saniyyaaa
saniyyaaa
hi!
109 posts
lagi belajar istiqamah biar ga gampang berubah arah
Don't wanna be here? Send us removal request.
saniyyaaa · 4 days ago
Text
semoga dengan dihadirkannya 'mereka' di hidupku saat ini, aku jadi bisa banyak belajar. bisa banyak-banyak belajar. bisa banyak banyak banyak belajar. bisa banyak banyak banyak banyak belajar. aamiin
2 notes · View notes
saniyyaaa · 9 days ago
Text
ternyata masih bingung gimana lanjutinnya hahahaha, terlalu lucu buat dituang ke frasa kali ya?. yaudah intinya 'sampai jumpa di kebetulan-kebetulan selanjutnya'!!
kalo dipikir-pikir, ini lucu banget sih. open trip kemaren membawaku bertemu pada segerombolan 5 orang yang beberapanya 'tak asing' buatku. seperti pernah melihat sebelumnya tapi entah di mana. aku akan cerita tentang sebuah kebetulan.
jadi di kapal pas berangkat, karna kita pake kapal ferry yang ga ada nomer seat (mirip kereta batara kresna gitu deh), yaudah ngasal aja duduk mana toh kita berdua sama-sama pertama kali naik ferry. kita pilih duduk di ruang kedua baris kedua yang gatau juga apa pertimbangannya. aku, masuk kapal, duduk, minum antimo, 10 menit kemudian pules, bahkan sebelum kapal jalan. dibangunin sama bau rokok yang jelas-jelas di depan para perokok itu terpampang jelas tulisan "Dilarang Merokok". terganggu sama baunya tapi mentalku ga cukup buat mencoba berdiri, takut mual, takut mabuk wakakak karna mindset lah apa lagi. tapi keinget tadi sebelum naik kita pengen banget nge-mie di kapal, jadi bangunin nisa buat ke kantin yang belum tau juga di mana persisnya. pas ngliat sekitar, kananku kok wajah-wajahnya seperti anak kampusku ya..? nengok belakang lah modelnya sama juga, mana belakang persis.
mau lanjutin lagi tapi kayaknya masih puanjangg dan lagi ga bagus banget buat merangkai kata, tunggu ya
3 notes · View notes
saniyyaaa · 10 days ago
Text
kalo dipikir-pikir, ini lucu banget sih. open trip kemaren membawaku bertemu pada segerombolan 5 orang yang beberapanya 'tak asing' buatku. seperti pernah melihat sebelumnya tapi entah di mana. aku akan cerita tentang sebuah kebetulan.
jadi di kapal pas berangkat, karna kita pake kapal ferry yang ga ada nomer seat (mirip kereta batara kresna gitu deh), yaudah ngasal aja duduk mana toh kita berdua sama-sama pertama kali naik ferry. kita pilih duduk di ruang kedua baris kedua yang gatau juga apa pertimbangannya. aku, masuk kapal, duduk, minum antimo, 10 menit kemudian pules, bahkan sebelum kapal jalan. dibangunin sama bau rokok yang jelas-jelas di depan para perokok itu terpampang jelas tulisan "Dilarang Merokok". terganggu sama baunya tapi mentalku ga cukup buat mencoba berdiri, takut mual, takut mabuk wakakak karna mindset lah apa lagi. tapi keinget tadi sebelum naik kita pengen banget nge-mie di kapal, jadi bangunin nisa buat ke kantin yang belum tau juga di mana persisnya. pas ngliat sekitar, kananku kok wajah-wajahnya seperti anak kampusku ya..? nengok belakang lah modelnya sama juga, mana belakang persis.
mau lanjutin lagi tapi kayaknya masih puanjangg dan lagi ga bagus banget buat merangkai kata, tunggu ya
3 notes · View notes
saniyyaaa · 1 month ago
Text
entah sejak kapan, tapi sepertinya sudah sangat lama, mungkin sejak kecil? suka sekali mengomentari. apapun itu. hingga diingatkan untuk tak berkomentar tentang orang, terlebih orang asing yang tak dikenal. dan seiring proses mendewasa, aku bertemu banyak hal yang membuatku lebih sedikit berkomentar, atau lebih tepatnya lebih sedikit berbicara. dan alasannya banyak sekali.
