Text
#7
Menanam bibit ke dalam polybag (transplanting)
1. Tuliskan 4 (empat) hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan media transplanting!
a. Melakukan tindakan pencegahan kerusakan tanaman pada saat pengisian media ke dalam polybag
b. Memilih dan menentukan jenis media sesuai dengan karakteristik tanaman
c. Mencampur komponen media tumbuh secara merata, mengukur porositasnya untuk meyakinkan bahwa media tersebut sesuai dengan persyaratan tanaman
d. Membersihkan dan menyimpan peralatan penyiapan media tumbuh yang telah digunakan, pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan ketentuan.
3. Tuliskan 5 (lima) syarat bibit yang baik untuk siap dipindahkan!
d) Pertumbuhannya sehat
e) Calon batangnya lurus, tidak patah
f) Berdaun antara 3 – 5 helai
g) Struktur perakarannya baik
h) Umurnya tepat 25-30 hari
5. Jelaskan 3 (tiga) faktor yang menentukan jarak tanaman!
a) Jenis tanaman yang akan ditanam
b) Tujuan produksi
c) Kesuburan tanah
d) Musim tanam
Kerapatan penanaman mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah produksi dan luasan lahan tertentu. Kerapatan tanaman ini tergantung dari jarak tanam yang dipergunakan. Jarak tanam yang digunakan dalampenanaman biasanya tergantung pada kondisi iklim, waktu tanam, dan lokasi kebun.
6. Jelaskan dan gambarkan 4 (empat) bentuk jarak tanam yang biasa digunakan dalam kegiatan budidaya tanaman!
a) Jarak tanam dengan baris tunggal (single row)
b) Jarak tanam dengan baris rangkap (double row)
c) Jarak tanam dengan bujur sangkar (on the square)
d) Jarak tanam sama tegak sisi (equidistant)
a. Pemeliharaan bibit perlu sekali dilakukan untuk menjaga pertumbuhan secara teratur dan optimal. Jelaskan apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan bibit hasil pembiakan vegetatif!
Transplanting pruning pengendalian OPT
b. Jelaskan cara mengendalikan hama pada bibit hasil pembiakan secara vegetatif!
a) Insektisida
Insektisida digunakan untuk mengendalikan serangan yang disebabkan oleh berbagai jenis serangga. Perkembangan serangga umumnya melalui tahap yang disebut metamorfosis, yaitu perubahan bentuk dari telur, larva, kepompong, dan serangga
dewasa. Selanjutnya harus diketahui tahap metamorfosis serangga tersebut yang menjadi perusak tanaman.Aktifitas terbesar larva yang berbentuk ulat adalah makan untuk mengumpulkan energi yang diperlukan pada saat menjadi kepompong sehingga tahap ini umumnya menjadi hama bagi tanaman. Beberapa jenis serangga dewasa tidak memerlukan makanan, tugasnya hanya kawin, bertelur, kemudian mati. Meskipun demikian tidak sedikit serangga dewasa yang menjadi pengganggu tanaman. Secara umum pengendalian serangga pada tahap larvaakarisida yang digunakan untuk mengendalikan serangan tungau,
c. Jelaskan cara pengendalian penyakit pada bibit hasil pembiakan secaravegetatif!
b) Fungisida
Fungisida digunakan untuk mengendalikan serangan fungi atau cendawan. Cendawan merupakan penyebab penyakit infeksi yang utama pada tanaman. Cendawan adalah organisme tingkat rendah yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat mengolah
Jenis pestisida lainnya adalah bakterisida yang digunakan untuk mengendalikan serangan bakteri,dan nematisida yang digunakan untuk mengendalikan serangan nematoda.
D. Cara yang paling baik untuk mengnedalikan bibit dari hama dan penyakit dengan cara menggunakan metoda apa, jelaskan!
e. Apa akibatnya apabila pada sekitar tempa bibit ditumbuhi dengan gulma. JelaskanGulma mengganggu tanaman dengan cara menciptakan kompetisi unsur hara, air, dan cahaya matahari dengan tanaman utama sehingga tanaman akan kekurangan unsur-unsur tersebut.
Cabang primer (samping) Nematisida(mengurangi nematoda)
Pruning menurut maksud dan tujuan tersebut diantaranya, pruning bentuk, pruning pemeliharaan, dan pruning peremajaan.
Pruning yang dilakukan terhadap tanaman mempunyai tujuan:
a) Memberikan keleluasaan masuknya cahaya kepada tanaman secara merata guna merangsang pembentukan bunga
b) Memperlancar aliran udara, sehingga proses penyerbukan bisa berlangsung secara intensif
c) Menghindarkan kelembaban yang berlebihan
d) Membuang semua cabang yang tidak produktif sehingga unsur hara dapat disalurkan kepada cabang-cabang yang produktif.
.Pruning bentuk dilakukan pada tanaman setelah membentuk cabang primer, dengan cara memelihara 3 (tiga) cabang primer dari cabang yang terbentuk pada prapatan (jourquatte), kemudian cabang yang tertinggal harus dipilih yang sehat dan yang kuat, bahkan kalau dapat letaknya usahakan simetris terhadap titik prapatan pohon.Pruning percabangan dilakukan dengan cara pemotongan/memangkas cabang– cabang yang tidak diinginkan, seperti : tunas–tunas air, cabang–cabang yang sakit, cabang dan
ranting yang kering, serta cabang yang tumpang tindih dan terlindungi masuknya sinar matahari, sehingga tidak melakukan asimilasi sendiri.
