Tumgik
riniwlndr · 3 months
Text
Kamu.. baik-baik aja kan?
Yang selalu ada dalam bait-bait doamu.
..dengan cara yang baik, yang tidak menyakiti siapapun.
Naif memang, namun pada akhirnya kamu pun lega. Doamu terjawab.
Pertama kali kamu melihat bulir matanya tertahan, mungkin juga.. terakhir kali.
“Duh, saosnya pedes nih kena mataku.”
Kamu menyodorkannya tisu, “pindah ya tu saos dari piring ke mata.”
Kamu berusaha menahan milikmu, tapi akhirnya kalah juga.
Sepanjang jalan, kamu melihat pandangannya hanya tertuju ke luar jendela.
Sepanjang jalan, kamu masih mendengar sisa isak tangis dari perempuan yang kamu sayangi.
Sepanjang jalan, kamu terus menatap punggungnya sambil berbisik, “kamu.. baik-baik aja kan?”
00.01 WIB // Senin, 24 Juni 2024 M
0 notes
riniwlndr · 4 months
Text
“Mau kita bahas?”
“Enggak, nggak dulu.”
Sejak awal aku paham, kisah ini memang tidak sempurna. Aku belajar, kamu belajar. Aku percaya pada proses. Aku mengerti prosesnya tidak akan mudah.
Namun aku butuh ruang ditengah hiruk pikuk isi pikiran dan sesaknya dada. Sejenak melambatkan langkah, untuk memahami kembali bahwa perjalanan ini panjang. Apakah aku harus putar balik? Apakah jalan yang aku pilih sudah benar untuk menuju tujuan bersama?
Terkadang, aku tidak sabar.
Ya Allah, perluas sabarku.
Seketika teringat nasihat berputar di kepala, “landasan sabar adalah iman.”
Landasan sabar adalah iman.
Apa kabar imanku?
22.48 WIB // Senin, 13 Mei 2024 M
0 notes
riniwlndr · 5 months
Text
Beberapa hari ini, aku merasa miskin syukur. Sudah sepekan aku mengisi malamku dengan tangis yang pecah. Maka hari ini, setelah sekian lama hanya meratapi diri aku mencoba keluar untuk membeli minuman favoritku. Duduk menatap langit mendung lalu hujan turun. Aku melihat orang lalu lalang, mengobrol dan sibuk dengan pekerjaan di depannya.
Ada satu hal yang menarik perhatianku. Di bawah hujan turun, aku melihat di luar ada bapak tua dengan jaket ojek online dibalut jas hujannya membawa pesanan makanan pelanggannya. Beliau melangkah dengan penuh semangat, senyum merekah dan terlihat sekali binar syukurnya.
Aku tersentak dan merenung.
Hidupku, adalah tanggung jawabku. Apapun keadaan yang dijalani dan dipilih, semua punya ceritanya masing-masing.
Sedihku takkan lama, bahagia akan segera datang.
Ya Allah, hidup yang aku jalani saat ini adalah hidup yang aku inginkan dua tahun lalu.
Terima kasih, Engkau telah mengizinkan aku untuk merasakan hidup seperti ini.
Rabu, 8 Mei 2024 // 11.13 WIB
2 notes · View notes
riniwlndr · 7 months
Text
Sudah hampir setahun ruang ini berdebu.
Halo, Rin! Apa kabar?
Aku baru saja selesai membaca tulisan lamamu yang tidak banyak di ruangan ini dan mengingat beberapa detail kejadian demi kejadian yang sudah kita lewati.
Sampai sini, sudahkah kamu merasa lega Rin?
Sampai sini, sudahkah kamu merasa bahagia dengan hal-hal yang datang silih berganti?
Kamu berhasil melalui tahun peralihanmu di 2023 dengan cukup tenang, jadii.. 2024 ini bisa kan kita mulai membangun?
Biidznillah, Rin. Semangat!
Rabu, 21 Februari 2024 // 16.08 WIB
1 note · View note
riniwlndr · 1 year
Text
Mengapa bisa terlalu dalam menyelami seseorang yang bahkan tidak pernah kamu ketahui wajah dan wujudnya?
Mengapa bisa terlalu percaya pada sosok yang bahkan tidak kamu ketahui helaan nafas dan suaranya?
Mengapa bisa berjalan terlalu jauh di perjalanan bersama seseorang yang bahkan tidak kamu ketahui gerak-geriknya?
Mengapa kamu begitu menikmati tarian di bawah mendung dan hujan bahkan gemuruh petir?
