salmnabilardn
salmnabilardn
Salm'story
121 posts
bit.ly/hai_Sal.
Don't wanna be here? Send us removal request.
salmnabilardn · 3 months ago
Text
Yay akhirnya bisa login tumblr lagi setelah lamaa lupak ini akunnya yg mana
0 notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Mudah sekali mencintaimu. Aku tidak berpayah-payah, perasaan itu hadir dengan sendirinya memenuhi hati ini.
Aku sering berpikir bagaimana ajaibnya kita bisa bersama. Sebelumnya kita tidak berteman, tidak dalam studi atau pekerjaan yang sama, tidak banyak tahu latar belakang diri dan keluarga, tapi dalam waktu singkat kemudian kita bisa menjadi partner yang baik.
Bersyukur sekali, Allah izinkan kita merasakan salah satu tanda kuasaNya
Jika namamu yang tertulis di Lauhul Mahfuzh bersamaku, maka rasa cinta itulah yang akan kita rasakan bersama.
9 notes · View notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Rasanya setiap kita pernah terluka, bersedih, atau sakit hati. Merasa terpuruk atas ujian yang sedang menimpa. Pada saat itu kita pikir “bagaimana caranya menghadapi dunia?”, tapi kita terus melaju meski sambil terseok-seok.
Selang beberapa waktu kemudian, entah bulan atau tahun, kita menemukan hari-hari indah. Bunga-bunga bermekaran dan tiada ucap yang lebih pantas daripada pujian kepada Yang Maha Kuasa. 
Rasa syukur dalam hati terus diungkapkan melalui lisan dan perbuatan. Bukan hanya bersyukur atas kebahagiaan saat ini, tapi juga bersyukur dimampukan melewati segala kesulitan di masa lalu. Bersyukur atas bimbinganNya untuk tak berhenti berharap, bersyukur ditunjukkan jalan menuju takdir yang lebih indah, bahkan bersyukur karena ujian yang dulu telah Ia berikan. 
Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?
QS. Al-Kahf: 68
Alhamdulillah ‘ala kulli hal
YaaAllah, bimbinglah kami untuk selalu bersabar dan bersyukur atas semua takdirMu. Ampuni kami yaRabbi
2 notes · View notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Sebuah Pesan Untuk Ikhwah
Akhirnya, ikhwah, sampailah kita pada hari ini. Ketika kita begitu sukar membedakan, manakah dakwah, manakah hasrat, ambisi, dan cita-cita pribadi semata yang tercampur kedalam kerja-kerja dakwah ini.
Sampai pulalah kita, pada masa-masa saat kepercayaan adalah hal yang paling mudah hilang dari jalan dakwah ini. Kita dipaksa bergantung hanya pada tangan sendiri. Kita dipaksa maklum pada dosa-dosa yang mewabah; yang penyebarannya tak bisa kita hentikan lagi.
Di mana-mana kita dengar orang meratap. Di segala arah, kita mendengar para pejuang kini mengeluh; menjadi orang yang teguh pada filosofi awal barisan ini dirapatkan, rupanya, rasanya sudah sama dengan menggenggam bara api.
Sebuah peristiwa besar mengguncang barisan ini. Sebagian berkata, ini sudah biasa. Sebagian lagi memilih diam. Tetapi, dalam hati semua orang, kita sebenarnya tahu: Ini berbahaya. Orang sudah mulai tak percaya omong kosong rilis, atau betapa membualnya narasi-narasi undangan berkumpulnya kita, setiap beberapa bulan sekali.
Yang kita rindukan, adalah ketulusan dakwah, dan kejujuran amanah. Kita bosan, ikhwah, menyaksikan diamnya barisan ini pada ketololan dan kezaliman.
Kita bosan, ikhwah, pada orang-orang yang mulai mirip penjual janji yang setiap lima tahun sekali akan mengotori jalan dengan spanduk kampanye. Kita ini, ikhwah, ingin sekadar berdakwah tanpa atribut yang terlalu meriah.
Kita, ikhwah; adalah orang-orang yang berbaris karena percaya, gerakan ini ingin memenangkan islam, bukan memenangkan hasrat pribadi; atau sekadar menunjukkan betapa mahirnya orang perorang, daerah per daerah, ataupun marhalah per marhalah mana saat memimpin dakwah.