Pruning percabangan terbagi dalam dua bagian yakni pruning berat dan pruning ringan. Pruning berat dilakukan pada awal musim hujan atau pada akhir musim kemarau. Pruning ini dilakukan pada cabang primer yang tidak berproduktif atau cabang tersebut sudah tua dan kering serta pruning dilakukan padacabang yang terserang hama dan penyakit, dan cabang–cabang yang liar serta daun yang mengering. Pruning ringan atau pewiwilan dilakukan dengan cara membuang tunas wiwilan yang tumbuhnya tidak dikehendaki.
Pemantauan keberadaan hama dan musuh-musuh alaminya, keadaan pertumbuhan dan umur tanaman, serta keadaan lingkungan fisik adalah penting dalam penerapan PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Sistem yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
a) Teknik penarikan tanaman contoh: sistem diagonal atau bentuk U
b) Ukuran contoh: 10 tanaman contoh untuk setiap 0,2 Ha pertanaman atau 50 tanaman contoh/Ha
c) Interval pengamatan untuk populasi/kerusakan karena hama: 1 (satu) kali/minggu.Parameter pengamatan
a) Hama langsung (Agrotis ipsilon dan Heliothis armigera)
Penghitungan tingkat kerusakan tanaman menggunakan rumus:
P = a/(a +b) x 100%
P = Tingkat kerusakan tanaman (%)
a = Jumlah tanaman yang terserang
b = Jumlah tanaman yang tidak terserang
b) Hama tidak langsung (B. Tabaci dan Liriomyza sp.)
Penghitungan tingkat kerusakan tanaman menggunakan rumus:
P = (n X v)/ZN x 100%
P = Tingkat kerusakan (%)
n = Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang memiliki nilai kategori serangan yang sama
v = Nilai skala tiap kategori serangan
Z = Nilai kategori serangan tertinggi
N =Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati (ukuran contoh)
Nilai kategori serangan (v) didasarkan pada luas serangan sebagai berikut:
0 = tidak ada kerusakan sama sekali (sehat)
1 = luas kerusakan 0 s.d. 20%
3 = luas kerusakan 20 s.d. 40%
5 =luas kerusakan 40 s.d. 60%
7 =luas kerusakan 60 s.d. 80%
9 =luas kerusakan 80 s.d. 100%
Perlakuan yang paling baik adalah usaha pencegahan atau preventif, bukan menyembuhkan tanaman-tanaman yang telah diserang.Tanaman yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa perlu diberi perlakuan khusus apapun.Tanaman sehat adalah tanaman yang dapat menjalankan fungsi-fungsi fisiologisnya dengan baik, misalnya proses fotosintesis dan respirasi, proses metabolisme, penyerapan dan translokasi zat hara serta penyerapan air
- OPT secara teknis Sanitasi merupakan usaha untuk memperkecil kesesuaian hama terhadap ekosistem yang disenangi. Beberapa hama dapat bertahan hidup di luar tanaman inang, misalnya di sisa-sisa tanaman yang masih hidup atau yang sudah mati.
- pengolahan tanah
- pengelolaan air
- Pemberaan lahan
Pemberaan lahan atau tindakan mengosongkan lahan untuk beberapa waktu dimaksudkan untuk memutuskan rantai makanan bagi hama dan penyakit.
- pemupukan berimbang
- Penggunaan mulsa
Fungsi mulsa atau penutup tanah diantaranya mencegah perkembangan hama dan penyakit, terutama bagi hama dan penyakit yang pada periode tertentu dapat hidup didalam tanah.
- penggunaan tanaman perangkap
OPT secara Biologis
Cara ini dilakukan dengan menyebarkan dan memelihara musuh alami atau predator dari OPT tertentu di daerah pertanian. Musuh alami yang paling populer saat ini adalah jenis bakteri Basillusthuringiensis yang merupakan sumber penyakit ulat api pada kelapa sawit, ulat Putella sp pada kubis dan penggerek batang tebu. Pada tahun-tahun terakhir bakteri Bacillus thuringiensis telah dikembangkan secara komersial yang dikenal sebagai pestisida biologis. Beberapa merek dagang telah tersedia dan dipasarkan, seperti Thuricide HP, Delfin WDG, dan Costar OF. Contoh lain dari musuh alami OPT adalah belalang sembah yang merupakan pemangsa kutu daun (Aphid, ulat piton, dan burung hantu yang memangsa tikus sawah, jamur Beauvaria bassiana dan Metarrhizium anisopliae yang menjadi penyakit untuk ulat jengkal/Edropis burmitra) pada tanaman teh. Keberadaan musuh alami ini harus tetap terjaga dengan cara menyediakan lingkungan yang sesuai dan tidak menyemprotkan pestisida secara berlebihan.
misalnya ulat tanah (Agrotis epsilon).
