begitu totalitas menjalani perannya sebagai seorang istri. Tak pernah menuntut harus jalan-jalan setiap pekan, atau liburan setiap tahun, atau hal-hal yang dirasa bapak belum mampu untuk menyanggupinya kala itu. Tidak pernah merengek meminta waktu bapak atau menuntut untuk lebih romantis atau hal-hal yang dimana Bapak harus peka terhadap kondisi ibumu. Ibumu tidak pernah meminta akan hal itu. Kala sudah tenang semuanya, barulah ibumu sampaikan dengan bahwasanya yang dimana tanpa menggurui bapak akhirnya mengerti.
Pernah saat dimana belum ada HP dan saat itu posisi ibumu sedang mengandung kamu 6 bulan, belum ada telpon rumah juga. Saat itu bapak harus lembur dan tidak pulang karena memang harus menyelesaikan deadline, dimana besok pagi presiden pak Soeharto akan berkunjung. Bapak nggak bisa ngabari ibu, karena memang tidak bisa pulang. Kamu tahu apa yang ibumu lakukan? Ibumu jalan sama emak tetangga sebelah rumah mau pergi menyusul bapak dikantor. Sebelum sampai kantor ada pos marinir dan bertanya perihal ada perlu apa jam segini kok mau ke PT.Pal dari pos ke kesana masih sangat jauh sekali. Lalu ibumu bilang kalau suaminya dari kemarin belum pulang, ia khawatir takut terjadi apa-apa. Lalu seorang petugas meminta ibumu dan emak untuk menunggu di pos, salah satu petugas berangkat menanyakan hal tersebut ke kantor. Setelah memastikan nama dan divisi bapak. Petugas tersebut menyampaikan bahwa seluruh karyawan disivi tersebut memang harus lembur, karena besok pagi akan ada kunjungan presiden. Setelah tahu kabar itu, ibumu dan emak pulang kerumah. Dan setelah beres semuanya bapak pulang kerumah, sampai dirumah ibumu tetap menyambut bapak dengan baik. Tak bertanya ini itu dengan banyak pertanyaan atau memasang muka cemberut. Nggak, ibumu tidak demikian.
Ibumu tetap melayani bapak dengan baik dan membiarkan bapak beristirahat dengan nyaman. Tanpa bertanya kenapa ndak pulang, bapak lebih dulu menjelaskan perihal tersebut.
Sebetulnya diawal pernikahan laki-laki itu sudah siap untuk mengayomi, mendidik, dan siap untuk memenuhi semua kebutuhan istri dan anak-anaknya nanti. Terkadang yang membuat mereka berubah salah satunya dari pasangannya sendiri. Yang mungkin terlalu menuntut banyak hal dan tidak memberikan rasa tenang itu. Memang manusia tidak ada yang sempurna, demikian juga dengan Bapak ataupun ibumu ini. Namun ada banyak hal kebaikan ibumu yang tidak bisa bapak sebutkan satu persatu. Biarlah bapak banyak doakan untuknya, biar Allaah yang balas dengan banyak kebaikan untuknya. Sekali lagi pernikahan itu adalah salah satu karunia yang harus disyukuri selama perjalanannya. Ujar bapak mengakhiri ceritanya.
Lalu malam harinya aku memutuskan untuk tidur dengan ibu sebelum menjadi istri esok harinya. Sebelum tidur banyak hal yang aku tanyakan, aku tak pernah merasa benar-benar begitu sangat dekat ketika saat itu juga. Salah satunya aku bertanya perihal cerita bapak tadi sore itu, mengapa ibu bersikap demikian dan demikian.
Ibu menjelaskan dengan bahwasanya yang apa adanya, "ketika seorang wanita telah memutuskan untuk menikah, maka seharusnya ia sudah paham perihal hak dan kewajiban serta konsekuensinya. bagaimana jika nanti pasanganku seperti ini, bagaimana jika nanti masuk fase seperti itu. Apalagi ketika seorang perempuan telah menjadi istri maka ia sudah mengerti bagaimana seharusnya berkhidmat untuk suaminya. Jika sudah paham dan mengerti bagaimana seharusnya bersikap, maka sudah sepatutnya kita harus memberi banyak udzur kepada pasangan kita. Saat itu ibu mencoba untuk memberi banyak udzur kepada bapak.
Tidak ada seseorang yang melakukan tanpa ada alasan. Dan bapakmu pasti sedang dikondisi yang demikian. Ibu mencoba belajar untuk mengerti, terkadang tidak semua kondisi bisa berjalan dengan sebagaimana mestinya. Tidak semua kondisi bisa dijelaskan saat itu juga. Pernikahan itu ibadah terlama, dan dalam beribadah tidak semuanya berjalan menyenangkan sesuai dengan keinginan kita kan ya, nduk. Itulah mengapa sabar diperlukan untuk menjalani setiap prosesnya.