2 notes · View notes
riniwlndr · 1 year
Text
Memperbaiki apa yang sudah rusak, mungkin memang membutuhkan waktu. Bahkan mungkin membutuhkan usaha lebih.
Itu akan jauh lebih baik daripada membiarkan terus dalam keadaan rusak lalu hilang fungsi.
0 notes
riniwlndr · 1 year
Text
Percakapan hangat,
Dua cangkir teh hangat,
Potongan buah,
Hujan di sore hari dengan aroma petrichor khasnya,
Binar mata dengan senyum khasnya,
Aku ingin terus mengulanginya. Lagi dan lagi.
In syaa Allah, biidznillah.
18.36 WIB // 21 Dzulhijjah 1444 H
0 notes
riniwlndr · 1 year
Text
Belajar mengenal kamu, ternyata semenyenangkan ini ya?
Aku kadang pusing, tapi juga bersemangat!
Ucapku kepada aku.
0 notes
riniwlndr · 1 year
Text
Nikmat untuk bisa merasakan syukur dan mengambil hikmah; juga merupakan rezeki tak terhingga.
23.07 WIB // 11 Dzulhijjah 1444 H
0 notes
riniwlndr · 1 year
Text
Kepada, Aku
Dari ujung mata telah kau selami
Pada tikus kantor rakus sang pencuri
Pada emas berpenyakit hasil jawaban kunci
Pada belia penjelajah pukul tiga pagi
Pendidikan tidak berpaku pada kompetisi
Pendidikan tidak berpusat pada insan pintar nan cerdas
Pendidikan tidak beralaskan kepentingan gengsi
Pendidikan tidak berukuran nilai di atas kertas
Sadarilah wahai rahim peradaban, sadarilah aku
Sadarilah sepuluhmu akan bermakna jika nol diawali satu
Sadarilah tanpa akhlak mulia akan nol ilmu tinggimu
Sadarilah tanpa teladan akan nol nasihatmu
Wahai mata, jangan membeku dan mengalirlah!
Tidakkah kau tangisi jiwa pengecutmu lagi lemah?
Tidakkah nampak olehmu ketangguhan Al Khansa?
Ibunda empat pahlawan syahid nan mulia
Jadilah aku lentera rumah cahaya
Jadilah aku setekun Hannah binti Faquda
Selimut bagi Imron, pundak dari cita-cita dan harapan
Darinya lahir seorang Maryam, wanita kamil nan ahsan
Belajarlah aku dari Ibrahim dan keluarganya
Belajarlah bagaimana Siti Hajar mengelola tegarnya
Belajarlah bagaimana lisan tawakal itu menggetarkan bumi,
“Kalau begitu Dia tidak akan menelantarkan kami!”
Jadilah aku wanita setenang malam
Malam, musim semi bagi para pemuja
Malam, masa bagi lampu bumi untuk padam
Malam, tempat keindahan berkumpul tiada tara
Bergegaslah aku! Pendidikan berasal dari dalam rumahmu
Kebesaran generasi ditentukan dari kesolehanmu
Generasi penegak khilafah lahir dari sentuhanmu
Generasi penakluk Roma tumbuh dari belaianmu
//semenggebu itu aku pernah//
Tulisan 27 Maret 2020 pukul 03.00 WIB dini hari.
3 notes · View notes
riniwlndr · 1 year
Text
Tumblr media
Seseorang mengajariku untuk tidak menyesali takdir; baik karena pernah hadir maupun karena memutuskan pergi.
Sedalam itu aku rasakan maknanya hari ini.
Terima kasih lagi; kepada seseorang yang memberiku kekuatan terbesar untuk mengerti prioritas hidup. Seseorang yang meyakinkanku untuk terus melangkah ke depan. Seseorang yang dengan sederhana diam-diam menyempurnakan dinding yang retak.
Terima kasih lagi; untuk seseorang yang sangat logis dan realistis namun tetap dengan lembut mengingatkan manusia tak stabil dan labil seperti aku.
Terima kasih lagi; untuk seseorang yang mendukung apapun pilihanku, memberi saran tanpa menghakimi, dan mau mencoba mengerti duniaku.
Terima kasih lagi; untuk manusia yang hadir di waktu aku sedang pasrah-pasrahnya, di waktu aku sedang terombang-ambing, di waktu aku kehilangan kompas hidupku.