Kita percaya, ikhwah, bahwa barisan ini akan bersikap tegas pada kebatilan. Kita, bukanlah pelacur murahan yang dibayar segera setelah jasanya yang menjijikan itu selesai. Kita akan bergerak menyampaikan islam ini, meskipun kemiskinan, kelaparan, dan tekanan terus mengancam.
Yang butuh uang banyak, selalu adalah lambung dan lidah kita. Yang butuh undangan dan pengakuan penguasa selalu adalah kecilnya panggung kita di hadapan manusia.
Dengan atau tanpa barisan kita, ikhwah, Allah akan tetap memenangkan agama ini. Dengan atau tanpa bendera kita, Allah akan mengutus orang-orang yang tidak diam pada kemungkaran karena sudah keracunan harta dari kemungkaran itu, atau kakinya dibebani dengan dosa-dosa besarnya sendiri yang tak ia mintakan taubatnya.
*
Ikhwah, angkatlah kepalamu. Abaikanlah mereka yang menggonggongimu dengan ancaman kelemahan, atau kemiskinan.
Berpalinglah dari mereka yang menuduh, bahwa dakwah butuh biaya. Selalu, sahabat, yang butuh biaya adalah kelaparan kita, atau keinginan kita untuk hidup mewah sebagai pejabat-pejabat kecil di barisan ini.
Berhentilah ingin tahu kegaduhan apa yang muncul akibat racun-racun jabatan itu telah mengotori barisan kita.
Berhentilah ingin tahu kejahatan apa yang diperdebatkan jauh di atas sana. Pulanglah, ikhwah, ke bumi ini, ke tengah jalan panas dan sepi ini.
Ajaklah orang-orang kepada syaksyiyatul islam, kepada manisnya iman yang menyelamatkan kita dari kemurtadan, atau dari kesesatan zaman ini.
Ajaklah orang-orang bukan kepada seteru yang tak berguna, tapi kepada manisnya syahadat, yang membawa kita pada sebuah titik untuk memulai hidup yang baru.
Sebagai mahasiswa muslim, yang berpikir, dan bertindak merdeka, berhentilah menagih janji dari mereka yang mengaku mengurus barisan ini. Berjalanlah, peganglah tangan saudaramu, dan jagalah mutaba'ah harian mereka.
Teruslah salat bersama mereka, dan kembalilah puasa bersama mereka. Nasihatilah kembali saf-saf kita untuk bangun malam, dan menepati jumlah ayat yang kerap kita baca.
Bacalah Al-Qur'an kembali bersama mereka, perdengarkan lagi janji-janji Allah untuk menolong kita di saat semuanya menjadi berat. Saat semua orang menuding kita adalah teroris, pendusta, orang gila, atau apa saja agar kita berhenti memanggil orang pada kemenangan islam.
*
Kelambanan, kesenyapan, keheningan, dan kepengecutan, kini nyaris menguasai kita. Kita memasuki masa pandemi.
Di masa ini kita memerlukan kepemimpinan yang jelas. Kita membutuhkan panduan yang detail, tetapi ternyata kegamangan dan sikap diam terlalu jauh merusak barisan ini.
Tetapi, jangan peduli. Engkau, ikhwah, tetap memiliki barisanmu sendiri. Di daerahmu sendiri, di wilayahmu sendiri.
Seharusnya, ikhwah, kita mampu mengajak orang pada syumuliatul islam ini. Kepada manhaj yang sederhana ini. Memang, memang! Harusnya itu tugas yang sedang ribut itu. Harusnya ini kewajiban dari sebuah kepemimpinan.
Mengkaderlah. Ajaklah lagi orang kepada dakwah ini dengan atau tanpa narasi dari atas. Narasi kita, ikhwah, telah dirumuskan sejak kita belum ada di barisan ini.
Narasi itu ada pada prinsip dan paradigma barisan ini. Narasi itu masih terpasang rapi pada kredo dan visi misi barisan ini. Narasi itu bahkan telah dijelaskan di dalam manhaj barisan ini, dengan gamblang dan detailnya.
Mengkaderlah; ajaklah orang memenangkan islam. Ajaklah orang memerangi kebatilan, dan tak perlu peduli pada pertengkaran orang.