jika kembali ke anja kecil, bibir ini tak pernah kering dari ocehan. segala hal yang dilihat, dirasa, dan dicium pasti dikomentari. sampai-sampai siapapun yang siap mengasuhku sehari saja sudah mendapat gelar 'istimewa'. aku juga tak ingat persisnya kapan, bibir ini tak lagi banyak bicara. tak lagi berkomentar meskipun kejadian besar terjadi di sampingku.
padahal niat menulis ini hanya untuk menyalurkan hal lucu saja hfft. yang jelas aku masih suka berkomentar, meskipun sering tertahan dan tak tersampaikan. tapi jangan heran jika kita kenal dekat. sehelai benang yang lepas dari bajumu saja akan kukomentari habis-habisan. sudah setengah tahun menjadi anggota grup 'vanguards', yang punya hak mengoreksi isian flyer, bc, dan semua yang tertuju pada eksternal. aku suka. bukan untuk mencari kesalahan, melainkan mata dan otakku suka sekali mencari hal-hal yang menurutku aneh, dan itu banyak. sesekali turut berkomentar, jika sekiranya akan menyinggung maka aku menggunakan fitur 'reply privately'. karna aku tau rasanya dikomentar..
dan sejak setengah tahun lalu, ketika aku menemukan kesalahan penulisan pada spanduk dan iklan di pinggir jalan, aku banyak bertanya. tak ada yang menjawab juga sebenarnya. "ini kok lolos qc ya?". lalu kemarin membaca pesan dari asrama adikku, waduh kacau sekali. gemas. aa ingin kutulis ulang semuanya. dan malam ini, pesan terusan dari kampus kakakku terkait teknis pekan depan. banyak spasi yang terlewat? halo sekelas kampus loh ini? entahlah, maaf ya tapi aku yang sekarang hanya benar-benar mengomentari kawan karib saja, selebihnya jika diminta pun seringnya aku tak berkomentar..
2 notes · View notes
saniyyaaa · 1 month ago
Text
Ada Dimana Letak Kenikmatan Itu?
Saya pernah membaca sebuah nasihat yang sederhana, tapi maknanya jika ditelisik mendalam, akan menimbulkan decak kagum betapa Allah itu Maha Sempurna atas segala kehendak-Nya. Bunyinya seperti ini:
"Nikmat itu letaknya pada batas, bukan pada kelimpahan."
Sederhana bukan? Tapi bagi mereka yang mampu memahaminya, akan memahami makna filosfis di dalamnya. Misalnya seperti ini, adanya nikmat beristirahat adalah tatkala kita lelah setelah berusaha. Adanya nikmat makan, setelah kita berhasil menahan rasa lapar selepas berpuasa, dsb.
Bayangkan betapa Maha Bijaksana-Nya Allah memberikan ke tiap-tiap hamba-Nya pada jumlah yang sesuai porsinya. Bayangkan jika kita tidak pernah ditimpa kesedihan, apakah kita akan tahu bahwa ternyata hikmah di balik kesedihan seringkali jauh lebih dalam daripada hikmah di balik kebahagiaan?
Kesedihan membuka ruang perenungan, mendidik hati untuk lebih lembut, dan memaksa jiwa untuk lebih dekat dengan Sang Pemilik Kehidupan. Atau juga pada keterhimpitan yang seringkali lebih mendekatkan kita pada Sang Maha Memiliki Segalanya.
Maka, jangan buru-buru mengeluh saat merasa kekurangan. Bisa jadi, di sanalah letak kenikmatan yang Allah titipkan. Bukan dalam tumpukan harta, bukan dalam kenyamanan yang terus-menerus, melainkan dalam keterbatasan yang membuat kita belajar, berjuang, dan akhirnya bersyukur.
Sebab nikmat sejati bukanlah tentang seberapa banyak yang kita miliki, tapi seberapa dalam kita mampu merasakan makna dari setiap yang Allah beri meski tampak sedikit, bahkan ketika terasa menyakitkan.
“Kesempurnaan tidak terletak pada tanpa celanya kehidupan, tetapi pada kebijaksanaan dalam kita menerima, mencoba memahami akan keterbatasan itu sebagai bagian dari nikmat.”
390 notes · View notes
saniyyaaa · 1 month ago
Text
betul, sangat remeh.
seperti biasa, sebelum hari ini berakhir..