Intinya jangan pernah merasa paling capek, paling menderita, paling jenuh, atau paling sibuk. Jika nanti kamu menemukan kondisi yang demikian, cobalah kembalikan ke dirimu sendiri. Saat capek, jenuh dan kondisi tidak baik-baik saja, pasanganmu menuntut banyak hal darimu. Apakah kamu senang? Tentu tidak kan ya, maka diperlukan hati yang lapang untuk mengerti.
Jangan banyak menuntut hak sama manusia, sebab balasan terbaik adalah balasan dari Allaah. Karna kalau banyak menuntut dari manusia, kamu akan merasa capek sendiri dan tidak menemukan ketenangan nantinya. Serahkan semuanya sama Allaah, biar tenang.
Apa yang bisa kamu beri kepasanganmu nanti, berikanlah senampumu. Berkhidmatlah dengan totalitas untuknya, tidak akan sia-sia apa yang kamu berikan. Sebab sekecil apapun upayamu, Allaah melihatnya. Ketika sudah melakukan yang terbaik, jangan berkecil hati bila balasannya tidak sesuai apa yang kamu harapkan.
Berkhidmat itu yang menyenangkan hati suamimu, yang dimana suamimu betah dirumah sebab ia temukan ketenangan dalam rumahnya.
Empat tahun lalu nasihat ini aku simpan ditumblr, ku baca kembali. Dan aku menangis. Sebab memang benar, dalam sebuah pernikahan tidak hanya tentang aku saja melainkan dia juga yang menjadi kita.
Sebagaimana pengertiannya Ibunda Khadijah radhiyallaahu anha yang tanpa bertanya mengapa Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam tubuhnya gemetar dan meminta Ibunda Khadijah untuk menyelimuti Rasulullaah. Yang dengan totalitas berkhidmat dan menyerahkan seluruh harta, jiwa dan hidupnya kepada orang yang tercintanya. Itulah mengapa Ibunda Khadijah radhiyallaahu anha tinggal begitu lama dihati Rasulullaah Shallaahu alaihi wassalam.
Bukan perihal apa yang sudah pasangan berikan kepada kita, melainkan sudah sejauh dan semaksimal apa yang telah kamu lakukan untuknya karena Allaah. Maka mintalah kepada Allaah Ta'ala untuk menganugerahi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah. Sebab rumah tangga sakinah adalah karunia Allaah yang harus terus dipintakan hingga akhir hayat..
للَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ
"Ya Allaah, satukanlah hati kami. Perbaikilah keadaan kami jalan-jalan keselamatan (menuju surga)." - HR. Abu Daud, no 969, dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallaahu anhu.-
Pernikahan itu tidak tegak karena rupa yang elok atau harta, akan tetapi dia tegak dengan agama dan akhlak. (Syaikh Muhammad Mukhtar Asy Syinqithi rahimahullaah)
Akhlak, sabar dan saling mengerti masuk dalam kategori akhlak kan? Maka berakhlak dengan akhlak yang baik. Semoga Allaah menganugerahi kita semua pasangan yang menyejukkan mata dan hati. Yang menjadi penenangan dalam segala kondisi apapun. Allaah anugerahi kita rumah tangga sakinah, mawaddah, warahmah. Sehidup sesurga bersama.. aamiin..
Kontemplasi 9/11/19 - 9/11/23
883 notes
·
View notes
Text
Beginilah waktu memahat hidup
menulis nasib di mana saja
tak perlu darah untuk menjadi luka
dadaku sesak, seperti dihunjam sajak
tiada banyak pilihan
ketika asa dan kematian
telah menjelma sepasang lengan
sebentar lagi, semesta mengambil hidup yang sedang
kukenakan
rawat anak - anak puisi kita, kelak mereka akan
menanyakan;
di mana ayahnya disemayamkan
• November hari ke-dua belas
2 notes
·
View notes
Text
Ada bagian dari diri kita yang masih belum menerima bahwa kita sudah makin berumur dan menua.
Bagian dari diri kita yang selalu ingat masa kecil yang riang dan hangat, pusingnya hanya karena PR dan persiapan ujian.
Dan di saat diri yang berumur itu sedang jatuh, ia menangis sendiri dan mengharap andai masa lalu bisa diulang.
0 notes
Text
mencari dan mendapatkan pasangan di usia sekarang rasanya terlalu kompleks untuk di pikirkan.
pertanyaan pertanyaan seperti, bagaimana dia ketika saat marah nanti.
bagaimana nanti ketika dia perlahan menjauh,
takdir seperti apa yang akan di lalui bersama nanti,
apakah rasaku juga dirasa olehnya, bagaimana aku tahu bahwa diapun merasakannya,
apakah dia bisa menerima segala kekuranganku atau aku yang bisa lebih menerima kekurangannya,
aku dan keluarga nya akan sedekat apa nanti, atau keluarga nya tidak bisa menerimaku.
bagaimana ketika pada akhirnya dia bukan di takdirkan pada ikatan perjodohan saat denganku.
aku mengerti pikiran seperti ini adalah kesalahan, namun patut pula di pahami aku tidak bisa menghentikan hal semacam ini. aku terlihat tegar namun panas di kepala membakar pertanyaan yang tak terjawabkan.