Terima kasih, sudah hadir di hidupku ✨
//tulisan kemarin setelah melalui hari perpisahan//
0 notes
riniwlndr · 1 year
Text
Tumblr media
00.15 WIB
Sebenarnya keluar aula menuju ruang bawah berniat melihat yang lagi prepare untuk kegiatan pagi. Tapi, tiba-tiba berhenti karena lihat si bungsu lagi tilawah dekat tangga lalu aku memutuskan untuk makan malam (yang terlambat) disana sambil nemanin dia. Akhirnya, percakapan yang terlalu dalam mengalir gitu aja tanpa direncanakan. Tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan dengan mata yang berkaca-kaca. Hari-hari berat yang dilalui akhir-akhir ini, cukup teredakan.
Lebih dari satu jam berlalu, percakapan itu berhenti setelah orang-orang yang ingin aku temui di awal memanggil dari arah bawah.
"Oh, iyaaa.. sampai lupa!"
"Dah dah, dah beres!"
Wkwk, lalu aku bersegera ke bawah dengan kalimat berputar di fikiran.
Jalan perjuangan ini panjang. Jalan menuju surga itu banyak caranya. Jalan kehidupan itu saling berkaitan. Jadi hiduplah untuk hari ini sebaik mungkin, agar mampu mengukir masa lalu yang baik dan menggapai masa depan yang menenangkan.
Masih harus terus banyak belajar!
——————————————————
Di hadapan tumpukan kertas, di sela sesi istirahat. Keingat lagi percakapan tiga malam lalu.
Berjuang itu, memang butuh banyak pengorbanan ya?
Yuk, lanjut lagi!
22.32 WIB // 1 Dzulhijjah 1444 H
0 notes
riniwlndr · 1 year
Text
Hampir setengah dari 2023 dijalani, akhirnya aku berani memutuskan hal besar yang sudah bertahun-tahun dipikirkan dan ragu untuk diambil.
Rasa takut bercampur lega menjadi satu.
Semakin dekat dengan kesana juga banyak hal yang harus dihadapi.
Semoga, aku mampu menjalani dengan sebaik-baiknya.
11.11 WIB // 22 Dzulqa’dah 1444 H
1 note · View note
riniwlndr · 1 year
Text
Tumblr media
Melihat ke belakang dan udah bisa tersenyum merentangkan hati adalah another level of happiness. Good job, girl! Ga nyangka kamu udah bisa lapang dan bahagia jalaninnya. Ga nyangka kamu udah lebih bisa memaknai hidupmu sendiri. Udah sampai sini, semangat lagi ya berjuangnya?! 🫰🏻✨
Alhamdulillah, atas izin Allah..
11.59 WIB // 14 Dzulqa’dah 1444 H
0 notes
riniwlndr · 1 year
Text
Akan selalu ada kemudahan di saat-saat tersulit sekalipun.
Hikmahnya? Sabar dan berusaha tetap jernih.
1 note · View note
riniwlndr · 1 year
Text
Pernah berada di titik yang memaksakan diri untuk memberi toleransi pada hal yang sebenarnya tidak seprinsip. Suatu waktu ternyata itu hanyalah bom waktu.
Lelah, lalu meledaklah sehingga luluh lantah segala isi di dalamnya.
Dari sini kita belajar, bahwa suatu hal yang prinsip tidaklah bisa ditawar ataupun digeser.
Pilihannya adalah; bertahan dengan segala resiko atau pergi dengan rasa yang membebani.
Memilih bertahan, tapi sampai kapan mampu?
Memilih pergi, apakah bisa menjalani hidup lebih baik?
Dengan segala pertimbangan, hari ini kita bisa bersyukur karena saat itu kita memilih untuk pergi.
Allah pasti akan ganti dengan yang lebih baik.
Dengan segala keraguan menyelimuti, hanya tersisa kalimat itu yang meyakinkan kita.
Seiring berjalan waktu, keraguan demi keraguan terjawab bahkan dari jalan yang tidak pernah kita sangka.
Janji Allah itu pasti. Asal niat kita lurus.
Pada akhirnya, pernah berada di titik yang salah melipatgandakan rasa syukur ketika menemui jalan kebenaran.
Jalan kebenaran, yang membuat diri kita merasa utuh.
00.39 WIB // 9 Dzulqa’dah 1444 H
1 note · View note
riniwlndr · 1 year
Text
Begitulah siklus hidup…
Sejenak memejamkan mata, menarik nafas dalam; sekelibat teringat lagi segala memori lama.
Meski rasanya masih cukup menyayat, bukankah hidup itu harus terus berjalan?
Aku baik-baik saja. Aku akan baik-baik saja.
22.32 WIB // 6 Dzulqa’dah 1444 H
0 notes