1 note
·
View note
Text
#6
a. Sebutkan syarat media tanam yang baik untuk pertumbuhan tanaman!
b. Sebutkan macam-macam jenis media tanam!
Bila tempat yang akan digunakan pot/polibag atau pot, media semai dapat dibuat dengan cara mencampur tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 :1Tanah subsoil pupuk kandang sekam bakar
a. Sebutkan syarat media yang baik untuk persemaian !
1) Tidak mengandung racun atau zat-zat yang dapat menghambat perkecambahan
2) Dapat menyediakan air dalam jumlah yang memadai selama proses perkecambahan
3) Media persemaian harus menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan bibit
4) 4) Media persemaian harus bersifat netral dalam arti tidak asam dan tidak basa
5) Media persemaiann harus dapat menyediakan oksigen yang cukup selama proses perkecambahan
6) Media persemaian harus dapat memberi peluang yang sama (homogen) selama proses perkecambahan
7) Media persemaian tidak mudah rusak selama proses perkecambahan.
b. Sebutkan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media persemaian
Media persemaian sebagai awal tempat tumbuhnya bahan tanam harus dapat menopang tanaman untuk berdiri tegak, menyediakan air dari udara serta dapat menyediakan unsur hara yang diperlukan
1 note
·
View note
Text
#5
a. Tuliskan persyaratan bibit batang bawah!
1) Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang atasnya, sehingga batang bawah ini mampu menyatu dan menopang pertumbuhan batang atasnya.
2) Tanaman dalam kondisi sehat.
3) Sistem perakarannya baik dan dalam serta tahan terhadap keadaan tanah yang kurang menguntungkan, termasuk hama dan penyakit yang ada dalam tanah.
4) Tidak mengurangi kualitas dan kuantitas buah pada tanaman yang disambungkan/diokulasi.
b. Tuliskan persyaratan entres!
1) Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang bawahnya, sehingga batang atas ini mampu menyatu dan dapat berproduksi dengan optimal.
2) Cabang dari pohon yang sehat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit
3) Cabang berasal dari pohon induk yang sifatnya benar-benar yang seperti kita kehendaki, misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi.
4) Diusahakan agar entres ini tidak bercabang-cabang, tetapi berupa cabang tunggal sepanjang kurang lebih 20-30 cm.
c. Jelaskan mengapa entres tidak boleh disimpan didalam lemari es?
perlu berhati-hati terhadap suhu dan kelembaban yang rendah. Kondisi demikian dapat menarik air keluar dari entres sehingga entres menjadi keriput dan kehilangan kesegarannya.
d. Jelaskan mengapa entres tidak boleh dicuci?
akan mengundang bakteri patogen dan cendawan masuk jaringan entres dan kambiumnya cepat tertarik keluar sehingga sering keluar cairan kental dari luka, sehingga pada saat akan diokulasikan atau disambungkan pada batang bawah, entres sudah membusuk
e. Jelaskan mengapa cara meletakkan entres harus secara mendatar? agar cairan dalam entres tlildak bergerak turun akibat gaya gravitasi, slehingga kulit batang entres tidak akan mengerut dan sulit untuk dikelupaskan dari kayunya.
f. Sebutkan keuntungan dan kelemahan perbanyakan tanaman dengan sambung!Manfaat sambungan pada tanaman:
Memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah (tanaman berumur genjah) serta menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama dengan induknya.
Mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih baik, tindakan ini dilakukan khususnya pada tanaman yang berumah dua, misalnya tanaman melinjo.
Peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru dan menghemat biaya eksploitasi. Peremajaan total berlaku sebaliknya.
g. Jelaskan mengapa benih hasil sambungan lebih cepat berbuah?
Biasanya batang atas dipak,
1 note
·
View note
Text
#3
1. Pohon Induk adalah suatu pohon yang berada kebun induk/ hutan alam dimana benih atau bahan. Pohon induk adalah induk tanam yang akan digunakan untuk memperbanyak tanaman (bibit).
2. Pohon induk yang akan dipergunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Memiliki nama dan asal usul yang jelas
2) Memiliki sifat unggul dalam produktifitas maupun kualitas
3) Sehat , tidak terserang organisme pengganggu tanaman (OPT)
4) Memiliki fenotip yang baik
5) Tanaman telah cukup umur, tidak terlalu muda atau terlalu tua
6) Tanaman yang berasal dari biji harus sudah berproduksi minimal lima musim, untuk mengetahui kemantapan sifat yang dibawanya
7) Ditanam dalam kebun yang terpisah dari tanaman lain yang dapat menjadi sumber penularan penyakit atau penyerbukan silang, terutama untuk pohon induk yang akan diperbanyak secara generatif yaitu diambil bijinya.
3.
•Eksplorasi adalah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara melacak suatu tanaman ke daerah sentra budidayanya sampai yang tumbuh liar di hutan . sentra durian di perbukitan Desa Brongkol di Ambarawa (Jawa Tengah), Desa Rancamaya dan Cimahpar (Bogor, Jawa Barat).
•Promosi adalah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara mengadakan kejuaraan buah unggul, dari lomba tersebut muncul durian unggul baru yang berpotensi sebagai pemenang lomba.
