Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo

30/30 Epilog . "Malah saya sempat mau menulis seluruh sisanya dalam sehari." ujarku sambil mengaduk es cincau gula merah dengan sedotan. . "Biar tinggal copy paste ya?" Responnya dengan mata tetap di layar, sedang menyunting video pendek yang baru direkamnya sebelum diunggah ke Insta story. . "Iya. Biar selesai. Ke depannya jadi bisa santai. Gak dibayang-bayangin tulisan yang belum selesai seperti malam ini." . "Justru di situlah seninya. Menulis pada harinya" . "Iya sih. Ya sudah. Gak jadi kalau begitu" ---------------------------- . Gigih? Ya, gigih. Saya gigih mengalahkan diri sendiri untuk tetap menepati komitmen menulis selama 30 hari. Rutin. Ini bukan kompetisi saya dengan orang lain. Tetapi kompetisi dengan diri sendiri untuk menepati apa yang saya sudah ikrarkan dan menuntaskan apa yang saya mulai tanpa banyak alasan. Entahlah seberapa capek hari itu. Saya merasa memiliki kewajiban untuk merekam sesuatu. Entahlah sudah berapa kali tulisan yang sedang diketik hilang karena aplikasinya yang sedang error dan menutup sendiri atau salah tekan tombol "copy" menjadi "paste" di tubuh tulisan hingga tulisan awal ketindih. Saya tetap mengulangnya dari awal hingga selesai. . "Kan bisa pakai Ctrl-Z?" Sayangnya kebanyakan tulisan ini ditulis di HP dan saya tidak tahu bagaimana menjalankan fungsi undo di aplikasi perpesanan. Melihat bulatan dengan angka 1-30 ini membuat saya percaya diri. Saya sudah setia menepati hal kecil. Mudah-mudahan pada hal-hal yang besar pun demikian. Semoga resolusi lain di 2017 juga bisa tercapai: selesaikan sepuluh artikel ilmiah dan naskah dua buku. Terima kasih untuk para admin @30haribercerita. Terima kasih telah mengadakan tantangan ini. Terima kasih telah me-regram empat tulisan saya dan terima kasih untuk kerelawanannya menjadi admin. Terima kasih untuk @candramertha atas ajakannya ikut kegiatan ini. Terima kasih juga untuk teman-teman saya yang berjuang bersama untuk tetap konsisten menulis @natnite @edimilala dan @christurbanus @chandraef Meski tak lagi menggunakan tagar #30haribercerita , saya akan tetap bercerita. #30hbc1730 #30hbcsalam
0 notes
Photo

29/30 Merayakan Hidup Apa kamu pernah minta dilahirkan? Jika diperbolehkan untuk memilih, apa kamu masih mau dilahirkan? Sebagian kita lahir begitu beruntung: hidup mudah, bertampang menarik, berotak encer dan dipenuhi cinta; sedangkan sebagian yang lain adalah kebalikannya. Kamu tahu kan bahwa ada bayi yang disewakan yang kemudian jadi obyek memancing iba di pinggir jalan atau dipersimpangan lampu merah? Naasnya, ada juga yang setelah lebih besar tetap menjadi manusia yang dieksploitasi bahkan secara seksual. Apakah mereka itu akan menjawab "tetap ingin dilahirkan" jika sebelumnya diberi pilihan? Dunia adalah tempat persinggahan. Seolah memang tidak adil tetapi tenanglah. Itulah alasan adanya hari pengadilan. Mereka yang mendapat begitu banyak kemudahan tak lah dimintakan tanggung jawab yang sama dengan mereka yang diberikan hidup sulit. Umur, harta, pendidikan, dan bakatmu akan dimintakan pertanggungjawabannya. Sejauh apa engkau bermanfaat bagi orang lain. Jadi, mereka yang diberi Tuhan begitu banyak kemudahan, janganlah terlena. Bersiaplah. Engkau punya tanggung jawab lebih. Oleh karena itu, mari merayakan hidup. Rayakan dengan apa yang kau punya. Temukan kebahagiaan di sekitarmu. Tetaplah berusaha bergembira karena hati yang gembira adalah obat segala kesusahan. Rayakan dengan bersyukur. Tak perlulah sering-sering kau lirik mereka yang punya segala gemerlap mewah. Baju adalah baju, makan adalah makan, tidur adalah tidur. Kegembiraannya tergantung pada hatimu. Tanpa syukur, apapun yang kau punya akan tetap berasa kurang. Mari rayakan hidup. Rayakan dengan bermanfaat. Rayakan dengan menemukan kebahagiaan yang konstruktif. Ingat, konstruktif. Jangan jadi parasit bagi bumi. Gunakan seperlumu dan bersusah sedikitlah mengurus sampahmu. Mari rayakan hidup. Tetaplah saling berbagi. Pahami bahwa semua makhluk hidup seharusnya berbahagia. Jika apa yang kau bagi bisa membuat hidup orang lain mudah, bukankah itu menyenangkan? Kita tak bisa memilih kondisi saat kita lahir. Namun, kita bisa memilih kondisi saat kita berpulang. Bersedih atau berbahagia adalah pilihan. Mari merayakan hidup. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1729
0 notes
Photo

