riakarnilis
riakarnilis
riakarnilis
421 posts
@riakarnilis @riakarnilis_art facebook ria karnilis youtube ria karnilis
Don't wanna be here? Send us removal request.
riakarnilis · 5 days ago
Text
Semakin dekat impian yang ingin kita tuju, seolah tinggal sejengkal jarak antara harapan dan tujuan, malah semakin merasa pasrah akan keputusan yang terbaik yang bakal Allah kasih nanti. Lepas dari pengharapan pada makhluk-Nya nyatanya memang lebih menenangkan. Maka dari itu, apapun ya Allah, asal Engkau ridho.
109 notes · View notes
riakarnilis · 8 days ago
Text
Rumah untuk Luka dan Tawa
Carilah tempat, bukan sekadar atap atau dinding yang berdiri gagah, tapi ruang di mana hatimu boleh bernafas apa adanya. Tempat di mana kekuranganmu tidak diadili, di mana rapuhmu bukan bahan cemooh, melainkan dipeluk erat dengan dekap yang paling melekat.
Jangan mencari singgasana yang memaksamu duduk tegak, menahan napas, menjadi sempurna di mata yang selalu menilai.
Tempat yang benar adalah yang tak meminta topengmu terus terpasang, yang tak menuntutmu menjadi versi lain dari dirimu. Apalagi sampai memaksamu menjadi orang lain yang bahkan tidak kamu kenali.
Carilah tangan yang tak hanya menggenggammu saat kau bersinar, tetapi tetap erat meski kau tenggelam dalam kelam.
Tak mengenal daftar syarat, ia hanya ingin kau pulang, dengan luka dan tawa yang sama-sama diterima.
94 notes · View notes
riakarnilis · 2 months ago
Text
Wakafa billahi syahida; Cukuplah Allah sebagai saksiku, ridhaNya menjadi tujuanku dan aku sama sekali tidak membutuhkan validasi manusia.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah: 5)
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
133 notes · View notes
riakarnilis · 4 months ago
Text
Kadang, kepenatan hidup bukan hadir karena kita kekurangan sesuatu, tetapi karena kita terlalu banyak menggenggam hal yang tidak perlu.
lepaskanlah, ikhlaskanlah, dan berdamailah dengan semuanya. Sebab pikiran dan perasaan kita berhak untuk merasakan ketenangan.
@milaalkhansah
299 notes · View notes
riakarnilis · 5 months ago
Text
Gerimis subuh (V)
Ada banyak sekali pinta yang pernah dan akan selalu dipanjatkan kepada Allah dalam doa-doa,
Saking banyaknya, diri ini pun kadang lupa apa saja isi doa-doa yang pernah terucap itu,
Tetapi Allah, Maha mendengar semuanya dan Maha mengetahui segalanya.
Dan seluruh doa-doa itu tersimpan dengan teliti di sisi-Nya.
Dan Allah selalu memberi dan menjawab doa-doa itu dalam tiap-tiap detik yang berdetak;
dalam bentuk banyaknya nikmat dan kebaikan tak terhingga, yang mungkin hanya kita sadari sedikit dan sisanya lebih banyak tidak disadari tentang betapa luasnya curahan kasih sayang Allah.
Bahwa kehidupan yang Allah titipkan ini amat sangat berharga, setiap waktunya. Jadi, jika ada ujian yang rasanya amat berat menimpa diri, jangan mudah menyerah dan putus asa ya! Karena kebaikan yang Allah beri selalu lebih besar dari ujian itu sendiri.
Menuju subuh yang gerimis, 29 Maret 2025 04.45 wita
79 notes · View notes
riakarnilis · 5 months ago
Text
Semoga akan datang hari di mana kamu tidak perlu lagi berusaha sekeras itu hanya untuk dicintai. Hanya untuk dipedulikan. Kamu tidak perlu lagi mengemis dan memohon agar seseorang melihat dan menyayangi dirimu. Kamu tidak perlu mengubah apa pun dari fisikmu hanya karena merasa bahwa menjadi berbeda adalah sebuah syarat untuk bisa dicintai. Semoga akan datang hari di mana, kamu akan merasa baik-baik saja dengan cintamu ke diri sendiri.