•Introduksi adalah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara mendatangkan atau mengenalkan jenis buah yang terbukti unggul dari daerah atau negara lain. Sebagai contoh adalah durian Bangkok dari Thailand yang diintroduksi ke Indonesia seperti Chanee dan Monthong. Jenis ini rata-rata tidak tahan terhadap penyakit busuk akar dan busuk leher batang atau kanker batang.
4. Bibit unggul adalah tanaman muda
yang memiliki sifat unggul yaitu mampu menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak mengandung hama dan penyakit
5. Pohon induk mempunyai bagian yang berbeda-beda fase perkembangannya. Bagian pangkal pohon merupakan bagian yang tertua menurut umurnya, tetapi karena terbentuk pada masa awal pertumbuhan pohon tersebut maka sel-selnya bersifat sederhana, muda (juvenile) dan sangat vegetatif. Semakin ke arah ujung ranting, semakin muda menurut umurnya, tetapi sel-sel yang terbentuk paling akhir ini justru bersifat lebih kompleks, dewasa (mature) dan siap untuk memasuki masa berbunga dan berbuah (generatif).
6. Pengambilan entres dari pucuk tajuk pohon akan tetap membawa sifat dewasa atau generatif. Penyambungan entres dengan batang bawah akan menghasilkan bibit yang sudah membawa sifat dewasa tersebut. Hal ini menyebabkan bibit hasil penyambungan atau okulasi lebih cepat berbuah daripada tanaman yang berasal dari biji.
7. Pemeliharaan Pohon Induk
1) Pemangkasan/pruning
dicapai tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya matahari mempermudah pengendalian hama/penyakit, serta mempermudah pemanenan. Pemangkasan juga adakalanya berguna untuk mengurangi beban buah yang terlampau lebat sehingga didapat buah-buah dengan kualitas dan kuantitas yang baik. terdapat dua dasar pemangkasan yaitu : pemancungan (heading back) dan penipisan (thinning out). Pemancungan merupakan pembuangan/pemotongan bagian ujung suatu cabang sampai tinggal satu tunas. Karena pemancungan dapat memecahkan dominansi apikal, maka setelah pemancungan biasanya terjadi pertumbuhan vegetatif yang lebat sebagai akibat dari tumbuhnya tunas-tunas lateral. Oleh karena itu, pemancungan cenderung menghasilkan pertumbuhan tanaman dengan pola menyemak dan kompak. Apabila pemancungan dilakukan terhadap tanaman yang tengah aktif tumbuh, maka diistilahkan sebagai perompesan atau pinching.Sedangkan penipisan adalah pembuangan cabang-cabang dengan meninggalkan hanya cabang lateral atau batang utama. Penipisan memiliki pengaruh yang berlawanan dengan pemancungan, yakni meningkatkan pemanjangan dari cabang-cabang terminal yang ditinggalkan. Sebagai hasil akhirnya adalah pertumbuhan cabang-cabang lateral menjadi berkurang (tertekan). Dengan penipisan, pohon-pohon yang tumbuhnya lemah dapat menjadi lebih terbuka sehingga menghasilkan suatu bentuk tanaman yang lebih besar (tetapi bukan lebat). Penipisan juga dapat ditujukan untuk meremajakan pohon-pohon tua sehingga merangsang pertumbuhan titik-titik tumbuh yang ditinggalkan. Penipisan terhadap pohon yang sedang aktif tumbuh dinamakan perompesan tunas atau deshooting.Prosedur pelaksanan dalam pemangkasan pemeliharaan adalah :
Pemangkasan pada cabang atau tunas liar yang tumbuh tidak pada tempatnya;
Pemangkasan pada cabang yang bersudut kecil (kemiringan 45o), cabang yang terserang hama penyakit, tunas air;
Pemangkasan dahan dan ranting yang rapat, bersilangan atau tersembunyi
2) Pemupukan
Pupuk merupakan bahan yang dapat menyediakan unsur hara pada tanaman. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalamjumlah besar adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N),phosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S).Unsur-unsur C, H dan O dapat dipenuhi dari udara dan air. Unsur-unsur N, P dan K merupakan hara primer, unsurunsur Ca, Mg dan S merupakan unsurhara sekunder.Selain itu tanaman membutuhkan unsur-unsur hara mikro, yaitu unsur-unsur penting lainnya yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi menentukan perkembangan tanaman, yakni boron (B), khlor (Cl), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), molybdenum (Mo) dan seng (Zn). Cara memupuk pada pohon induk tergantung pada jenis komoditas dari pohon induk. Contohnya pada tanaman durian, pemupukan dilakukan dengan membuat selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
prosedur pelaksanaan dalam pemupukan pohon induk mangga :
Menghitung jumlah pupuk berdasarkan jumlah tanaman Menyediakan bahan/pupuk yang akan digunakan sesuai
kebutuhan
Dosis pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil analisis tanah dan daun
Pupuk organik diberikan 1 kali setahun pada akhir musim hujan sebanyak 20-30 kg per pohon
Pupuk buatan diberikan 2 kali setahun diberikan pada akhir musim hujan
3) Penyiraman
Penyiraman konvensional bisa menyebabkan run-off (aliran permukaan).