28/30 Tetangga Masa Gitu Saya baru tahu bahwa besok adalah episode terakhir Sitkom "Tetangga Masa Gitu" musim ke-3 di Net TV. Belum dipastikan memang, namun seolah sudah terverifikasi dari akun resminya @tetanggamasagitu_net dan akun media sosial para pemerannya bahwa musim ini adalah yang terakhir. Proses pengambilan gambar tak lagi dilanjutkan. Banyak penggemar yang sontak bersedih. Jelas saja, selama hampir tiga tahun (dua tahun dan 10 bulan tepatnya) mengudara, Sitkom ini telah menjadi tontonan favorit banyak orang. Termasuk saya. Sitkom ini menemani masa-masa awal saya di Bali. Tontonan sore hari sepulang kerja untuk saya yang waktu itu adalah pegawai baru yang masih punya banyak waktu luang. Saking sukanya, saya bahkan mengunduh seluruh episode musim 1 dan sebagian musim 2. Niatnya agar bisa saya tonton offline kala sedang beristirahat saat bertugas di kapal rawai tuna yang biasanya 2-3 bulan di laut. Tetapi keberangkatan itu ditangguhkan. Unduhan itu tak sempat saya tonton. Liciknya Adi, pelitnya Angel, polosnya Bastian dan pintarnya Bintang sudah menjadi karakter yang hidup. Karakter yang sukar saya pisahkan ketika saya menonton pemainnya berperan untuk tokoh yang berbeda di film yang lain. Episode yang tadi sore disiarkan adalah bagian pertama dari penutupan season 3. Diceritakan Angel akan melanjutkan kuliahnya ke Jerman juga pertengkaran Adi dan Bastian karena lukisan yang robek dan komik. Apakah ini benar-benar menjadi musim penutup? Meski saat ini saya sudah jarang menontonnya, tetapi saya harap tidak. Mudah-mudahan suatu saat nanti masih ada lanjutannya meski ya sekarang berjeda dulu. Saya masih butuh sitkom yang sudah akrab dengan saya. Seperti Friends yang bahkan setelah lebih dari 1 dekade tamat, saya masih tonton dan masih tunggu film reuninya. Update: Meskipun endingnya ngegantung blas, yang penting ada tulisan "Sampai jumpa di season selanjutnya". Sah ya sah boleh ditunggu. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1728
0 notes
Photo

27/30 Ikan Tongkol, Paus dan Ikan Terbang Kemarin malam, di grup Whatsapp para peneliti ikan, seorang profesor mengirimkan video yang oleh beliau diberi keterangan: "Mari belajar iktiologi bersama Pak Presiden" Saya sempatkan melirik video tersebut. Baru di awal video, saya mendapati bahwa Pak Jokowi menganggap dan menyebut binatang paus adalah ikan. Lalu video saya hentikan dan melanjutkan pekerjaan. Saya pikir saya sudah dapat poinnya. Paus dianggap sebagai ikan adalah kesalahan yang sangat umum. Saking umumnya, saya melumrahkan hal tersebut. Jangankan untuk orang yang tidak belajar perikanan, beberapa yang kuliah perikanan saja masih ada yang salah. Jika yang mengucapkan adalah orang yang dekat dengan saya dan saya tahu dia tidak akan keberatan jika dikoreksi, maka saya akan luruskan bahwa paus bukanlah ikan melainkan mamalia. Paus itu secara kekerabatan lebih dekat dengan kita, manusia, daripada dengan ikan . --Saya pikir poinnya adalah di paus-- . Hingga malamnya, saya melihat di Insta Story beberapa orang membahas ikan tongkol yang salah satunya adalah @juandirga. Saya bertanya-tanya dan mengirimkan pesan pribadi ke Juan. Ada apa dengan tongkol? . Dari Juan saya tahu bahwa poinnya terletak di salah ucapnya si anak SD yang ditanya jenis-jenis ikan oleh Pak Jokowi. Bukannya menyebut ikan tongkol, adik itu menjawab ikan ****ol yang adalah alat genital pria. Audiens sudah sontak tertawa. Termasuk saya yang menonton rekamannya. Videonya pun viral. Bahkan KPAI menghimbau agar videonya jangan disebar lagi untuk mencegah perundungan pada si anak. Itu kemarin. Hari ini ada video lain, juga tentang nama ikan yang ditanyakan oleh Pak Jokowi, yang membuat saya tertawa. Video lama yang direkam Oktober tahun lalu namun kini hits lagi. Kali ini yang jadi "kasus" adalah umumnya digunakan bahasa lokal "ikan indosiar" untuk menyebut ikan terbang. Entah apa nama lokal yang sebenarnya. Ekspresi kaget Pak Jokowi yang berusaha mengonfirmasi jawaban si nelayan lah yang membuat saya tergelak. Mudah-mudahan Pak Jokowi tidak kapok menanyakan nama-nama ikan pada saat sedang berkunjung ke daerah 😁 @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1727
0 notes
Photo