Kalau nanti orang menakut-nakutimu dengan kelemahan, atau menahanmu karena ancaman menyusutnya jumlah, atau tak lakunya idealisme dijual di zaman ini:
Berpalinglah. Berpalinglah. Kita tumpas generasi itu di ingatan kita. Kita basmi generasi itu dari percakapan kita.
Dan palingkan saja wajahmu pada generasi baru yang akan datang. Pada generasi yang haus ilmu; yang menemuimu, ikhwah, karena ingin bersalat dalam jamaah, karena ingin berdakwah dalam jamaah.
Palingkan wajahmu pada generasi yang baru ini. Yang mau membersihkan dirinya dengan barisan ini, bukan generasi yang justru mengotori dirinya bahkan saat sedang berdakwah.
Kita, ikhwah, adalah barisan dakwah, bukan barisan politik semata. Kita bukan barisan orang-orang yang suka main-main dengan firman Allah atau sumpah yang kita lakukan setiap kali kepemimpinan berganti.
Pengkhianat, sahabat, selalu akan mengintaimu dari belakang. Sedangkan para pengecut selalu akan membebani langkahmu dengan ketakutan mereka sendiri pada dirinya.
Percayalah pada janji Allah saja. Didiklah generasi itu, ikhwah, yang akan menggantikan kepemimpinan beberapa tahun kedepan.
Kita ubah kepemimpinan yang keracunan, yang lemah, pengecut, pragmatis, dan selalu lapar ini, dengan generasi kepemimpinan yang hanya takut kepada Allah, takzim kepada ulama, dan punya harga diri.
Yakinlah, ikhwah, Allah akan menggantimu dengan barisan lain, jikapun engkau tak lagi mampu menjelaskan siapa dirimu di hadapan musuh Allah.
*
Allah akan menggantimu kalau engkau sudah kikir. Sudah tak mau lagi berpeluh-lelah buat barisan dakwah. Allah akan menggantimu dari jalan dakwah ini, kalau engkau sudah merasa butuh selain Allah, sudah mengajak orang kepada selain Allah, di barisan dakwah ini.
Percayalah, ikhwah, akupun dibuat ragu, dengan apa yang terjadi belakangan ini. Tapi untuk Allah sajalah segala kerja ini, kita sampaikan.
Akupun dibuat menangis, dan terpojok karena kepercayaanku sendiri pada ketulusan dan kesucian sahabat-sahabat seperjuangan. Tetapi Allah akan selalu membuktikan, betapa fananya manusia. Betapa sementaranya manusia.
Kita panggil lagi orang-orang yang sudah berpencar itu kepada Allah saja. Kepada islam saja. Menangislah, menangislah, ratapilah nasib barisan ini.
Mereka yang mampu menangis, adalah orang yang masih memiliki rasa malu kepada Allah, yang selalu bertanya-tanya, sedang berdakwahkah kami ini?
Sedang memperjuangkan Allahkah kami ini?
Sedang menyerukan islamkah kami ini?
Menangislah, ikhwah, menangislah.
Panggil sajalah umat ini kepada kemenangan islam, bukan kepada hawa nafsu yang membuat dakwah tampak sekadar meriah.
Menangislah untuk sebuah barisan yang telah lama tidak memanggil orang membaca Al-Qur'an. Menangislah untuk barisan yang sudah lama tidak melawan musuh-musuh Allah, dan sekadar menjual jasa orasi, berhiaskan takbir, dengan harga murah.
Menangislah untuk perzinaan, homoseksual, dan kejahatan-kejahatan syahwat lain yang mulai merebak, dibiarkan, dan dimaafkan atas nama kekurangan orang.
Menangislah untuk percakapan kita di barisan ini, yang seakan-akan sudah jarang menyebut nama Allah, dan begitu ringan untuk menyebut aib saudara sendiri, atau menagih upah atas "jasa menyerukan orang kepada dakwah ini."
Menangislah, untuk berjalan lebih lama, pada dakwah ini.
Saudaramu,
Amar Ar-Risalah.
*
Tulisan Bang Amar saat pandemi ini jadi pengingat kalau pas lagi futur-futurnya. Perlu rasanya untuk membagikan ini kepada ikhwah sekalian, semoga jadi pengingat bersama!
