Tumgik
run-e · 4 years
Text
Kekuatan Doa.
Tumblr media
Suatu kali seorang lelaki ditanya, “Apa yang kamu dapatkan dengan berdoa kepada Tuhan secara teratur?”
Lelaki itu menjawab, “Tidak ada, tetapi izinkan saya memberi tahu Anda apa yang hilang: kemarahan, ego, keserakahan, depresi, rasa tidak aman, dan ketakutan akan kematian.”
Terkadang, jawaban atas doa kita bukanlah mendapatkan tetapi kehilangan; yang akhirnya merupakan keuntungan.“
Ust. Syafiq Riza Basalamah menuturkan,
“Allah Subhanahu Wata’ala menyuruh kita berdoa, ‘Kalian minta kepada-Ku pasti Aku kabulkan.’
Hanya saja jawaban doanya itu satu dari tiga hal. Ada doa yang tidak dikabulkan bukan karena hukuman dari Allah Subhanahu Wata’ala karena memang doa itu tidak memenuhi persyaratan, syaratnya tidak lengkap.
Seperti yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan ada seseorang yang berdoa tetapi memakan yang haram. Minta dikabulkan doanya, lengkapi dulu syaratnya.
Yang memenuhi syarat, pasti akan dikabulkan tetapi dikabulkannya diberikan satu dari tiga hal:
Diberikan yang diminta.
Dipalingkan dari kejahatan atau keburukan yang menimpanya yang sama dengan kualitas atau kuantitas doanya.
Doanya akan dijadikan pahala terus menerus yang akan didapatkan di akhirat.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang ini, para sahabat mengatakan, ‘Kalau gitu kita banyak-banyak berdoa, kalau jelas dapat, ada hasilnya.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Allah Subhanahu Wata’ala akan memberikan lebih banyak.’
Kita perlu melihat apakah kondisi kita sudah memenuhi persyaratan. Jika syaratnya sudah penuh jangan putus asa terus berdoa karena pasti dapat yang diminta.
Teladanilah para Nabi seperti Nabi Ibrahim ‘alaihis salam berapa tahun beliau berdoa meminta anak? Mungkin 60 tahun, Nabi Zakaria ‘alaihis salam, Nabi Yakub ‘alaihis salam yang meminta dikumpulkan dengan Nabi Yusuf ‘alaihis salam itu 40 tahun berdoa. Anda berapa tahun berdoa sudah merasa doanya kok tidak dikabulkan?
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Akan dikabulkan doa seorang hamba selama ia tidak terburu-buru.’
Jika merasa ada yang salah dengan diri sendiri. Itu bagus karena mengoreksi diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Siapa yang tidak berbuat dosa? Kita semua mempunyai dosa.”
Sebagaimana tertulis dalam QS. Al-Anbiya: 90 mengenai dikabulkannya doa Nabi Zakaria ‘alaihis salam oleh Allah Subhanahu Wata’ala,
“Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.“
Teruslah berdoa karena mengulang-ulang doa seperti mengayuh sepeda. Suatu saat ia akan membawamu ke arah yang kamu tuju.
303 notes · View notes
run-e · 4 years
Text
TITIK.
Belakang ini sedang sangat tidak nyaman untuk mengemukakan pendapat atau membagikan hasil dari sebuah pemikiran diri di sosial media. Ada rasa gelisah yang terus menghantui hati.
Posting. Delete. Posting. Delete. Selalu begitu entah untuk yang keberapa kalinya.
Seperti tidak percaya diri, penuh keraguan dan selalu memikirkan bagaimana pendapat orang lain yang melihat atas opini pribadi yang dibagikan. Setelah sekian lama, baru ini merasakannya lagi.
Kembali berdialog pada diri sendiri, apa yang salah dengan diri khususnya hati ini? Akankah Allah masih ada diposisi utama dalam setiap tulisan atau opini yang akan dibagikan? Ataukah posting hanya ingin mendapatkan penilaian dari orang lain semata?
