Tumgik
rumahnanash-blog · 4 years
Text
Malam tadi mimpiku terasa nyata, ketakutan pun semakin nyata. Antara takut kehilangan dan takut menetap :'
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Photo
Tumblr media
698 notes · View notes
rumahnanash-blog · 4 years
Text
Sudah lama tidak menulis, malam ini rasanya banyak sekali yg ingin disampaikan lewat tulisan.
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Text
Mah, suara mamah buat aku semakin ingin pulang walau aku tau pulangku nanti hanya beban bagimu krna aku belum lulus.
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Text
Sebenarnya, apa yg kita harapkan dari orang lain?
Malam ini, pipiku memerah, mataku membasah, hidungku tersumbat, kepalaku rasa rasanya ingin pecah, sakit sekali malam ini. Sakitnya semakin terasa ketika sebuah pesan masuk yg jauh dari harapan. Sebenarnya apa yg aku harapkan dari orang lain ketika aku tau bahwa selemah lemahnya diriku, yg bisa menguatkan hanya diriku sendiri.
Des, 2020
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Photo
Tumblr media
_ Tidak cukup di bumi tapi juga ke langit Tidak hanya meminta tapi juga memberi Tidak sekedar berharap tapi juga berusaha Berjuang memang tak sesederhana itu, kawan :) https://www.instagram.com/p/CBNfvvlgSOg/?igshid=1y0nm713fk0ei
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Text
Kita hanya perlu tenang kemudian saling berbagi rasa dalam asa. Tolong, singkirkan ego sebentar.
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Text
Ada banyak kisah tentang perpisahan akhir-akhir ini. Setelah mendengar kisah itu, rasat takut semakin menghantui.
Dalam malam, ibu tertidur tepat didepanku dalam keadaan sakit. Bapak tidur disampingku sebagai penjaga ibu. Aku terdiam, ku pandangi satu per satu wajah mereka. Ternyata semakin menua dimakan usia.
Jika saja suatu hari nanti kisah tentang perpisahan itu datang padaku, harapku semoga Aku bisa menjaga mereka hingga akhirnya tiba.
Ternate, 2:00am
26 Mei 2020
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Text
#nkcthi
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Text
Aku rindu, tapi sayangnya terlalu gengsi untuk menyapa lebih dulu. Tidak. Bukan gengsi, hanya saja berpikir bahwa sapaanku tidak akan berhasil kali ini.
Mungkin ini saatnya kita untuk jeda sebentar untuk menyiapkan episode baru yang lebih dari kita sebelumnya. Aku taku ini bukan pertama kalinya. Memang yaa, menyatukan dua kepala yang berbeda itu tidak mudah. Kamu dengan sabarmu, aku dengan celotehku setiap hari.
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Text
Hari ini, ada luka baru.
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Note
boleh bertanya, terkadang aku lelah dalam langkah, bolehkah aku sejenak bersandar? disaat aku tak tahu, bahu siapa lagi yang mau sedikit menahan berat pikulan yang terasa di pundakku. meskipun aku selalu berharap, aku dapat bersandar sejenak pada bahu itu, ketika kata halal itu telah tercipta.
Tergantung, kamu laki atau perempuan? :"
Sabar, nanti bersandarlah jika ia yang diharapkan telah halal, sepuasmu, semau-maumu non :")
24 notes · View notes
rumahnanash-blog · 4 years
Text
Semua orang diberi kekuatan namun tidak semua orang itu kuat.
Hari itu...
Ada keputusan dari sebuah pilihan.
Memilih untuk memulai, dan
Memulai untuk menjalani pilihan.
Hari terus berganti...
Banyak yg berubah, itu sudah pasti.
Bahagia, senang, sedih, marah, kecewa, menangis. Itu yg dirasakan.
Hari ini...
Rasanya sedikit berbeda. Lebih banyak mendatangkan luka.
Mencoba mengobati dengan cara menerima tapi ternyata tdk mudah.
Ku kira kejadian 8 tahun lalu adalah yg paling sakit. Ternyata masih ada yg lebih mendatangkan sakit, lebih lebih dari hari itu.
Jika diputar kembali, masih terekam jelas bagaimana sakitnya hari itu.
Si anak kecil yang lemah tak berdaya
Si gadis remaja yang dirampas kebebasannya
Si wanita dewasa yang terpaksa menahan perihnya dunia
Mati harga diri.