103 notes
·
View notes
Text
Kenapa, Ya...Kita Kenalnya Baru Sekarang?
“Kenapa, ya…kita kenalnya baru sekarang? Coba kita kenalnya dari dulu.” kalimat itu mungkin pernah kita dengar atau bahkan kita pernah mengalaminya di saat kita sedang merasakan manisnya cinta yang baru seumur jagung. Satu hal yang kerap kita lupa, bahwa cinta bukan tentang segala yang indah, di lain sisi, cinta juga memiliki rasa pahit yang membuat manusia rentan akan patah hati.
Ada baiknya jangan tergesa-gesa untuk meresmikan suatu hubungan jika kita masih sulit untuk berkompromi dalam menunjukkan komitmen, karena masih banyaknya perbedaan dan sisi-sisi yang tidak terduga baik dari pasangan kita maupun dari diri kita sendiri.
Seiring berjalannya waktu, kita dan pasangan kita akan semakin mengenal sifat baik dan tidak baik dari hubungan yang sedang kita jalani, di mana konflik atau perbedaan pendapat kerap terjadi dalam suatu hubungan, dan hal yang terpenting adalah bagaimana kita mengatasi semua itu, karena cinta yang baik dan sehat juga butuh waktu yang tidak sebentar.
Ada beberapa kawan saya lebih memilih melajang daripada menjalani hidup yang tidak bahagia, harapan yang berlebihan, ya…rata-rata itu alasan mereka lebih memilih melajang dariapada menyesal telah membuat komitmen tapi tidak merasakan kebahagiaan. Klise memang terdengarnya, tapi, itulah pilihan hidup.
Beberapa dari kita pada umumnya sulit untuk mengungkapkan perasaan, tapi seiring berjalannya waktu, kita pasti akan menunjukkan sisi emosional kita. Banyak manusia yang masih merasa ragu dengan seseorang yang mendekatinya, Entah karena alasan takut disakiti, tidak yakin mereka serius atau bahkan berprasangka hanya akan dipermainkan hatinya.
So…, mulai sekarang, bukalah hati kita untuk orang lain dengan cara memiliki keyakinan yang sama, finansial yang stabil, kebersihan diri, memiliki perilaku yang baik, perhatian terhadap keluarga baik kepada orang tua kita atau sanak saudara kita.
Setelah semuanya kita lakukan, mari kita fokus untuk tujuan baru yang lebih baik dan jelas dalam hidup. Walau bukan sesuatu yang besar, tetapi setidaknya ada secercah harapan yang membuat kita bersemangat menyambut hari. Ada hal baik yang kita percayai dalam hidup. Ada pegangan hidup yang senantiasa menjadi sumber kekuatan kita untuk bertahan di masa-masa sulit.
39 notes
·
View notes
Text
Mencintaimu itu berarti menerima segala resiko dan konsekuensi. Kita mungkin tumbuh di usia yang berbeda, tempat yang saling jauh, namun jarak dan masa pada akhirnya tidak dapat menjamin apakah kita nanti dapat menjadi utuh. Dan aku percaya kita akan utuh dan terus bertumbuh.
Untuk kamu yang nanti menjadi teman hidupku, maaf jika barangkali kini aku masih belum bisa apa-apa. Tapi semampuku, sebisaku aku akan tetap berusaha. Maaf, jika di usiaku yang sekarang aku masih begitu labil, melakukan hal-hal kekanakan yang mungkin tak kau senangi. Masih bertarung melawan ego dan banyak sekali perasaan-perasaan tak karuan. Kenakalan-kenakalan yang dulu pernah kulakukan, mungkin hal itu tak dapat kau tolerir saat kita bersama nantinya.
Sekali lagi aku minta maaf, jika mungkin nanti saat kita dipertemukan aku tidak seperti yang kau harapkan. Sedikitpun tidak persis seperti pendamping hidup yang seringkali kau idam-idamkan. Masih sangat jauh dari kata sempurna. Aku banyak sekali mempunyai kekurangan. Tapi satu hal yang ingin kusampaikan, aku merasa begitu beruntung memilikimu. Kusyukuri pemberian Allah, kekasih baik yang telah ditakdirkan untukku.
Kelak kau akan kuceritakan tentang hari ini. Hari dimana aku seringkali berkhayal, bahwa pada saatnya nanti kau dan aku duduk bersama pada sebuah ruangan. Berbincang perihal penat dan hari-hari yang mungkin selalu melelahkan. Namun kau, juga aku, sepakat untuk menepis itu semua.
Malam itu kemudian menjadi malam yang begitu hangat dan tenang. Lalu kita berdua berdo'a di sepertiga malam, memohon agar segalanya selalu dalam kendali iman dan ridho-Nya.
1 note
·
View note