This is your biggest home work.
Oleh karena itu, entah sudah berapa lama tidak ada tulisan bermanfaat yang tercipta. Rindu rasanya bisa kembali produktif menulis seperti sebelumnya.
Dengan segala keraguan, kegelisahan dan ketidakpercayaan diri ini, ada niat yang harus diluruskan dan diperbaharui lagi.
Doakan semoga bisa segara kembali dengan keadaan seutuhnya ya teman-teman:”)
0 notes
run-e · 4 years
Text
Perjalanan Pulang
Salah satu hal yang kusukai dalam sebuah perjalanan adalah bisa mengamati orang-orang berlalu-lalang. Melihat berbagai macam ekspresi yang tercipta. 
Apalagi perjalaan saat jam pulang kerja, ekspresi yang sering terlihat adalah ekspresi yang penuh dengan kelelahan, keletihan. Ekspresi yang mengatakan ingin segera sampai rumah.
Seperti biasa, kemudian banyak pertanyaan yang muncul di dalam benak. Apa yang menjadi motivasi mereka untuk tetap melakukan itu semua? Selain cicilan yang mungkin harus dibayarkan dan permasalahan ke-duniawi-an lainnya.
Lalu terbesit lagi, kita sama-sama mengetahui bahwa kehidupan kita di dunia ini hanyalah sementara saja. Seperti yang banyak dikatakan orang-orang, dunia ini hanyalah tempat peristirahatan, bukannya rumah yang sesungguhnya.
Ketika melihat orang-orang dengan wajah lelahnya saat jam pulang kerja. Akankah kelelahan itu, yang juga aku rasakan bisa menjadi penolong untuk kita kelak di kehidupan yang abadi? Ataukah kelelehan itu hanyalah akan menjadi sia-sia tak tersisa?
Hikmah yang diambil dalam perjalanan pulang jauh sebelum pandemi ini tiba.
0 notes
run-e · 4 years
Text
Mencuri Mimpimu
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Sudah lama ingin menuliskan ini, pada akhirnya malam ini memberanikan diri untuk menulis setelah perenungan ini berputar-putar dalam angan selama beberapa hari terakhir. Terlebih dengan kejadian terakhir, membuat hati ini kembali terngiang pesan salah seorang teman yang sudah menikah:
“Kalau kamu sudah memutuskan untuk menikahi seseorang, berarti kamu harus siap pula untuk menikahi mimpi-mimpinya”
Bagi saya hadis di atas sudah seyogianya menjadi alarm yang kuat untuk para lelaki kelak jika menjadi seorang suami agar benar-benar memuliakan istrinya. Saya menjadi teringat akan novel Love Sparks in Korea tulisan Bunda Asma Nadia yang pernah saya baca beberapa tahun silam
“Kau mencuri mimpi-mimpiku dan aku suka” - Hyun Geun pada Rania Timur Samudra
Bayangkan saja, seorang wanita yang mungkin baru mengenalmu, masih menganggapmu sebagai orang asing dan orang lain dalam kehidupan, memberanikan diri menerima tawaranmu untuk hidup bersama, setelah sudah tentu melalui istikharah panjang. Dia yang selama ini hidup bersama mimpi-mimpinya, dia yang selama ini memiliki kebebasan untuk beraktivitas layaknya manusia lainnya pada akhirnya harus mengabdikan diri dalam kehidupan rumah tangga. Dia yang selama ini hidup nyaman bersama keluarganya, memilih keluar untuk berjuang bersamamu. 
