rolledcheese
rolledcheese
Fiya
67 posts
long time no cuap cuap 👋🏻
Don't wanna be here? Send us removal request.
rolledcheese · 5 days ago
Text
lapis-lapis penerimaan
ya Allah. engkau adalah Allah yang maha merencanakan. engkau adalah Allah yang maha menetapkan. engkau adalah Allah yang maha memiliki seluruh pengetahuan. ya Allah, aku beriman kepada-Mu dan kepada takdir-Mu. maka, bantu aku ya Allah.
bantu aku untuk tidak menentang takdir-Mu, ya Allah. bantu aku untuk tidak menyalahkan siapa-siapa, tidak mendendam kepada siapa-siapa, tidak membenci siapa-siapa. bantu aku untuk tidak berandai-andai tentang hal yang tidak bisa aku ubah. bantu aku untuk tidak mengungkit-ungkit hal yang hanya akan menambah luka. bantu aku ya Allah.
bantu aku untuk menerima takdir-Mu ya Allah. bantu aku untuk memahami bahwa setiap orang beriman pasti diuji. bantu aku menyadari bahwa ada takdir-takdir yang adalah karena ulahku sendiri. bantu aku mengerti bahwa yang terjadi pasti adalah yang terbaik menurut-Mu. bantu aku untuk memeluk setiap perasaan yang hadir bersama dengan ujian ini. bantu aku untuk memaafkan segalanya.
bantu aku untuk mensyukuri takdir-Mu ya Allah. bantu aku menemukan ibroh dan hikmah dari takdir-Mu. bantu aku sampai kepada khidr moment-ku. bantu aku tidak hanya untuk melihat pelangi setelah badai, tetapi juga memahami mengapa badai ini turun ke bumi, kepadaku. 
bantu aku untuk mencintai takdir-Mu ya Allah. bantu aku untuk bertaubat. bantu aku untuk menjadikan ujian ini titik balikku, titik kebangkitanku, titik kembaliku. bantu aku untuk keluar dari badai ini sebagai seseorang yang baru, seseorang yang lebih tebal imannya, lebih bertakwa. bantu aku terus bergerak.
ya Allah, kata-Mu, tidak ada ujian yang melampaui kesanggupan penerimanya. dengan imanku yang aku upayakan ini ya Allah, aku yakin bahwa aku akan sanggup——jika engkau membantuku. maka, bantu aku ya Allah. bantu aku tidak menentang takdir-Mu. bantu aku menerima takdir-Mu. bantu aku mensyukuri takdir-Mu. bantu aku mencintai takdir-Mu, mencintai-Mu.
306 notes · View notes
rolledcheese · 8 days ago
Text
ada manusia
dengan rasa lelah yang terus menyala ditubuhnya,
padahal pekerjaannya tak terlalu berat, pola tidurnya pun juga terjaga,
tapi ia tetap kelelahan sepanjang harinya,
mungkin lelah itu bukan dari tubuh,
tapi dari jiwa yang selalu mencari, namun tak tau apa yang sebenarnya ia cari.
94 notes · View notes
rolledcheese · 16 days ago
Text
405
Silakan memercayai apa yang ingin dipercaya, tak perlu pura-pura bertanya hanya untuk membenarkan terkaan dalam kepala.
Mari menjadi manusia yang apa adanya. Tidak menyakiti demi memuja ego pribadi.
Tumblr media
42 notes · View notes
rolledcheese · 16 days ago
Text
Allah Selalu Memberi Rezeki Di Saat Yang Tepat
Ini cerita gw yang gajinya gak naik-naik udah dari berapa tahun yang lalu, sesimpel karena perusahaan gw lagi gonjang-ganjing plus kena dampak pandemi pula. Belum pindah karena ngerasa masih cukup aja hidup dari kantor ini. Sebagian pegawai lain sih banyak yang udah berkarir di tempat lain.
Gaji gw alhamdulillah ya cukup aja buat hidup hari-hari, cukup juga buat nabung masa depan walau gak 'wah'.