75 notes · View notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Kepala ini riuh sekali. Hati bergejolak dengan berbagai perasaan sekaligus. Namun mata rasanya berat ingin terpejam. Tapi aku pikir, masa-masa ini yang akan ku kenang nantinya. Saat lelah pada urusan duniawi dihadapkan dengan tantangan befokus pada amalan akhirat. Mengapa begitu terburu-buru?
Nikmati saja momenmu saat ini, tarik napas panjang dan rasakan letihnya, kau akan mengingat masa-masa ini tanpa penyesalan. Barangkali memang berlelah-lelah adalah harga untuk mendapat balasan terbaik. Pastikan saja bahwa kau punya alasan untuk mempersembahkan lelahmu.
Coba berhenti sebentar, bukan kah kau punya sandaran Yang Maha Kuasa? Bukankah sandaranmu adalah Yang Maha Kuat, Maha Perkasa? Maha Penolong, Maha Pemaaf? Bukankah suatu kemubaziran ketika kau punya Dia, tapi kau tidak bersandar padaNya?
Menyerahlah.
0 notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Kau tahu, aku sebetulnya senang sekali bercerita. Rasanya ingin mengabarkan kisahku ke seluruh dunia. Agar semuanya tahu, apa yang aku rasa.
Tapi untuk satu ini aku ingin menyimpannya hanya untukmu, saat nanti kita telah bersama. Sehingga makna "spesial" tidak tergerus oleh banyaknya telinga yang mendengar.
Hmm bagaimana ya?
0 notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Tanggung jawab siapa?
Aku percaya bahwa setiap orang didatangkan ujian yang berbeda, tapi dengan kemampuan yang sudah terkira bahwa bisa melewatinya. Saat seseorang pun tampak tidak ingin membantu dirinya sendiri, ku pikir..biar saja sampai dia tersadar atas perbuatannya.
Tapi rasanya jahat juga tidak menolong orang yang butuh ditolong. Tapi bahkann dia pun tampak tidak mencari pertolongan? Jadi bagaimana?
Tersadar barangkali manusia yang tidak berdoa, seharusnya begitu nasibnya. Sebetulnya hamba akan selalu butuh pertolongan Allah, betul-betul butuh. Hal apa pula yang bisa kita dapat tanpa izin-Nya? Tapi bahkan ketika kita tidak meminta pun, Allah masih mencukupkan rezeki pada semua ciptaan-Nya. Jadi ketika manusia beribadah, berdoa, memohon pertolongan......itu memang seharusnya begitu. Justru manusia yang butuh menyembah Allah
0 notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
“Mengumpulkan sebab-sebab kesuksesan semaksimalnya, namun yang namanya kesuksesan serta kemenangan adalah hak prerogatif Allah.”
Infiruu
Stop Waiting for The "Right Time"
@edgarhamas
Belum lama saya membaca sebuah kalimat, "train yourself to stop waiting for the 'right time'." Kau perlu melatih dirimu untuk berhenti menunda sebuah pekerjaan karena menganggap akan ada waktu yang tepat.
Sebab, waktu yang tepat itu kapan?
Kita tak pernah tahu masa depan dan kejutan-kejutan apa yang disiapkan oleh Allah di lintasan takdir selanjutnya.
Sebagai orang beriman, kita disuruh oleh Allah untuk berikhtiar. Mengumpulkan sebab-sebab kesuksesan semaksimalnya, namun yang namanya kesuksesan serta kemenangan adalah hak prerogatif Allah. Seperti Ibunda Hajar yang teguh mencari air ke bukit Shafa dan Marwa, sesegera mungkin, demi agar Ismail kecil bisa mendapat seteguk minum. Akhirnya, justru air itu muncul dari dekat Ismail. masyaAllah.
Seperti pula Abu Bakr yang segera tanpa banyak basa-basi langsung membenarkan apa kata Rasulullah ﷺ, dan bersegera pula untuk menebar kebaikan ini agar orang lain juga mendapat manfaatnya. Dan itulah mengapa namanya adalah Abu Bakr. "Bakr" bermakna awal pagi. Dan awal pagi adalah waktu bagi orang-orang yang bersegera menghadapi dunia saat yang lain masih hinggap di gulingnya.
Amal yang disegerakan tanpa menanti-nanti akan membuahkan kesan tersendiri.