Tumblr media
sesederhana dihargai~
mungkin bagi mereka, ini hal biasa. mungkin bagi mereka, ini memang yang seharusnya. tapi bagiku, ini yang sudah lama hilang. hampir terbiasa dengan menerabas jam malam yang ayolah kita semua pasti paham. hampir saja. iya, selalu ada batas toleransi, tapi untuk satu ini aku rasa banyak sekali opsinya. malam ini, rapat sederhana dengan kepanitiaan yang aku ambil dengan kesadaran penuh. memang tak sedikitpun sumbang bicara, bersyukur beberapanya sudah diwakilkan yang lain, yang tak ragu untuk bersuara, entah mungkin sudah kenal lama, atau memang sudah terbiasa. sedang aku, membiarkan diskusi mengalir tanpa suara. hanya sesekali sumbang jempol, menandakan satu suara dengan yang sedang bersuara. selebihnya, diam saja. ingin menjadi pendengar saja meski momennya kurang tepat.
Tumblr media Tumblr media
jam malam ini ada untuk benar-benar diterapkan? heran banyak, setelah sekian lama tenggelam dalam 'papan aturan' yang ternyata tak menjadi masalah jika dilanggar. aku menemukan hal sederhana yang dihargai di lingkaran ini. sepele, remeh, tapi dianggap besar, dan yang pasti ditaati. sepanjang hari aku hanya membayangkan bagaimana indahnya ketika hal yang kecil saja dihargai, lalu hal besar akan lebih digimanakan? tak akan gimana-gimana juga pastinya, tapi terima kasih.
2 notes · View notes
saniyyaaa · 1 month ago
Text
lagi kesel-keselnya, mau ngomongin soal 'tanggung jawab' tapi rasanya ngga capable banget. tapi kesel. ya gitu paham ga si. maksudku tu mbok ya kalo dirasa ngga mampu tinggal bilang enggak, apa susahnya? ga enak bilang bilang engga? tapi enak ninggalin tanggung jawab begitu gimana konsepnya? yaudah ya, aku juga gabisa apa-apa. sabar-sabarin aja tinggal 5 bulan lagi.
1 note · View note
saniyyaaa · 1 month ago
Text
Meniti Jalan yang Samar dengan Keyakinan
Kita nggak tahu siapa yang akan jadi pasangan hidup kita, tapi kita yakin untuk terus berjalan ke arah sana dengan persiapan sebaik-baiknya. Bahkan, saat kita merasa persiapan kita sudah sebaik itu, umur kita terus beranjak hingga kepala tiga tapi tak kunjung tiba ke perlaminan. Kita masih dengan keyakinan yang sama, bahwa kita akan tiba, nanti.
Hidup ini adalah sekumpulan ketidakpastian. Dan semakin dewasa, kadang kita semakin ragu sama jalan ke depan, karena begitu samarnya apa yang ada di jauh sana. Kita nggak tahu, apa yan ada di masa depan, tapi kita memilih untuk terus melangkah maju. Dengan rasa was-was, takut, tapi sekaligus yakin.
Sebab kalau kita memilih untuk berhenti, dengan hal-hal pasti yang kita miliki saat ini. Kita sadar bahwa mungkin ini semua juga akan hilang suatu hari.
Untuk itu, kita tahu bahwa jalan satu-satunya untuk bertemu dengan masa depan adalah tidak berhenti melangkah. Meskipun dengan rasa takut, tetap jangan berhenti. (c)kurniawangunadi
222 notes · View notes
saniyyaaa · 2 months ago
Text
agar menjadi penyemangat dan pengingat di kemudian hari~
Tumblr media
kepada abang-abang a.k.a bapak-bapak yang banyak mengusahakan, mengorbankan waktu, tenaga dan tentu materi yang mungkin bagi mereka tak seberapa, tapi bagiku tetap saja berharga.
Tumblr media
dan teruntuk diriku sendiri, mari menjadi sibuk karena urusan ummat. ribuan maaf dariku yang hanya bisa bertanya dan bertanya, padahal yang ditanya sungguh jangan ditanya seberapa sibuknya.
malam sebelumnya, saat aku juga sedang dalam perjalanan menuju jakarta setelah walimah, lelah sekali rasanya. ingin batal ikut saja. karena esok paginya, jam 6 sudah harus tiba di tikum andalan kami. dan pikirku, tak mungkin. pun malam itu berdebat kecil dengan pakde yang tidak memberiku izin untuk pulang ke kos.