Nah suatu ketika gw harus ada pengeluaran besar. Udah gw perhitungkan dan udah gw tabungin juga sih dari jauh-jauh hari, jadi ya cukup aja sebenernya dananya dari tabungan gw.
Dan tau gak, Allah selalu kasih rezeki tambahan dari arah yang gak diduga-duga, seperti yang orang-orang selalu ceritakan. Tiba-tiba aku dapet kerjaan side job project yang nilainya lebih gede dari gaji bulanan aku. Tiba-tiba dikasih kerjaan baru buat kurun waktu tertentu yang tunjangannya lebih gede dari pada tunjangan yang selama ini didapet. Udah dua kali gw ngalaminnya, yang satu pas ada event healing (baca: travelling) yang satu pas mau event level up hidup (baca: menikah).
Tanpa gw cari-cari tambahan - tambahannya itu dateng sendiri. Sehingga bisa dibilang untuk dua kegiatan itu, gw cukup berkelimpanhan gak perlu terlalu irit-irit dan ngambil tabungan terlalu banyak. Tapi begitu event itu selesai, selesai juga tuh tambahannya dateng. Bingung gak lu?
Kadang gw tuh suka mikir, apa emang cukup aja gitu ya gw tuh kerja disini-sini aja..? Toh cukup buat hari ini dan besok. Kalau ada event tambahan nanti Allah kasih tabahan buat kebutuhannya.
Tapi gak bisa bohong juga sih kalau punya pemasukan yang bertumbuh itu bikin nyaman, dilihat dari sisi profesionalitas. Karena lo ngerasa emang kemampuanmu dihargai dan juga menyesuaikan dengan kondisi ekonomi.
Katanya kan emang harus diusakankan ya rezeki itu?
Harusnya gimana sih? Apa kalau sudah mengusahakan, tapi ternyata masih disini-sini aja berarti emang belum butuh lebih ya?
Gw tuh takut salah mindset, bukannya berkembang malah terlena dengan mindset sok agamis yang sebenarnya meromantisasi kemalasan. Hu Hu Hu Hu
4 notes · View notes
rolledcheese · 2 months ago
Text
Kita, iya kita ini sama-sama berjuang. Jangan merasa paling menderita sampai mendoakan orang lain merasakan penderitaanmu. Coba jika dibalik, kamu sanggupkah menjadi orang tersebut dengan segala beban di pundak, pikiran, raga, dan semuanya yang selalu kamu bilang,
"enak ya jadi kamu".
"mentang-mentang gajinya besar?!"
Bingung sama orang yang selalu mematok segalanya dengan gaji. Siapa yang pernah saya ceritakan soal rincian gaji selain suami? Coba bisikin sini apakah pernah liat slip gaji saya?
Coba liat juga berapa banyak pengeluarannya. Berapa banyak hal yang sedang diperjuangkan.
Jangan cuma maunya seperti orang lain secara finansial tapi ga mau nerima risiko, seperti berangkat subuh pulang isya. Sanggup? Sanggup? Sanggup?
Sungguh, Allah yang memampukan kita sampai akhirnya kita yang dipilih untuk melalui jalan tentu.
Satu prinsip fundamental banget yang aku dan suami tetapkan,
"Jangan iri sama orang lain. Karena kita ga tau berapa besar pengorbanan yang dia lalukan sampai akhirnya ada di pencapaiannya itu"
Ya Allah, lindungilah kami dari segala bentuk iri dan kebencian orang lain pada hidup kami. Sungguh semuanya milikMu dan Engkau yang Maha atas segala hal.
Rajuami
19 notes · View notes
rolledcheese · 2 months ago
Text
bahkan jika doa kita bertarung di langit, mungkin aku kalah. jelas perempuan yang masih sangat jauh dari sholehah ini tidak akan menang melawan dia lebih baik segalanya.
tapi aku tetap akan berdoa, mendoakan diriku sendiri, menolong diriku sendiri. aku hanya punya doa, & aku tidak akan pernah berputus asa dari berharap kepada Allah sekalipun aku belum jadi manusia baik.