Prosedur pelaksanaan dalam pengairan antara lain :
a) Sistem irigasi semimanual menggunakan pipa lateral atau selang plastik
Sistem irigasi permukaan dengan sistem basin, border dan Furrow/alur Sistem irigasi micro springkle
b) Diberikan sesuai dengan kebutuhan dan dihindari pemberian air yang berlebihan sejak pemangkasan ranting sampai pembentukan tunas pucuk,kebutuhan pengairan harus cukup
c) Dua minggu sebelum panen tunas pucuk pengairan dikurangi secara perlahan-lahan;
Setelah panen tunas pucuk, pohon perlu banyak air untuk memulihkan diri dari keadaan stres supaya keadaan normal.
Pelaksanaannya diikuti dengan pemupukan berkadar N dan K tinggi
d) Sebaiknya pemberian air dilakukan pada sore hari.
4) Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Organisme pengganggu tanamanadalah semua makhluk hidup yang merusak tanaman, baik itu dari kelompok virus, bakteri, jamur, serangga, burung dan mamalia.
Pengganggu dapat dikelompokkan dalam beberapa istilah yang lebih luas, yaitu patogen, sebagai penyebab penyakit tanaman, hama, organisme yang merusak tanaman, dan gulma, adalah tumbuhan yang merusak tanaman budidaya.Prosedur pelaksanaan dalam pengendalian OPT adalah :
a) Lakukan pengamatan terhadap OPT secara berkala (seminggu sekali);
b) Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT dan musuh alami;
c) Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan;
d) Tetapkan alternatif pengendalian untuk hama dan penyakit(pengendalian hayati/biologis, perbaikan teknik budidaya, mekanis dan atau penggunaan pestisida).Prosedur pelaksanaan dalam penyiangan antara lain:
a) Pengamatan tingginya populasi rumput/gulma disekitar tanaman.
b) Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau memotong rumput serta mencangkul dan membalik tanah dimana gulma tumbuh;
c) Gulma yang tumbuh di bawah tajuk pohon dibersihkan/dicabut; Diluar kanopi, gulma tidak perlu dibuang habis, cukup dipotong pendek.
8. Dalam menentukan alat pemangkasan yang akan digunakan, hal apa saja yang perlu dipertimbangkan, jelaskan !
Pemilihan jenis alat pemangkasan harus mempertimbangkan ukuran batang atau cabang yang akan dipotong, tinggi pohon dari tanah, dan tujuan pemangkasan.
Pemeriksaan lapangan untuk perbanyakan benih dengan biji dilakukan terhadap morphologi tanaman, sedangkan pemeriksaan lapangan untuk perbanyakan benih dengan cara vegetatif dilakukan terhadap kebenaran dan atau kesehatan pohon induk/materi induknya pada tahapan pertumbuhan tertentu.Pohon induk untuk sumber mata tunas (entres) harus diregistrasi terlebih dahulu oleh petugas Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). Dasar dari Sertifikasi benih adalah:
a) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman.
b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 tahun 1995,Tentang Perbenihan Tanaman.
c) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah.Tujuan registrasi pohon induk adalah untuk menjamin kebenaran bibit yang dihasilkan dari pohon induk yang bersangkutan secara hukum (yuridis) sehingga konsumen tidak dirugikan. Tujuan lainnya adalah untuk menjamin kebenaran suatu varietas.Dilihat dari jenis batangnya, tanaman dapat dibedakan menjadi tanaman berbatang lunak (herbaceous) dan tanaman berkayu. Terdapat tiga macam tanaman berkayu yaitu berkayu keras (hardwood), berkayu setengah keras (semi-hardwood) dan berkayu lunak (softwood).
1 note
·
View note
Text
#2
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) secara filosofis adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan adalah merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan:
Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya.
Setiap sumber produksi dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien.
a. Prosedure Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No:Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam pasal 2 : Ayat
(1) dinyatakan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit dan akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen K3.
Ayat (2) Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja wajib dilaksanakan oleh pengurus, pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.
Setiap perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen K3
Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
K3 Setiap perusahaan wajib menerapkan ketentuan berikut:
Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3
Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan perbaikandan pencegahan
Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.
b. Dasar-dasar keselamatan kerja dan resiko
1) Syarat-syarat umum
Semua perkakas, mesin dan bahan-kimia berbahaya yang digunakan dalam pertanian (pembibitan) harus:
a) Memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana ditentukan dalam standar internasional atau nasional dan rekomendasi, apabila tersedia
b) Digunakan hanya untuk pekerjaan yang telah dirancang atau dikembangkan, kecuali jika suatu penggunaan tambahan yang diusulkan telah dinilai oleh seorang yang kompeten yang telah menyimpulkan bahwa penggunaan aman.
c) Digunakan atau dioperasikan hanya oleh para pekerja yang telah dinilai berkompeten dan/atau memegang sertifikat ketrampilan yang sesuai.
tempat perbaikan (bengkel lapangan)
2) Peralatan Tangan
b. Bagian atas dari suatu alat untuk memotong dan memisahkan harus dipasang dengan aman pada tangkai dengan suatu alat efektif, sebagai contoh baji, paku keling atau baut.