Pada praktiknya memang sering demikian, pun ketika diskusi dengan ayah beberapa hari terakhir. Beliau berkata, dari pengalaman teman-temannya, kebanyakan adalah seorang istri yang nanti akan mengikuti suaminya. Jika nanti suaminya bekerja terlebih dahulu, maka setelah ritme kehidupan stabil dan menyesuiakan, istri baru bisa mengikutinya. Jika nanti suaminya melanjutkan pendidikan terlebih dahulu, dan menuntaskan semuanya, maka di situlah nanti istri menyusulnya mungkin baru beberapa tahun silam. Hal inilah yang cukup lumrah di kalangan teman-teman beliau, dan mungkin juga di kehidupan rumah tangga yang sudah terjadi pada umumnya. 
Dalam Buku Men are from Mars, Woman are from Venus, John Gray menuliskan bahwa memang salah satu karakter penduduk venus adalah nantinya ia akan banyak memberi selama hidupnya. Hingga bisa jadi sampailah nanti pada suatu fase bahwa penduduk venus sadar bahwa ia sudah terlalu banyak berkorban dalam hidup. Demikian pula penduduk mars akan sampai pada fase sadar bahwa ia selama hidupnya sudah banyak menerima, kebalikan dari penduduk venus. 
Barangkali sempat merasakan hidup di Swedia yang menjunjung tinggi equality, sedikit mengubah pola pikir saya tentang kesetaraan, bahwa kelak seorang istri pun berhak untuk berkarya bersama di masyarakat, mereguk pendidikan setinggi-tingginya, bertumbuh bersama-sama suaminya agar sama-sama menjadi orang yang bermanfaat. Bahkan Sayyidah Khadijah r.a. pun setelah menikah dengan Rasulullah tetap menjalankan semua bisnisnya yang kesemuanya dipergunakan untuk perjuangan dakwah Rasulullah. Namun sudah tentu tidak melupakan perannya sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. 
Hal inilah yang barangkali menjadi perenungan, sekaligus mungkin sempat menjadi ketakutan jika kelak kita menikah, apakah kita hanya sekedar menjadi pencuri mimpi-mimpinya, ataukah kita justru membantu melangitkan mimpi-mimpinya? 
Pertanyaan ini terus terngiang mengingat betapa besarnya pengrobanan istri kita kelak di awal pernikahan, terlebih nanti saat sudah memilki anak, bagaimana ia harus menjalankan perannya sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya, membagi waktu dengan urusan rumah tangga, melayani suaminya, juga jika ia beraktivitas di luar harus mampu menyeimbangkannya. Barangkali sebab inilah Allah menciptakan wanita sebagai makhluk yang multi-tasking, yang terkadang saya sendiri masih dibikin takjub melihatnya, tidak usah jauh-jauh yaitu ibu saya sendiri. 
Semoga tulisan ini senantiasa menjadi pengingat bagi para lelaki khususnya, agar kelak jika terbersit keinginanmu untuk menyakiti istrimu, jika kelak ternyata ada konflik antara dirimu dan pasanganmu, ingatlah tentang bagaimana saat kamu mengajaknya keluar dari istana nyamannya utnuk membersamaimu. Ingatlah bagaimana ketulusan dan keikhlasannya menunda mimpi-mimpinya untuk mewujudkan mimpi-mimpi baru bersamamu. Ingatlah, bahwa bilamana ketaatan istri adalah surga baginya, namun itu bukan menjadi alasanmu untuk bertindak semena-mena. 
Jika dalam kitab Raudhatul Muhibbin, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menulskan bahwa:
Hanya dengan cinta yang dapat menjadikan setiap permulaan menuju pada penyelesaian.
Maka semoga kelak dalam pernikahan:
Hanya dengan cinta yang dapat menjadikan apa-apa yang telah terlihat selesai, kembali menjadi awal untuk memperjuangkan dalam mahligai ikatan
Selamat berkontemplasi, Selamat berefleksi. Semoga kita semua tidak henti dan lelah-lelahnya untuk selalu mengukir sabar. Untuk selalu mengukir prasangka yang baik kepadaNya. 