235 notes · View notes
riakarnilis · 5 months ago
Text
Bersamalah dengan seseorang yang apabila kita menghabiskan waktu dengannya dapat membuat kita lebih dekat dan taat kepada Allah. Baik dalam hal pertemanan maupun pasangan hidup. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Untukku terlebih dahulu.
Bandung, 28 Maret 2025
75/365 | @monicasyarah
236 notes · View notes
riakarnilis · 5 months ago
Text
هناك اختلاف بين 'الاعجاب' و 'الحب' ! اذا اعجبتك “ورده” ستقطفها ولكن اذا احببتها سوف تسقيها كل يوم
Terdapat perbedaan antara 'kagum' dan 'cinta'. Sekiranya engkau mengagumi bunga mawar, kau akan memetiknya. Namun jika kau mencintainya, kau akan menyiramnya setiap hari.
52 notes · View notes
riakarnilis · 5 months ago
Text
Kita "telanjang bulat" di hadapan diri kita sendiri.
Seseorang bisa lari dari dunia, tapi tidak bisa menghindari tatapan di cermin. Di sana, semua rahasia terungkap, kekurangan terekspos, setiap pelarian teringat, dan semua penghindaran terasa nyata. Kalau kamu cari sorot mata yang paling menghakimi, seringkali itu datang dari diri sendiri.
Tapi ironisnya, kadang seseorang justru ingin menatap dirinya sendiri dengan nyaman. Dalam bayangan itu, mereka mencari ketenangan, berharap bisa melepaskan rasa bersalah yang menekan. Mereka ingin rasa malu yang menyelubungi, memudar di langit-langit hati. Mereka ingin larut dalam tatapan yang mengenal mereka lebih dari siapa pun. Mereka ingin merasa utuh di mata yang benar-benar menerima dan merindukan mereka apa adanya. Mereka ingin menemukan pengertian di tempat yang paling mereka harapkan: di dalam diri sendiri.
Ya, manusia memiliki hubungan yang kompleks dengan ingatannya. Kita mengingat banyak hal, tapi kita juga lupa. Dan dalam banyak hal, lupa adalah anugerah. Kelupaan memberi ruang untuk bergerak maju dan melepaskan beban yang seharusnya tidak terus-menerus kita pikul.
Pilihan untuk menyimpan suatu pengetahuan, pengalaman, dan informasi, erat kaitannya dengan persepsi relevansi dari pengetahuan tersebut. Orang-orang cenderung enggan mengetahui atau menyimpan informasi yang menurut dia tidak relevan. Kesadaran relevansi ini bagus sebab orang jadi lebih efisien dalam menggunakan memorinya, tidak dibuang-buang untuk informasi yang tidak penting.
Tapi pernahkah kamu dengar tentang "pelupa yang buruk"? Mereka yang kata para ilmuwan, adalah penjaga sekaligus tahanan dari ingatan mereka sendiri?
Sebenarnya ingatan orang ini sama selektifnya dengan ingatan kita. Sama-sama menyimpan hal-hal yang menurutnya penting. Hanya saja mereka jauh lebih pandai dalam menyimpan dan mengingat kembali ingatan-ingatan tersebut.
Namanya Jill Price. Dia adalah orang pertama yang didiagnosis dengan memori autobiografi yang sangat unggul (Highly Superior Autobiographical Memory/HSAM) atau Hyperthymesia. Dia bisa mengingat kejadian 20 tahun lalu sejelas kejadian dua hari yang lalu. Masalahnya, ingatan itu tidak hanya muncul saat dia mau, tapi sering datang sendiri tanpa kendali.