3) Mesin mesin portable
a. Kendali mesin seperti gergaji rantai, gergaji sikat dan pemotong rumput harus ditempatkan dengan nyaman dan fungsi mereka ditandai dengan jelas
biologis (ramah lingkungan)
4) Permesinan Otomatis atau Mesin Konvensional
a. Mesin harus dilengkapi dengan alat penahan goncangan, tempat duduk dapat disetel sepenuhnya untuk pengemudi dan dipasang dengan sabuk pengaman yang sesuai dengan syarat-syarat ISO 8797 atau semacamnya secara nasional.
d. Mesin harus dilengkapi dengan struktur perlindungan berguling, sesuai dengan ISO 3471 dan ISO 8082 atau suatu standar nasional yang sesuai.
e. Kabin harus tempat operator bekerja harus memenuhi persyaratan :
1. Dilindungi dari obyek yang jatuh, sesuai dengan ISO 8083 atau suatu standar nasional yang sesuai:
2. Dilengkapi dengan struktur yang melindungi operator setidaknya memenuhi syarat-syarat ISO 8084 atau semacamnya secara nasional.
g. Untuk mesin-mesin yang menggunakan sistem transmisi atau kopling, maka jika tidak dipakai, persneling harus dalam keadaan tersambung
h. Rem parkir harus mampu untuk menjaga mesin dan beban lajunya pada saat diooperasikan pada lahan yang miring.
i. Pipa pembuangan harus dilengkapi dengan penangkap percikan. Mesin yang dilengkapi dengan turbochargers tidak memerlukan
j. penangkap percikan.
1 note
·
View note
Text
#1.2
Cara Mempercepat Pertumbuhan akar pada stek
Pengeratan (girdling) pada batang, dijadikan stek dapat dilakukan dengan cara pengeratan kulit kayu sekeliling cabangdibuang secara melingkar. Lebar lingkaran sekitar 2 cm. Jarak dari ujung cabang ke batas keratan kira-kira 40 cm. Biarkan cabang yang sudah dikerat selama 2-4 minggu. Pada dasar keratin akan tampak benjolan atau kalus. Pada benjolan inilah terjadi penumpukan karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber tenaga pada saat pembentukan akar dan hormon auksin yang dibuat didaun. Setelah terlihat benjolan barulah cabang dapat dipotong dari induknya. Bagian pangkal cabang Sepanjang 20 cm dapat dijadikan sebagai stek.
Penggunaan Hormon Tumbuh
Hormon auksin bertindak sebagai pendorong awal proses inisiasi atau terjadinya akar. Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon, yaitu auksin endogen, akan tetapi banyaknya auksin yang dihasilkan belum cukup memadai untuk mendorong pembentukan akar. Tambahan auksin dari luar diperlukan untuk memacu perakaran stek
Cara celup cepat (quick dip)
o Pada cara ini hormon auksin dilarutkan ke dalam alkohol 50%. Kemudian tambahkan air sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan. Jenis hormon auksinnya bisa IBA, IAA atau NAA (berbentuk serbuk).
o Konsentrasi yang digunakan berkisar antara 500-10.000 ppm, tergantung jenis hormon dan jenis tanamannya. Atau lebih mudahnya menggunakan hormon tumbuh yang sudah siap untuk digunakan yang banyak dijual di toko pertanian, seperti Atonik atau Liquinox Start dengan dosis 100-200cc per 1 liter air (1 sendok makan =10 cc).
o Batang-batang stek yang akan diberi hormon disatukan. Bisa dengan diikat menggunakan tali plastik atau karet gelang. Selanjutnya bagian pangkalnya sekitar 2 cm dicelupkan selama 5 detik ke dalam larutan hormon.
Cara rendam (prolonged soaking)
o Mula-mula auksin (berbentuk serbuk) dilarutkan dalam alkohol 95%. Kemudian ditambahkan air sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan. Konsentrasi auksin yang digunakan berkisar antara 5-100 ppm, tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Umumnya untuk penyetekan tanaman buah digunakan konsentrasi 100 ppm dengan lama perendaman 1-2 jam. Bisa juga dengan konsentrasi 5 ppm, tetapi waktu perendamannya lama, yaitu 10-24 jam.
o Untuk lebih memudahkan dapat menggunakan hormon tumbuh yang sudah siap pakai dan banyak dijual di toko per-tanian, seperti Atonik atau Liquinox Start dengan dosis 1-2 cc per 1 liter air (1 sendok makan = 10 cc).
o Jadi perbandingan dosis auksin pada pencelupan dan perendaman adalah 100 : 1. Cara perendaman sebagai berikut : Batang stek direndam dalam larutan auksin kira-kira 2 cm dari bagian pangkal. Agar penyerapan auksin berlangsung dengan baik, lama perendaman disesuaikan dengan konsentrasi larutan. Perendaman dilakukan ditempat yang teduh dan agak lembab. Hal ini berguna agar penyerapan hormon berjalan teratur, tidak kurang karena pengaruh lingkungan.