103 notes · View notes
rolledcheese · 2 months ago
Text
Tak Seorangpun Tahu
Aku menangis tadi malam.
Bukan,
bukan tangisan yang besar,
bukan pula histeris,
apalagi seperti di film-film yang biasa ku tonton.
Hanya air mata yang perlahan jatuh tanpa suara,
lolos dari dekapan kelopak mata,
sama seperti rintik demi rintik hujan.
Tak cukup keras sampai membuat orang melihat keluar.
Kupeluk erat lututku sendiri.
Seakan akan takut terlepas dan jatuh.
Kupendam semua yang ingin kuteriakkan.
Dan seperti biasa,
seperti yang sudah terjadi sebelumnya,
tidak ada yang tahu.
Terlihat lucu, bukan?
Bagaimana seseorang bisa terlihat hancur,
di balik tampilan normal di hadapan dunia.
Ku pakai baju favoritku.
Ku balas pesan orang dengan emoji lucu.
Ku datang ke kelas sambil tersenyum.
Bukan hanya kelas saja,
ke penjual es teh favoritku,
ke warung dekat kos,
dan juga kemanapun aku pergi.
Senyum itu terlihat tak mau lepas.
Erat terpasang di wajahku.
Entah karena erat terpasang atau tidak ada yang melihatnya.
Mereka melihatnya,
melihat senyummu,
melihat warna bajumu,
tapi mereka tidak melihat ke mataku.
Tidak melihat bagaimana caraku terdiam.
Tidak mendengar suaraku yang mulai menghilang.
Kadang, aku ingin bertanya,
sungguh-sungguh bertanya,
bukan "Apa kabar?" yang dijawab spontan.
Bagaimana jika menjawabnya dengan jujur?
Bagian lain dari diriku mulai merasa takut.
Takut jika mereka benar-benar tahu,
bagaimana hancurnya wajah ini di balik topeng senyuman itu.
Rusaknya wajah itu karena ulah para kuku,
dan lemahnya senyuman yang sebenarnya.
Mereka pasti akan menjauh.
Pasti.
Karena siapa yang mau dekat dengan orang yang tenggelam?
Malam adalah tempatku berdamai.
Kata berdamai terlalu lembut untuk mengatakannya.
"Menyerah", kurasa itu kata yang tepat.
Dengan langit-langit kamar akan kuceritakan,
dengan dinding kosong,
dengan para boneka yang akan membisu dan menatap balik.
Aku tahu,
ini tidak baik. Buruk, lebih tepatnya.
Aku tahu aku seharusnya bicara.
Tapi,
tahukah kamu bagaimana rasanya,
saat semua kata terasa terlalu berat untuk diutarakan?
Bahkan sekadar kata "tolong, aku lelah",
terlalu kaku lidah ini bergerak.
Jadi, aku diam.
Lagi.
Dan menangis.
Lagi.
Seperti kemarin.
Seperti bulan lalu.
Seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dan besok,
aku akan kembali bangun.
Merapikan dan memakai kembali wajah yang sama.
Menjawab "baik" dengan suara yang ceria.
Menjadi kuat seperti apa yang diinginkan dunia dariku.
Tapi ketika malam datang,
aku mungkin akan menangis lagi.
Dan tetap,
tak seorangpun akan tahu.
3 notes · View notes
rolledcheese · 2 months ago
Text
Titik tertinggi kecewa itu bukan memaki, tapi menjauhi. Sebab untuk terus mengerti tanpa dimengerti itu amat menguras energi. Berhenti berinteraksi lebih baik daripada merusak diri..