Malang, 25 April 2020 02.20
2K notes · View notes
run-e · 4 years
Text
Belajar tidak menyamaratakan orang lain dengan standar kita sendiri. Dengan begitu kita tidak akan mudah meremehkan seseorang.
Setiap manusia memiliki rasa dan standarnya sendiri, yang terlihat buruk di depan matamu bisa jadi ada hal yang paling baik dan mulia di belakang matamu yang tak terlihat.
Jangan melihat atau mencari-cari keburukan seseorang untuk meninggikan dirimu sendiri. Sungguh itu adalah perbuatan yang tidak manusiawi.
Berlombalah dalam kebaikan tanpa merendahkan satu dengan yang lainnya.
1 note · View note
run-e · 4 years
Text
"Mertua dan Menantu"
Rutinitas harian saya untuk bertanya kabar kali ini adalah mengakhiri obrolan dengan bertanya pendapat mama tentang 'menantu perempuan'.
Beliau sempat bertanya-tanya ketidakbiasaan saya bertanya tentang ini, lalu beliaupun tertawa, tertawa karena senang sepertinya :D
Alhamdulillahnya, beliau tidak pernah menuntut anak-anaknya yang belum menikah untuk cepat-cepat 'menghadiahi' beliau seorang menantu. Lebih sering 'membekali' dan memberikan teladan kepada anak-anaknya tentang hak dan kewajiban sebagai seorang hamba yang insya Allah nantinya akan menikah.
Kembali ke bahasan diatas, mama pun menjawab: "Intinya begini nak, setiap orang tua.. apalagi seorang ibu, tentunya yang paling utama adalah menginginkan anak lelakinya mendapatkan perempuan yang shalihah.
Dipastikan yang shalihah itu mampu menempatkan diri nantinya ketika menjadi seorang istri, ibu, menantu, dan juga seorang anak. Yang satu sama lain tidak berbeda pemahaman dalam menjalankan agama. Didukung keluarga dari pihak perempuan yang juga sama-sama memahami bahwa anak perempuannya ketika sudah menikah, baktinya akan beralih kepada suaminya.
Mama sama bapak sudah sering membahas apa hak dan kewajiban laki-laki ketika akan dan sesudah menikah bukan? Sepertinya tidak perlu mama bahas kembali, mama yakin sudah tercatat dan diingat dengan baik seperti biasanya. (Beliau ini selalu berprasangka baik dalam segala hal kepadanya anak-anaknya, ini yang justru membuat saya merasa 'ditampar' ketika melakukan sebaliknya).
Kebanyakan orang tua, terutama seorang ibu ketika anak lelakinya menikah itu takut 'kehilangan' nak. Dan disayangkan, terkadang ada seorang ibu yang 'cemburu' ketika anak lelakinya telah menikah, takut dan cemas posisinya dalam keluarga akan digantikan, dan hubungan dengan anak akan berubah.
Mama belum mengalami, jika pertanyaannya tentang menantu perempuan. Namun hal seperti itu seharusnya tidak perlu sampai terjadi. Mama setidaknya cukup punya pengalaman bagaimana rasanya melepaskan seorang anak perempuan.
Yang tepat adalah memposisikan diri menjadi ibu bagi menantunya. Kenali dan dekati menantunya dengan baik. Tapi juga memahami batasan sebagai orang tua yang anak-anaknya telah menikah. Jangan sampai 'masuk' kedalamnya dengan mengatur ini dan itu.
Seorang ibu baiknya mencukupkan diri untuk selalu memastikan, apakah anak lelakinya sudah menjadi imam yang baik? Apakah menantunya dijaga dengan baik? Dan memastikan agar menantunya tetap menjaga silaturahim dengan orang tua dan kerabatnya.
Karena ketika memutuskan menerima anak lelakinya sebagai suami, selain wajib mentaati Allah.. seorang menantu itu rela 'mengabdikan' hidupnya kepada anak lelakinya, membantu dan mendampingi suaminya untuk berbakti kepada orang tuanya (mertuanya), menomor-satukan baktinya kepada suami daripada kedua orang tua kandungnya. Itu bukan sesuatu yang mudah, nak."