Dan itulah yang Allah firmankan, "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa..." (QS Ali Imran 133)
Awalnya memang sulit, awalnya memang akan merobohkan ekspektasi. Awalnya akan membuatmu sedikit getir kenapa tidak sesuai harapan. Namun justru sebuah rencana baik yang diawali dengan langkah nyata, akan membuatmu kaya akan pengalaman.
Kamu dididik Allah dengan proses, dan lama-lama kamu akan ahli. Kelak, momentum itu akhirnya datang, bukan ketika waktunya benar, tapi karena kamu sudah siap mental dan siap pengalaman.
Itulah mengapa banyak ulama zaman dulu pernah memberi perumpamaan menarik tentang mencari ilmu, "orang yang belajar di masa kecil, seperti orang yang mengukir di atas batu..." Banyak di antara kita memahami kata mutiara ini setengah-setengah. Mengira bahwa mengukir di atas batu itu mudah.
Bukankah mengukir di atas batu itu butuh proses dan pengulangan? Sebab tidak pernah kita melihat seorang pengukir batu hanya butuh satu sentuhan untuk membuat ukuran yang bagus. Kecuali Spongebob. Hehe. Itu pun tidak nyata.
Tumblr media
Seperti itulah sebuah impian dan rencana baik. Yang ia butuhkan adalah kamu memulainya meski "baru" itu masih sangat keras dan berlumut. Tapi semakin panjang kau habiskan hari-hari dengan kebiasaan itu, "batu" itu berubah sedikit-sedikit, menjadi ukiran indah yang tak mudah dihapus.
468 notes · View notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Tumblr media
Mencoba merenungi makna tawakkal, sering kali kita punya keinginan dan benar-benar ingin diwujudkan. Berbagai cara diupayakan agar menuju apa yang dimau. Berbagai doa dipanjatkan untuk tercapainya harapan. Dengan hati dan pikiran yang terlalu mengingini, betul-betul berharap bahwa ekspektasi akan bertemu dengan realita.
Padahal bukankah Allah yang paling tahu, mana takdir yang baik dan buruk? Porsi manusia cukuplah sampai ikhtiar dan doa, lepaskanlah takdirmu untuk diurus olehNya. Karena sungguh, Allah melaksanakan urusan-Nya. Allah yang berwenang sepenuhnya atas apa yang terwujud. Sungguh Allahlah satu-satunya pengharapanmu. Dan berlatihlah untuk percaya sepenuh hati, tidak ragu sama sekali, bahwa Dia akan memberikan yang terbaik untukmu kini dan nanti.
1 note · View note
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Rute pulang hari ini mengkol2 dulu ke rumah Evie untuk ambil seragam, ke rumah Ara untuk anter seragam dan main sama Shakira, dan ditutup ke rumah Rizka buat ambil sleeping bag (yg akan dipinjemin ke Ocha, janjian ketemuan besok insyaaAllah). Oh dan terima kasih Triana sudah mau digeser jadwal teleponannya setelah ku selesai dari kehectican hari ini.
Wk gempor si, tp alhamdulillaaaah senang bisa ngobrol2 terkhusus dengan Eviee si calon manten. Dari segala pelajaran yang bisa dipetik hari ini...alhamdulillah. Bener2 deh, segala puji hanya milik Allah. Terima kaasih yaaAllahh, alhamdulillaahirabbil 'alamiin untuk segala hikmah yang Kau izinkan untuk masuk ke dalam hati. Semoga jadi penambah ketaatan padaMu, aamiin
0 notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
“He's just a guy who doesn't deserve your attention”, she said
“...yet”, I hope
“Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan jiwamu. Sedangkan dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebaikan.” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Baihaqi)
0 notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Dengan Siapa
Dalam satu ceramah Ust. Fida, beliau menyampaikan bahwa salah satu yang menarik dalam surat At-Tahrim ada di ayat 11:
"....istri Fir'aun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga...”
Hal yang menarik dalam doa ini adalah Asiyah menyebutkan terlebih dahulu “di sisi-Mu” sebelum “dalam surga”. Seakan bermaksud bahwa bersama siapa itu lebih penting atas di mana-nya. Tapi tentu hanya pada tempat-tempat yang baik ya.