26/30 Makan untuk Hidup Kata teman saya, saya bukanlah orang yang tepat untuk ditanya tentang makanan. Kenapa? Karena lidah saya cuma kenal: "Enak" dan "Gak enak". Sebenarnya ada satu lagi sih: "Enak banget". Namun yang terakhir ini bias. Biasanya muncul pas lagi lapar dan dapat makanan enak. Makanan yang sama, bila tidak sedang lapar, jadinya "Enak" saja. Saya gak bisa kayak teman-teman saya yang lain yang mengecap-ngecap makanan lalu menebak bumbu apa yang dipakai. Juga bukan tipe yang mau mengantri lama demi seporsi makanan kecuali itu untuk yang terkasih atau sedang icip-icip menu baru bersama teman-teman. Saya tak pernah "ngidam" satu jenis makanan. Kalaupun ada makanan yang saya rindukan, itu adalah cumi goreng buatan ibu atau mie goreng buatan ibu. Ini mah yang bikin kangen adalah bumbu rahasianya ibu: Cinta #Eeaa Saya bukan pemilih makanan. Asalkan itu bukan daging merah dan bukan jeroan, saya makan kok. Makanan semenakutkan apapun, selama memang dipastikan aman bakal saya makan. Mau itu serangga atau cacing ya juga hayuk. Saya lebih mikirin kandungan nutrisinya daripada rasanya. Buat saya, makanan itu untuk bertahan hidup. Saya bisa makan menu makanan yang sama berhari-hari. Apa tidak bosan? Bisa jadi ada tapi saya tidak begitu peduli. Selama yang tersedia hanya ada itu, ya saya makan. Saya makan supaya saya gak sakit, saya makan supaya saya punya energi untuk kerja, saya makan karena saya harus makan. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1726
0 notes
Photo

25/30 Jika kamu adalah mie instan Jika kamu adalah mie instan, maka aku adalah bungkusnya. Bungkus yang menjagamu untuk tetap dalam kondisi baik hingga bertemu dengan orang yang tepat. Saat itu tiba, aku rela untuk dipisahkan darimu. Aku tahu kau kadang cemberut saat aku tak bertampang ramah pada semua teman priamu, atau saat aku meminta ibu meneleponmu jika kau tak ada di rumah pukul 10 malam, juga saat aku selalu tak mengizinkanmu menginap di rumah orang lain. Itu semua karena aku menjagamu jiwamu. Ingatlah bahwa sewaktu kau kecil, aku selalu tersenyum saat mengantar dan menjemputmu dari sekolah, selalu membacakan dongeng sebelum pukul 8 malam dan selalu berjanji mengajakmu ke taman di akhir pekan asalkan besok tidak hujan. Itu juga karena aku menjaga hatimu. Besok, aku tak lagi menjadi bungkusmu. Saat janji suci kalian terlontar, maka saat itu pulalah kau akan dibungkus cinta yang lain. Aku sudah terlalu tua untuk menjaga fisikmu. Mereka bilang, ayah adalah cinta sekaligus pacar pertama bagi putrinya. Satu-satunya pria yang tak akan pernah berhenti dicintai. Syukurlah. Aku harap itu benar karena meski tak bisa bercocok tanam, aku lebih suka jadi petani daripada jadi mantan pacarmu. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1725 #30hbcmengarang Foto diambil dari: @nenny_sitohang , @miss.riri , @amoiamoiy
0 notes
Photo