Cara pemberian dengan tepung (powder).
o Mula-mula auksin dilarutkan dalam alkohol 95%. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan talek atau tepung sesuai dengan konsentrasi yang digunakan. Konsentrasi berkisar antara 1.000-5.000 ppm tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Pelarut Alkohol diupayakan untuk diuapkan. Cara pemakaiannya adalah sebagai berikut: basahi pangkal stek dengan air, kemudian disentuhkan ke dalam tepung. Pangkal stek kemudian diketuk-ketuk agar auksin yang melekat tidak berlebihan. Setelah itu stek dapat disemaikan dalam media.
o Pada setiap cara diatas konsentrasi dibuat berdasarkan ppm.
Pengertian ppm (part per million) artinya 1 bagian hormon dalam sejuta bagian pelarut atau tepung. Jadi jika akan membuat larutan dengan konsentrasi 1.000 ppm, maka 1.000 mg hormon dilarutkan dalam 1.000.000 mg pelarut, atau 1 gr hormon ke dalam 1 kg pelarut.
o Pembuatan tepung dengan konsentrasi 1.000 ppm dengan cara melarutkan 1 gr hormon dalam 500- 1.000 cc alkohol 95%. Setelah diaduk sampai rata, masukkan 1 kg tepung (talc) dan diaduk kembali. Selanjutnya tepung tersebut dikeringkan sampai seluruh alkoholnya menguap.
o Untuk proses yang lebih mudah dapat menggunakan hormon tumbuh auksin yang sudah siap digunakan dan banyak dijual di toko pertanian dalam bentuk serbuk dengan berbagi merek dagang.
1 note
·
View note
Text
#1.1
d. Teknik Pembiakan secara Vegetatif
Ada lima cara perbanyakan vegetatif untuk tanaman yaitu penyetekan, pencangkokan, penyambungan, okulasi,dan penyusuan. Kelebihan bibit vegetatif yaitu kualitas tanaman keturunan mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, bibit berumur genjah (cepat berbuah). Tanaman rambutan selalu gagal kalau disambung (enten) karena pengaruh asam fenolat yang teroksidasi dapat menimbulkan pencoklatan (browning). Resin dan asamfenolat ini bersifat racun terhadap pembentukan kalus. Sedangkan contoh lainnya adalah belimbing dan manggis yang sulit sekali berakar bila dicangkok karena kalusnya hanya menggumpal dan tidak mampu membentuk inisiasi (bakal) akar. Tanaman manggis dan belimbing akan lebih menguntungkan bila diperbanyak dengan cara enten, sedangkan durian akan sangat menguntungkan bila diperbanyak dengan cara okulasi. tanaman jenis nangka yang keberhasilannya kurang dari 20% bila diperbanyak dengan cara enten atau okulasi.
1) Pembiakan Tanaman melalui Stek
Ada beberapa keuntungan yang didapat dari tanaman yang berasal dari
bibit stek, yaitu :
Tanaman baru mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya.
Tanaman asal stek dapat ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal stek tidak mempunyai akar tunggang.
Perbanyakan tanaman buah dengan stek merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan
Stek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi
Sedangkan potensi kerugian bibit dari stek adalah:
Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadi mudah roboh.
Apabila musim kemarau pan-jang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan.
a) Stek Batang
Pada saat mengambil stek batang, pohon induk harus dalam keadaan sehat dan tidak sedang bertunas.Bahan yang dijadikan stek biasanya adalah bagian pangkal dari cabang. Pemotongan cabang diatur kira-kira 0.5 cm di bawah mata tunas yang paling bawah dan untuk ujung bagian atas sejauh 1 cm dari mata tunas yang paling atas. Ukuran besar cabang yang diambilcukup sebesar kelingking. Diameter sekitar 1 cm dengan panjang antara 10-15 cm. Cabang tersebut memiliki 3-4 mata tunas. Kondisi batang pada saat pengambilan berada dalam keadaan setengah tua dengan warna kulit batang biasanya coklat muda. Pada saat ini kandungan karbohidrat dan auxin (hormon pertumbuhan akar) pada batang cukup memadai untuk menunjang terjadinya perakaran stek. Pada batang yang masih muda, kandungan karbohidrat rendah tetapi hormonnya cukup tinggi.Biasanya pada kasus ini hasil stek anakan tumbuh tunas terlebih dahulu, padahal stek yang baik harus tumbuh akar dulu. Untuk tanaman yang mudah berakar seperti pada anggur, maka stek bisa langsung disemaikan setelah dipotong dari pohon induknya. Tetapi untuk tanaman yang sulit berakar, sebaiknya sebelum stek disemai dilakukan dulu pengeratan batang. Selain itu, pemberian hormon tumbuh dapat membantu pertumbuhan akar
b) Stek Akar
Pada stek akar tunas akan keluar dari bagian akar yang mula- mula berbentuk seperti bintil. Bisa juga dari bekas potongannya yang mula-mula membentuk kalus. jambu biji, sukun, jeruk dan kesemek. Pada akar lateral yang terpotong, akan tumbuh akar yang tumbuh ke arah samping sejajar dengan permukaan tanah. Akar tanaman dipotong-potong dengan panjang antara 5-10 cm. Pada waktu memotong akar, harus diperhatikan agar bagian akar yang dekat dengan pohon atau pangkal akar dipotong secara serong. Bagian dekat ujung akar dipotong secara datar atau lurus. Hal ini diperlukan sebagai tanda agar pada waktu menyemai posisinya tidak terbalik. Media penyemaian stek akar bisa dari pasir. Untuk penyemaian posisi tegak, jarak yang direkomendasikan adalah 5x5 cm. Bagian pangkal yang dibenamkan ke dalam media kira-kira 3 cm atau setengah dari panjang stek. Bila penyemaian dengan dibaringkan, maka stek disusun dalam barisan. Jaraknya 5 cm antar barisan, kemudian stek di tutup pasir, sehingga stek berada pada kedalaman 1,5-2 cm di bawah permukaan media.Setelah 3-4 minggustek akan bertunas dan berakar. Stek dapat dipindahkan ke polybag setelah lebihkurang 2 bulan. Selanjutnya disimpan dibawah naungan sampai berumur sekitar 6bulan.