"aku besok pagi ke bogor pakde ada acara"
"acara apa? yaudah berangkat besok pagi aja kita anter"
"acara OLP, tapi berangkatnya bareng-bareng jadi ngumpul di wamy jam 6"
"oh OLP, berangkat nak. balik ke kos sekarang biar ga terlalu malam"
alhamdulillah. alhamdulillah. alhamdulillah. terima kasih ya rabb, Engkau hadirkan mereka yang ketika bersamanya, perananku dapat dimengerti. padahal, jika aku batal ikut pun tak akan jadi masalah besar. tapi aku ingat betul kutipan status beberapa orang yang mengutip perkataan herda saat itu, bahwa kehadiran tak dapat diwakilkan.
Tumblr media
dan ternyata malam itu pula ada yang masih berkutat dengan kewajiban lainnya di belahan pulau lain. sementara esok pagi harus menjemput, menyetir, dan mengantar kami. aku tak pernah bisa memosisikan diri sebagai anak ataupun istrinya (memang tidak perlu), yang waktunya hampir habis untuk urusan-urusan dakwah. semoga Allah memberkahi selalu.
Tumblr media
dua orang lelaki yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, bekerja kantoran, juga aktif di masyarakat sekitarnya, menghargai betul mahalnya 'waktu'. terima kasih, terima kasih sudah selalu tepat waktu. mencari apa? alasan untuk terlambat?
Tumblr media
meski tetap harus menunggu yang belum datang, setidaknya sudah separuh yang sampai sesuai jam kesepakatan, ya meskipun tergopoh-gopoh.
Tumblr media
saling berterima kasih. layaknya berjalan di atas bakiak, satu berhenti maka yang lain juga harus berhenti.
lalu saat itu aku merasa keadaan sangat relate dengan kata-kata di foto berikut. maka, bang, ustadz, izinkan aku mencontoh. izinkan aku berusaha menjadi lebih baik lagi. izinkan aku turut berkecimpung di dakwah ini dengan kontribusi yang tak seberapa. izinkan aku mencintai jalan dakwah ini tanpa lagi-lagi beralasan.
Tumblr media
muyassar yaa rabb..
2 notes · View notes
saniyyaaa · 2 months ago
Text
Memilih Cara
Memilih cara mati artinya sama dengan memilih cara bagaimana kita mau hidup! Kalau mau mati dengan cara yang baik, akhir yang baik. Artinya, saat ini kita perlu mengupayakan sebaik mungkin cara kita hidup. Bukankah begitu? Tapi pernah nggak sih, memasukan rencana cara kita mati ke dalam life-plan kita? Apakah selama ini, yang masuk ke dalam life plan adalah tentang bagaimana kita mendapatkan pekerjaan impian, rumah impian, dan semua hal lain yang berusaha kita kejar setiap hari? Tapi sudahkah kita menentukan, memilih bagaimana cara mati kita nanti? Cara yang baik, yang buruk, atau yaudah terserah aja gimana nanti? Mau nggak sejenak ngajak ngobrol diri sendiri, mulai menanyai diri, nanti kamu pengin mati seperti apa? Pengin akhir yang kayak gimana? Berangkat dari situ, kamu akan tahu bagaimana cara kamu hidup. Kamu nggak akan bingung lagi sama hal-hal receh yang kamu temui dan menggelisahkanmu sekarang, karena yang nggak membuatmu mati dengan cara yang kamu inginkan, kamu ga perlu pusingin.
Aku jadi teringat, beberapa tahun yang lalu, saat berkunjung ke rumah salah satu guruku. Beliau gemar sekali melakukan perjalanan, terkhusus menyambung silaturahmi meski sudah berumur. Kata beliau, kalau beliau mati di perjalanan, nggak apa-apa, karena sedang dalam rangka niat baik menyambung silaturahmi.
Membungkus rangkaian aktivitas harian dengan niat baik adalah kunci yang beliau wasiatkan.
Nah, pernah nggak kita menjaga niat baik kita, setiap hari. Saat apapun. Bekerja, sekolah, berkendara, apapun itu?