How can I not love you, mama?
1K notes · View notes
run-e · 4 years
Text
Mengenal Perempuan
Pernikahan akan membuatmu mengenal perempuan lebih dari yang kamu sangka selama ini. Kamu akan mengenal kekhawatirannya dan mengapa itu terjadi. Kamu akan berhenti menilainya lemah setelah melihat bagaimana ia bekerja setiap hari. Kamu akan semakin mencintai ibumu, seketika kamu melihat betapa berat perjuangannya ketika mengandung dan melahirkan anakmu.
Pernikahan akan mengajarkanmu tentang perempuan. Setelah selama ini kamu hanya mengenalnya dari mata, dari kata, dan dari buku-buku yang menurutmu paling mutakhir dan terpercaya. Perempuan lebih kompleks dari itu dan kamu akan mempelajarinya setiap hari. Kamu akan belajar tentang air mata yang tidak selalu bermakna sedih sebab mereka memang mudah menangis untuk hal-hal yang menyentuh hatinya. Baik itu kebahagiaan ataupun kesedihan.
Pernikahan akan membuatmu mengerti bahwa keberadaannya mampu membuatmu memiliki energi yang berkali lipat lebih besar dari sebelumnya. Sesuatu yang tidak kamu dapatkan dari hubungan-hubungan dengan perempuan sebelum itu. Ini juga akan membuatmu mengerti bahwa cintamu kepadanya mungkin tidak akan pernah bisa sebesarnya cintanya kepadamu. Dengan segala kerendahan hati, kamu mungkin perlu mengakui itu. Dan untuknya, sudah seharusnya kamu bersyukur.
Yogyakarta, 5 Mei 2017 | ©kurniawangunadi
2K notes · View notes
run-e · 4 years
Text
Terus Berulang
0 notes
run-e · 5 years
Text
Aku tidak lebih baik dari kamu.
Menulis untuk menginspirasi orang lain? Ah, kita yang paling tahu aib diri kita. Menulis untuk kewarasan diri. Mengabadikan nasihat yang sering kali paling cocok ditodongkan ke hadap muka diri sendiri, terlebih dahulu.
#diri
632 notes · View notes
run-e · 5 years
Text
Kamu hanya butuh berjuang.
Kamu hanya butuh menghadapinya.
Jangan lagi lari, sejauh apapun kamu menghindarinya lantas tidak akan membuatnya berhenti mengikutimu.
Salah satunya cara hanya dengan menghadapinya, singkirkan rasa takut dan beranikan diri.
Hanya itu, setelahnya akan berakhir.
Tumblr media
Meski tidak ada yang menemani, tidak ada yang membersamai. Kamu tidak sendiri.
Mari berjuang.
@run-e
1 note · View note
run-e · 5 years
Text
Kenapa yang tidak akan pernah dijawab dengan karena.
Jangan timbulkan pertanyaan jika tak ingin ditanya kenapa.
Jangan timbulkan pertanyaan jika ditanya kenapa bukanlah karena yang akan menjadi jawabannya.
Kenapa yang tidak akan pernah dijawab dengan karena akan melahirkan asumsi-asumsi yang tak jelas asalnya.
Haruskah aku dihantui dengan asumsi itu disetiap harinya?
Berada dibagian mana letak kesalahannya?
Katakan, agar tak lagi merasa diacuhkan dibanding dengan yang lainnya.
Ah, bermimpilah saja tentang itu semua.
Lagi, akan kembali kepada kenapa yang tak terjawab dengan karena.
Kuburlah dalam-dalam dan hiraukanlah saja.
0 notes
run-e · 5 years
Photo
Tumblr media
Nasehat itu memang bisa datang kapan aja ya, lagi iseng-iseng buka youtube lalu menemukan Khutbah Nikah seorang muslim di Amerika Serikat.