c) Stek Daun
tanaman hias seperti cocor bebek dan tanaman jeruk yang berbuahnya masam banyak menyimpan energi sehingga lebih mudah disetek.
1 note
·
View note
Text
Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman
#1
a. Pemilihan Biji untuk Bahan Perbanyakan
Perbanyakan tanaman dengan biji (generatif) terutama dilakukan untuk penyediaan batang bawah yang nantinya akan diokulasi atau disambung dengan batang atas dari jenis tanaman unggul. Perbanyakan dengan biji juga masih dilakukan terutama pada tanaman tertentu yang bila diperbanyak dengan cara vegetatif menjadi tidak efisien (tanaman buah tak berkayu). Mengambil biji idealnya dari buah yang besar dan sehat serta sudah matang penuh di pohon induk yang terpilih dan memenuhi persyaratan untuk dijadikan batang bawah. Biji dipilih yang berukuran besar, padat (bernas) dengan warna mengkilap atau biji yang sempurna (biji yang bentuknya seragam, tidak terlalu kecil, tidak kempes, tidak rusak oleh hama dan tidak luka. Biji buah yang mempunyai kulit pembungkus keras seperti pada biji mangga, kulit pembungkus ini harus disayat dan dibuang untuk memudahkan pertumbuhan akar. Setelah dibersihkan biji diberi perlakuan fungisida. Caranya biji-biji yang sudah bersih tadi dicelup dalam larutan Furadan 3 g/l, Dithane 3 g/l air atau larutan larutan Benomil 0,1% dan Atonik 0,1% selama 30-60 menit. Fungsinya adalah untuk merangsang pertumbuhan mencegah dan serangan hama serta penyakit saat biji disemaikan.
b. Menyemaikan Biji dalam Wadah Persemaian
Media untuk persemaian harus mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, misalnya campuran pasir, pupuk kandang dan sekam yang sudah disterilkan dengan perbandingan 1:1:1. Biji tanaman yang besar seperti mangga, durian, alpukat, nangka, dan lain-lain, sebaiknya disemaikan dalam bedengan di lapang. Bedengan disiapkan dengan menggemburkan tanah menggunakan cangkul sedalam 25-30 cm,setiap luasan dua meter persegi bedengan dapat ditambahkan masing-masing satu kaleng (isi 18 l) pupuk kandang dan sekam padi yang diaduk sampai rata.
c. Menyemaikan biji dalam bedeng persemaian
Bisa juga ditaburi dengan Furadan 3G. Bedengan dibuat selebar 80-100 cm dengan panjang tergantung kebutuhan dan arah bedengan diusahakan mengarah ke Utara-Selatan agar mendapat sinar matahari yang cukup. Setelah bedengan persemaian siap, maka selanjutnya adalah menyemaikan biji dalam bedengan dengan arah memotong bedengan (lebar bedengan) dibuat larikan sedalam 7,5 cm dengan jarak larikan 7,5-10 cm. Setelah itu biji yang berukuran besar tadi ditanamkan dalam larikan dengan jarak 5-7,5 cm ataupun tanpa jarak (berdempetan). Untuk mangga bagian perutnya (bagian biji yang melengkung) menghadap ke bawah, sedangkan untuk durian, alpukat, kemang dan nangka bagian sisi dimana embrio (bakal tunas danakar) berada dibagian bawah. selanjutnya.Untuk menghindarkan derasnya air hujan dan teriknya sinar matahari, bedengan diberi naungan dengan paranet tipe 55%, 65% atau dapat juga dibuat naungan individu untuk tiap bedengan dengan menggunakan atap dari jerami, anyaman bambu, atau daun kelapa. Jika yang digunakan atap bukan dari paranet, maka tinggi tiang di sebelah timur sekitar 120 cm, sedangkan tinggi tiang di sebelah barat adalah 100 cm di atas permukaan tanah. Dengan demikian bentuk naungan condong ke arah sebelah barat dengan maksud agar bibit di persemaian cukup menerima sinar matahari pagi. Biji yang disemaikan biasanya mulai berkecambah (tunas muncul di atas permukaan tanah) antara 1-3 minggu setelah penyemaian, tergantung jenis tanamannya. Setelah biji berkecambah dapat langsung dipindah ke polybag ukuran 15x20 cm atau 20x25 cm. Setelah berumur 3-4 bulan, biji sudah dapat disambung pucuk ataupun diokulasi.
2 notes
·
View notes