215 notes · View notes
saniyyaaa · 2 months ago
Text
"Tidak semua hal yang ingin kamu ketahui perlu kamu ketahui. Tidak semua hal yang mampu kamu lakukan, harus kamu lakukan. Sebab di antara keingintahuan dan kemampuan, ada batas yang patut dipertimbangkan, yaitu soal kepantasan."
250 notes · View notes
saniyyaaa · 2 months ago
Text
hampir genap satu bulan libur kuliah, aku memilih untuk menjadi sibuk di rumah. pulang, lalu menenangkan isi otak yang rasanya kemarin hampir tumpah. iya, hanya untuk ditenangkan. ajakan untuk mendaki gunung dengan cepat aku iyakan karna sepertinya aku butuh menyingkir sejenak dari hiruk pikuk yang entahlah.
sebelum benar-benar melangkah naik, aku meyakinkan diri untuk 'ayo kita harus sampai puncak', meskipun di 10 menit pertama nafasku mulai tak beraturan. berhenti sejenak menatap pemandangan yang mulai terlihat, wah sangat indah. berjalan lebih atas lagi dan sesekali menengok belakang, benar-benar indah. pos 1, pos 2, lalu pos 3, dan ketika puncak di depan mata, hujan benar-benar turun deras. tentu membuat track terakhir kami yang cukup curam itu menjadi lebih licin. berhenti sejenak untuk melapisi tubuh dengan jas hujan yang bahkan baru kubeli tadi di bawah. lalu kami segera melanjutkan naik. dan, terpeleset jauh jatuh ke bawah. di saat yang sama justru aku tertawa sekeras-kerasnya, entah menertawai apa, mungkin ini lebih dari lucu, sudah memilih tanah yang kukira tidak selicin itu tapi tetap salah menerka. lucu saja. dan tak lama setelahku, satu temanku ikut terpeleset, sedikit lebih ke kanan dari jalanku. dan kami kembali tertawa. sama-sama bangkit dan sekeras mungkin melawan rasa takut jatuh agar segera sampai ke puncak. akhirnya, sampai pada ujungnya diiringi tetesan hujan yang kian mereda.
singkat cerita, aku menyamakan perjalanan naik gunung itu dengan kehidupan. akan indah sekali rasanya jika kita tau apa tujuan dari melakukan sesuatu, apapun tujuannya, yang jelas bukan hanya sekedar melakukan. ketika orientasi terfokus pada tujuan, maka bagaimanapun jalan dan halangannya nanti, kita akan selalu punya pilihan. bangkit dan mengejar kembali tujuan atau balik kanan, dan semua itu benar-benar pilihan. indah sekali kan jika segalanya terencana dan tergambar jelas? aku lupa dapat kalimat ini saat di webinar bersama siapa, begini isinya 'sesuatu yang dipersiapkan dengan baik saja belum tentu berjalan dengan baik, apa lagi yang tidak dipersiapkan sama sekali?'. maka sejak itu aku membuka mata lebar-lebar untuk lebih mempersiapkan, apapun, dan yang paling utama adalah mempersiapkan kematian.
1 note · View note
saniyyaaa · 3 months ago
Text
menengok pergerakan dakwah sebelah yang sudah di titik pengembangan projek untuk eksternal tanpa mengabaikan internal, 1000% saya iri. melihat diri ini yang masih di sini saja. tidak maju, dan bahkan sesekali mundur. payah. malas saja rasanya jika harus mengurus masalah internal yang itu-itu terus.
ummi: "kalo gitu kamu aja yang keluar, banyak banget amanah dakwah yang harus dikerjain dan lebih bermanfaat."
lalu teringat entah mahfuzhat atau apa ini,
ما لا يدرك كله لا يترك كله
lalu disambung dengan nasehat ustadzah saat itu,
الأهم قبل المهم
"coba dipertimbangin lagi", kalimat membosankan yang sering ditujukan kepadaku akhir-akhir ini.
dan akhirnya aku betul-betul paham mengapa 'mereka' memilih untuk berhenti di sini tapi tetap melanjutkan yang sebelah. if u know u know.