24/30 Rindu Perairan Daratan Saya sedang rindu perairan daratan. Meskipun selama tiga tahun ini saya sudah dipindahkan ke perairan laut, namun tetap saja ada kegairahan yang berbeda setiap membaca jurnal atau berbincang dengan peneliti lain tentang ikan perairan daratan. Hingga saat ini pun, setiap kali lewat sungai, danau atau muara, pertanyaan yang langsung muncul di kepala saya adalah: "Ikan apa saja ya yang ada di dalamnya?". Seketika penasaran dan ingin mengungkap jenis-jenisnya. Di Bali ada banyak perairan daratan. Ada beberapa danau besar serta puluhan sungai dan muaranya. Namun, saya belum pernah membaca adanya laporan penelitian komprehensif yang berusaha mencatat dan mendokumentasikan. Mudah-mudahan saja sebenarnya ada, hanya saya saja yang tak pernah membacanya. Satu hal yang saya tahu pasti, ikan yang saat ini mendominasi di danau-danau besar di Bali adalah ikan asing. Jika pada tulisan beberapa hari yang lalu saya bercerita tentang penjajahan dalam dunia fauna, ini adalah salah satu contohnya. Intensitas rindu pada perairan tawar semakin membuncah belakangan ini. Sekejap mengunjungi sungai di Campuhan, berbincang tentang Danau Beratan dengan seorang akademisi dan dikirimin foto aliran "sungai" yang terbentuk karena hujan yang terus menerus di perkebunan yang dikelola ayah, memperbesar rindu saya malam ini. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1724
0 notes
Photo

23/30 Kursus Bahasa Inggris (Gratis) Sebulan Hari ini adalah hari pertama dari program kursus Bahasa Inggris gratis yang difasilitasi oleh TBI. TBI (The British Institute) adalah salah satu institusi belajar Bahasa Inggris bermahzab British English. Ada beberapa perbedaan kosakata dan dialek jika dibandingkan dengan American English. Kursus gratis ini berlangsung selama sebulan dengan hari efektif sebanyak 20 hari yang per harinya berdurasi dua jam. Semua peserta yang berhasil memenuhi syarat minimum kehadiran, yang adalah 80%, berhak menerima sertifikat. Setengah tahun yang lalu, TBI mengadakan program yang serupa dan saya ikut. Namun, karena kesibukan pekerjaan, persentase kehadiran saya hanyalah 40% dan tidak bisa memenuhi batas minimum kehadiran. Ada dua tingkatan kelas yang dibuka, yaitu elementary dan intermediate. Seperti periode sebelumnya, tahun ini saya juga dimasukkan ke kelas Intermediate. Namun, peserta kelas Intermediate sekarang tak sebanyak yang kemarin. Jika periode kemarin bisa mengakomodasi lima orang guru, tahun ini hanya bisa tiga orang saja. Mengapa bisa gratis? Program ini sebenarnya berikatan dengan program CELTA yang diadakan TBI secara rutin. CELTA itu sendiri adalah sertifikasi untuk mengajar Bahasa Inggris bagi penutur yang bahasa utamanya bukanlah British English. Jadi, peserta kursus gratis inilah yang menjadi murid yang diajar oleh pada calon guru yang sedang disertifikasi. Win-win solution. TBI dapat murid, muridnya dapat ilmu. Belajar dari keikutsertaan saya sebelumnya, karena memang pengajarnya adalah calon guru tersertifikasi, kali ini saya lebih fokus untuk meningkatkan kemampuan berbicara daripada kemampuan tata bahasa. Ketatabahasaan dalam Bahasa Inggris itu rumit dan memang butuh orang yang paham linguistik untuk bisa menjelaskan dengan baik. Program ini diadakan berkala oleh TBI. Untuk informasinya dapat dilihat di @tbi_bali. Proses pendaftarannya juga tidak rumit: datang, daftar, ikut ujian penempatan kelas, lalu tunggu kabar selanjutnya dari TBI. Jika memang punya waktu luang, tak ada ruginya untuk ikut program ini. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1723
0 notes
Photo