Daaan, ternyata yang paling membutuhkan khutbah nikah selain si pengantin adalah justru mereka yang sudah lebih dulu membangun rumah tangga.
Kenapa? Sebab khutbah nikah itu bahan refleksi yang amat sangat dalam. Ia jadi pengingat alasan kita menikah, tujuan kita mengambil tanggung jawab ini, dan renungan panjang betapa (mungkin) kita —khususnya para suami— masih jauh dari ciri suami seperti Rasulullah, yang kalau pulang selalu tersenyum, memuji istrinya, menyimak keluh kesahnya, tidak pernah mencela masakannya, membantu pekerjaan rumah, memberi hadiah, senang bercanda, mengajak jalan-jalan, dan segala macam akhlak yang kalau disebutin malah makin jelas ga ada mirip-miripnya sama the prophet, the teacher, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Di akhir khutbah, Sang Ustadz mengajak para suami, supaya kalau pergi, entah berangkat kerja, atau naik pesawat atau kemanapun, katakanlah kalimat romantis untuk istri, supaya kalaupun itu menjadi kalimat terakhir yang ia terima, itu adalah kalimat terbaik yang mewakili segenap perasaan kita.
©achmadlutfi | 15 September 2019
2K notes · View notes
run-e · 5 years
Text
Tidak Lagi
Ingin menjadi yang terlebih dulu tau dibandingkan orang lain adalah sebuah kesalahan terbesar.
Bagaimana bisa? Tentu tidak bisa memaksakan kehendak yang tidak mungkin terjadi lagi untuk sementara waktu.
Penerimaan. Terimalah saja bahwa posisi itu bukanlah lagi tersematkan untukmu.
Lalu merasa, untuk apa mempedulikan orang yang tak lagi mempedulikanmu?
Begitulah sejatinya hidup.
Hiduplah sewajarnya, jangan berlebihan.
Jika tak mampu menjalani realita yang ada, maka menjauhlah jangan sesekali mendekat. Karena itu akan menyiksamu sendiri.
Lepaskan.
Biarkan ia berjalan, berlari sesukanya. Tidak perlu khawatir berlebihan, karena jatuh adalah hal yang biasa.
Ia tidak selemah yang kau pikirkan. Ia mampu menyelesaikannya sendiri.
Tenanglah,
Dan jalanilah saja hidupmu sebagaimana mestinya.
@run-e
2 notes · View notes
run-e · 5 years
Text
Untukmu
Jika raga tidaklah bisa membersamai.
Berikanlah semangatmu sebagi pengganti.
Berikanlan suaramu sebagai amunisi.
Tidak ada lagi alasan untuk melarikan diri.
Semua yang melekat padamu adalah potensi.
Tidak ada salahnya berbagi.
Karena apapun yang kau berikan sangatlah berarti.
Bundaran Senayan,
12 November 2019
2 notes · View notes
run-e · 5 years
Text
Mencoba
Segala usaha telah kau lakukan demi tujuan yang sudah ditetapkan
Usaha yang sangat membutuhkan banyak effort, meski harus melawan diri sendiri yang kerap kali menjadi hambatan.
Salut.
Aku melihat, aku belajar.
Untuk teguh tak tergoyahkan.
0 notes
run-e · 5 years
Text
Writing is the best healing process
Sampai pada titik dimana air mata terus mengalir ketika jari jemari menuliskan segala kegundahan yang dirasa tak jarang pula sampai terisak-isak dan sampai pada akhirnya air mata itu pun berhenti seiring dengan selesainya kegundahan yang dituliskan.
Magic!
Aku suka dan ini adalah how i heal my self.
Temukan caramu sendiri ya. Harus:)
0 notes
run-e · 5 years
Text
Selamat menetralkan hati dari segala kecondongannya.
Begitu cara mempersiapkan untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
0 notes