3 notes · View notes
saniyyaaa · 3 months ago
Text
Mereka-ku (3)
Menulis part yang ketiga dengan segenap perasaan kecewa. Nak, kepercayaan itu tak bisa disetarakan dengan harga apapun. Mahal sekali. 2 hari berkutat bersama mereka, yang isunya menyebar dari telinga ke telinga, memastikan kebenarannya, lalu soal diiyakan atau tidak itu urusan mereka. Tugasku di sini cukup membantu mencari jalan keluarnya. Jika memang mau keluar, akan kubukakan pintunya, tapi jika masih ingin menetap di rumah kami, mari sama-sama berjanji untuk memperbaiki diri.
Maaf nak, kami punya aturan. Kita kesampingkan dulu aturan agama, karena jika bandingannya agama maka ilmu kalian tentu lebih tinggi dari kami-kami ini. Kepercayaan kami pudar hampir sepenuhnya, jangan tanya apa penyebabnya. Nak, pada akhirnya pun jika semua isu itu benar dan nyata adanya, kami tak marah. Sungguh tak berhak untuk marah. "kullu bani Adam khaththa', wa khayrul khaththain at tawwabun", potongan hadits itu sangat tak asing bagi kami. Kami tak punya hak untuk marah, bahkan untuk sekedar menghakimi kesalahan, karena kami pun pendosa.
Nak, perjalanan kami belum sampai pada setengahnya. Aku tak pernah berharap jalannya akan mulus tanpa duri, tapi juga tak sekalipun terpikirkan akan ada kemungkinan buruk yang seperti ini. Tak apa, tak perlu pedulikan perasaan kami. Untuk semua pengakuan kemarin kami ucapkan terima kasih. Selebihnya, kami masih sangat menanti pengakuan lain. Tak masalah, tak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik.
1 note · View note
saniyyaaa · 3 months ago
Text
Mau istirahat tapi dunia terus berputar
Riuh suara di kepalamu terasa lebih keras dari detak jantungmu. Bahkan saat dalam keramaian, suaranya tetap terdengar keras sampai-sampai kamu jarang memerhatikan suara yang lain.
Dan riuh suara itu semakin terdengar tatkala kamu mengukur-ukur dirimu, sibuk memerhatikan nikmat yang dimiliki orang lain. Kamu tak mampu membungkamnya padahal itu adalah dirimu sendiri.
Semakin dewasa. Rasa tenang itu adalah hal yang berarti, hanya saja kita kerap lupa jika tenang berangkat dari rasa cukup. Merasa cukup dengan apapun yang kita miliki dan dapatkan, sesuatu yang saat ini menjadi jatah rezeki kita. Mencukupkan diri dengan yang halal, tidak hanya halal tapi juga toyib. Mencari rezeki tidak dengan eksploitasi orang lain. Mengusahakan rezeki yang berkah untuk keluarga.
Semakin dewasa. Validasi yang kita butuhkan seharusnya cukup dari orang tua kita sendiri, atau mungkin dari pasangan, bahkan dari anak-anak. Kita tidak perlu mendapatkannya dari semua orang.
Saat kita diapresiasi karena menemani anak-anak bermain. Saat kita diapresiasi karena bisa mentraktir bapak dan ibu makan bakso dengan gaji kita. Saat kita diapresiasi karena udah bekerja keras seharian sama pasangan. Semua itu udah cukup.
Belajar rasa cukup saat dewasa adalah seni untuk bisa menjalani kehidupan dewasa dengan lebih tenang. Cita-cita kita mungkin tidak meraih bintang-bintang dan tidak menjadi orang yang bersinar, tapi cukup hadir untuk keluarga. Bisa hadir untuk anak-anak.
Entah siapa yang menuntutmu untuk menjadi luar biasa. Menjadi pucuk-pucuk dunia. Kalau kamu lelah, apakah kamu tahu bagaimana caranya beristirahat? (c)kurniawangunadi
308 notes · View notes
saniyyaaa · 3 months ago
Text
dari banyaknya doa dan harapan yang ingin selalu aku langitkan, sepertinya akhir-akhir ini aku memantapkan untuk melantunkan satu doa yang semoga tiap selesai shalat tak terlewat. "Allaahumma innii a'udzubika min' ilmin laa yanfa', wa as'aluka 'ilman naafi'an", susunan doa yang dibuat sendiri setelah bertemu dan mendengar kisah orang, bahkan orang-orang di sekelilingku.