Mati rasa ini.
Mati segala hal yg hidup!
Kejam sekali.
Tersadar diri ini bahwa,
Semua orang diberi kekuatan namun tidak semua orang itu kuat.
Maaf,
Terima kasih.
Yogyakarta, 17 Januari 2020
0 notes
rumahnanash-blog · 4 years
Text
Antara Aku, Kau dan Dia
April 2019.
Setelah melalui proses yang tidak mudah, akhirnya kau datang menjemput mimpi sebagai seorang perantau baru dan calon Magister di salah satu Universitas di Yogyakarta. Aku yang saat itu berstatus sebagai sahabatmu merasa harus bertanggung jawab atas semua keperluanmu sebagai seorang pemula karena Aku yang merasa lebih berpengalaman.
Mei 2019.
Satu bulan berjalan masih bisa dikatakan aman, mulai terbiasa dengan suasana baru, tapi belum terbiasa dari segi makanan. Maklum. Kami dari Timur Indonesia yang terbiasa dengan makanan laut sehingga butuh waktu untuk terbiasa.
Juni 2019.
Drama pun dimulai. Setelah selesai lebaran Aku dan Kau semakin dekat ya walaupn kita dekat jauh sebelum ini karena kita dulu satu SMA. Tapi kedekatan ini tampak berbeda dari sebelumnya. Aku yang saat itu terbawa oleh perasaan tanpa berpikir Kau telah memiliki Dia. Dia yg bukan orang lain bagiku, dia sebagai sahabat karibku. Aku terlena dengan perasaan, Aku buta dengan cinta. Iya saat itu. Aku menyukai sahabatku yang sedang berpacaran dengan sahabatku juga. Tapi ternyata Aku tidak sendiri. Perasaanku tidak bertepuk sebelah tangan, kau yang ku pikir sangat cuek ternyata punya rasa yang sama sepertiku. Rasaku semakin kuat.
Berjalannya waktu hubunganmu dengan dia semakin tidak baik. Bukan. Bukan karena Aku, tapi karena urusan dan prinsip hidup mereka yang tidak sejalan lagi. Aku hadir sebagai pendengar diantara keduanya.
Singkat cerita, ternyata kehadiranku malah membuat suasana semakin kacau. Aku memutuskan untuk pergi tapi kau menahanku utuk menetap. Aku bimbang dan ragu, Aku berada dalam sebuah pilihan. Memilih untuk pergi dan mengakhiri rasaku atau menetap dengan rasa namun ada hati lain yang tersakiti. Pada akhirnya dengan segala resiko yang ada Aku memilih untuk menetap.
Juli 2019.
Suasana semakin kacau karena statusku sebagai orang ketiga sekaligus pengkhianat bagi dia. Aku kembali berpikir untuk pergi dan mengakhiri. Saat itu kereta jalur Jogja-Bandung sebagai saksi bisu tangisku, aku menangis diantara keramaian. Memilih untuk menepi sejenak dari semua yang membuatku semakin sakit, aku memutuskan untuk pergi ke Bandung untuk beberapa hari dan mencari ketenangan.
Sesampainya di Bandung, ternyata Aku merasa semakin dihantui oleh masalah. Iya, karena Aku lari darinya. Pada awalnya aku memutuskan untuk putus komunikasi dengan kau dan dia tapi pada akhirnya aku si lemah tak kuasa atas itu. Akhirnya setelah 3 Hari di Bandung, Aku memutuskan untuk kembali ke jogja dan mengakhiri segalanya. Aku, kau dan dia memutuskan untuk berdamai. Tapi sayangnya perasaanku dan kau semakin kuat. Kami pun kembali bersama. Aku sadar aku salah, aku yang terlalu memberi makan egoku sendiri tanpa berpikir orang lain.
Agustus 2019.
Atas segala resiko yang ada, setelah memikirkan segala hal, kami tetap pada ego yang kami miliki. Aku memberi kau kesempatan untuk memilih antara aku atau dia. Ya, pilihannya jatuh padaku. Kau pulang ke asalmu untuk bertemu dengan dia dan mengakhiri segalanya tentang kau dan dia di masa lalu dan kembali bersamaku untuk masa depan kita.
Mei, 2010.
1 note · View note