22/30 Akber Turns 5 Hari ini kami merayakan ulang tahun Akber Bali yang ke-5. Hari ulang tahunnya sendiri sebenarnya tanggal 8 Desember yang lalu. Namun, karena beberapa alasan, perayaannya dilaksanakan hari ini. Inisiasi persiapan perayaan sudah dimulai dari akhir tahun 2016. Dari pemilihan tanggal hingga merancang kegiatan secara perlahan kami susun. Pematangan rencana ini kami lakukan disela-sela mempersiapkan kelas relawan, kelas Akber Bali yang ke-54 dan Akber piknik. Ah, bulan ini kami memang sibuk. Persiapan intensif untuk perayaan ulang tahun ini dimulai dua minggu yang lalu. Perayaan ini dilaksanakan di kelas Akber Bali yang ke-55. Kombinasi cantik yang tak kami rancang sama sekali. Ulang tahun ke-5 di kelas yang ke-55. Bertempat di @urbanlifestore_bali, kami belajar dari tiga orang relawan guru dalam satu kelas yang adalah kali pertama di @akberbali . Guru-guru pada kelas ini adalah orang-orang yang berdampak bagi komunitas: Mbak Ainun (Founder Akademi Berbagi, @ainunchomsun) berbagi tentang peran dan bagaimana menjaga komunitas; Mas Imam (Ketua Akademi Berbagi, @imamsubchan) berbagi tentang bagaimana membangun branding relawan dan kerelawanan; dan Mas Anton (Direktur Sloka Institut, @antonemus) yang berbagi tentang jurnalisme warga dan bagaimana komunitas berperan. Beruntunglah saya yang diberi kepercayaan untuk memoderasi diskusi dengan para guru yang kece ini. . Acara berlangsung dengan lancar. Syukurlah. Ada beberapa kendala teknis, tetapi biasalah itu. Hal yang terpenting adalah selama kelas dan setelah kelas: muridnya happy, gurunya happy dan relawannya happy . Lega. Selesai sudah salah satu perhelatan spesialnya @akberbali. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh seluruh guru, semua relawan tempat dan Akberians yang telah berpartisipasi di kelas-kelas yang diadakan oleh Akber Bali. Terima kasih secara khusus juga saya ucapkan untuk seluruh relawan pengelola yang sudah dengan sangat baik bekerja sama membuat kelas ini menjadi nyata. Salam berbagi bikin happy. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1722 #AkberBaliTurns5 #AkberBali #MenjadiRelawan
0 notes
Photo

Hilang 21/30 . "Kamu tahu gak bahwa penjajahan itu gak cuma terjadi pada manusia? Penjajahan itu juga terjadi pada hewan dan tumbuhan." . "Pada hewan? Pada tumbuhan?” . "Ya, pada hewan dan tumbuhan” . "Lalu yang kalah bagaimana?” . "Sama saja dengan yang terjadi pada manusia. Mereka tersingkir dan beberapa perlahan hilang. Tak bisa kau temukan lagi di tempat aslinya” Secara alami, sebenarnya telah ada pembatas-pembatas yang menghalangi para spesies keluar dari tempat mereka seharusnya tinggal. Faktor pembatas tersebut bisa berupa suhu, salinitas, ketinggian, kadar oksigen dan beberapa yang lain. Namun, karena campur tangan manusia, tumbuhan dan hewan yang seharusnya tidak berada di suatu daerah dapat ditemukan di daerah tersebut. Syukur-syukur (meskipun saya tetap kurang setuju) jika keberadaan “si baru” bisa memberi dampak yang baik (seringnya sih “baik” itu diukur secara ekonomi). Bagaimana jika tidak? Bagaimana jika mereka tak memberi manfaat ekonomis dan malah berdampak buruk dalam tatanan ekologis? Perairan tawar kita sekarang menghadapi tekanan itu. Belum lagi harus berhadapan dengan perubahan lingkungan, ikan-ikan asli telah tersingkir dan berganti dengan ikan-ikan yang lebih mudah dikembangbiakkan dan lebih cepat tumbuh. Malah, sekarang sudah lebih canggih. Banyak yang hasil rekayasa genetik. Untuk apa? Ya balik lagi kayak tadi: lebih mudah dikembangbiakkan dan cepat tumbuh. Panennya kan bisa lebih cepat. Katanya untuk meningkatkan produksi nasional. Nah, sekarang saya tanya. Apakah kamu tahu ikan asli-nya Indonesia? Kalau dalam jawabanmu masih ada ikan mas, ikan nila atau ikan mujair, berarti ikan asli kita telah hilang. Setidaknya hilang dari pengetahuanmu. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1721 . Sumber foto: Om @rjerikho
0 notes
Photo