Menurut Jill, ia seperti hidup dengan layar terpisah: di sisi kiri adalah masa kini, di sisi kanan adalah gulungan kenangan yang terus bergulir, masing-masing dipicu oleh munculnya rangsangan masa kini. Dengan begitu banyak kenangan yang selalu siap, hampir semua hal yang dilihat atau didengarnya bisa menjadi pemicu potensial. Dan itu bisa sangat menjengkelkan.
"Banyak orang menyebutnya sebagai anugerah, tapi saya menyebutnya sebagai beban. Saya memikirkan seluruh hidup saya setiap hari dan itu membuat saya gila."
Setelah Jill, para peneliti menemukan bahwa kondisi ini juga dialami oleh sekitar 60 orang lain di seluruh dunia. Mereka terjebak dalam labirin kenangan mereka sendiri. Jill mengatakan, semua orang punya persimpangan jalan dalam pikirannya, semacam percabangan what if yang kadang muncul, "Bagaimana jika saya mengambil keputusan yang berbeda?"
Bagi kebanyakan orang, semua itu hanya potongan-potongan samar. Mereka bisa melupakan, melepaskan, dan melanjutkan hidup. Tidak demikian bagi Jill. Ingatannya adalah peta penyesalan. Setiap pilihan yang pernah ia ambil tetap hidup di kepalanya, seperti jalan lain yang bisa saja ia lalui.
"Saya sering berpikir: bagaimana jika saya melakukan ini? Bagaimana jika saya pergi ke sana? Bagaimana jika saya memilih hal lain?"
Ringkasan keseluruhannya, ingatan dan lupa adalah dua sisi yang membentuk keseimbangan manusia. William James, salah satu pendiri psikologi modern, pernah menulis:
"Campuran aneh antara ingatan dan lupa adalah lunas yang membangun kapal mental kita. Jika kita mengingat semuanya, kita akan sama sakitnya seperti jika kita tidak mengingat apa pun." Dan mungkin itulah anugerah terbesar manusia: kemampuan untuk memilih apa yang ingin dikenang, dan merelakan apa yang sebaiknya dilupakan.
Ketika seseorang tidak bisa melupakan, pandangan dirinya menjadi tajam dan menghakimi tanpa ampun. Setiap sentuhan, aroma, suara, dan pemandangan yang familiar menyalakan kembali bara rasa malu yang lama. Orang tersebut basah kuyup oleh keringat mentalnya, kewalahan.
Dari sudut pandang ini, seseorang mulai menyadari bahwa melupakan adalah sebuah berkah. Bahwa ada keindahan dari melupakan. Melupakan adalah cara seseorang untuk bersembunyi dari diri mereka sendiri. Seseorang yang bisa melupakan akan terselubung dari tatapan mata mereka sendiri yang penuh celaan. Mereka terlindungi dari tatapan menyakitkan yang meneliti kekurangan mereka. Mereka tidak dapat mengganggu diri mereka sendiri.
Tampaknya melupakan dimaksudkan untuk melindungi seseorang dari celaan terhadap dirinya sendiri. Hal itu berfungsi sebagai tabir transparan terhadap kutukan yang paling tak terelakkan dan tak terelakkan. Allah sebagai Sattar al-Uyub, Sang Penutupi Kesalahan, tidak hanya menyembunyikan kekurangan kita dari orang lain, tetapi juga dari diri kita sendiri. Sehingga kita tidak merasa malu terhadap diri kita sendiri.
Agar kita tidak mempermalukan diri kita sendiri.
— Giza, menuliskan dan meneruskan kembali mediumnya Pak Senai Demirci, dengan sedikit tambahan elaborasi dan cross check.
