Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Pesan Untuk Diriku
Bebaskan, dia bukan peliharaan.
Percayai, dia bukan pembohong.
Dampingi, dia bukan orang lemah yang selalu butuh dibantu.
Sayangi, dia bukan fakir yang butuh dikasihani.
Dukunglah, dia lebih tahu apa yang terbaik untuknya.
Jangan pernah curiga karena dia bukan kriminal. Jangan pernah mengatur karena dia punya kendali atas hidupnya sendiri. Jangan pernah membatasi karena dia selalu punya potensi.
Biarkan dia jadi dirinya sendiri, karena itulah dirinya yang mampu membuatmu jatuh cinta sebelum kamu merasa memilikinya.
0 notes
Text
Bagaimana aku menggambarkannya ya?
Mungkin sedikit lucu dan menyebalkan adalah kata yang cocok untuknya. Dia mudah sekali marah, tetapi mudah juga untuk tertawa. Dia sangat periang, tapi di beberapa kondisi dia adalah manusia paling murung yang pernah aku temui. Senyumnya yang manis dengan gingsul di sebelah kanan adalah kombinasi mematikan untuk lebih dari sekedar cukup memikat hatiku. Ketika dilanda masalah, dia selalu membentengi dirinya menerima bantuan dari siapapun, dia lebih suka menampung semuanya seorang diri, memendam semua masalah meski kadang dia tahu bahwa dia tidak mampu. Perempuan yang tegar. Atau bahkan perempuan yang keras kepala? Entahlah, tapi memang begitulah dia. Dia senang sekali keluar malam, mencari angin dan suasana baru hanya untuk melamun tanpa memikirkan apapun, dia bahkan sering sengaja pulang terlambat meski ia tahu akan dimarahi. Jika menurutmu dia adalah gadis liar dan pemberontak, maka aku memiliki penilaianku sendiri terhadap dirinya. Dalam benakku, dia hanya ingin dimengerti dan dipahami, hanya ingin didengar tanpa dihakimi, hanya ingin dipeluk bukan digebuk. Baginya, dunia penuh dengan manusia-manusia arogan dengan palu hakim yang selalu siap kapan saja memberinya vonis blablablabla. Dunia yang sakit, pikirnya.
Memang tidak mudah bagiku untuk menyelami isi hatinya, dia pandai berbohong bahkan pada dirinya sendiri, sengaja mengaburkan fakta demi menenangkan orang yang dia sayang agar tidak khawatir. Sungguh menyebalkan. Tapi meski begitu, beberapa kali tembok ketegaran yang kokoh itu kerap gagal membendung air matanya, kujumpai ia menyembunyikan muka dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja. Dia menyapaku dengan memamerkan senyum tipis sambil kulihat ada bekas kesedihan di mata itu.
Matanya, hidungnya, bibirnya, rambutnya, jemarinya, segala sisi yang penuh medan magnet, medan magnet yang seolah merayuku untuk mencium dan memeluknya. Dia penuh dengan amarah, kesedihan, dan rasa jengkel, kadang akulah yang jadi sasaran amukannya. Tapi apa yang kau harapkan dari seorang lelaki kalau bukan jadi amukan wanitanya? Hahaha. Bersabarlah wahai lekaki, memang seperti itulah perempuan. Cukup terima dan maklumi saja, karena mereka berani seperti itu hanya kepada orang yang memang mereka rasa sangat dekat. Dan KALIAN, adalah orang terdekatnya. Resiko. Hahahhaa
Perempuan tanpa kekurangan hanya akan membuat bosan. Itulah sebabnya aku tak pernah bosan jatuh cinta padanya. Lagi dan lagi. Setiap hari. Tapi terlepas dari beberapa sisi negatif yang ia miliki, ia selalu saja mampu membuatku kagum dan ingin memuji. Tuhan, Kau memang Maha Menciptakan. Terima kasih.
Sekali waktu aku pernah berbincang dengan ibundanya ketika perempuanku sedang asyik tertidur di kursi sampingku, beliau bercerita banyak hal tentang putri manisnya itu, tentang masa kecil anaknya yang sangat lucu dan imut. Beliau bercerita dengan sangat antusias sambil menyelami lagi kenangan dalam lorong waktu yang sudah lama berlalu. Perempuanku ketika kecil sering menghentikan tukang jualan, cilok misalnya, dan membeli padahal tidak membawa uang, setelah jajanan ia terima lalu dengan polosnya ia berkata; "Sebentar ya abang, aku minta uang dulu." Lalu ia berlari pulang ke rumah sambil memamerkan sebungkus plastik pada Ibunya; "Mama, abis jajan dong hihihi. Minta uang ya." Ibunya lalu tertawa dan akupun sama. Lalu kulihat perempuan di sampingku masih lelap dalam mimpinya. Aduuuh... Cintaku yang menggemaskan. Seolah Tuhan sengaja mendesain dirinya hanya untuk membuat orang lain gemas dan selalu ingin mencubit pipinya yang seperti kue mochi itu.
Dengan dia, aku merasa tiada hari tanpa jatuh cinta. Energiku selalu berlebih kalau sudah berurusan tentang dirinya, meluap dan menguap kemana-mana, dia adalah matahari dan akulah bumi. Aku harus terus bergerak untuk menyerap energi yang ia pancarkan. Cleopatra, tribuana tungga dewi, atau bahkan ratu bilqis pun pasti merasa iri pada perempuanku yang galak ini.
#tulisan ini akan terus berlanjut dan mungkin akan ada beberapa bagian yang perlu ku-revisi. Mohon dimaklumi, bagaimanapun juga dia adalah jenis perempuan yang cukup sulit untuk aku jabarkan dalam tulisan.
0 notes
Text
Jalan Pulang
Dia menanggung semuanya seorang diri. Rasa sesal, rasa rindu, rasa bersalah. Dia kesepian. Dia sendirian. Dia memilih pergi meninggalkan keluarga, meninggalkan tanah kelahirannya. Dia kebingungan. Dia marah, marah pada dirinya sendiri. Dia menampung semua caci. Aku membencinya. Aku merindukannya. Dia menerima sumpah serapahku. Dia menerima pelukanku. Dia diam. Dia tenang. Dia menangis. Aku menangis. Aku hening. Dunia hening. Dia rindu sambutan seorang anak sepulang dia kerja. Dia rindu mencuci popok seorang bayi. Dia rindu mengetuk pintu kamar anaknya yang mabuk sepulang sekolah. Dia rindu. Dia rindu... Diam-diam dia bertanya kabar pada angin, pada pepohonan. Dia ragu. Dia bimbang. Dia ingin pulang, tapi dia sadar waktu tidak bisa diulang.
Dia Bapakku.. Dia tidak pernah menuntut aku. Aku tidak punya hak menuntut dia. Dia menyayangiku. Dia menyayangi keluarga yang dia tinggalkan. Kami menyayanginya, kami merindukannya. Aku menulis. Dadaku sesak. Aku menangis. Aku rindu hidupku yang dulu. Aku rindu tangan kekar mengusap rambutku. Aku rindu diamnya. Aku rindu kepul asap rokok miliknya. Aku rindu uban di atas kepalanya. Hanya rindu. Hanya itu. Bapak, semoga kamu sehat selalu. Aku memaafkanmu.
Ditulis pukul 20:58, 24/2/20.
1 note
·
View note