sakuya-kujo

[sakuya-kujo]

Jangan berhenti pada kondisi dan goals pribadi kita, tapi juga harus perhatian pada kondisi umat yang kita adalah bagian darinya. Sudah seberapa serius kita berjuang mengembalikan Umat Islam pada predikatnya sebagai Umat Terbaik?

[sakuya-kujo]

🐢🐢

[sakuya-kujo]

Ketika urusan personal kita belum tuntas, bukan berarti itu bisa jadi legitimasi ketidakterlibatan kita dalam urusan-urusan jama'i. Persoalan personel segera dituntaskan, persoalan jama'i juga harus tetep jalan. ~fm

Semangat jadi baik dan membawa perbaikan.

[sakuya-kujo]

Mengemban amanah itu memang tidak ringan. Tapi kalau berpikir hanya amal yang dibawa nanti, semoga jadi penyemangat untuk melakukan apa yang kita bisa hari ini. Dan menerima amanah yang nantinya kita siap pikul. Yah, ragu juga bagian dari proses.

Jadi, nikmati aja proses mematangkan diri.

[sakuya-kujo]

Dipersiapkan. Kesiapan menuntut proses, proses membutuhkan waktu. Barangkali bayangan kita terlalu jauh, terlalu sempit atau kita terlalu 'gede rasa' memikirkan sesuatu yang kita ga tau kedepannya akan seperti apa. Agaknya kita perlu perbaiki cara berpikir, mencari tau banyak hal, melakukan apa yang bisa dilakukan, mengikuti alur cerita. Jadi, nikmati aja prosesnya. Ketika amanah itu akhirnya datang, bisa jadi pada saat itu kita memang sudah siap. Allah yang Maha Mengetahui.

[sakuya-kujo]

Kalau standarnya benar dan jelas, akan lebih mudah menilai, mengukur, menimbang untuk kemudian memahami, kemana harus berpihak, lebih mudah menerima, mana yang harus dimaklumi, mana yang tidak, mana yang tidak bisa dipaksakan, mana yang bisa terus diusahakan.

[sakuya-kujo]

Rizki itu yg penting berkah.

Saeutik, Mahi

Loba, nyesa

Jangan

Saeutik, beak

Loba, kurang

[sakuya-kujo]

. Introspeksi harus

. Tenggelam dlm penyesalan gak bagus

[sakuya-kujo]

Kita bilang, serahin ke Allah. Tapi sering kali, ketakutan, kekhawatiran, dan keragu-raguan membayangi diri. Ternyata perkara menyikapi kehidupan tidak seringan itu. Menyingkirkan pikiran-pikiran negatif perlu usaha, meminimalisir ekspektasi perlu upaya. Kita perlu susah payah menyelaraskan pemikiran dengan hati, pemahaman dengan amal.

[sakuya-kujo]

Sepertinya memang benar bahwa kekecewaan yang pernah kita rasakan, apa-apa yang sempat kita sesali, itulah yang membuat kita lebih kuat. Menjadikan punggung kita lebih tegak.

Jadi, jangan menyalahkan diri terlalu sering. Jangan sering meratapi yang akhirnya membuat kita malah tertunduk, terpuruk. Tapi bangkitlah. Barangkali, jalannya memang harus begini. Untuk kamu lebih memaknai hidup. Dan terus memperbaiki diri.

Don't blame yourself

[sakuya-kujo]

Rasanya menyedihkan ketika mendengar kalimat dari orang tersayang yang bilang, "kamu juga dulu gitu". Padahal cerewetnya aku sampai hari ini justru karena gak ingin dia mengulang kesalahan dan kegagalan yang sama. Apa yang terjadi mestinya bisa jadi pelajaran. Kalaulah bisa kembali memutar waktu, akan aku perbaiki yang salah-salah kemarin itu. Tapi gak bisa. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana generasi penerus bisa memilih langkah lain yang benar. Langkah pasti tanpa paksaan. Tapi toh, kebimbangan sepertinya selalu hinggap di kondisi apapun pada setiap orang. Setiap orang selalu punya jalannya sendiri dalam proses kehidupan. Aku berdoa, semoga apapun jalannya, bagaimana prosesnya, semua itu menunjukkan kepada takdir Allah yang selalu baik walau kita kadang tidak jeli melihat.

[sakuya-kujo]

Melihat foto-foto di layar hape, seketika terhanyut pada banyak kenangan. Mengingatkan bahwa diri pernah berposes, bertumbuh jadi pribadi seperti sekarang.

Tidak lupa banyak momen yg isinya bukan lebarnya senyum, berserinya wajah, atau konyolnya tingkah, yg mungkin kalau tertangkap kamera, jadi rusak hapenya. Momen-momen dibalik layar.

Momen kesedihan, kesakitan, kemarahan, kepayahan, kerumitan, dan lain-lain yg akhirnya mengajarkan soal tanggungjawab, keikhlasan, kesabaran, syukur, berbesar hati, menahan diri, juga senantiasa taat dan istiqomah. Semua momen yang mengiringi proses bertumbuh.

Dan akan terus tumbuh selama Allah masih percaya untuk menghadapi banyak hal, sampai bekalnya cukup, sampai waktunya tepat buat pulang ke Syurga.

[sakuya-kujo]

Keputusanmu

Keputusan kita harus bisa dalam kendali kita. Secara sadar, secara bertanggungjawab. Kalau keputusan kita masih bergantung pada apa kata orang lain, menunggu dipilihkan, sudah waktunya kita belajar bahwa kita tidak bisa selamanya demikian. Selamanya menjalani risiko dari pilihan orang lain yang harus kita jalani. ©kurniawangunadi

[sakuya-kujo]

Kalau kamu futur lama-lama, akan ada banyak yang kamu abaikan terutamanya dakwah. Dan itu berbahaya.

Semangat semangat

[sakuya-kujo]

Kalau pada suatu waktu kamu merasa terluka, merasa kecewa, merasa marah, merasa sedih, merasa menyesal dari kejadian-kejadian yang kamu alami. Lalu setelahnya kamu menemukan bahwa itulah jawaban dan teguran yang datang dari Allah. Maka bersyukurlah, itu pertanda Allah masih memperhatikanmu. Allah masih memberi kesempatan untuk kamu menjadi lebih baik versinya kamu, versinya Allah.

Alhamdulillah 'ala kulli hal

[sakuya-kujo]

Karena hati dan perasaan manusia berada di ujung jari-jari Allah, kapan saja Dia mampu membolak-balikan sekehendak-Nya.

—Ibnu al-'Arabi

[sakuya-kujo]

Sepertinya kita harus jeli mengambil hikmah dari setiap kejadian. Luasnya kasih sayang Allah-lah yang membuat kita sampai hari ini masih terlindungi, masih diberi kenikmatan berada di sekitar orang-orang yang shaleh, masih diberi kesempatan untuk bertaubat dari menggunungnya dosa kita :")

Benar, bahwa Allah tidak akan pernah membuat kita kecewa selama kita menggantungkan harap pada-Nya, hanya pada-Nya...