Sumber tambahan: https://www.theguardian.com/science/2017/feb/08/total-recall-the-people-who-never-forget https://greymattersjournal.org/in-living-memory--understanding-hyperthymesia/
37 notes · View notes
riakarnilis · 5 months ago
Note
halo mas yunus, mau nanya nih. gimana cara membangun komunikasi yang baik di keluarga yang 'silent treatment'
Mengatasi Keluarga Silent Treatment
Menarik. Orang yang silent treatment itu memang super menyebalkan. Namun, ada kalanya kita harus melihat dari sisi lain, dengan pendekatan lebih empati terhadap mereka. Sebab, ada berbagai alasan kenpa seseorang memilih silent treatment sebagai 'penyelesaian' masalah.
Misalnya, seseorang menjadi silent treatment karena kesulitan mengungkapkan perasaan, atau pengalaman di masa lampau yang jarang di dengar, pernah kecewa dengan keadaan, dsb. Who knows? Oleh karenanya, jika kunci kelanggengan hubungan adalah adanya interaksi yang terus diupayakan setiap pihak, maka...
...harus ada yang ngalah untuk memulai :)
Bagaimana Caranya?
Jika konflik baru terjadi, lalu dia memilih diam, berikan terlebih dahulu ruang dan waktu untuknya menenangkan diri.
Jika kondisi batin sudah membaik, terlihat dari sikap dan raut mukanya, coba mulai buka obrolan. Ingat, membuka bukan menjudge ya.
Mulai dengan pertanyaan "Ayah/Ibu kenapa mendiamkanku? Apakah aku ada salah?". Saya pernah dulu tidak ada angin tidak ada hujan didiamkan Umi. Kalau soal Umi, saya pokoknya harus segera cari tahu. Saya mulai dengan pertanyaan itu, "Umi aku ada salah ya sama Umi?". Beliau mengangguk. "Umi mau cerita? Barangkali biar aku bisa lebih hati-hati kedepannya." Dijawab? Enggak. Malah nangis sambil meluk haha. Habis itu baru cerita.
Ketika dia mulai bercerita, salah atau benar anggapan mereka, untuk sementara waktu dengarkan dulu. Biarkan dia mengeluarkan semua uneg-unegnya. Tujukkan sikap bahwa perasaan mereka valid dan penting.
Terakhir, ketika kamu sudah menemukan jawabannya. Puji dia. "Aku senang terus terang, jika Ayah atau Ibu, misal ada apa-apa cerita."
Terakhir, konsisten dan sabar. Mengubah kebiasan itu persoalan yang amat sangat susah, butuh kesabaran ekstra. Apalagi melakukan perubahan besar semacam itu.
Melelahkan emang, tapi mau bagaimana lagi? Kunci kelanggengan hubungan lagi-lagi adalah tentang bagaimana upaya saling menguatkan diantara semua pihak. Kadang ada momennya ngalah dulu, harus berdarah-darah dulu, namun percayalah nggak ada yang sia-sia.
Wallahua'lam.
32 notes · View notes
riakarnilis · 5 months ago
Text
Adegan Dewasa yang Tak Disangka
Hal yang tak pernah kusangka saat dewasa adalah menyaksikan bagaimana rumah tangga teman (yang dikenal) berguguran. Sebabnya macam-macam, tapi sebagian besar karena kurangnya komitmen salah satunya. Kurangnya komitmen ini bentuknya macam-macam, mulai dari pengabaian hingga perselingkuhan.
Hal yang kemudian menjadi sulit bagiku saat menjalani kehidupan orang dewasa adalah saat dua orang yang rumah tangganya gugur ini, kukenal semua. Saat dulu masih remaja, dimana kami bertemu, ngobrol, diskusi dan segala macam hingga akhirnya mereka menikah kami pun datang ke hari pernikahannya.
Adegan dewasa seperti ini, tak pernah diajarkan sebelumnya tentang bagaimana aku harus menyikapinya.