200 notes · View notes
rolledcheese · 2 months ago
Text
Jangan jahat-jahat ya jadi orang, siapa tau yang kamu sakiti itu laki-laki/perempuan tulang punggung keluarga yang tak punya pilihan lain selain bertahan di kantormu dengan penuh tekanan. Tak peduli kesehatan mentalnya sudah berapa kali remuk, dia bertahan agar keluarganya tetap hidup layak.
Jangan jahat-jahat ya jadi orang, siapa tau yang kamu lukai hatinya setiap kali marah adalah laki-laki/perempuan yang baru saja mengenal dunia kerja dan kini dia bisa saja berpikir untuk membalas dendam saat mereka mendapatkan posisi puncak nantinya.
Jangan jahat-jahat ya jadi orang, siapa tau yang kamu tak hargai kerja kerasnya adalah laki-laki/perempuan yang rela lembur tanpa gaji tambahan dengan mengesampingkan nyeri badan seharian duduk di depan meja kerja dan tak pernah mendapatkan apresiasi atas pekerjaannya. Malah kamu yang mengakui dengan bangga bahwa pencapaian atas kerja kerasmu.
Jangan jahat-jahat ya jadi orang, kita ga tau doa laki-laki atau perempuan sambil meneteskan air mata yang kelak jadi kenyataan. Bersyukurlah jika doa baik yang dia lontarkan. Jika buruk, tak ada yang tahu, hanya dia dan pencipta yang begitu menyayangiNya.
Selepas mendengar cerita kawan, 27 Mei 2025
Rajuami
268 notes · View notes
rolledcheese · 3 months ago
Text
Ada monster di dalam hutan hujan kepalanya. Kerap kali monster itu datang untuk melahap habis bunga-bunga mekarnya, melahap habis rekah senyum manisnya, melahap sehabis-habisnya kelembutan hatinya. Monster itu berkeliaran di dalam hutan hujan kepalanya, bersembunyi di balik pohon, membisikkan mantra-mantra yang menghipnotisnya untuk menjadi keras dan kasar. Jauh di dalam sana ia tau, itu bukan dirinya, itu adalah monster yang sejak 10 tahun lalu selalu datang mengganggu, mencoba mendominasi jejaknya agar dia selalu terkukung dalam kegelapan. Namun.. sejauh ini belum ditemukan pengusir monster yang handal. Sebab semenjak penjaga hutan hujannya pergi dari dunia, sejak saat itu monster ini berani keluar masuk tanpa aba-aba.
The monster hasn't gone yet, my daddy isn't here
-@ceritadear
7 notes · View notes
rolledcheese · 3 months ago
Text
Ada yang pernah memberi nasihat kurang lebihnya seperti ini : ketika kita sedang hopeless tentang doa-doa kita yang belum juga diterima dengan baik dan berbalas sesuai dengan harapan. Atas sebab dosa-dosa kita. Atas sebab ketulusan doa-doa kita. Maka, cobalah dengan mendoakan lebih dulu orang lain. Dengan harapan, doa itu lebih ditinjau duluan. Karena ada garansi di sana. Yakni, malaikat-malaikat ikut mengaminkan.
Tumblr media
31 notes · View notes
rolledcheese · 4 months ago
Text
Ramadhan ke-24 : gholabatu masyairiha ; Perempuan dan Ujiannya
Saya beberapa waktu kemarin ngobrol sama Ibuk, salah satu obrolan yang saya tanyakan adalah, kenapa seringkali mengkhawatir kan anaknya, padahal sudah seringkali diberi kabar kalau baik-baik saja. Beda sama bapak yang cenderung lebih tenang. Akhirnya ketemu sama penjelasan dari Ilmuwan Muslim- Ibn Katsir
gholabatu masyairiha, begitu kata Ibn Katsir saat mensifati perempuan. Perasaannya menguasainya. Maha baik Allah yang telah menciptakan kelebihan perasaan ini pada seorang perempuan. Dengannya seorang Ibuk, sering khawatir dan tentu sering merapal doa untuk anaknya. Dengannya seorang kakak akan garang- dalam rangka menjaga adik laki-lakinya. Denganya seorang istri akan penuh mendukung suaminya.