20/30 Selamat yang ketiga Boru hasian, selamat yang ketiga. Selamat sudah tamat masa batitanya. Selamat sudah jadi kakak. Selamat giginya sudah banyak. Selamat sekarang sudah bawel. Selamat masih drama. Selamat sudah aktif kalau ditelepon. Selamat sudah bisa berargumen. Semoga sehat selalu, Semoga panjang umur, Semoga senantiasa berbahagia, Semoga makin disayang banyak orang, Semoga menjadi kebanggaan keluarga. The first time I saw you (actually even before it), I was in love. I am in love and will be always in love to the fullest. Selamat yang ketiga, boru. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1720 NB: Gambarnya memang sengaja dibuat over zoom dan dipilih yang blurry. I know you know the reason ;)
0 notes
Photo

19/30 (Mencoba) Bahagia Beberapa hari ini saya sedang berduka. Duka yang begitu hebat yang saya sendiri masih tidak menyangka bahwa saya bisa seberduka ini untuk alasan yang tak terpikir sebelumnya. “Besok temanya bahagia lho, yuk kita bahagia.” Ajaknya kemarin malam. Bahagia? Bahagia. Bahagia! Aku mencoba untuk bahagia hari ini. Aku berusaha tersenyum untuk apapun. Aku tertawa untuk sesuatu yang sebenarnya tidak membuatku tertawa. Aku membajak otak ku. Memaksanya berpikir bahwa aku bahagia. Berharap dia akan mensekresikan lebih banyak hormon yang benar-benar akan membuatku bahagia. Apakah aku tidak punya alasan untuk berbahagia? Tidak kawan. Aku punya banyak alasan untuk berbahagia. Namun hari ini aku memilih untuk belum mencicipinya. Bahagia yang berbeda dihadapkan dengan duka yang tak sama. Duka jenis ini tak pernah ku rasa sebelumnya. Duka yang mati-matian aku hindari hari ini. Duka yang juga mati-matian tidak mau meninggalkanku hari ini. Tetapi, dia datang lagi dengan cara yang tak ku duga. Duka, aku mohon maaf. Izinkan aku untuk mengalihkan pandangan kali ini. Biarkan aku pulih dulu. Biarkan aku sejenak bisa bernafas. Setelah itu, entahlah apakah aku masih sanggup untuk bertemu denganmu. Mari berharap semua makhluk berbahagia. Bahkan makhluk yang sedang dirudung duka. Ah, atau berharaplah meski seduka apapun, kelak semua makhluk akan berbahagia. Bukankah memang pada akhirnya yang kita inginkan adalah tenang dan berbahagia? Ya. Tenang dan berbahagia. Berbahagia? Berbahagia. Berbahagia! @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1719 *Ditulis dengan diiringi “Sampai Jadi Debu” dan "Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti" -Banda Neira-
0 notes
Photo

18/30 Selamat Jalan Katanya, perpisahan yang paling berat adalah mengantarkan orang yang kita sayang menuju peristirahatan terakhirnya. Terlebih jika itu adalah orang tua yang mengantarkan anaknya. Anak yang dari belum lahir sudah diajak bercakap-cakap hingga didengarkan tangisan pertamanya. Anak yang dijaga dari hanya bisa berbaring, kemudian telungkup, bisa kembali telentang dari telungkupnya, mulai mengangkat leher, merangkak, duduk, berdiri, berjalan dan berlari. Anak yang dengan penuhnya percaya, meletakkan kepalanya di bahu kala tertidur, yang mendekap dalam gendongan, yang tersenyum ketika melihat orang tuanya. Hati orang tua mana yang tidak pilu saat harus mengantarkan anaknya duluan berpulang? Salutku untuk @sansan.celline yang begitu tabah dan tegar. Hanya berselang dua jam dari Fangfang telah berpulang, dia sudah kuat. Dengan cara yang begitu baik dan penuh cinta, dia mengabarkan ke orang-orang yang mengasihi Fangfang bahwa Fangfang telah beristirahat. Dia mengunggah foto Fangfang yang tersenyum begitu cantik. Dari caption di foto itu pun terlihat jelas bahwa dia yakin inilah yang terbaik dan sadar penuh bahwa Fangfang sudah beristirahat dengan tenang. Tak lama, ribuan doa terlantun untuk Fangfang. Jika Sansan saja bisa, seharusnya saya juga. Siapa saya? Kenapa berhari-hari ini saya masih berduka karena Fangfang? Memang saya, seperti ribuan orang lain yang mendoakan Fangfang, belum pernah bertemu apalagi berikatan darah dengannya. Namun, kenangan tentang Fangfang dengan alasan dan cara berbeda-beda ada di hati tiap-tiap kami. Ketika sudah tentang hati, ini sama dengan jatuh cinta. Apakah kita bisa memilih? Waktu saya sedang menulis ini, di sana keluarga Fangfang sedang mempersiapkan proses kremasi Fangfang. Perpisahan terakhir. Saat peti tak lagi bisa disentuh; jasad tak lagi berbentuk sama; raga kembali menjadi debu. Selamat jalan, Fangfang. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1718 #Fangfang Ditulis dengan diiringi “Sampai Jadi Debu” – Banda Neira
0 notes
Photo