Ditambah, melihat fenomena kurangnya komitmen dalam pernikahan begitu bertebaran di media sosial. Dari mulai KDRT yang disiarkan, perselingkuhan, dan berbagai macam hal yang kupikir dulu aku akan jauh dari lingkaran kejadian seperti itu tapi ternyata justru terjadi di lingkaran pertemananku.
Penilaianku terhadap beberapa orang yang pernah kukenal di masa lalu telah sepenuhnya berubah disebabkan oleh bagaimana ia merusak pernikahannya, bagaimana ia memperlakukan pasangannya, dan serupa itu.
Pernikahan sendiri bukan hal yang mudah buat dijalani. Selain tidak mudah bagi kita, itu juga ditambah dengan upaya setan untuk berusaha menceraikan suami dan istri. Ditambah dengan media sosial yang menyuarakan berbagai macam value yang tidak sejalan dengan islam (karena saya muslim, saya pake value ini).
Value pribadi yang lahir dari luka dan trauma, dianggap sebagai kebenaran umum dan semua orang harus seperti dia. Dan dengan kosongnya ilmu dan komitmen dalam pernikahan, seseorang menelannya mentah-mentah. Menjadikannya panutan, tanpa sadar telah menghancurkan rumah tangganya sendiri.
Naudzubillah. Semoga kita diberikan keselamatan dalam menjalani satu fase penting dalam kehidupan ini, kehidupan berumah tangga yang sungguh-sungguh sakinah, mawadah, warahmah. Aamiin
298 notes · View notes
riakarnilis · 5 months ago
Text
hidup dalam kepala
Tanpa kita sadari, terkadang, alasan terbesar mengapa kita sering kali kecewa oleh orang lain, karena selama ini kita memandang mereka dengan asumsi yang kita buat sendiri. Meskipun sudah banyak kenyataan yang terjadi untuk menyadarkan kita bahwa selama ini mereka jauh dari apa yang kita sangkakan.
Mengira seseorang jatuh cinta atau punya perasaan berlebih ke kita hanya karena dia berlaku baik dan ramah ke kita, padahal pada dasarnya dia hanya memang seseorang yang baik pada semua orang, dan tidak membeda-bedakan pertemanan.
Mengira seseorang tidak menyukai atau marah ke kita hanya karena mungkin dia lambat atau tidak membalas pesan kita sama sekali padahal kita melihatnya mengunggah status atau sedang online. Padahal ada banyak sekali kemungkinan mengapa seseorang tidak bisa membalas pesan yang kita kirimkan saat itu juga: mungkin mereka butuh waktu untuk mencerna, sedang sibuk dengan sesuatu, atau sesederhana pesan kita tidak cukup penting untuk dibalas saat itu juga.
Mengira seseorang begini dan begitu hanya dari segelintir sikap yang ditunjukkan. Bahkan jangankan sikap, kita terlalu sering sibuk menerka-nerka perasaan seseorang hanya dari pesan sekilas atau unggahannya di media sosial, yang bisa saja tidak berarti apa-apa.
Namun, sekali lagi, kita terlalu nyaman untuk hidup dalam kepala dan segala asumsi dan ekspetasi yang kita buat akan banyak hal. Sesuatu yang seringnya hanya menyakiti kita, tetapi kita malah menyalahkan orang lain akan ekspetasi yang kita buat sendiri tentangnya. Padahal orang lain sama sekali tidak punya kewajiban untuk menjadi seperti apa yang kita harapkan, atau kita inginkan.
Hidup dalam kepala sering kali memang terasa lebih baik, karena tanpa kita sadari kita menjadikan semua khayalan kita sebagai bentuk pertahanan diri dari segala kenyataan yang sudah kita tahu, tetapi kita menolak untuk menerimanya. Karena selalu lebih mudah menyalahkan orang lain daripada menyalahkan diri sendiri.
Namun, mau sampai kapan?
Sampai kapan kita akan menjadi candu dengan rasa sakit yang ditimbulkan oleh kekecewaan kita terhadap segala harapan yang kita bangun terlalu tinggi terhadap seorang manusia?