Pada satu titik, perasaan, juga akan menjadi ujian bagi perempuan. Sebagaimana Ibunda Aisyah yang pernah membanting piring dihadapan manusia paling mulia, Rasulullah. Menariknya, alih-alih Rasul mengatakan seperti "Aku diperlihatkan neraka, dan kebanyakan penghuninya adalah wanita, karena mereka banyak mengingkari (kebaikan suami)." (HR. Bukhari ), Rasul merespon peristiwa itu dengan menerima dan mengakui perasaan dan emosi yang Ibunda Aisyah rasakan. Rasul berujar lirih
Ghaarat ummukum, ghaarat ummukum
Ibumu sedang cemburu, ibumu sedang cemburu.
Bliau mengajarkan agar laki-laki - sebagai makhluk logika- membantu istri untuk menerima perasanya, memberi waktu sejenak untuk meregulasi setiap emosi yang bertamu dihatinya, memberikan ruang aman dan ruang prasangka baik yang luas.
Sampai kapanpun, nampaknya perasaan akan menjadi ujian nomor satu bagi perempuan kan, ya?
24 Ramadan 1446 H | 24 Maret 2025
*Tulisan ini adalah bagian dari project kecil : 29 hari menulis yang sudah berjalan sejak 8 tahun yang lalu. Tulisan-tulisan sederhana ini  akan diterbitkan setiap hari selama Ramadhan 1446 H, bertepatan tahun 2025. Selamat membaca, semoga lingkaran kebaikan ini senantiasa terus bertunas:)
56 notes · View notes
rolledcheese · 4 months ago
Text
Bekal Setengah Perjalanan Hidup Kedepan
Aku pernah mendengar keluh kesah dari sudut pandang seorang mertua, dari sana aku paham bahwa mertua tidak menyukai menantu yang egois, pemalas, dan keras kepala.
Aku pernah mendengar keluh kesah dari sudut pandang seorang menantu, dari sana aku paham bahwa menantu tidak menyukai mertua yang selalu ikut campur dan suka seenaknya.
Aku pernah mendengar keluh kesah dari sudut pandang seorang suami, dari sana aku paham bahwa suami tidak menyukai sifat istri yang selalu berlebihan; cemburu berlebihan, selalu ingin dimengerti secara berlebihan, yang kalau ada apa-apa ia tidak pernah bilang.
"Aku kan bukan cenayang." celetuk seorang suami.
Aku pernah mendengar keluh kesah dari sudut pandang seorang istri, dari sana aku paham bahwa istri tidak menyukai suami yang suka seenaknya, tidak bertanggung jawab, selalu lirik perempuan lain, berkata kasar, selalu membentak, selalu meninggikan suaranya serta arogan.
Aku pernah mendengar keluh kesah dari sudut pandang seorang ipar, saudara dan keluarga terdekat, dari sana aku paham bahwa mereka cenderung mudah "menelan" apapun yang mereka dengar, mudah menilai hal yang mereka lihat tanpa memastikan kebenarannya terlebih dahulu.
Aku pernah mendengar keluh kesah dari sudut pandang seorang yang telah nikah muda, dari sana aku paham bahwa menikah bukan hanya sekadar menuruti hawa nafsu belaka. Karena taruhannya, seumur hidup!
Barangkali tidak semuanya begitu, aku tahu hal-hal tersebut tidak bisa dijadikan standar. Tapi, setidaknya aku mendapat pelajaran berharga untuk menjadi manusia seperti apa disetengah perjalanan hidup kedepan.
Bumi, 04 September 2024
8 notes · View notes
rolledcheese · 4 months ago
Text
Menjadi Dewasa untuk Pertama Kalinya
Tidak ada yang benar-benar tahu bagaimana cara menjadi dewasa. Tidak ada buku panduan yang menjelaskan langkah-langkahnya dengan sempurna. Tidak ada guru yang bisa mengajarkan bagaimana cara menelan tangis dalam diam, tersenyum di tengah kelelahan, atau menguatkan diri ketika semua terasa runtuh.