18/30 Selamat Jalan Katanya, perpisahan yang paling berat adalah mengantarkan orang yang kita sayang menuju peristirahatan terakhirnya. Terlebih jika itu adalah orang tua yang mengantarkan anaknya. Anak yang dari belum lahir sudah diajak bercakap-cakap hingga didengarkan tangisan pertamanya. Anak yang dijaga dari hanya bisa berbaring, kemudian telungkup, bisa kembali telentang dari telungkupnya, mulai mengangkat leher, merangkak, duduk, berdiri, berjalan dan berlari. Anak yang dengan penuhnya percaya, meletakkan kepalanya di bahu kala tertidur, yang mendekap dalam gendongan, yang tersenyum ketika melihat orang tuanya. Hati orang tua mana yang tidak pilu saat harus mengantarkan anaknya duluan berpulang? Salutku untuk @sansan.celline yang begitu tabah dan tegar. Hanya berselang dua jam dari Fangfang telah berpulang, dia sudah kuat. Dengan cara yang begitu baik dan penuh cinta, dia mengabarkan ke orang-orang yang mengasihi Fangfang bahwa Fangfang telah beristirahat. Dia mengunggah foto Fangfang yang tersenyum begitu cantik. Dari caption di foto itu pun terlihat jelas bahwa dia yakin inilah yang terbaik dan sadar penuh bahwa Fangfang sudah beristirahat dengan tenang. Tak lama, ribuan doa terlantun untuk Fangfang. Jika Sansan saja bisa, seharusnya saya juga. Siapa saya? Kenapa berhari-hari ini saya masih berduka karena Fangfang? Memang saya, seperti ribuan orang lain yang mendoakan Fangfang, belum pernah bertemu apalagi berikatan darah dengannya. Namun, kenangan tentang Fangfang dengan alasan dan cara berbeda-beda ada di hati tiap-tiap kami. Ketika sudah tentang hati, ini sama dengan jatuh cinta. Apakah kita bisa memilih? Waktu saya sedang menulis ini, di sana keluarga Fangfang sedang mempersiapkan proses kremasi Fangfang. Perpisahan terakhir. Saat peti tak lagi bisa disentuh; jasad tak lagi berbentuk sama; raga kembali menjadi debu. Selamat jalan, Fangfang. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1718 #Fangfang Ditulis dengan diiringi “Sampai Jadi Debu” – Banda Neira
0 notes
Photo

17/30 Markas . "Padahal udah bawa laptop. Niatnya setelah rapat mau lanjutin kerja" ujar saya sambil mengambil gelas. "Kalian sih malah curhat-curhatan" sambar Mbak Atiek yang saya respon dengan gelak sambil meninggalkan dapur. . Dari sepulang kerja hingga saat ini, hampir pukul 11 malam, saya masih di sini. Sambil menunggu hujan reda, saya menulis. . @koplinsplace itu sudah seperti markas buat Divisi Kurikulum dan Humas (KH)-nya @akberbali. Selain memang untuk memudahkan Mbak @ms.atiek yang adalah ownernya untuk berpartisipasi, di sini juga tempatnya mudah dijangkau, tersedia makanan di kala lapar saat rapat dan yang terpenting semuanya sudah nyaman. Hampir semua rapat-rapat Divisi KH dilakukan di sini. . Rencana awal saya, setelah rapat, adalah menulis artikel yang belum sempat saya selesaikan tadi sore. Namun, rencana tinggal rencana. Rapat cuma memakan waktu sekitar dua jam, tetapi sesi curhatnya menghabiskan lebih dari itu. . Entah hal-hal sentimentil apa saja yang kami bagikan sambil ngemil bakpau yang bagi @natnite, itu bukanlah kombinasi yang tepat. Cocoklah tempat ini disebut sebagai markas. Sesuai teks yang tertulis di dindingnya: "A place to call home" . @candramertha @darmawan.in @edimilala @udithrizkia_ @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1717
0 notes
Photo