Tidakkah kita lelah?
Terkadang, tidak ada yang lebih sering menyakiti kita dibanding pikiran dan perasaan yang kita buat-buat sendiri tentang orang lain.
76 notes · View notes
riakarnilis · 6 months ago
Text
334
Tumblr media
Semoga, kita sekarang sama-sama sedang mengusahakan untuk berada di frekuensi yang sama-sama kita semogakan. Sehingga saat waktunya tiba, aku bisa merasakan hadirnya dirimu dan begitupun sebaliknya.
Sebab resonansi ada, di antara dua frekuensi yang setara.
—14.02.2025
150 notes · View notes
riakarnilis · 7 months ago
Text
Dan sampai kapan kau akan terus berlari mengejarnya?
dunia yang seakan tiada bertepi ini...
Tidakkah sebaiknya kau harus mengambil jeda? Untuk menata kembali tujuan, membasuh hati dan membersihkan pandanganmu agar kau tahu—kemana semestinya kakimu melangkah.
92 notes · View notes
riakarnilis · 7 months ago
Text
On Anxiety
Kenapa khawatir, kan Allah Maha Tahu. Kan Allah Maha Bijaksana. Kan Allah Maha Lembut dengan segala rencana-Nya?
Refleksi hari ini aku menyadari bahwa, apapun yang telah Allah skenariokan dari aku kecil membuat aku memiliki salah satu karakter yang melekat: mudah cemas. Iya, cemas. Aku mengakui, dulu setiap berangkat jaga IGD pasti keringat dingin dan merasa mual. Jika terlambat ke suatu acara selalu memikirkan skenario terburuk. Jika melakukan suatu hal dengan kurang, selalu menganggap dunia berakhir. Haha.
Hari ini aku kembali diingatkan:
Khawatir itu makhluq Allah, dalam spektrum perasaan, yang hadir untuk melindungi kita. Maka jadikan khawatir itu terkelola, agar tidak menguras energi. Agar energi itu, dapat dikonversi menjadi energi husnudzan kepada Allah.
Allah begitu sayang dengan kita, dan Allah memberikan ujian dengan resep yang berbeda-beda.
Seorang temanku yang ADHD misalnya, cerita bahwa ia mengalami kendala perilaku impulsif. Mudah mengambil keputusan, kemudian menyesalinya di kemudian hari, dan jadi banyak berangan-angan.
Sehingga dalam mengontrol impulsivitas tersebut menjadi ujian baginya. Dalam mengontrol rasa berandai-andai itu pun menjadi ujian. Baginya, berjuang dalam mengelola hal tersebut, adalah suatu ladang pahala spesifik yang tidak dimiliki orang lain. Bisa jadi, disitu letak keridhaan Allah. Hingga kelak Allah yang izinkan untuk sembuh, aamiin.
Maka siapapun yang seperti aku, mudah cemas, semoga kita bisa menjadikan ini ladang pahala yang luaaas ya! Untuk banyak berdzikir, berhusnudzan, dan bertawakkal pada Allah swt.
Kenapa khawatir, kalau Allah bersama kamu?
-h.a.
138 notes · View notes
riakarnilis · 7 months ago
Text
Jangan menyesali apa yang sudah kamu lewati dan apa yang telah pergi darimu. Tidak semua orang memang harus menetap dalam hidupmu selamanya. Maka belajarlah dari kepergiannya.
Dan untuk orang yang membersamaimu? Jagalah :))
20 notes · View notes
riakarnilis · 7 months ago
Text
Jika aku terlahir kembali, aku ingin tetap menjadi anak ayah. Tak peduli jika kami tetap melarat dan dunia tetap tak bersahabat. Sebab rasanya tak ada yang lebih kubanggakan melebihi dibesarkan oleh ayah yang hebat.
76 notes · View notes