Aku termasuk orang yang menikmati perjalanan jauh, ke tempat yang baru, keluar dari rutinitas. Tapi jika bisa disebutkan, itu masih bisa dihitung jari.
Mungkin orang lain ada yang senang travelling, eksplor ke berbagai destinasi alam. Namun bagiku, yang lebih penting adalah dengan siapa aku pergi ke tempat-tempat indah. Karena bahagiaku tidak sebahagia itu tanpa bahagianya orang-orang yang ku sayang.
1 note · View note
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Terlampau luasnya Indonesia, pemerintah pusat sebagai pengatur kebijakan strategis rasanya masih bak menara gading. Masih sangat jauh rentang ekspektasi dan realita.
Tapi pada besarnya negara ini, alhamdulillah masih ada segelintir kecil orang berhati indah, yang sudah menimba ilmu lalu kembali ke desa untuk berjuang membuat kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
Perkenalkan ini Teh Dwi, penggerak Desa Cijayanti. Beliau dulu kuliah di PTN, namun setelah lulus alih-alih bekerja di kota, ia bekerja untuk masyarakat di desanya. Ada beberapa program dan usaha yang beliau kembangkan, salah satunya Balè Baca Cijayanti.
Tepuk salut banget buat Teh Dwi. Tetap menginspirasi, teteh💕
0 notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Bukan tentang banyaknya peran yang dilakoni. Tapi bagaimana kontribusimu itu memiliki arti
Tak mengapa hanya segelintir saja. Tapi dengannya kau dipertemukan dengan ragam manusia yang mampu sejukkan jiwa
Tak mengapa memilih lepas satu dua. Dan dengannya kau bisa lebih leluasa menikmati hidup, sebagai manusia
Untuk apa merengkuh semua ajakan yang dikemas dengan aneka retorika. Dengan menolak bukan berarti kau mundur dari medan laga
Kita masih akan terus bergerak, meskipun dalam gelap
Bukankah bergerak dalam senyap itu lebih menyenangkan
Dengannya kita bisa membuat bungkam orang-orang, dengan ragam karya yang tetiba bermunculan di permukaan
Jangan lupa untuk terus memupuk jiwa rendah hati, agar kebaikan dan kebermanfaatannya bisa menjulang
11 notes · View notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Allahumma inni a’uudzubika minal hammi wal hazan
0 notes
salmnabilardn · 3 years ago
Text
Doa Pernikahan
Sejalan dengan banyaknya teman-teman yang menikah, tentu semakin sering mengucapkan “Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fii khair (semoga Allah memberi keberkahan kepadamu dan atasmu serta mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan)” dengan disertai doa tambahan untuk pengantin itu.
Yang sering ku dengar itu “semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah” dan “semoga diberikan keturunan yang shalih shalihah, berbakti pada orangtua”.
Liat orang menikah tuh suka bikin terharu: lihat bagaimana orang lain berbahagia atas bersatunya dua insan dalam ikatan yang sungguh kuat; ngebayangin dulu orang tuaku didoain apa aja ya sama orang2, sampai akhirnya alhamdulillah aku berada di tengah2 keluarga ini; dan bersyukur...bahwa keberadaanku setidaknya signifikan bagi dua orang, kapan pun dan bagaimana pun. Sakinah itu muncul dalam hati: doa untukmu berdua, namun juga terasa olehku.
Terima kasih sudah memberikan contoh yang baik untuk suatu pernikahan. Dari segala macam hal yang terjadi di rumah, selalu ada yang bisa disyukuri dan dipelajari. Semoga Allah selalu berkahi pernikahan Mama dan Bapak, semoga selalu teringat visi bersama kita untuk menjadi: Keluarga Sampai Surga Love Depok, 27 Maret 2022 (dalam rangka memperingati hari pernikahan orang tua 27 Maret 1994)
0 notes
salmnabilardn · 4 years ago
Text
Demam bukanlah suatu penyakit, tapi pertanda bahwa di dalam tubuh ada sesuatu yang tidak baik-baik saja. Denyutan kepala dan mata yang enggan terpejam barangkali perlu kau perhatikan, mungkin ada jiwa yang perlu diajak bicara..sampai ia puas bercerita dan tenang mengiringi apa pun langkahmu selanjutnya.
0 notes