16/30 Komik Dari belum bisa membaca, saya sudah suka komik. Meski baru bisa menikmati gambarnya tanpa tahu apa ceritanya. Kesukaan ini ditularkan oleh abang saya. Dulu, abang sering membacakan cerita bergambar kepada saya sepulangnya dia dari sekolah. Ada banyak komik di masa kecil yang masih saya ingat: komik sepanjang masa seperti Doraemon dan Keluarga Disney (Donald Bebek, Miki Tikus, dll); komik dari barat, seperti Smurf, Asterix & Obelix juga Tintin. Tak ketinggalan komik laga dari daratan Cina seperti Tiger Wong dan Tapak Sakti. Hingga saat ini saya masih suka membaca komik. Abang saya juga dan malah mengoleksi beberapa judul yang terus bertambah. Kalau pulang ke Medan, saya betah berlama-lama di ruang koleksinya. Jika dulu setiap bepergian dan membawa komik akan menambah muatan di tas, sekarang tidak lagi. Aplikasi Webtoon dari Line memudahkan penggemar komik seperti saya untuk "membawa" banyak komik tanpa merasa berat. Meskipun aplikasi ini gratis, namun kualitas komik yang ada tidak bisa diremehkan. Banyak komik yang sangat bagus dari komikus lokal maupun dari luar Indonesia. Komik yang paling saya suka di Webtoon adalah Noblesse. Cerita dan kualitas gambarnya JUARA. Meski lama vakum dari meng-install Webtoon di ponsel, saya masih membacanya berkala melalui komputer. Sekitar seminggu yang lalu, saya kembali memasang Webtoon di ponsel. Komik yang sedang saya "maraton" saat ini sembari menunggu update Noblesse adalah Tower of God. Tower of God (ToG) sudah memasuki season 2 saat ini dan saya masih membaca season 1-nya. Pada awal membaca ToG, saya banyak teringat tentang Hunter X Hunter. Beberapa bagian mirip, seperti kompetisi untuk mendapat gelar, grup yang berisi tiga orang, seorang teman segrup yang berasal dari keluarga berpengaruh dan tentang persahabatan. Ada banyak lagi komik bagus, dari berbagai genre, yang belum saya baca di Webtoon. Ini juga menjadi alasan tidak lagi membeli komik tercetak. Syukurlah ada webtoon mengurangi beban bawaan dan beban anggaran saya tanpa harus meninggalkan kesukaan membaca komik 😁 @30haribercerita #30HariBercerita #30hbc1706
0 notes
Photo

15/30 R.I.P. Fangfang In the arms of the angel fly away from here from this dark cold hotel room and the endlessness that you fear you are pulled from the wreckage of your silent reverie you're in the arms of the angel may you find some comfort here you're in the arms of the angel may you find some comfort here ("Angel" - Sarah Mc.Lachlan) ---------------------------------------- Baru kemarin, setelah lihat update tentang Fangfang di Instagram ibunya @sansan.celline, di sela-sela percakapan dengan @candramertha saya berujar: "Gak sabar euy nunggu tiga atau empat bulan lagi. Nungguin Fangfang udah mulai sembuh". Namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Hari ini, sekitar pukul 13 WITA, Tuhan panggil Fangfang kembali ke pangkuan-Nya. Meski sebentar, namun Fangfang telah memberi kenangan bagi saya dan ribuan orang. Meski tak pernah bertemu langsung dengan Fangfang dan keluarganya, tetapi ribuan doa terlantun. Fangfang udah gak ngerasain sakit lagi. Tuhan panggil Fangfang lebih cepat daripada yang kita harapkan karena Tuhan lebih sayang Fangfang dan inilah yang terbaik. Semoga keluarga yang ditinggalkan kuat dan proses membawa kembali Fangfang ke Indonesia bisa berlangsung dengan lancar. Sampai ketemu di Tempat yang Indah, Fangfang. @30haribercerita #30haribercerita #30hbc1715 #30hbclagu #Fangfang
0 notes