Aku pikir menjadi dewasa adalah tentang memahami dunia. Tentang berjalan tanpa ragu, menemukan jawaban dengan mudah, dan menguasai hidup dengan percaya diri. Aku salah. Dewasa ternyata adalah tentang berpura-pura. Berpura-pura kuat, berpura-pura tahu, berpura-pura baik-baik saja ketika tidak ada satu pun yang benar-benar baik.
Ada hari-hari ketika aku merasa seperti anak kecil yang tersesat dalam tubuh orang dewasa. Dunia menatapku dengan ekspektasi, menuntutku untuk mengerti tanpa diberi kesempatan belajar. “Kamu harus tahu ini,” kata mereka. “Kamu sudah dewasa.” Tapi bagaimana kalau aku tidak tahu? Bagaimana kalau aku masih takut?
Tidak ada simulasi sebelumnya. Tidak ada kesempatan mencoba lalu mengulang jika gagal. Aku harus langsung bisa. Aku harus langsung mengerti. Tapi kenyataannya, aku masih sering merasa gagal, masih sering merasa kosong, masih sering ingin menyerah.
Aku ingin bertanya, apakah orang lain juga merasa begini? Apakah mereka juga diam-diam merasa kewalahan? Apakah mereka juga pernah duduk di sudut kamar, menatap langit-langit dengan mata yang terasa panas, bertanya dalam hati: apakah aku cukup baik?
Tumblr media
77 notes · View notes
rolledcheese · 4 months ago
Text
Mau rest dari sosial media, karena rasa-rasanya yang muncul di timeline bikin darah mendidih. Tapi, kalau full rest, aku ngga akan tahu kabar terbaru.
Mau mengurangi screen time, tapi freelance ku mengharuskanku untuk stay sama handphone.
Akhir-akhir ini cape yang beneran cape. Belum tau healing nya dengan cara apa, karena baru memikirkannya saja aku ngga ada energi.
- 24 Maret 2025 #24haridari31
21 notes · View notes
rolledcheese · 5 months ago
Text
Katanya, dengan memaafkan gemuruh di hati kita akan lebih tenang. Padahal tahap tersulit menuju fase penerimaan berada pada proses memaafkan itu sendiri. Memaklumi perlakuan apalagi kepada seseorang yang telah kamu titipkan harapan yang sebegitu banyaknya tidaklah semudah mengucapkannya. Kadang disaat kamu berusaha memaafkan justru kecewamu yang muncul lebih besar hingga akhirnya bermuara pada rasa bersalah kepada diri sendiri yang membuka peluang untuk disakiti.
Sebab itu, jadilah jujur dan baik sehingga kamu tidak perlu membuat seseorang melewati proses yang melelahkan tersebut.
79 notes · View notes
rolledcheese · 5 months ago
Text
Bingung.
Bingung nyari judul karena bingung mau dijudulin apa. Jadi, judulnya bingung.
Aku rasa, ibu mertua sama bingungnya dengan aku.
Ada beberapa hal yang sudah melekat dari jaman dulu, tapi tidak aku lakukan. Tidak hanya tentang ngurus bayi, tapi juga hal lainnya. Mitos fakta ga laku di dalam rumah. Penelitian dan apdetan ilmu juga tidak laku. Wkwkwkwk
Ibu bingung, khawatir karena aku tidak mau melakukan apa yang biasa dilakukan.
Aku bingung, bagaimana cara menyampaikan kenapa aku melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Akhirnya kebingungan dibiarkan berkeliaran.
Ibu diam-diam melakukan apa yang harusnya (menurut beliau) aku lakukan.
Aku diam-diam melakukan apa yang seharusnya (menurut beliau) tidak boleh dilakukan.
Wkwkwkwkkwk
Bismillah.
173 notes · View notes