takut. takut sekali jika sudah mengetahui hukum suatu perbuatan namun aku tetap melanggarnya. berlagak seolah tak tau apa-apa padahal al-quran jelas memberi pertanda. beberapa bulan terakhir banyak mendengar kisah orang yang atas izin Allah dianugerahi kecerdasan memahami ilmu, tanpa tau di baliknya Allah uji dengan hal-hal yang sudah jelas ke-haraman-nya. entah sadar atau tidak, berperilaku seakan perbuatan itu lumrah dan tidak dilarang agama. aku tak ingin berbicara tentang orang lain, biarlah potongan kalimat tadi menjadi tamparan untuk terus berjalan di jalur yang memang seharusnya, meski pedih dan sangat sulit. susunan doa tadi, aku buat sendiri dengan harapan dijauhkan dulu dari ilmu (yang sudah aku pelajari) dari ketidakbermanfaatan, lalu disambung meminta ilmu yang bermanfaat (yang belum aku pelajari). sungguh takut. hisabnya pasti lebih berat. semoga ilmu-ilmu yang lalu benar mampu menjadi cahaya. semoga.
العلم نور ونور الله لا يهدى للعاصي
ya Rabb, bukankah ilmu-Mu tidak diberikan untuk orang-orang yang justru melanggar syariat-Mu? tapi beberapanya itu kenapa?. aku masih akan terdiam kaget jika misal esok menemui kisah yang sama. tak pernah ingin menormalisasi hal-hal yang memang tidak normal. ya Allah, aku meminta istiqamah untuk bisa selalu menuntut ilmu, aku meminta ketidaktertarikan akan hal yang Engkau benci, aku meminta kapasitas otak sepaket dengan pahamnya Nabi dalam memahami. وفّقنا الله لما يحبه ويرضاه
1 note · View note
saniyyaaa · 3 months ago
Text
Mereka-ku (2)
Malam ini, terduduk kembali di sudut ujung kos. Ingin menulis banyak sebelum terlelap, tapi aku lelah. Dan lelah kali ini sepertinya berbeda.
Baru beberapa menit lalu sampai kos kembali, alhamdulillah sore sampai baru saja ini diizinkan kumpul bersama teman-teman departemen yang alhamdulillahnya lagi tanggalnya tepat dan semua bisa hadir meskipun salingmenyusul. Berperang dengan pikiran sendiri yang nampaknya masih selalu menang, atau lebih tepatnya tak mau kalah. Berniat setelah selesai kumpul setidaknya bisa belajar atau sekedar me-review pelajaran, ternyata suasana hati sangat tidak bersahabat.
Setelah sekian lama, akhirnya menangis lagi. Bukan, bukan karena dibuat nangis, tapi aku saja yang ingin. Ingin lebih lama dan lega menumpahkan air mata ini, tapi teringat 3 deadline yang harusnya selesai hari ini malah kacau tak karuan, maka cukuplah tetesan air mata tadi menjadi bukti penyesalan. Menyesal tidak maksimal, menyesal tidak bisa se-peka itu kepada semuanya, dan mungkin akan menyusul penyesalan berikutnya. Mendengar kritik dan saran dari anak-anak tadi, membuatku berfikir puluhan kali. Memohon maaf kepada semuanya jika diri ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Mencoba bangkit dari sebuah penyesalan yang kemarin dan menuju perjalanan hidup berikutnya yang semoga saja lebih baik.
Nak, di 3 bulan 15 hari kami saling mengenal ini, mungkin pesanku akan selalu sama. Jaga komunikasi. Sampai nanti kita tak saling bersinggungan lagi, tolong tetap jaga komunikasi. Maafkan aku yang belum bisa menjadi contoh untuk kalian ya, semoga segala langkah menuju hal baik apapun itu selalu dimudahkan. Satu lagi, nak, peran kita di dunia ini sungguh banyak sekali, tak akan bisa maksimal di semuanya. Tapi pesanku, mari terus menularkan energi positif kepada sesama. Meski dunia tak pernah peduli, tapi aku janji, aku akan selalu di sini, mengerahkan kendali peduli semaksimal yang aku bisa.
mixed feeling. it's time to ovt. 11.11 PM. Masih di kamar kos yang ini, sendiri.
1 note · View note